Anda di halaman 1dari 3

BAB III

LANDASAN TEORI

1. LANDASAN TEORI
Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat
yang penting, khususnya dinegara berkembang. Salah satu obat andalan untuk
mengatasi masalah tersebut adalah antimikroba antara lain antibakteri/antibiotik,
antijamur, antivirus, antiprotozoa. Antibiotik merupakan obat yang paling banyak
digunakan pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotik selain
membunuh mikroorganisme atau menghentikan reproduksi bakteri juga
membantu sistem pertahanan alami tubuh untuk mengeleminasi bakteri tersebut.
Antibiotik tergolong dalam Obat daftar G (Gevaarlijk, yang artinya berbahaya)
yang seharusnya hanya dapat diperoleh melalui resep dokter. Hal ini dikarenakan
obat ini dianggap tidak aman, atau penyakit yang menjadi indikasi obat tidak
mudah didiagnosis oleh awam.
Antibiotik yaitu agen yang digunakan untuk mencegah dan mengobati suatu
infeksi karena bakteri (Mitrea,2008). Antibiotik merupakan senyawa organik yang
dihasilkan oleh berbagai spesies mikroorganisme dan bersifat toksik terhadap
spesies mikroorganisme lain. Sifat toksik senyawa-senyawa yang terbentuk
mempunyai kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri (efek bakteriosatik)
dan bahkan ada yang langsung membunuh bakteri (efek bakterisid) yang kontak
dengan antibiotik tersebut (Sumardjo,2008). Penggunaan antibiotik pada dewasa
maupun anak tidak bisa secara sembarangan melainkan harus berdasarkan resep

dokter. Dokter menulis resep antibiotik sesuai ketentuan yang berlaku, dan tugas
farmasis/apoteker adalah mengkaji kelengkapan resep serta dosis rejimennya.
Penggunaan antibiotic yang tidak sesuai aturan dapat menyebabkan berbagai efek
samping, seperti: (a) reaksi alergi, (b) reaksi idiosinkrasi, (c) reaksi toksik, (d)
Perubahan Biologik dan Metabolik, (e) resistensi antibiotic.
Salah satu penyebab penggunaan antibiotic sembarangan adalah minimnya
pengetahuan mengenai antibiotic. Pengetahuan adalah hasil tahudan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni: indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Minimnya pengetahuan mengenai antibiotic
membuat angka pemakaian antibiotic secara sembarangan tinggi. Masyarakat
yang tidak mengerti akan cara pemakaian antibiotic kerap mengonsumsi antibiotic
tanpa petunjuk dokter tanpa mengerti bahaya yang ditimbulkan.

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan


Penggunaan Antibiotik Tanpa Resep Dokter

2. HIPOTESIS
Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan masyarakat di daerah kerja
Puskesmas Pekauman dengan penggunaan antibiotic secara sembarangan.

Anda mungkin juga menyukai