Anda di halaman 1dari 17

BAB III

METODE PENELITIAN
3.1

Jenis Penelitian
Research is a systemic attempt to provide answers to questions. Such

answer may be abstract and general as is often the case in basic research or they
may be highly concrete and spesific as is often the case in applied research.
(Tuckman 1978: 1 dalam Sarwono). Dari definisi penelitian di atas secara singkat
penelitian dapat diartikan sebagai cara-cara yang sistematis untuk menjawab
permasalahan yang sedang diteliti. Dengan demikian, penelitian sendiri
merupakan suatu bentuk kata kerja yang dilakukan dengan rosedur tertentu.
Suharsini Arikunto (1992) dalam Sarwono, menjelaskan setidaknya ada
beberapa jenis penelitian berdasarkan tujuan, pendekatan, bidang ilmu dan tempat
atau latar serta kehadiran variabel. Jika dilihat dari tujuannya ada tiga jenis
penelitian, yaitu penelitian eksploratori, penelitian verifikatif dan penelitian
pengembangan. Penelitian eksploratori digunakan untuk mencari jawaban
mengapa kejadian-kejadian tertentu muncul. Penelitian verifikatif digunakan
untuk meneliti ulang hasil penelitian sebelumnya. Sedangkan penelitian
pengembangan digunakan untuk mengembangkan model atau hal-hal yang
inovatif. Dengan demikian penelitian ini dapat dimasukkan dalam penelitian
verifikatif dan pengembangan. Hal ini karena selain mencoba meneliti ulang atas
hasil temuan penelitian sebelumnya juga dimaksudkan untuk mengembangkan
implementasi e-government ke arah yang lebih baik.
Sedangkan jika dilihat dari tempat/ latarnya, penelitian dibagi menjadi tiga
jenis yaitu penelitian laboratorium, penelitian lapangan, dan penelitian
perpustakaan. Penelitian laboratorium biasanya dilakukan dalam bidang ilmu
eksakta. Penelitian lapangan biasanya dilakukan oleh ilmu-ilmu sosial yang mana
secara langsung terjun ke dalam fenomena yang terjadi. Sedangkan penelitian
perpustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan melakukan kajian terhadap
literatur, buku-buku, jurnal maupun hasil penelitian sebelumnya. Dengan
demikian penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian lapangan dan
perpustakaan. Karena selain melakukan penelitian secara langsung di kantor-

kantor kelurahan dan/ desa peneliti juga melakukan kajian terhadap beberapa
literatur dan referensi yang berkaitan dengan e-government dan kinerja pegawai.
Sementara itu, jika dilihat dari kehadiran variabelnya penelitian ini dapat
dikategorikan berdasarkan atas obyeknya. Apakah penelitian itu obyeknya masa
lalu, masa kini atau masa depan. Penelitian yang obyeknya menggunakan masa
lalu dan masa kini disebut juga penelitian deskriptif. Sedangkan penelitian yang
obyeknya masa depan disebut juga penelitian eksperimen. Dengan demikian
penelitian ini dapat dimasukkan dalam jenis penelitian deskriptif karena obyeknya
adalah masa kini yakni e-governement dan kinerja pegawai.
Selain itu, secara umum penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian
kausal-komparatif. Hal tersebut karena penelitian ini bertujuan dan berusaha
menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara berdasar atas
pengamatan terhadap akibat yang ada, mencari kembali faktor yang mungkin
menjadi penyebab melalui data tertentu. Sangat jelas bahwa penelitian ini
berusaha mengetahu adakah pengaruh implementasi e-government terhadap
kinerja pegawai kantor kelurahan dan/ desa.
3.2

Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kantor-kantor desa dan/ kelurahan di wilayah

Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo. Kecamatan Nguter sendiri secara


geografis merupakan daerah dataran rendah dengan batas-batas wilayah sebagai
berikut:

Sebelah Utara : Kecamatan Sukoharjo


Sebelah Barat : Kecamatan Tawangsari
sebelah Barat : Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri
Sebelah Tmur : Kecamatan Bendosari

