Bab 2
Bab 2
LANDASAN TEORI
2.1.
11
12
Manajemen perawatan
Manajemen perawatan adalah semua tindakan yang dibutuhkan untuk
memelihara suatu unit mesin atau alat didalamnya atau memperbaiki sampai pada
kondisi tertentu yang bisa diterima (Dhillon 2006)
2.2.1.
Pengertian Perawatan
Perawatan (Maintenance) merupakan suatu fungsi dalam suatu industri
manufaktur yang sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Hal
ini karena apabila kita mempunyai mesin atau peralatan, maka biasanya kita
selalu berusaha untuk tetap dapat mempergunakan mesin atau peralatan sehingga
kegiatan produksi dapat berjalan lancar. Dalam usaha untuk dapat menggunakan
terus mesin atau peralatan agar kontinuitas produksi dapat terjamin, maka
dibutuhkan kegiatan kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang meliputi:
a
b
c
d
Kegiatan pengecekan.
Meminyaki (lubrication).
Perbaikan atau reparasi atas kerusakan-kerusakan yang ada.
Penyesuain atau penggantian spare part atau komponen.
13
secara benar.
Accelerated Deterioration (Kerusakan dipercepat) yaitu menurunnya
kinerja mesin atau peralatan akibat kesalahan manusia (human error)
sehingga dapat mempercepat keausan mesin atau peralatan karena
mengakibatkan tindakan dan perlakuan yang tidak seharusnya dilakukan
terhadap mesin atau peralatan.
Dalam usaha pencegahan untuk menghilangkan kerusakan yang timbul
ketika
proses
produksi
berjalan,
dibutuhkan cara
dan
metode
untuk
dan
tidak
dipergunakan
untuk
14
yang
terdapat
dalam
mesin
jugaberfungsi
rencana produksi.
Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang
dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak
terganggu.
Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar
batas dan menjaga modal yang di investasikan dalam perusahaan selama
waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijakan perusahaan mengenai
investasi tersebut.
Untuk mencapai tingkat biaya maintenance secara efektif dan efisien
keseluruhannya.
Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.
15
Memaksimumkan
ketersedian
semua
peralatan
(mengurangi downtime).
Untuk memperpanjang umur atau masa pakai dari mesin atau peralatan.
2.3.
Jenis-Jenis Maintenance
2.3.1.
sistem
produksi
16
maintenance yang
Predictive maintenance
Predictive maintenance adalah tindakan-tindakan maintenance yang
dilakukan pada tanggal yang ditetapkan berdasarkan prediksi hasil analisa
dan evaluasi data operasi yang diambil untuk melakukan predictive
maintenance itu dapat berupa data getaran, temperature, vibrasi, flowrate,
dan lain-lainnya. Perencanaan predictive maintenance dapat dilakukan
berdasarkan data dari operator dilapangan yang diajukan melalui work
order ke departemen maintenance untuk dilakuakan tindakan tepat
sehingga tidak akan merugikan perusahaan.
2.3.2.
17
masih dapat beroperasi, sampai mesin atau peralatan tersebut rusak dan tidak
dapat berfungsi lagi. Melalui bentuk pelaksanaan pemeliharaan tak terencana ini,
diharapkan penerapan pemeliharaan tersebut akan dapat memperpanjang umur
dari mesin atau peralatan, dan dapat memperkecil frekuensi kerusakan.
2.3.3.
18
2.4.
digolongkan ke dalam salah satu dari lima tugas pokok yang berikut:
1
Inspeksi (Inspections)
Kegiatan inpeksi meliputi kegiatan pengecekan dan pemeriksaan secara
berkalas (routine schedule check) terhadap mesin atau peralatan sesuai
dengan rencana yang bertujuan untuk mengetahui apakah perusahaan
selalu mempunyai fasilitas mesin atau peralatan yang baik untuk
menjamin kelancaran proses produksi.
19
Kegiatan Produksi
Kegiatan produksi merupakan kegiatan pemeliharaan yang sebenarnya
yaitu dengan memperbaiki seluruh mesin atau peralatan produksi.
Kegiatan Administrasi
Kegiatan administrasi merupakan kegiatan yang berhubungan dengan
pencatatan-pencatatan
mengenai
biaya-biaya
yang
terjadi
dalam
Pemeliharaan Bangunan
Kegiatan pemeliharaan bangunan merupakan kegiatan yang tidak termasuk
dalam kegiatan teknik dan produksi dari bagian maintenance
2.5.
2.5.1.
20
total
producti
21
Biaya produksi rendah karena rugi dan pekerjaan yang tidak memberi nilai
tambah dapat dikurangi.
Meningkatkan motivasi
2.6.1.
tanggung jawab
22
23
untuk
menghitung
24
25
26
atau
pengecekan,
terhalangnya
sensor,
terhalangnya
down time.
Jika OEE = 85%, produksi dianggap kelas dunia, bagi banyak p
27
erusahaan, skor ini merupakan skor yang cocok untuk dijadikan goal
jangka panjang.
Jika OEE = 60%, produksi dianggap wajar, tapi menunjukkan ada ruang
OEE = 85% ditunjukkan dengan tabel yang perlu dicapai masing-masing factor
OEE :
Tabel 2.1. Standar Benchmark Word Class
OEE factor
World class
Avaibility
90 %
Performance
95 %
Quality
99 %
Overall OEE
85 %
(Sumber:www.oee.com/World-class-oee.hmtl)
Standar benchmark world class OEE tersebut relatif karena pada
beberapa buku dan perusahaan menunjukkan standar skor yang berbeda, standar
word class ini selalu didorong lebih tinggi sejalan meningkatnya persaingan dan
harapan. Misal jika di pabrik sepatu mungkin quality rate>90% dapat diterima,
tapi jika di pabrik ban pesawat terbang quality rate 99.9% atau setara ~3
mungkin merupakan minimal word class, dan tentu saja bagi perusahaan yang
mempunyai program kualitas six sigma tidak akan puas dengan quality rate
99.9%.
28