Anda di halaman 1dari 9

Pengertian kepemimpinan

Kepemimpinan

sebagai

organisasi

mempunyai

merupakan

sentral

konsep

kedudukan

bagi

seluruh

manajemen

dalam

strategis,

karena

kegiatan

organisasi.

Kepemimpinan mutlak diperlukan dimana terjadi hubungan


kerjasama dalam mencapai tujuan organisasi.
Dalam

kenyataannya

kepemimpinan

dapat

mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, keamanan, kualitas


kehidupan

kerja

dan

terutama

tingkat

prestasi

suatu

organisasi. Kepemimpinan juga memainkan peranan kritis


dalam membantu kelompok atau perorangan untuk mencapai
tujuan mereka.
Menurut M. S. P. Hasibuan (2007:170), kepemimpinan
adalah :
Proses mempengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju
tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana tugas itu
dapat dilakukan secara efektif, dan proses memfasilitasi usaha
individu dan kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
Tzu

dan

Cleary

(2002:5),

berpendapat

bahwa

kepemimpinan adalah :
Sebuah persoalan kecerdasan, kelayakan untuk dipercaya,
kelembutan, keberanian, dan ketegasan.
Kounzes

dan

Posner

(2004:3),

mengatakan

kepemimpinan adalah :
Penciptaan

cara

bagi

orang

untuk

berkontribusi

dalam

menciptakan sesuatu yang luar biasa.


Menurut
adalah :

pendapat

Kartono

(2005:153),

kepemimpinan

Kemampuan untuk memberikan pengaruh yang konstruktif


kepada orang lain untuk melakukan suatu usaha koperatif
mencapai tujuan yang telah direncanakan.
Menurut

Donni

dan

Suwatno

(2011:140-141),

kepemimpinan meliputi :
1.

Kepemimpinan meliputi penggunaan pengaruh dan bahwa


semua hubungan dapat melibatkan pimpinan.

2.

Kepemimpinan mencakup pentingnya proses komunikasi,


kejelasan dan keakuratan dari komunikasi mempengaruhi
prilaku dan kinerja pengikutnya.

3.

Kepemimpinan memfokuskan pada tujuan yang dicapai,


pemimpin yang efektif harus berhubungan dengan tujuan
tujuan individu, kelompok dan organisasi.
Menurut

Anoraga

yang

dikutip

oleh

Edy

Sutisna

lain,

melalui

(2011:214), kepemimpinan adalah :


Kemampuan

untuk

mempengaruhi

pihak

komunikasi baik langsung maupun tidak langsung dengan


maksud untuk menggerakan orang-orang agar dengan penuh
pengertian, kesadaran, dan senang hati bersedia mengikuti
kehendak pimpinan itu.
Menurut Locke (2001:115), mendefinisikan kepemimpinan :
Kepemimpinan sebagai proses membujuk (inducing) orang lain
untuk mengambil suatu sasaran bersama.
Siagian (2007:210), mengatakan bahwa :
Efektivitas kepemimpinan seseorang pada akhirnya dinilai
dengan

menggunakan

kemampuan

sebagai kriteria utamanya .

mengambil

keputusan

Dari

pengertian

kepemimpinan
pemimpin

di

atas

merupakan

melalui

prilaku

dapat

dikatakan

bahwa

suatu

proses

dimana

seorang

positif

yang

dimilikinya

dapat

menggerakan, membimbing, mempengaruhi dan mengawasi


bawahannya

untuk

dapatmemberikan

berfikir

dan

sumbangsih

yang

bertindak
nyata

sehingga

dalam

rangka

melaksanakan tugasnya demi pencapaian tujuan organisasi


yang telah ditetapkan.
Kepemimpinan disini dapat dipandang sebagai suatu
sarana untuk mempengaruhi sekelompok orang agar mau
bekerjasama, mentaati segala peraturan yang ada dengan
rasa tanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi.
Seorang
dan

pimpinan

harus

mempunyai

kepemimpinan

sifat-sifat kepribadian yang baik, agar menjadi suri

ketauladanan bagi bawahannya.


