3 Laporankerjapraktek 130213215957 Phpapp02
3 Laporankerjapraktek 130213215957 Phpapp02
3 Laporankerjapraktek 130213215957 Phpapp02
Oleh :
NPM. 0970719
Disetujui Pada :
Hari
Tanggal
Mengetahui,
Diketahui,
Dosen Pembimbing
Kerja Praktek
NIDN. 0223037701
NIDN. 0218015301
i
KATA PENGANTAR
memiliki 2 pondasi sumuran. Dengan masa pelaksanaan selama 164 hari kalender
dan 180 hari masa pemeliharaan.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................iv
BAB I
PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1.
Tinjauan Umum.........................................................................1
1.2.
Latar Belakang...........................................................................1
1.3.
1.4.
Lokasi Proyek............................................................................2
1.5.
Data-data Proyek........................................................................3
1.5.1.
Data Kontrak.......................................................................3
1.5.2.
Data Proyek.........................................................................5
1.6.
1.6.1.
1.6.2.
1.7.
1.8.
Uraian Umum............................................................................9
2.2
2.2.1
2.2.2
Perencana.........................................................................12
2.2.3
Kontraktor........................................................................13
2.3
2.3.1
2.3.2
2.3.3
2.4
Pengendalian Proyek.................................................................23
2.4.1
2.4.2
Uraian Umum..........................................................................30
3.2
3.3
3.4
Analisa Struktur.......................................................................33
3.5
3.5.1
Penyelidikan Tanah.............................................................34
3.5.2
Pondasi............................................................................35
3.5.3
Abutment..........................................................................35
3.5.4
Oprit Jembatan...................................................................37
3.6
3.7
Uraian Umum..........................................................................39
4.2
Bahan....................................................................................43
4.3
Peralatan................................................................................53
4.4
Tenaga Kerja...........................................................................57
Uraian Umum..........................................................................61
5.2
Persiapan Pelaksanaan...............................................................61
5.3
5.4
5.5
5.5.1
5.5.2
5.5.3
5.5.4
5.5.5
5.6
5.6.1
Pemasangan Perancah..........................................................81
5.6.2
5.6.3
5.6.4
5.7
Pekerjaan Timbunan..................................................................85
Kesimpulan.............................................................................87
6.2
Saran.....................................................................................88
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................89
LAMPIRAN-LAMPIRAN.......................................................................................90
1
Foto-foto Proyek......................................................................90
Lampiran Surat-surat.................................................................90
Time Schedule.........................................................................90
Lembar Asistensi......................................................................90
DAFTAR GAMBAR
11
BAB I PENDAHULUAN
perhubungan antara dua desa tersebut semakin meningkat sedangkan jembatan yang
ada saat ini dinilai kurang atau tidak mampu lagi melayani arus lalu-lintas yang ada.
Data Kontrak
o Nama Paket
o Pemilik Proyek
o
o
o
o
Nomor Kontrak
Tanggal Kontrak
Lokasi Proyek
Sumber Dana
: 600/002/27/34/2012
: 6 juli 2012
: Kecamatan Kelumbayan Barat
: APBD Kabupaten Tanggamus Tahun Anggaran
2012
o Nilai Kontrak
: - Nilai Fisik
: Rp. 2.553.498.182,00
o
o
o
o
o
o
o
o
Kontraktor Pelaksana
Konsultan Perencana
Konsultan Pengawas
Waktu Pelaksanaan
Waktu Pemeliharaan
Tanggal SPMK
PHO
FHO
1.5.2.
Data Teknis
o Nama Jembatan
o Bentang
o Lebar
: 7,92 m
o Pekerjaan Struktur Bawah terdiri dari
Pondasi
: Pondasi tiang pancang/sumuran 2 m
Abutment
: Beton K-225
o Pekerjaan Lantai Kerja
: Beton K-175 (tebal = 10 cm)
o Jumlah tiang pancang/sumuran
Abutment 1
: 2 buah
Abutment 2
: 2 buah
o Bentuk Profil
: IWF
II.
Pekerjaan Persiapan :
a.Direksi Keet
b.Mobilisasi Peralatan
c.Persiapan Obat-obatan
d.Pemasangan Papan Nama Proyek
e.Pengukuran Ulang dan Pemasangan Bouplank
Tahap Pembangunan Bangunan Bawah :
a.Pekerjaan Galian dan Urugan Tanah
b.Pekerjaan Pemasangan Acuan atau Bekisting
c. Pembuatan Lantai Kerja Bawah Sumuran/Pondasi, Sumuran, Lantai Kerja
Bawah Abutment dan Abutment
d.Pekerjaan Pembesian
e.Pemasangan Rubber Bearing Perletakan Elasromeric
III.
IV.
Pekerjaan Timbunan
1.6.2.
Merupakan pendahuluan Laporan Kerja Praktek yang berisi latar belakang, maksud
dan tujuan proyek, lokasi proyek, datadata proyek, ruang lingkup pekerjaan, metode
pengumpulan data dan sistematika penyusunan laporan.
2.BAB II. MANAJEMEN PROYEK
Berisi uraian tentang manajemen proyek yaitu : uraian umum, unsurunsur pelaksana
pembangunan proyek, susunan organisasi pelaksana proyek dan pengendalian
proyek.
3.BAB III. PERENCANAAN SRUKTUR
Berisi tentang uraian umum, dasardasar perencanaan jembatan, survey dan
penelitian, analisis struktur, perencanaan struktur bawah, perencanaan struktur atas
serta sarana pelengkap dan pendukung.
4.BAB IV. BAHAN DAN PERALATAN
Berisi tentang bahan / material serta peralatan-peralatan yang digunakan, baik tipe,
klasifikasi serta fungsinya.
5.BAB V. PELAKSANAAN PROYEK
Membahas tentang pelaksanaan pekerjaan yang meliputi urutan pekerjaan, syarat
syarat yang harus dipenuhi.
6.BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Merupakan kesimpulan uraian, bahasan yang terdahulu, serta saran yang dibutuhkan
untuk proyek yang bersangkutan. Disamping itu juga disertai fotofoto dokumentasi
dan lampiran lampiran yang berupa datadata maupun gambargambar
perencanaan.
Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangat kompleks.
Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya
proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana. Pelaksanaan proyek harus
diselenggarakan secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik ,
sampai dengan pemeliharaan yang melibatkan bermacam-macam unsur dan
komponen pendukung. Salah satu bagian dari manajemen proyek yang memegang
peranan cukup penting adalah organisasi proyek. Sebuah proyek akan berhasil jika di
dalamnya terdapat pengorganisasian yang baik. Pengorganisasian tersebut
merupakan pengelolaan proyek dengan tujuan mengatur tahaptahap pelaksanaan
pekerjaan dalam mencapai sasaran. Sedangkan organisasi proyek merupakan suatu
sistem yang melibatkan banyak pihak yang bekerja sama dalam melaksanakan
serangkaian kegiatan. Oleh karena itu unsur-unsur yang terlibat dalam pengelolaan
harus saling bekerja sama dan mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugas,
kewajiban serta wewenang yang telah diberikan sesuai bidang dan keahlian masingmasing. Keuntungan dari adanya organisasi dalam suatu proyek adalah :
Secara garis besar unsur-unsur yang terlibat dalam pelaksana pembangunan proyek
meliputi pemberi tugas ( Owner ), kontraktor pelaksana dan perencana. Ketiga unsur
pengelola proyek tersebut mempunyai wewenang dan tanggung jawab sesuai
kedudukan dan fungsinya. Hubungan kerja dalam pengelolaan Proyek Pembangunan
Jembatan Lubuk Gandar adalah sebagai berikut :
10
KONTRAKTOR PELAKSANA
PERENCANAAN
SOLUSI
KONSULTAN
11
Keterangan :
Hubungan Kontrak
Hubungan Kerja
Pemberi tugas ( pemilik proyek ) adalah seseorang atau badan hukum atau instansi
yang memiliki proyek dan menyediakan dana untuk merealisasikannya. Pemilik
proyek mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut:
12
2.2.2 Perencana
Perencana adalah badan yang menyusun program kerja, rencana kegiatan dan
pelaporan serta ketatalaksanaan sesuai ketentuan yang berlaku. Perencanaan
mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut :
Mengadakan koordinasi dengan Sub Dinas lain dan instansi terkait sesuai
dengan bidangnya.
Menyusun rencana strategis dinas.
Pada proyek ini pihak yang bertindak sebagai perencanaan adalah CV. REKA
KARYA KONSULTAN.
2.2.3 Kontraktor
Kerja ) dengan biaya yang telah disepakati. Kontraktor mempunyai tugas dan
kewajiban sebagai berikut :
Pada proyek ini pihak yang bertindak sebagai kontraktor adalah CV INDOTEKNIK
PRIMA SOLUSI.
15
Organisasi merupakan alat yang vital dalam pengendalian dan pelaksanaan proyek.
Organisasi proyek dikatakan berhasil jika mampu mengendalikan tiga hal utama
yaitu mutu, waktu dan biaya. Suatu organisasi mempunyai ciri-ciri adanya
sekelompok orang yang bekerja sama atas dasar hak, kewajiban dan tanggung jawab
masing-masing.
Dalam organisasi suatu proyek dijelaskan batasan-batasan tugas dan tanggung jawab
sesuai dengan kedudukan dan fungsi masing-masing. Dengan adanya batasanbatasan tersebut dapat dihindari adanya tumpang tindih tugas, maupun pelemparan
tanggung jawab, sehingga semua permasalahan yang timbul dapat ditanggulangi
secara menyeluruh, terpadu dan tuntas.
1.Pengguna Anggaran.
16
Mengembangkan tujuan dan sasaran proyek yang ingin dicapai dari segi biaya dan
waktu serta membuat perkiraan biaya awal.
Membuat master network planing yang terpadu sebagai pedoman bagi semua
pihak yang terlibat.
17
2. Pemegang Kas.
3. Direksi Pekerjaan.
18
4. Pembukuan.
19
Pada akhir bulan dan setiap saat bila diperlukan harus dilaksanaan penutupan
buku-buku tersebut sehingga dapat diketahui saldo atau jumlah penerimaan
maupun pengeluaran dari masing-masing bukubuku tersebut.
5. Juru Bayar
20
o PO (Petunjuk Operasional)
o LOAN, OECF
6. Pengawas Lapangan
Mengetahui dan memahami isi dari dokumen kontrak sebagai pedoman kerja
di lapangan.
22
7. Laboratory Technician
PENGGUNA ANGGARAN
Drs. Hi. Muklis Basri, ST. MT.
Msi NIP. 19610203 1981 1101 001
PEMEGANG
DIREKSI PEKERJAAN
PEMBUKUAN
KAS
JURU
BAYAR
PENGAWAS
LABORATORY
LAPANGAN
TECHNICIAN
ARIANTONI, ST
24
Perencanaan dari Proyek Pembangunan Jembatan Lubuk Gandar adalah CV. REKA
KARYA KONSULTAN. (Informasi terbatas, Penulis tidak mendapatkan informasi
tentang bagan struktur organisasi perencana).
1. General Superintendent
25
Menjalin kerja sama dengan pihak luar seperti client, perencana, atau pihak
lain.
26
3. Quality Control
4. Quality Assurance
27
Tugas dan tanggung jawab Administration and Finance Manager antara lain :
28
6. Superintendent
Mengajukan permintaan kebutuhan bahan, alat dan tenaga kerja dalam rangka
menyelesaikan pekejaannya.
29
GENERAL SUPERINTENDENT
YAN HARDMAN, S.T.