3.3
3.3.1

Populasi dan Sampel


Populasi
Populasi merupakan sekumpulan objek/subjek yang dapat berupa orang,

benda, peristiwa maupun gejala yang terjadi di sekeliling kita. Seluruh

karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek/objek tersebut juga merupakan


populasi selain jumlah dari suatu objek/subjek penelitian. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sugiyono (2011: 117) bahwa Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang

ditetapkan

oleh

peneliti

untuk

dipelajari

dan

kemudian

ditarik

kesimpulannya.
Adapun populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua
pegawai kantor kelurahan dan/ desa di wilayah kecamatan Nguter, Kabupaten
Sukoharjo baik itu pegawai negeri sipil maupun tenaga honorer. Hal ini karena
semua yang bekerja di lingkungan kantor desa dan/ kelurahan dapat dikatakan
sebagai pegawai. Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo sendiri terbagi dalam
16 desa, antara lain Desa Nguter, Desa Baran, Desa Lawu, Desa Daleman, Desa
Tanjung, Desa Pondok, Desa Kepuh, Desa Kedungwinong, Desa Plesan, Desa
Celep, Desa Juron, Desa Serut, Desa Tanjungrejo, Desa Jangglengan, Desa
Pengkol, Desa Gupit.
Berdasarkan PP No. 72 Tahun 2005 tentang desa, untuk jumlah pegawai
dan struktur pemerintahan desa disesuaikan dengan budaya dan kondisi di wilayah
masing-masing. Secara umum desa-desa di wilayah kecamatan Nguter, kabupaten
Sukoharjo memiliki struktur organisasi yang sama. Dalam pemerintahan desa
terdapat 1 orang kepala desa, 1 orang sekretaris desa, dan 4 orang sebagai kaur
(kepala urusan) atau kasie (kepala seksi), yang biasanya terdiri dari kaur umum,
kaur keuangan, kaur kesejahteraan masyarakat dan kaur pemerintahan. Sehingga
total pegawai untuk setiap kantor desa berjumlah 6 orang. Dengan demikian jika
dikalikan dengan jumlah desa di wilayah kecamatan Nguter akan terdapat kurang
lebih 96 pegawai yang menjadi populasi dalam penelitian ini.
3.3.2

Sampel
Menurut Sugiyono (2011: 118) menyatakan bahwa Sampel adalah bagian

dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dengan
demikian sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan objek dalam
penelitian, dan dianggap dapat mewakili seluruh populasi.

Dalam penelitian ini sendiri sampel yang digunakan adalah seluruh


populasi atau berjumlah 96 orang. Hal ini seperti yang telah dikemukakan
sebelumnya bahwa populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai kantor
desa di wilayah Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo yakni berjumlah 96
orang. Sehingga tidak perlu dilakukan penghitungan sampel untuk mengurangi
jumlah populasi karena populasi berjumlah kurang dari 100.
3.4

Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian (Arikunto, 2002). Dalam penelitian ini terdapat dua buah variabel
yakni variabel independent (independent variable) dan variabel dependen
(dependen variable). Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi
dan dal penelitian ini yang berperan sebagai variabel independen adalah
implementasi e-government. Sedangkan yang berperan sebagai variabel dependen
dalam penelitian ini adalah kinerja pegawai. Variabel independen (implementasi
e-governement) pada penelitian ini diberi simbol variabel X. Sedangkan variabel
dependen (kinerja pegawai) diberi simbol variabel Y.
3.5

Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data merupakan cara-cara yang dipergunakan peneliti untuk

memperoleh data-data yang diperlukan. Dalam melakukan suatu penelitian perlu


memlih teknik dan alat pengumpul data yang relevan untuk menjawab pokok
permasalahan penelitian dan menjawab tujuan penelitian. Hal ini sependapat
dengan apa yang dikemukakan Akdon (2008: 130) yang menjelaskan bahwa
pengumpulan data sebagai teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Metode (cara atau teknik) menunjuk suatu
kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat
dilihatkan penggunaannya melaui angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes),
dokumentasi dan lainnya. Oleh karena itu, ada dua jenis sumber data dalam
penelitian ini.
3.5.1

Sumber Data
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis sumber data, yaitu data primer dan

data skunder.

a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari informan. Yang
termasuk data primer dalam penelitian ini adalah hasil kuisioner yang disebar
kepada para responden, yakni pegawai kantor kelurahan dan/ desa.
b. Data Skunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari teknik pengumpulan
data yang menunjang data primer yang bersumber dari buku, jurnal, laporan
tahunan, literature dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah
penelitian. Dalam penelitian ini digunakan beberapa data skunder, antara lain
berbagai buku, jurnal, literatur, serta sumber-sember dari internet

yang

berhubungan dengan e-governement dan kinerja pegawai.