Setiap

pemimpin

kepribadian

yang

dituntut

menyatu

dalam

untuk
ucapan,

menampilkan
sikap

dan

prilakunya sehingga apapun tugas yang dibebankan kepada


bawahannya

akan

diselesaikan

dengan

rela

dan

penuh

semangat. Setiap pimpinan yang memberikan motivasi secara


tepat dan terarah akan berpengaruh terhadap perubahan
tingkah laku bawahannya, mereka akan bersedia menjalankan
tugasnya dengan ikhlas dan sadar punya tanggung jawab
serta tidak merasa terpaksa.
Dari

definisi

dikemukakan,
kemampuan

tentang

menunjukkan
dan

tingkah

kepemimpinan
bahwa

laku

yang

kepemimpinan

seorang

pemimpin

telah
adalah
untuk

menggerakan, mendorong, membimbing serta berkomunikasi


dengan bawahannya agar mau bekerja dengan rela tanpa
terpaksa dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan

tugas yang dibebankn kepadanya demi tercapainya tujuan


bersama.
Pengertian Gaya Kepemimpinan
Dalam memimpin perusahaan, seorang pemimpin tidak
bisa lepas dari gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan itu
timbul berdasarkan cara bertindak atau bertingkah laku dari
pimpinan

yang

meningkatkan

bersangkutan.
efektifitas

Seorang

pemimpin

kepemimpinannya

dapat
dengan

menggunakan gaya yang berbeda tergantung dari situasi dan


kondisi yang sedang dihadapinya.
Berbagai tipe dan gaya kepemimpinan banyak dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam melakukan kegiatan
menggerakan atau memberikan motivasi kepada bawahannya,
berbagai cara dapat dilakukan oleh seorang pemimpin yakni
dengan melakukan tindakan-tindakan
pada

pencapaian

tujuan

yang selalu terarah

organisasi.

Cara

atau

teknik seseorang dalam menjalankan kepemimpinan disebut


gaya kepemimpinan.
Tipe Demokratis
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan
bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat
untuk organisasi modern.
Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik
sebagai
berikut :
a. Dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari
pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di
dunia;

b. Selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan


organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada
bawahannya;
c. Senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari
bawahannya;
d. Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork
dalam usaha mencapai tujuan;
e. Ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada
bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki
agar
bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih
berani untuk berbuat kesalahan yang lain;
f. Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses
daripadanya;
g. Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai
pemimpin.
Secara implisit tergambar bahwa untuk menjadi pemimpin tipe
demokratis bukanlah hal yang mudah. Namun, karena pemimpin
yang demikian adalah yang paling ideal, alangkah baiknya jika
semua pemimpin berusaha menjadi seorang pemimpin yang
demokratis.
Hambatan hambatan gaya kepemimpinan demokratis.
1. Persoalan pertama adalah bahwa sistemkepemimpinan demokratis merupakan
hasil buatanorang, khususnya orang-orang yang mempunyaiwewenang
membangun sistem politik negara.
2. Persoalan kedua adalah bahwa sekalipun adasistem politik demokratis tetapi
para pelaku politikkurang bersifat demokratis, maka tidak akan adakondisi
masyarakat yang demokratis.
3. Diperlukan kepemimpinan yang cukupkuat, dengan didukung kepemimpinan
di bidangekonomi dan keamanan, untuk membuat ekonomimaju. Dan itu
akan memberikan dampak positifdalam perkembangan demokrasi.

Bagaimana gaya pemimpin demokratis memimpin perusahaan?


Yang dimaksud dengan pemimpin yang demokratis dalam perusahaan
adalah bahwa pemimpin dalam melaksanakan fungsi kerjanya selalu lebih
menekankan pada melihat subordinasinya sebagai Human being dengan
demikian ia memberikan berbagai kebebasan dilingkungan kerjanya, cara kerja,
waktu kerja, cara pencapaian target kerja dan sebagainya, Selanjutnya pencapaian
target kerja lebih bersifat persuasif dan mohon pengertian dari sub ordinasi dan
bukan melalui pengawasan dan memberikan serta menunjukan secara tegas
sasaran yang harus dicapai, kapan harus diselesaikan, dan bagaimana hasil yang
diharapkan.

Contoh kasus gaya kepemimpinan demokratis.