DEPUTY GENERAL
SUPERINTENDENT NIKOYAN
30
TECHNICAL
QUALITY
ADMINISTRATION
PROCUREMEN
MANAGER
ASSURANCE
& FINANCE
T MANAGER
UDIN
AGUS
MANAGER AYU
ANTON
SCHEDULIN
QUALITY
FINANCE
PROCUREMEN
G ANDI
CONTROL
ANGGUN
T ANGGIN
AGUNG
ROBERT
QUANTITY
SAFETY
SURVEYOR
ENGINEERIN
WIJI
G EMAN
ENGINEERIN
SUPERTINTENDENT
G SOEHARTO
HANAFI
2.4PENGENDALIAN PROYEK
31
Pengendalian proyek adalah suatu sistem untuk mengawasi pelaksanaan proyek agar
pihak-pihak yang terlibat dalam proyek dapat berfungsi dan bekerja secara optimal,
efisiensi waktu dan tenaga kerja. Pengendalian proyek tidak hanya dilakukan pada
satu aspek saja, melainkan pada semua aspek yang mempengaruhi jalannya
pembangunan. Pengendalian dalam setiap aspek dituntut untuk memberikan hasil
yang optimal dan sesuai standar dan spesifikasi yang ada. Dengan demikian
efesiensi, efektifitas waktu, mutu dan biaya dapat tercapai. Suatu keadaan yang
menyimpang dari standar dan spesifikasi yang ada yang harus diatasi.
b. Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya dimaksudkan agar biaya yang dikeluarkan proyek tersebut sesuai
dengan anggaran yang telah direncanakan dan telah disetujui. Pengendalian biaya ini
dilakukan dengan cara pengontrolan masing-masing bagian pekerjaan dengan
perhitungan dari analisa harga satuan. Dari perhitungan dan pengontrolan setiap saat
32
maka akan terlihat jika ada penyimpangan yang tidak sesuai dengan anggaran yang
direncanakan.
c. Pengendalian Waktu
Pelaksanaan suatu proyek harus tepat waktu sesuai dengan rencana sehingga
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, Pengendalian waktu dimaksudkan untuk
mengetahui apakah proyek berjalan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Pengendalian waktu dilakukan dengan menggunakan Time Schedule, Bar Chart dan
Network Planning. Secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Time Schedule
Time schedule adalah suatu pembagian waktu terperinci yang disediakan untuk
masing-masing bagian pekerjaan, mulai dari permulaan sampai dengan pekerjaan
berakhir. Time schedule diperlukan oleh semua pihak sebagai pedoman koordinasi
dan kerjasama antar bagian pelaksana proyek di lapangan. Dalam time schedule
waktu pekerjaan diatur sedemikian rupa sehingga setiap pekerjaan dapat berjalan
baik dan lancar.
Sebelum proyek dilaksanakan pelaksana harus mengetahui rencana kerja yang telah
dicantumkan dalam time schedule agar waktu yang tersedia benar-benar efektif dan
33
2. Bar Chart
Bar chart merupakan metode yang bersifat praktis dan sederhana yang berfungsi
untuk pengendalian proyek, sangat memudahkan pelaksana proyek dalam
mengerjakan bagian pekerjaannya. Bar chart yang dibuat kontraktor harus diperiksa
dan disetujui Direksi. Hal-hal yang dapat dilihat pada suatu bar chart adalah :
34
3. Network Planning
Dalam pelaksanaan suatu proyek, suatu ketika dapat menyimpang dari rencana, maka
pengawasan dan pengendalian proyek sangat diperlukan agar kejadian-kejadian yang
menghambat tercapainya tujuan proyek dapat segera diselesaikan dengan baik.
35
1. Menentukan sasaran.
4. Mengumpulkan data info hasil implementasi (pelaksanaan dari apa yang telah
direncanakan).
Setelah mengetahui prosesnya, langkah berikutnya adalah mengidentifikasi unsurunsur pengawasan dan pengendalian yang juga merupakan sasaran proyek yaitu:
36
Pada suatu proyek, manajer proyek perlu memperhatikan tentang anggaran yang
telah ditetapkan dalam perencanaan proyek, manajer tidak dapat menafsirkan bahwa
sebesar anggaran itulah akhir biaya proyek. Anggaran adalah suatu perkiraan yang
disusun berdasarkan informasi yang tersedia pada saat pembuatan anggaran. Ada
beberapa asumsi yang digunakan untuk merumuskan ketidakpastian yang dihadapi
proyek sehingga menjadi bagian dari anggaran proyek. Oleh sebab itu, rencana
proyek yang dibuat sebelum dimulai dan dituangkan dalam Petunjuk Operasional
(PO) haruslah memuuat sifat:
37
38
prosentasenya. Dengan mengetahui nilai prosentase dan posisi waktu saat ini dapat
digambarkan kurva S actual ke bar chart yang memuat kurva S rencana.
Dengan membandingkan kurva S actual dengan kurva S rencana dapat diketahui
apakah pembiayaan proyek berjalan sesuai dengan rencana atau tidak.
Dari perbandingan kurva S actual dan kurva S rencana akan diperoleh kemungkinan:
Kurva S actual berada dibawah kurva S rencana, ini berarti pelaksanaan
pekerjaan mengalami keterlambatan.
Kurva S actual berhimpit dengan kurva S rencana, ini berarti pelaksanaan
pekerjaan tepat sesuai dengan pekerjaan.
Kurva S actual berada diatas kurva S rencana, ini berarti pelaksanaan
pekerjaan lebih cepat dari rencana.
1. Rapat Koordinasi
Rapat koordinasi membahas permasalahan yang ada yaitu permasalahan yang dapat
menghambat berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan proyek. Rapat koordinasi yang
39
dilakukan bersifat insidentil, yaitu rapat diadakan jika timbul masalah dalam
pelaksanaan proyek dan harus segera dipecahkan.
2. Reporting
Reporting (Laporan Prestasi Kerja) yang dilakukan dalam proyek ini adalah laporan
harian, laporan mingguan dan laporan bulanan.
Laporan Mingguan berisi kegiatan harian selama satu minggu dan masalahmasalah atau hambatan yang terjadi.
40
3.1URAIAN UMUM
Di dalam bab ini akan diuraikan perencanaan struktur jembatan yang meliputi
perencanaan struktur atas dan perencanaan struktur bawah, dengan mengacu pada
standar dan ketentuan sebagai berikut :
1. Pemilihan Lokasi/Alinyemen
42
Pada pemilihan bentang panjang, posisi abutment, pier dan arah jembatan harus
3. Stabilitas Konstruksi
Stabilitas jembatan tentu saja menjadi tujuan utama dari perencanaan jembatan,
dengan selalu terikat pada prinsip bahwa konstruksi harus memenuhi kriteria : kuat,
kokoh dan stabil. Dalam perencanaan dimungkinkan dilakukan kajian alternatif,
sehingga dipilih alternatif yang paling baik.