3.5.2

Teknik Pengumpulan Data


Menurut Ulber Silalahi (2009: 280) pengumpulan data adalah satu

proses mendapatkan data empiris melalui responden dengan menggunakan


metode tertentu. Dengan demikian pengumpulan data merupakan salah satu
bagian terpenting dalam sebuah penelitian dan memerlukan suatu teknik tertentu
agar diperoleh data yang sesuai. Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan
dengan dua metode yaitu metode angket (kuisioner) dan studi kepustakaan.
1. Metode Angket (Kuisioner)
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau
hal-hal yang diketahui (Arikunto 2002). Kuesioner yang digunakan adalah
kuesioner tertutup, yakni kuesioner yang sudah tersedia jawabannya. Sehingga
setiap responden tinggal menjawab pertanyaan yang ada sesuai dengan yang dia
rasakan dengan jawaban yang telah disediakan.
Kemudian skala pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah skala likert, yaitu sebagai alat yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social
(Sugiono, 2001). Dalam melakukan penelitian ini
terhadap variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban pertanyaan diberi
skor satu sampai dengan lima sebagai berikut :

Jawaban angket penialaian


Skor
Sangat tidak setuju (STS)
1
Tidak Setuju (TS)
2
Ragu-ragu (RG)
3
Setuju (S)
4
Sangat Setuju (SS)
5
Tabel 3.1 Tabel Skala Likert
2. Metode Studi Kepustakaan
Metode kedua yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data adalah
metode studi kepustakaan. Metode setudi kepustakaan yakni mencari sumbersumber data dan informasi dari berbagai referensi berupa literatur, buku-buku,
jurnal maupun dari sumber internet. Pada metode ini peneliti menggunakan
berbagai literatur yang berhubungan dengan implementasi e-government dan
kinerja pegawai.
3.6

Teknik Pengambilan Sampel


Setelah mengetahui populasi penelitian langkah selanjutnya adalah

menentukan sampel penelitian. Sampel penelitian dapat diperoleh melalui teknik


pengambilan sampel. Teknik pengambilan sampel merupakan cara-cara yang
digunakan untuk menentukan sampel dari populasi penelitian. Selain itu Arikunto
(2010: 134) menyatakan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan sampel adalah bagian
populasi yang hendak diteliti dan mewakili karakteristik populasi. Apabila
populasi penelitian berjumlah kurang dari 100 maka sampel yang diambil adalah
semuanya, namun apabila populasi penelitian berjumlah lebih dari 100 maka
sampel dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.
Dikarenakan jumlah populasi penelitian ini kurang dari 100 dalam
menentukan sampel pada penelitian ini, peneliti menggunakan Teknik
Nonprobability Sampling dimana teknik sampel yang digunakan yaitu Sampling
Jenuh. Teknik ini peneliti gunakan karena semua anggota populasi dijadikan
sampel oleh peneliti, serta untuk membuat tingkat kesalahan agar tidak terlalu
besar. Sugiyono (2011: 124) menyatakan bahwa Sampling Jenuh adalah teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini

sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil atau penelitian yang ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi
dijadikan sampel. Dengan demikian, untuk penelitian ini peneliti mengambil
sampel sebanyak jumlah populasi penelitian yakni seluruh pegawai desa di
wilayah Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo yang berjumlah 96 orang.
3.7

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

3.7.1

Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner.

Suatu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu


mengungkapkan sesuatu yang akan diukur untuk kuesioner tersebut (Ghozali,
2006). Dalam penelitian ini untuk melakukan uji validitas digunakan rumus
korelasi product moment.
Validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau keshahihan suatu instrumen (Arikunto, 1999: 144). Dalam menentukan
validitas kuisioner pada penelitian ini, seperti keberhasilan implementasi egovernment dan kinerja pegawai, maka digunakan rumus Korelasi Product
Moment yaitu:

r xy

N XY ( X )( Y )

{N X ( X ) }{ N Y ( Y ) }
2

Di mana :
r xy = Koefisien validitas
n = Banyaknya subjek
X = Nilai pembanding
Y = Nilai dari instrumen yang akan dicari validitasnya
Selanjutnya hasil

r xy

dikonsultasikan dengan rtabel product moment

dengan a = 5 %, jika rxy > rtabel maka alat ukur dinyatakan valid.