Dalam suatu organisasi selalu membutuhkan adanya
seorang pemimpin agar segala aktivitas yang dilaksanakan
sesuai dengan tujuan organisasi sebagaimana yang telah
ditetapkan. Sejalan dengan hal tersebut, untuk menjalankan
segenap aktivitas organisasi tersebut, hadirnya seorang
pemimpin seharusnya dengan seperangkat kemampuannya
untuk melaksanakan tugas kepemimpinan yang diembannya.
Dalam konteks kepemimpinan, terdapat proses mempengaruhi,
menggerakkan orang lain, sehingga di dalam juga terdapat pihak
yang mempengaruhi, menggerakkan (memimpin) dan pihak
yang dipengaruhi, digerakkan (pengikut). Sejalan dengan
pernyataan tersebut, apabila seorang pemimpin tidak lagi
mampu atau kehilangan kesanggupan untuk mempengaruhi
orang lain atau kelompok yang dipimpinnya, maka
kepemimpinan yang dipegangnya tidak akan lama.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan
menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan demokratis terhadap
kinerja karyawan. Teknik analisis yang digunakan analisis regresi

linier sederhana.

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa Gaya


kepemimpinan yang diterapkan pada PT. BPR Gunung Ringgit
Malang yaitu gaya kepemimpinan demokratis, hal ini dapat
dilihat dari jawaban responden yang sebagian besar menyatakan
pimpinan perusahaan memberi wewenang untuk membuat
keputusan, karyawan diberi wewenang untuk bertanggung jawab
pada bagian masing-masing, Pimpinan perusahaan sebagai mitra
kerja yang bisa diajak sharing, memberikan kesempatan untuk
memberikan saran-saran atau usulan, dan dapat menerima
pendapat dan pemikiran dari para bawahan mengenai keputusan
yang akan diambil di PT. BPR Gunung Ringgit Malang. Kinerja
karyawan PT. BPR Gunung Ringgit Malang termasuk dalam
kategori baik, karena karyawan dapat menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan jumlah pekerjaan yang ditargetkan oleh
perusahaan, hasil kerja saya selalu sesuai dengan kualitas yang
ditetapkan oleh perusahaan, dan dapat menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan waktu yang ditetapkan oleh perusahaan. Gaya
kepemimpinan demokratis berpengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan pada PT. BPR Gunung Ringgit Malang.
Bagaimana hasil pemasaran + manajemen + produksi?
GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL DAN PRODUKTIVITAS KERJA

Gaya kepemimpinan, Secara langsung maupun tidak langsung


mempunyai pengaruh yang positif terhadap peningkatan
produktivitas kerja karyawan/pegawai. Hal ini didukung oleh
Sinungan (1987) yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan
yang termasuk di dalam lingkungan organisasi merupakan faktor
potensi dalam meningkatkan produktivitas kerja. Dewasa ini,
banyak para ahli yang menawarkan gaya Kepemimpinan yang
dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan, dimulai dari

yang paling klasik yaitu teori sifat sampai kepada teori


situasional.
Dari beberapa gaya yang di tawarkan para ahli di atas, maka
gaya kepemimpinan situasionallah yang paling baru dan sering di
gunakan pemimpin saat ini. Gaya kepemimpinan situasional
dianggap para ahli manajemen sebagai gaya yang sangat cocok
untuk diterapkan saat ini.
Sedangkan untuk bawahan yang tergolong pada tingkat
kematangan yaitu bawahan yang tidak mampu tetapi
berkemauan, maka gaya kepemimpinan yang seperti ini masih
pengarahan, karena kurang mampu, juga memberikan perilaku
yang mendukung. Dalam hal ini pimpinan/pemimpin perlu
membuka komunikasi dua arah (two way communications), yaitu
untuk membantu bawahan dalam meningkatkan motivasi
kerjanya.
Selanjutnya, yang mampu tetapi tidak mau melaksanakan
tugas/tangung jawabnya. Bawahan seperti ini sebenarnya
memiliki kemampuan untuk melakukan pekerjaan, akan tetapi
kurang memiliki kemauan dalam melaksanakan tugas. Untuk
meningkatkan produktivitas kerjanya, dalam hal ini pemimpin
harus aktif membuka komunikasi dua arah dan mendengarkan
apa yang diinginkan oleh bawahan. Sedangkan gaya delegasi
adalah gaya yang cocok diterapkan pada bawahan yang memiliki
kemauan juga kemampuan dalam bekerja. Dalam hal ini
pemimpin tidak perlu banyak memberikan dukungan maupun
pengarahan, karena dianggap bawahan sudah mengetahui
bagaimana, kapan dan dimana mereka barus melaksanakan
tugas/tangung jawabnya. Dengan penerapan gaya
kepemimpinan situasional ini, maka bawahan/pegawai merasa

diperhatikan oleh pemimpin, sehingga diharapkan produktivitas


kerjanya akan meningkat.

Anda mungkin juga menyukai