4. Ekonomis
43
5. Pertimbangan Pelaksanaan
Metode pelaksanaan harus mempertimbangkan kondisi lalu lintas yang ada agar tetap
berjalan dengan aman dan lancar.
6. Pertimbangan Pemeliharaan
8. Estetika
44
a. Data tanah setempat dimana jembatan akan dibangun. Hal ini penting untuk
menentukan tipe pondasi yang akan digunakan.
b. Data banjir sungai, guna mengetahui tinggi muka air banjir yang akan
digunakan untuk menentukan peil lantai jembatan. Sedangkan kecepatan
aliran sungai dan debit banjir digunakan sebagai dasar untuk merencanakan
konstruksi abutment jembatan.
c. Data tentang kepadatan lalu lintas serta tekanan gandar yang direncanakan
akan melewatinya.
45
Lebar jembatan
Bentang jembatan
3.4ANALISA STRUKTUR
c. Beban kejut
d. Tekanann Tanah
a. Beban angin
b. Perbedaan suhu
c. Rangkak susut
e. Gempa bumi
f. Gesekan pada tumpuan
47
oleh ahli-ahli teknik sipil adalah dalam menentukan daya dukung dan kemungkinan
penurunan/settlement yang terjadi.
3.5.2 Pondasi
Pondasi adalah bagian struktur yang berada dibawah jembatan dan berfungsi
meneruskan beban-beban di atasnya ke tanah keras.Setelah diadakan analisis
48
pendahuluan dan dengan mempertimbangkan kondisi tanah dasar serta beban yang
didukung,maka proyek ini memilih pondasi Tiang Pancang
3.5.3 Abutment
1. Pembesian Beton.
Pada saat besi diambil dari pabrik maka akan disertai sertifikat tes pabrik sehingga
dapat diketahui kekuatan tarik besi.Apabila tidak ada tes dari pabrik,maka tes
dilakukan di laboratorium. Penempatan besi di lapangan ditata sedemikian rupa
sesuai dengan diameter dan potongan, sehingga memudahkan pengecekan dan
pengambilan pada saat akan dipasang.Pemotongan besi digunakan bar-cutter dan
pembengkokan dilaksanakan dengan bar- bender.
49
Dibuat denah pembantu dengan kayu hingga diperoleh jarak antara besi pada
lokasi pekerjaan.
Penulangan dimulai dari arah tepi pada jarak yang telah ditentukan.
3. Pekerjaan Bekisting.
50
Untuk cetakan beton pada abutmen digunakan multipleks diperkuat kayu-kayu stut,
agar memudahkan pembongkaran bekisting dan juga untuk menjaga permukaan
beton maka permukaan bekisting dilapisi dengan minyak bekisting.
Pekerjaan ini dilaksanakan pada abutmen jembatan. Mutu beton yang dipakai adalah
beton K-225 dengan menggunakan beton Ready Mix dan Site Mix.Pemadatan beton
menggunakan concrete vibrator (beton thriller),untuk menjaga kualitas beton pada
proses perkerasan / pengeringan beton dilakukan curing dengan disiram air atau
penutupan dengan menggunakan karung goni yang dibasahi dengan waktu sesuai
instruksi / spesifiaksi.Urutan pelaksanaan cor beton antara lain :
51
Oprit jembatan berfungsi untuk melandaikan jalan yang menuju dan meninggalkan
jembatan sehingga pada waktu memasuki jembatan tidak terlalu menanjak.
Perencanaan oprit dibuat seekonomis mungkin sehingga dari segi biaya rendah serta
segi estetikanya memenuhi syarat keindahan.
Struktur atas merupakan bagian atas suatu jembatan yang berfungsi menampung
beban-beban yang ditimbulkan oleh lalu lintas orang dan kendaraan maupun lainnya,
yang kemudian menyalurkannya ke bangunan bawah. Pada Proyek Pembangunan
Jembatan Kali Serang Jepara ini struktur atas direncanakan menggunakan Rangka
Baja dan Beton Bertulang.
52
Sarana pelengkap dan pendukung berguna untuk menunjang bangunan pokok agar
dapat berfungsi dengan baik, antara lain :
1. Sandaran (Railling )
Railling jembatan berfungsi sebagai pagar pengaman bagi para pengguna jasa jalan,
selain itu juga berfungsi sebagai nilai estetika.
Saluran ini berfungsi untuk mengalirkan air dari perkerasan ke luar jembatan.
53
54
4.1URAIAN UMUM
Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan serta tenaga kerja pada suatu proyek
memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pekerjaan.
Penggunaan alat dan bahan yang dipilih, serta tenaga kerja harus sesuai dengan
standar dan kondisi lapangan.
Peralatan kerja yang digunakan terdiri dari alat-alat berat dan alat-alat pelengkap
lainnya, baik yang digerakan secara manual atau mekanis. Pemilihan jenis peralatan
yang digunakan dalam suatu pekerjaan merupakan faktor penting yang
mempengaruhi proses penyelesaian suatu pekerjaan secara cepat dan tepat.
Pertimbangan dari segi biaya sehubungan dengan penggunaan peralatan harus tetap
ada, artinya harus ada optimasi dari harga produksi per satuan waktu untuk setiap
peralatan yang digunakan. Selama pelaksanaan pekerjaan diproyek, pemeliharaan
dan perawatan terutama untuk alat-alat berat harus dilakukan secara rutin, sehingga
kondisi alat selalu baik dan siap pakai. Hal ini sangat penting agar dalam
pelaksanaan nanti tidak terhambat karena adanya kerusakan pada peralatan kerja.
Penyimpanan bahan-bahan bangunan perlu mendapat perhatian khusus, mengingat
bahan yang sangat peka terhadap kondisi lingkungan, seperti semen dan tulangan
yang sangat dipengaruhi oleh air dan udara. Penempatan bahan yang tepat dab
seefisien mungkin juga perlu diperhatikan untuk dapat mempercepat dan
mempermudah pekerjaan. Disamping itu, penempatan bahan yang baik dan tertata
rapi akan mendukung efektifitas kerja dan keselamatan kerja. Pengaturan
penyimpanan bahan-bahan bangunan dan peralatan pada suatu proyek menjadi
tanggung jawab bagian logistik (material management) dan gudang (warehouse).