3.7.2

Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kuesioner

yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006).
Untuk menguji reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan uji Alpha
Cronbach. Rumus Alpha Cronbach secara umum sebagai berikut:

Keterangan:
=Koefisien reliabilitas alpha cronbach
K=Jumlah item pertanyaan yang diuji

s2i =Jumlah Varians skor item


SX 2=Varians skorskor tes( Seluruh K )
Jika nilai alpha > 0,7 artinya reliabilitas mencukupi
(sufficient

reliability)

sementara

jika

alpha

>

0,80

ini

mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh tes secara


konsisten secara internal karena memiliki reliabilitas yang kuat.
3.8

Definisi Konseptual dan Definisi Operasional


Definisi konseptual adalah menjelaskan konsep dengan kata-kata atau

kata-kata yang sudah dipahami pembaca. Definisi atau konsep-konsep ini


biasanya telah tercantum dalam kamus. Konsep ini biasanya masih memiliki
penafsiran yang berbeda-beda dan sulit diukur karena masih bersifat abstrak bagi
pembaca dan peneliti.
Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel penelitian yang masih
berupa definisi konseptual yang mana masih bersifat abstrak dan sulit untuk
dipahami pembaca. Adapun beberapa variabel-variabel dalam penelitian ini yang

masih sangat bersifat abtrak atau konseptual, antara lain definisi implementasi
e-government dan kinerja pegawai.
Untuk melakukan penelitian tidak cukup jika hanya berhenti pada definisi
konseptual. Konsep-konsep tersebut perlu dioperasionalkan agar dapat diukur
dengan skala tertentu. Definisi operasional menyatakan bagaimana operasi atau
kegiatan yang harus dilakukan untuk memperoleh data atau indikator yang
menunjukkan konsep dimaksud. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
definisi konseptual dan definisi operasional merupakan dua hal yang saling
berhubungan.
Definisi operasional merupakan kelanjutan daripada definisi konseptual
yang mana merupakan definisi yang memuat indikator-indikator kensep yang
menyebabkan konsep tidak bersifat abstrak dan dapat diukur dengan skala tertentu
oleh peneliti.
Oleh karena itu, untuk menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran
dalam memahami istilah-istilah dalam penelitian ini, maka peneliti akan
menjelasakan definisi-difinisi dan maksud dari istilah-istilah yang terdapat dalam
penelitian ini. Agar nantinya terjadi kesamaan landasan berfikir antara peneliti dan
pembaca. Adapun definisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini
antara lain:

1. Implementasi e-government
Menurut pemerintahan New

Zeland

(dalam

Sinembela:

2011),

E-Government adalah sebuah cara bagi pemerintahaan untuk menggunakan


sebuah teknologi baru untuk melayani masyarakat dengan memberikan
kemudahaan akses untuk pemerintah dalam hal pelayanan dan informasi dan juga
untuk menambah kualitas pelayanan serta memberikan peluang untuk
berpartisipasi dalam proses dan institusi demokrasi. Sedangkan yang dimaksud
dengan implementasi e-government adalah pelaksanaan dan pengembangan
e-government itu sendiri.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan implementasi e-government
adalah segala bentuk pelaksanaan program-program e-government yang berupa

pemanfaatan segala bentuk teknologi informasi dan komunikasi di lingkungan


kantor desa dan/ kelurahan wilayah kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo.
2. Kinerja Pegawai
Menurut Mangkunegara (2004: 67) kinerja adalah Hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Sedangkan
yang dimaksud kinerja pegawai dalam penelitian ini adalah hasil kerja dari
kemampuan seorang pegawai kantor desa/ kelurahan dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya sesuai dengan amanah yang diembannya.
3.9

Tabel Operasional Variabel


Setelah sebelumnya variabel-variabel penelitian dioperasionalkan dalam

bentuk yang lebih konkret, untuk mengetahui lebih jelas mengenai indikatorindikator dan sub indikator dalam variabel penelitian ini dapat dilihat dalam tabel
operasional variabel berikut ini:

