pengatur konsentrasi
garam
dalam darah,
pengatur
energi
untuk
menggerakkan
berbagai
materi
guna
Pada orang dewasa kira-kira 40 % barat badannya atau 2/3 dari TBW-nya berada
di dalam sel (cairan intraseluler/ICF), sisanya atau 1/3 dari TBW atau 20% dari
berat badannya berada di luar sel (ekstraseluler) yang terbagi dalam 15 % cairan
interstitial, 5 % cairan intavaskuler dan 1-2 % transeluler.
cairan
Pengeluaran
(output)
cairan
sebagai
dalam
Urine
b.
Keringat
Terbentuk bila menjadi panas akibat pengaruh suhu yang panas. Keringat
banyak
mengandung
garam,
urea,
asam
laktat,
dan
ion
kalium.
Feses
Feses yang keluar mengandung air dan sisanya berbentuk padat. Jika
cairan yang keluar melalui feses jumlahnya berlebihan, maka dapat
mengakibatkan tubuh menjadi lemas. Jumlah rata-rata pengeluaran cairan
melalui feses adalah 100 ml.hari.
semipermiabel,
merupakan
penyaring
agar
cairan
yang
merupakan
jenis
cairan
yang
berfungsi
nutrient,
dan
sisa
metabolisme
(seperti
karbondioksida),
yang
semuanya disebut dengan ion. Komposisi elektrolit dalam plasma sebagai berikut
:
Natrium
Kalium
Klorida
Bikarbonat arteri
Bikarbonat vena
Kalsium
Magnesium
Fosfat
:
:
:
:
I. Pengaturan Elektrolit
1) Pengaturan keseimbangan natrium : Natrium merupakan kation dalam
tubuh yang berfngsi dalam pengaturan osmolaritas dan volume cairan
tubuh.
2) Pengaturan keseimbangan kalium : Kalium merupakan kation utama yang
terdapat dalam cairan intrasel dan berfungsi mengatur keseimbangan
elektrolit. Aldosteron juga berfungsi mengatur keseimbangan kadar kalium
dalam plasma (cairan ekstrasel). Sistem pengaturannya melalui tiga
langkah:
a) Peningkatan
konsentrasi
kalium
dalam
cairan
ekstrasel
yang
Fungsi
klorida
biasanya
bersatu
dengan
natrium
yaitu
yang
sangat
kompleks.
kejang,bingung, dll.
Hiperkalsemia, merupakan suatu keadaan kelebihan kadar kalsium dalam
darah. Hal ini terjadi pada pasien yang mengalami pengangkatan kelenjar
gondok dan makan vitamin D secara berlebihan. Hiperkalsemia ditandai
dengan adanya nyeri pada tulang, relaksasi otot, batu ginjal, dll, dan
dan
pengeluaran
cairan
dan
makanan
(oral
dan
parenteral)
Tanda umum masalah elektrolit
Tanda kekurangan dan kelebihan cairan
Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis cairan
dan elektrolit
Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat mengganggu status
cairan
Status perkembangan seperti usia atau situasi social
Faktor psikologis seperti perilaku emosional yang mengganggu
pengobatan
2. Pengukuran klinik
Berat badan : kehilangan / bertambahnya berat badan menunjukkan
adanya masalah keseimbangan cairan :
8
+/- 2 % : ringan
+/- 5 % : sedang
+/- 10 % : berat
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang
sama.
Keadaan umum : pengukuran tanda vital seperti suhu, tekanan darah,
nadi dan pernapasan. Tingkat kesadaran.
Pengukuran pemasukan cairan : cairan oral (NGT dan oral), cairan
parenteral termasuk obat-obatan IV, makanan yang cenderung
mengandung air, irigasi kateter atau NGT.
Pengukuran
pengeluaran
cairan
urine
(volume,
kejernihan
refleks,
gangguan
motorik
dan
sensorik,
tingkat
kesadaran
Gastrointestinal : keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntahmuntah dan bising usus
Penurunan
kardiak
output
berhubungan
dengan
dysritmia
kardio,ketidakseimbangan elektrolit
berhubungan
dengan
diare,kehilangan
cairan
lambung,
diaphoresis, polyuria.
c. Perencanaan Keperawatan
Pada pasien yang kekurangan cairan
2
3
4
5
INTERVENSI
Ukur dan catat setiap 4 jam :
Intkae dan output cairan
Warna muntahan, urine dan feses
Monitor turgor kulit
Tanda tanda vital
Monitor IV infuse
CVP
Elektrolit, BUN, hematokrit dan Hb
Status mental
Berat badan
Berikan makanan dan cairan
RASIONAL
Menentukan kehilangan makan dan
minum
6
7
makan
Ubah posisi pasien setiap 4 jam
Berikan pendidikan kesehatan tentang :
Tanda dan gejala dehidrasi
Intake dan output cairan
Terapi
Meningkatkan sirkulasi
Meningkatkan
informasi
kerjasama.
dann
RASIONAL
Dasar pengkajian kardiovaskuler
dan respon terhadap penyakit.
d. Intervensi/Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan yang umum dilakukan pada pasien gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit adalah :
a. Atur intake cairan dan elektrolit
b. Berikan therapi intravena (IVFD) sesuai kondisi pasien dan intruksi dokter
dengan
memperhatikan : jenis cairan, jumlah/dosis pemberian, komplikasi dari
tindakan
11
sesuai
dengan
ukuran,
pengalas,
pembendungan
dengan
tourniquet.
Gunakan
sarung
terjadi.
Cuci tangan
b) Transfusi Darah
Transfusi darah merupakan tindakan memasukkan darah melalui vena
dengan menggunakan seperangkat alat transfusi pada pasien yang
12
13
o Setelah NaCl 0,9% masuk sekitar 15 menit, ganti dengan darah yang
sudah disiapkan.
o Darah sebelum dimasukkan, terlebih dahulu cek warna darah, identitas
pasien, jenis golongan darah dan tanggal kadaluwarsa.
o Lakukan observasi tanda-tanda vital selama pemakaian transfusi.
o Catat respons yang terjadi.
o Cuci tangan
c) Cara Menghitung Tetesan Infus
Pemberian cairan melalui infus merupakan tindakan memasukkan cairan
melalui intravena yang dilakukan pada pasien dengan bantuan perangkat
infus. Tindakan ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan
elektrolit serta sebagai tindakan pengobatan dan pemberian makanan.
Berikut penjelasan dan contoh bagaimana cara menghitung tetesan cairan
infus:
Dewasa: (makro dengan 20 tetes/ml)
Rumus TPM = 1 x cc
3
Jam
cc
3 x Jam
cc
Jam
Jam
cc
Jam
4 x Jam
1 jam
15
15 TPM ---------->
60ml
250TPM ---------->
Xml
maka X =
250 x 60 = 1000ml
15
e. Evaluasi
Kriteria hasil meliputi :
Intake dan output dalam batas keseimbangan
Elektrolit serum dalam batas normal
Vital sign dalam batas normal.
REFERENSI
Nanda International (2009). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi . 20092011. Penerbit buku kedokteran EGC : Jakarta
Tarwoto
&
Wartonah.
(2010).
Kebutuhan
Dasar
Manusia
Dan
16
Proses