55
Bahan/material yang digunakan harus sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat Teknis) dan telah mendapat persetujuan dari konsultan MK
(Manajemen Konstruksi) dengan menunjukan contoh-contohnya. Pihak konsultan
MK memeriksa bahan/material yang datang secara langsung, apakah bahan itu sesuai
dengan contoh atau tidak. Jika disetujui, maka pekerjaan dapat dilanjutkan, namun
jika tidak, maka diganti sesuai dengan permintaan konsultan MK atau sesuai dengan
RKS.
Tenaga kerja merupakan salah satu unsur penting dalam pelaksanaan suatu proyek
karena pengaruhnya yang cukup besar terhadap biaya dan waktu penyelesaian suatu
pekerjaan proyek. Namun perlu diperhatikan juga bahwa manusia merupakan sumber
daya yang kompleks dan sulit diprediksi sehingga diperlukan adanya usaha dan
pemikiran lebih mendalam dalam pengelolaan tenaga kerja. Dalam manajemen
tenaga kerja terdapat proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan :
a.
b.
c.
d.
berlangsung
e. Perencanaan, scheduling, pengarahan dan pengawasan kegiatan tenaga kerja
Pengadaan peraatan konstruksi dilakukan dengan 2 cara yaitu :
1. Pengadaan yang dilakukan sendiri oleh pihak kontraktor, yaitu dengan
menggunakan peralatan yang dimilikinya sendiri berupa inventaris
perusahaan ataupun yang dibeli saat proyek berjalan.
2. Pengadaan yang dilakukan dengan melibatkan pihak luar, yakni pihak
pemilik persewaan peralatan konstruksi. Cara ini harus dilakukan jika pihak
kontraktor tidak memiliki sendiri peralatan-peralatan konstruksi tertentu yang
perlu untuk digunakan dalam pembangunan proyek, sehingga harus menyewa
dari pihak luar,
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemesanan bahan/material,
yaitu :
56
a. Identifikasi jenis dan jumlah bahan. Pemesanan suatu bahan harus didahului
dengan proses pengamatan dan pemilihan bahan sesuai dengan spesifikasi
yang telah ditentukan desain. Setelah diketahui spesifikasi bahan yang
digunakan, maka dilanjutkan dengan penentuan jumlah bahan yang
dibutuhkan untuk setiap pekerjaan konstruksi. Perhitungan jumlah kebutuhan
bahan disesuaikan dengan rencana pekerjaan yang nantinya akan dibagi
berdasarkan satuan yang tersedia di pasaran, dalam hal ini bahan disediakan
oleh supplier.
b. Pertimbangan akan kualitas bahan biasanya didasarkan pada nama baik
produsen dan supplier yang menyediakan bahan bermutu baik, yang telah
diketahui oleh kontraktor.
c. Faktor harga menjadi hal yang perlu dipertimbangkan karena semakin
murahnya harga bahan maka biaya pengeluaran proyek dapat diperkecil. Hal
ini tentu saja akan menguntungkan kontraktor. Saat kontraktor memutuskan
untuk menggunakan bahan dengan harga termurah, aspek kualitas bahan tidak
perlu dikesampingkan.
Waktu pengiriman bahan sejak pemesanan dilakukan juga harus menjadi
pertimbangan. Walaupun lokasi supplier dekat dengan proyek, namun jika pihak
supplier tidak tanggap merespon pemesanan dan pendistribusian bahan, maka ada
kemungkinan schedule akan terganggu akibat keterlambatan pengadaan bahan.
Bahan konstruksi yang akan digunakan juga harus melalui beberapa prosedur
terlebih dahulu. Adapun prosedur tersebut adalah seperti pada gambar berikut :
57
4.2BAHAN
58
59
2. Semen
Semen adalah zat yang digunakan untuk merekat batu, bata, batako, maupun bahan
bangunan lainnya. Semen yang digunakan dalam pembangunan Jembatan Lubuk
Gandar adalah semen Holcim.
60
61
pasangan dan plesteran, harus seluruhnya dapat melalui saringan dengan lubanglubang persegi 3 mm.
Saat menyimpan pasir, usahakan tidak berceceran sehingga mengganggu jalan.
Pastikan juga pasir tidak menyumbat saluran selokan. Karena mudah terbawa air,
simpan pasir di tempat yang rata dan tidak terkena air hujan.
4. Split
Batu Split Untuk Cor Beton Bertulang ternyata mempunyai bentuk bervariasi sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan dalam membuat sebuah konstruksi bangunan. Istilah
62
bentuk atau tipe Batu Split Untuk Cor Beton Bertulang disebutkan sesuai ukurannya
ada 1-2, 2-3, dan 3-4 dalam ukuran centi meter.
5. Batu Belah
Batu belah merupakan batu bulat yang dipecah menjadi bongkahan-bongkahan yang
lebih kecil. Batu belah sangat baik untuk pondasi lajur dan pondasi setempat karena
ujungnya runcing sehingga satu dan yang lainnya akan saling mencengkram cukup
kuat dalam pondasi. Batu belah yang baik harus keras, padat, bersih dan tidak lapuk.
Batu belah sebagai batuan dari lava, komponen breksi gunung api dan batuan beku
intrusi, umumnya menempati daerah resapan dan lingkungan mata air sehingga
penambangannya memerlukan kehati-hatian agar tidak merusak lingkungan.
63
64
65
7. Paku
Paku adalah logam keras berujung runcing, umumnya terbuat dari baja, yang
digunakan untuk melekatkan dua bahan dengan menembus keduanya. Paku
umumnya ditembuskan pada bahan dengan menggunakan palu atau nail gun yang
digerakkan oleh udara bertekanan atau dorongan ledakan kecil. Pelekatan oleh
paku terjadi dengan adanya gaya gesek pada arah vertikal dan gaya tegangan
pada arah lateral. Ujung paku kadang ditekuk untuk mencegah paku keluar.