No

Variabel

Indikator

Sub Indikator

Ukura

Skala

n
Kerangka

Dasar Hukum Program

Hukum
Infrastruktur
Kekuatan
E1

Government
(United
Nation)

SDM
Koordinasi
Privasi
Keamanan

Pemerintah
Kinerja

Kerjasama
Kepercayaan masyarakat
Keamanan
data
dan
informasi
Pelayanan

Pelayanan

Sarana
Prasarana
Pengadaan SDM
Pelatihan Pegawai

Kualitas

masyarakat
Kualitas layanan
pemerintah
Produktifitas kerja
Kualitas kerja

Ordinal

Likert

Ordinal

Likert

kepada
dari

Pegawai
(Fayol)

Kuantitas
Kelompok
Kerja
Inovasi
Kebebasan

Kemampuan pegawai
Waktu yang digunakan
bekerja
Proses pekerjaan
Kerjasama antar personal
Kekompakan organisasi
Inovasi pegawai
Kepuasan kerja
Pencapaian targer

atau

sasaran
Tabel 3.2 Tabel Operasional Variabel
3.10

Teknik Analisis Data


Dalam melakukan sebuah penelitian, setelah semua data terkumpul maka

data haruslah segera dianalisis atau diolah. Tidak akan berarti apa-apa jika data
yang telah terkumpul secara valid dan reliabel tidak segera dianalisis. Sehingga
analisis data merupakan salah satu tahapan terpenting dalam sebuah penelitian
serta dibutuhkan teknik atau cara-cara tertentu dalam melakukan analisis data.
Sugiyono (2012:147) menyebutkan bahwa teknik analisis data pada
penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Dalam penelitian ini analisis data
akan menggunakan teknik statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2012:148)
statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan
cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi.
Analisis pada penelitian ini terdiri dari dua teknik analisis antara lain:
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Dalam analisis ini dilakukan
pembahasan mengenai bagaimana pengaruh implementasi e-government
terhadap kinerja pegawai.
2. Analisis Statistik (Analisis Asosiatif)

Analisis statistik yaitu analisis yang digunakan untuk membahas data


kuantitatif. Dengan asumsi bahwa data berdistribusi normal dan pengaruh
kedua variabel linier, maka pengujian dengan hipotesis dilakukan dengan
menggunakan statistik parametrik, karena teknik ini sesuai dengan data
kuantitatif, yaitu data berbentuk angka.

3.11

Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya

hubungan antara variabel dalam penelitian ini yaitu antara variabel independen
(implementasi e-government) dengan variabel dependen (kinerja pegawai).
Sedangkan pengujian hipotesis pada penelitian ini dimulai dengan penetapan
Hipotesis nol (Ho) dan Hipotesis Alternatif (Ha), Uji korelasi dengan product
moment, uji koefisien determinasi, uji signifikansi, dan uji regresi linear.
3.11.1 Penetapan Hipotesi nol (Ho) dan Hipotesis alternatif (Ha)
Hipotesis nol (Ho)

merupakan hipotesis yang menyatakan bahwa

variabel-variabel independen tidak mempunyai hubungan/ pengaruh yang


signifikan dengan variabel dependen. Sedangkan Hipotesis alternatif (Ha)
merupakan hipotesis yang menyatakan bahwa variabel-variabel independen
mempunyai pengaruh yang signifikan dengan variabel dependen.
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan adanya hubungan
dan pengaruh yang signifikan atau tidaknya antara variabel independen yaitu
implementasi e-government dengan variabel dependen dalam penelitian ini yaitu
kinerja pegawai. Hipotesis yang dibentuk dari variabel-variabel tersebut adalah:
Ho

= Implementasi e-government tidak mempunyai pengaruh yang signifikan


terhadap kinerja pegawai.

Ha

= Implementasi e-government mempunyai pengaruh yang signifikan


terhadap kinerja pegawai.