66
Gambar IV.12
Pipa Galvanis
Proyek
Pembangunan
Jembatan
Lubuk Gandar
9. Kawat Bronjong
67
Bronjong kawat adalah kotak yang terbuat dari anyaman kawat baja berlapis seng
yang pada penggunaannya diisi batu-batu untuk pencegah erosi yang dipasang pada
tebing-tebing, tepi-tepi sungai, yang proses penganyamannya menggunakan mesin.
Acuannya adalah SNI 03-0090-1987 tentang Mutu dan Cara Uji Bronjong dan Kawat
Bronjong, dan syarat bahan baku mengacu pada SNI 03-6154-1999 tentang Kawat
Bronjong.
4.3PERALATAN
68
69
70
71
72
4.4TENAGA KERJA
Dalam hal ini tenaga kerja yaitu semua orang yang terlibat dalam pelaksanaan suatu
proyek, baik yang ahli/profesional sampai tenaga kerja pemborong/buruh.
Penempatan tenaga kerja harus dsesuaikan antara keahlian tertentu sehingga
pekerjaan yang dihasilkan menjadi efisien dan efektif. Dalam pelaksanaan pekerjaan,
tenaga kerja dibagi beberapa bagian sebagai berikut :
1. Tenaga kerja ahli adalah pegawai yang ditempatkan dalam pekerjaan proyek
yang sedang berlangsung. Jenis tenaga kerja ini memegang peranan yang
penting terhadap sistem koordinasi dan sistem manajemen dengan tenaga
kerja lainnya untuk menghasilkan prestasi yang baik dalam melaksanakan
pekerjaan. Meliputi tenaga pelaksana yang tingkat pendidikannya sarjana,
sarjana muda dan memiliki pengalaman dibidang masing-masing,
2. Mandor, dituntut untuk memiliki pengetahuan teknis dalam taraf tertentu,
misalnya: dapat membaca gambar konstruksi, dapat membuat perhitungan
ringan, dapat membedakan kualitas bahan bangunan yang akan digunakan,
menangani pekerjaan acuan, pembesian, pengecoran dan mengawasi
pekerjaan tenaga kerja bawahannya.
3. Tenaga tukang harus ahli dalam bidangnya berdasarkan pengalaman dan cara
kerja yang sederhana. Tukang dalam proyek tempat penulis kerja praktek
dibagi menjadi lima bagian yaitu tukang besi (rebarmen), tukang batu
(mason), tukang kayu (carpenter), tukang las dan tukang listrik. Tukang besi
mengurusi segala macam kegiatan yang berhubungan dengan
pembesian/pemasangan tulangan, tukang batu bertugas dalam pengecoran
dan pembuatan lantai kerja, tukang kayu bertugas untuk mengurusi segala
macam pekerjaan yang berhubungan dengan kayu baik bekisting hingga
servis lainnya.
4. Tenaga kasar, memerlukan kondisi yang kuat dan sehat untuk pengangkutan
bahan, alat dan lain-lain.
5. Tenaga keamanan (security), bertugas menjaga keamanan lokasi proyek,
prosedur penerimaan tamu serta membuka dan menutup pintu jika ada truk
bahan bangunan atau mobilisasi alat yang akan masuk kelokasi proyek.
73
NO
TENAGA KERJA
Project Manager
KEAHLIAN
Mempunyai jiwa kepemimpinan untuk
Construction Manager
Site Manager
dilapangan
Mengkoordinasikan para supervisor dilapangan
Supervisor Structure
Chief Surveyor
Surveyor
Fabrikasi Formwork
Eksternal
Quality Control Manager
Quality Control
Safety Manager
pelaksanaan
Ahli dalam bidang metode pelaksanaan
Menguasai bidang kesehatan dan keselamatan
Commercial Manager
kerja diproyek
Ahli dalam bidang perencanaan dan
Cost Control
Quantity Surveyor
Engineering Manager
analisa satuan
Ahli dalam perencanaan teknik dan pembuatan
Site Engineering
Scheduler & Monitoring
desain
Ahli dalam teknologi pelaksanaan pekerjaan
Ahli dalam pengendalian waktu proyek dan
drafter
BBS
Chief Temporary
Technision
Chief Warehouse
maupun pemeliharaan
Ahli dalam manajemen/pengaturan tata letak
74
Accountant and
penumpukan material
Ahli dalam bidang administrasi proyek, surat
Administration
Operator Alat Berat
Mandor
alat berat
Ahli dalam pemilihan tenaga kerja serta
Tukang Besi
Tukang Batu
Tukang Kayu
Tukang Listrik
Tukang Las
bekisting)
Ahli dalam instalasi listrik
Ahli dalam pengelasan (pekerjaan bekisting dan
besi)
75
5.1URAIAN UMUM
Pelaksanaan proyek merupakan bagian terpenting, oleh karena dengan kegiatan
inilah nantinya diciptakan suatu bangunan yang diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan dan mencapai tujuan akhir. Jelas bahwa jauh sebelum dilaksanakan
proyek sudah dilakukan kegiatan-kegiatan pra-konstruksi yang mungkin meliputi
kegiatan survai lapangan untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan lokasi
proyek, fasilitas administratip, pemukiman, penggunaan alat berat serta
telekomunikasi, tanah, survei teknis.
Selanjutnya perlu diciptakan struktur organisasi proyek sehingga pelaksanaannya
berjalan lancar. Pelaksanaan proyek biasanya dilakukan oleh yang ahli. Hubungan,
wewenang, tanggung jawab dan pelaporan perlu digariskan sehingga tujuan dapat
tercapai dengan efisien dan efektif. Jelas alokasi sumber daya sangatlah penting.
Perlu diatur siapa melakukan apa, bilamana dimulai, kapan selesainya, dan
memerlukan biaya berapa.
76
5.2PERSIAPAN PELAKSANAAN
Tahap persiapan pelaksanaan pembangunan Jembatan Lubuk Gandar (Ruas MerbauKubulangka) Kecamatan Kelumbayan Barat terdiri dari :
1. Pembuatan direksi keet
Direksi keet adalah tempat untuk melaksanakan pengawasan, pengendalian
pekerjaan, pekerjaan adminitrasi proyek, dan didalam direksi keet terdapat gambar
schedule proyek, gambar bestek, dll.
Direksi keet dapat berupa bangunan darurat yang terbuat dari tiang kaso, dinding
papan susun ataupun bangunan permanent yang mana selanjutnya dapat digunakan
sebagai tempat penjaga malam, tempat penyimpanan material ataupun bangunan
yang terdapat disekitar proyek yang telah mendapat perseujuan pengguna jasa
( owner ). Ukuran direksi keet ditentukan oleh skala proyek yang dikerjakan.
Penempatan nya tidak terlalu jauh dari lokasi bangunan yang di kerjakan, sehingga
dapat mempermudah mobilisasi pekerja maupun bahan material jembatan. Pada
pembangunan jembatan Lubuk Gandar, lokasi yang di pilih untuk menjadi direksi
keet adalah rumah salah satu pelaksana pekerjaan. Letaknya sangat dekat dengan
lokasi jembatan yang akan dibangun. Kurang lebih berjarak 50 m.
77
2. Mobilisasi peralatan
Mobilisasi terdiri dari pekerjaan persiapan dan pelaksanaan, termasuk, tapi tidak
terbatas pada kebutuhan-kebutuhan untuk mobilisasi personil, peralatan, pemasokan,
dan suplemen lainnya yang diperlukan ke lokasi pekerjaan, untuk pembangunan
kantor, gudang dan fasilitas lainnya yang diperlukan untuk bekerja di proyek, dan
untuk seluruh pekerjaan dan operasi lainnya yang harus dilakukan atau biaya yang
diperlukan sebelum mulainya berbagai item pekerjaan kontrak di lokasi pekerjaan.
Mobilisasi dianggap selesai bila Kontraktor dapat melaksanakan dan diterima oleh
Konsultan mengenai pemenuhan masing-masing persyaratan yang terkait yang
disebutkan dalam kontrak.
Pada tahap awal kegiatan pelaksanaan pembangunan jembatan, peralatan utama yang
harus didahulukan untuk dimobilisasi adalah mesin pengaduk beton (concrete
mixer), peralatan galian tanah dan alat pompa air (water pump)
Adapun rencana dari mobilisasi alat dapat dilihat pada dokumen penawaran.
Lamanya mobilisasi ini akan disesuaikan dengan kebutuhan peralatan berat di
78
lapangan sehingga tidak perlu menyediakan lapangan khusus untuk parkir alat berat
di proyek. Untuk bangunan dan fasilitas penunjang akan dipersiapkan segera di
proyek dan termasuk pada kegiatan mobilisasi yang paling awal. Pekerjaan
demobilisasi akan dilaksanakan bertahap untuk peralatan dimana peralatan yang
sudah tidak dibutuhkan akan dikembalikan ke pool. Untuk mobilisasi alat alat berat
kontraktor berkoordinasi dengan owner (Pemilik Proyek) dan aparat terkait.
79
81
82
Pembesian Abutment
Pengecoran Abutment dan Sayap
Pembuatan Plat Injak
Pemasangan Perancah
83
84
c. Galian Struktur
Pada pekerjaan galian struktur ini mencakup galian pada segala jenis tanah
dalam batas pekerjaan yang disebut atau ditunjukkan dalam gambar untuk
struktur. Pekerjaan galian ini hanya terbatas untuk galian lantai pondasi
jembatan.
86
Pondasi ini terbuat dari beton bertulang atau beton pracetak, yang umum digunakan
pada pekerjaan jembatan di Indonesia adalah dari silinder beton bertulang dengan
diameter 250 cm, 300 cm, 350 cm, dan 400 cm. Pekerjaan ini mencakup penyediaan
dan penurunan dinding sumuran yang dicor di tempat atau pracetak yang terdiri unitunit beton pracetak. Penurunan dilakukan dengan menggali sedikit demi sedikit di
bawah dasarnya. Berat beton pada sumuran memberikan gaya vertical untuk
mengatasi gesekan (friction) antara tanah dengan beton, dan dengan demikian
sumuran dapat turun.
Ketepatan pematokan pada sumuran sangat penting karena tempat yang digunakan
oleh sumuran sangat besar. Akibat kesalahan pematokan, bersama-sama dengan
kemiringan yang terjadi pada waktu sumuran diturunkan, dapat menyebabkan
sumuran itu berada di luar daerah kepala jembatan atau pilar. Hal ini merupakan
87
tambahan pekerjaan untuk memperbesar kapala jembatan atau pilar, dan akan
meneruskan beban vertical dari bangunan atas kepada bangunan bawah secara
eksentris.
Garis tengah memanjang jembatan dan garis tengah melintang dari sumuran harus
ditentukan dan dioffset sejauh jarak tertentu untuk memastikan bahwa titik-titik
referensi tersebut tidak terganggu pada saat pembangunan sumuran.
Harus diperhatikan penentuan letak tiap segmen untuk memastikan bahwa segmen
baru akan mempunyai alinyemen yang benar sepanjang sumbu vertical.
Hal ini penting terutama pada waktu suatu segmen ditambahkan pada sumuran yang
tidak (keluar dari) vertical. Secara ideal kemiringan ini harus diperbaiki sebelum
penambahan segmen berikutnya. Setelah pekerjaan pematokan selesai, dilakukan
penggalian pendahuluan untuk memberikan jalan awal melalui mana sumuran akan
diturunkan. Sisi galian ini harus sedapat mungkin vertical.
88
90
91
92
yang terlalu mencolok pada keduanya. Secara khusus, fungsi dari struktur plat injak
adalah untuk mencegah terjadinya penurunan setempat (settlement) pada tanah dasar
di belakang jembatan, yang diakibatkan adanya beban kendaraan sebagai beban
terpusat pada daerah di belakang back wall abutment, dimana kendaraan cenderung
mengurangi kecepatan bila hendak memasuki jembatan tepat di belakang back wall
abutment, sehingga diperlukan suatu struktur beton bertulang yang harus mampu
menahan beban rencana tersebut akibat gaya rem kendaraan dan beban mati
kendaraan.
94
ini penggunaan Elastomer Bearing Pad ada dalam berbagai aplikasi di mana
dukungan struktural yang fleksibel dan / atau getaran isolasi diperlukan.
Aplikasi yang umum dalam penggunaan Elastomeric Bearing Pad antara lain :
Rel Kereta Api
Beton bangunan;
Area Garasi Parkir
Walkways
Peredam Storage tank
Support Boiler/Peredam Boiler
Support Pipa dan Pompa
Support Mesin/Peredam Getaran segala Mesin
Elastomeric Bearing Pad fungsi berikut:
Beban Dukungan vertikal dengan defleksi minimum
Gerakan horisontal dengan resistensi minimal
Mengurangi dampak merugikan karena penyusutan dan perubahan suhu
Meminimalisasi gerakan rotasi dengan resistensi minimal
Elastomer Bearing Pad/Bantalan Elastomer Jembatan Type 1 (30035036 mm)
digunakan pada Proyek Pembangunan Jembatan Lubuk Gandar.
Pemasangan rubber bearing perletakan elasromeric diletakan langsung diatas kepala
abutment, dimana kerataan dan kedataran masih dalam toleransi. Perletakan-
95
perletakan tersebut dipasang sebelum lantai beton jembatan di cor ditempat, tetapi
dijaga sedemikian sehingga rubber bearing tidak sampai terkena mortar beton. Bahan
rubber bearing sendiri disesuaikan dengan persyaratan yang diberikan oleh Direksi
Pekerjaan yaitu menggunakan bahan bantalan karet.
96
Gelagar
Berfungsi sebagai pemikul lantai jembatan. Gelagar merupakan komposit dengan
plat beton dan disambungkan dengan shear connector jenis paku yang di las pada
gelagarnya. Dimensi gelagar memanjang yang digunakan padad semua bentang
adalah IWF-300.200.8.12.
Diafragma
Dalam rekayasa struktur, diafragma adalah sebuah sistem struktur yang digunakan
untuk memindahkan beban lateral dinding geser atau bingkai terutama melalui
pesawat tegangan geser.
Beban lateral ini biasanya angin dan gempa beban, tetapi beban lateral lainnya
seperti tekanan tanah lateral atau tekanan hidrostatik juga bisa ditangkal oleh
tindakan diafragma.
Diafragma struktur sering melakukan tugas ganda sebagai sistem lantai atau sistem
atap di sebuah gedung, atau dek jembatan, yang sekaligus mendukung beban
gravitasi.
Lantai Jembatan
Berfungsi untuk memikul beban lalu lintas yang melewati jembatan serta
melimpahkan beban dan gaya-gaya tersebut ke gelagar memanjang melalui gelagargelagar melintang.
Pelat lantai ini dapat terdiri dari pelat panel yang dipasang diantara gelagar
memanjang ataupun cor setempat. Panel ini berfungsi sebagai bekisting pada
pengecoran pelat lantai. Pelat lantai dari beton ini mempunyai ketebalan total 20 cm.
98
Tiang Sandaran
Berfungsi untuk mengaman kan pejalan kaki. Direncanakan menahan gaya 100 kg/m
setinggi 90 m dari lantai trotoar dengan jarak tiang sandaran 200 cm. Tiang sandaran
dengan trotoar terbuat dari beton bertulang dan untuk sandarannya dari pipa besi
galvanis dengan diameter 3, serta parapet dari plat besi.
2.
Trotoar
Yang dimaksud dengan trotoar adalah jalur pejalan kaki yang terletak didaerah
manfaat jalan, diberi lapisan permukaan, diberi elevasi lebih tinggi dari
permukaan perkerasan jalan dan pada umumnya sejajar dengan jalur lalu lintas
kendaraan. Fungsi utama trotoar adalah untuk memberikan pelayanan kepada
pejalan kaki tersebut. Trotoat juga berfungsi memperlancar lalu lintas jalan
raya karena tidak terganggu oleh lalu lintas pejalan kaki. Ruang dibawah
trotoar dapat digunakan sebagai ruang untuk menempatkan utilitas dan
pelengkap jalan lainnya.
5.7PEKERJAAN TIMBUNAN
100
Perlu diingat sebelum pekerjaan galian maupun timbunan harus didahului dengan
pekerjaan clearing dan grubbing, maksudnya adalah agar lokasi yang akan
dilakerjakan tidak mengandung bahan organik dan benda-benda yang mengganggu
proses pemadatan. Timbunan dilaksanakan lapis demi lapis dengan ketebalan tertentu
dan dilakukan proses pemadatan.
Proses penimbunan dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :
1. Timbunan Biasa
Pada timbunan biasa ini material atau tanah yang biasa digunakan berasal dari
hasil galian badan jalan yang telah memenuhi syarat.
2. Timbunan Pilihan
Pada pekerjaan timbunan ini tanah yang digunakan berasal dari luar yang
biasa disebut borrowpitt. Tanah ini digunakan apabila nilai CBR tanah dari
timbunan kurang dari 6%.
6.1KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan, data dan informasi yang telah diperoleh dapat
4. Pengendalian mutu, waktu dan biaya secara teratur dan kontinue dapat
mengurangi kendala kendala yang mungkin terjadi selama pelaksanaan
proyek.
102
5. Fasilitas dan peralatan proyek yang memadai serta tenaga kerja yang terampil
,berpengalaman dan disiplin sangat menentukan keberhasilan proyek.
6. Bahan - bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan proyek harus masuk
dalam spesifikasi bahan standart dan disesuaikan dengan rencana beban yang
akan diterima.
6.2SARAN
103
b. Keamanan kerja.
104
9. Meningkatkan hubungan kerja sama dan pembagian tugas yang jelas antara
unsur pelaksana proyek.
DAFTAR PUSTAKA
G. Djatmiko Soedarmo, Ir & S.J. Edy Purnomo, Edisi 1, 1993. Mekanika
Karl Terzaghi, Ralph. B.Peck, Edisi 2, 1991. Mekanika Tanah Dalam Praktek
Sardjono H.S, Ir, Edisi Kedua, 1991. Pondasi Tiang Pancang Jilid I, CV.
Sardjono H.S, Ir, Edisi Kedua, 1991. Pondasi Tiang Pancang Jilid II, CV.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
FOTO-FOTO PROYEK
LAMPIRAN SURAT-SURAT
ABSENSI KERJA PRAKTEK
TIME SCHEDULE
LAMPIRAN GAMBAR KERJA
LEMBAR ASISTENSI
106
107