3.11.2 Uji Koefisien Korelasi Product Moment


Tujuan dilakukannya analisis ini adalah untuk mengetahui seberapa kuat
pengaruh antar variabel X terhadap variabel Y. Dalam penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh implementasi e-government terhadap
kinerja pegawai. Teknik korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi product
mement dari pearson dengan rumus sebagai berikut:

r xy

N XY ( X )( Y )

{N X ( X ) }{ N Y ( Y ) }
2

Keterangan:
r xy = Jumlah Koefisien korelasi
n = Banyaknya subjek
X = Variabel Independen (Implementasi e-government)
Y = Variabel Dependen (Kinerja Pegawai)
Langkah selanjutnya untuk mengetahui nilai koefisien korelasi r yang
diperoleh signifikan atu tidak perlu dilakukan uji signifikansi. Uji signifikansi
korelasi

product

moment

dapat

dilakukan

secara

langsung

dengan

mengkonsultasikan pada tabel r product mement pada tingkat kesalahan 5%


dengan ketentuan, jika
Sedangkan jika

r xy< r tabel

r xy > r tabel

maka Ho ditolak dan Ha diterima.

maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Kemudian untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh antara dua variabel


dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pedoman interpretasi koefisien
korelasi. Menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan interpretasi
koefisien korelasi sebagai berikut:
Interval Koefisien
0,00 -0,199
0,20-0,399
0,40-0,599

Tingkat hubungan
sangat rendah
rendah
sedang

0,60-0,799
0,80-1,000

kuat
sangat kuat

Tabel 3.3 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

3.10.2 Uji Koefisien Determinasi


Dari penghitungan analisis korelasi dapat dilanjutkan untuk mengetahui
koefisien determinasi. Koefisien determinasi berfungsi untuk mengetahui
persentase besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Koefisien determinasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Kd=r 2 100
Keterangan:
Kd

= Koefisien Determinasi

= Koefisien Korelasi yang Dikuadratkan (Sugiyono, 2005:250)

3.10.3 Uji Signifikansi


Uji signifikansi dilakukan untuk mengetahui apakah ada signifikasi
pengaruh antara variabel independen (implementasi e-government) dengan
variabel dependen (kinerja pegawai). Tingkat signifikan yang dipilih dalam
penelitian ini adalah 0,05 (5%) . Hal ini karena angka tersebut dinilai cukup
mewakili pengaruh antara kedua variabel dan merupakan tingkat signifikan
yang

umum

digunakan

dalam

penelitia n

ilmu-ilmu

sosial. Tingkat

signifikansi 0,05 (5%) artinya kemungkinan besar dari hasil penarikan


kesimpulan mempunyai probabilitas 95% atau toleransi kesalahan 5%. Uji
signifikasi dapat dilakukan dengan rumus uji t, yaitu:
t=

r n2
1r 2

Di mana :
t = nilai uji t
r = koefisien korelasi
2
r r = Koefisien determinasi

n = Banyak Sampel
Setelah dilakukan uji hipotesis (uji t) maka kriteria yang ditetapkan, yaitu
dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel yang diperoleh
berdasarkan tingkat signifikansi tertentu dan derajat kebebasan (df) = n-k.
Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Ho diterima jika thitung t tabel
Ho ditolak jika thitung > t tabel
Apabila Ho diterima, maka hal ini menunjukkan bahwa variabel
independen tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan variabel
dependen dan sebaliknya Apabila Ho ditolak, maka hal ini menunjukkan
bahwa

variabel independen mempunyai hubungan yang signifikan dengan

variabel dependen.
3.10.4 Uji Regresi Linear
Uji regresi linear dilakukan untuk memprediksi seberapa tinggi nilai
variabel dependen jika nilai variabel independen diubah-ubah (dimanipulasi).
Regresi linear secara sederhana didasarkan pada hubungan fungsional atau
kauasal antara sebuah variabel independen dengan variabel dependen. Rumus
untuk melakukan uji regresi linear, yaitu:
Y ' =a+ bx
Keterangan:
Y

= nilaii yang diprediksikan

= konstanta (X=0)

= koefisien regresi

= nilai variabel independen

Sedangkan untuk harga a dan b dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

( Yi ) ( Xi2 ) ( Xi )( XiYi )
a=
2
n Xi 2( Xi )
b=

n XiYi( Xi )( XiYi )
2

n Xi2( Xi )

Keterangan:
n

= Jumlah sampel (responden)

= Variabel independen (implementasi e-government)

= Variabel dependen (Kinerja pegawai)

Daftar Pustaka
Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan
Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
_______. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi IV.
Jakarta: Rineka Cipta
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang : Badan Penerbit Undip
Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Yogyakarta Graha Ilmu
Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.
Slamet, Y Suwarto. 2007. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif.
Surakarta: UNS Press
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai