Anda di halaman 1dari 46

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian dan Cara Kerja Pompa (Pompa Sentrifugal)


Pompa adalah salah satu mesin fluida yang termasuk dalam golongan
mesin kerja. Pompa berfungsi untuk merubah energi mekanis (kerja putar poros)
menjadi energi fluida dan tekanan.
Suatu pompa sentrifugal pada dasarnya terdiri dari satu impeler atau lebih
yang dilengkapi dengan sudu-sudu, yang dipasangkan pada poros yang berputar
dan diselubungi dengan/oleh sebuah rumah (casing). Fluida mamasuki impeler
secara aksial di dekat poros dan mempunyai energi potensial, yang diberikan
padanya oleh sudu-sudu. Begitu fluida meninggalkan impeler pada kecepatan
yang relatif tinggi , fluida itu dikumpulkan didalam volute atau suatu seri lluan
diffuser yang mentransformasikan energi kenetik menjadi tekanan. Ini tentu saja
diikuti oleh pengurangan kecepatan. Sesudah konversi diselesaikan, fluida
kemudian dikeluarkan dari mesin tersebut.
Aksi itu sama untuk pompa-pompa dengan kekecualian bahwa volume gas
adalah berkurang begitu gas-gas tersebut melewati blower, sementara volume
fluida secara praktis adalah tetap begitu begitu fluida tersebut melewati pompa.
Pompa-pompa sentrifugal pada dasarnya adalah mesin-mesin berkecepatan
tinggi (dibandingkan dengan jenis-jenis torak, rotary, atau pepindahan).
Perkembangan akhir-akhir ini pada turbin-turbin uap, dan motor-motor listrik dan
disain-disain sistem gigi kecepatan tinggi telah memperbesar pemakaian dan

Universitas Sumatera Utara

penggunan pompa-pompa sentrifugal, seharusnya dapat bersaing dengan unit-unit


torak yang ada.
Garis-garis effesiensi adalah garis yang menyatakan effesiensi yang sama
untuk hubungan head dengan kapasitas atau daya dapat di tentukan batasan
putaran maksimum dan minimum dengan kata lain untuk mendapatkan daerah
operasi yang terbaik jika dilihat dari segi putaran pompa. Dan keuntungannya
adalah sebagai berikut :
-

Kontruksi yang lebih sempurna

Lebih mudah dioperasikan

Biaya perawatan yang rendah

Dapat di kopel langsung dengan elektromotor

Kerugiannya :
-

effesiensi rendah pada kapasitas tinggi

Adanya kerugian pada pipa hisap karena bocor pada saat beroperasi

Gambar 2.1 Lintasan aliran cairan pompa sentrifugal

Universitas Sumatera Utara

2.2.Klasifikasi Pompa
Secara umum pompa dapat diklasifikasikan dalam dua jenis kelompok
besar yaitu :
1. Pompa Tekanan Statis (Positive Displacement Pump)
2. Pompa Tekanan Dinamis (Rotodynamic Pump)

2.2.1. Pompa Tekanan Statis


Pompa jenis ini bekerja dengan prinsip memberikan tekanan secara
periodik pada fluida yang terkurung dalam rumah pompa. Pompa ini dibagi
menjadi dua jenis.
1. Pompa Putar (Rotary Pump)
Pada pompa putar, fluida masuk melalui sisi isap, kemudian dikurung diantara
ruangan rotor dan rumah pompa, selanjutnya didorong ke ruang tengah dengan
gerak putar dari rotor, sehingga tekanan statisnya naik dan fluida akan
dikeluarkan melalui sisi tekan. Contoh tipe pompa ini adalah : screw pump,
gear pump dan vane pump.

Gambar 2.2. Pompa roda gigi dan Pompa ulir

Universitas Sumatera Utara

2. Pompa Torak (Reciprocating Pump)


Pompa torak mempunyai bagian utama berupa torak yang bergerak bolakbalik dalam silinder. Fluida masuk melalui katup isap (suction valve) ke dalam
silinder dan kemudian ditekan oleh torak sehingga tekanan statis fluida naik
dan sanggup mengalirkan fluida keluar melalui katup tekan (discharge valve).
Contoh tipe pompa ini adalah : pompa diafragma dan pompa plunyer.

Gambar 2.3. Pompa diafragma

2.2.2. Pompa Tekanan Dinamis


Pompa tekanan dinamis disebut juga rotodynamic pump, turbo pump atau
impeller pump. Pompa yang termasuk dalam kategori ini adalah : pompa jet dan
pompa sentrifugal.
Ciri-ciri utama dari pompa ini adalah:
-

Mempunyai bagian utama yang berotasi berupa roda dengan sudu-sudu


sekelilingnya, yang sering disebut dengan impeler.

Melalui sudu-sudu, fluida mengalir terus-menerus, dimana fluida berada


diantara sudu-sudu tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Prinsip kerja pompa sentrifugal adalah : energi mekanis dari luar diberikan
pada poros untuk memutar impeler. Akibatnya fluida yang berada dalam impeler,
oleh dorongan sudu-sudu akan terlempar menuju saluran keluar. Pada proses ini
fluida akan mendapat percepatan sehingga fluida tersebut mempunyai energi
kinetik. Kecepatan keluar fluida ini selanjutnya akan berkurang dan energi kinetik
akan berubah menjadi energi tekanan di sudu-sudu pengarah atau dalam rumah
pompa.
Adapun bagian-bagian utama pompa sentrifugal adalah poros, impeler dan
rumah pompa dapat dilihat pada gambar 2.4

Gambar 2.4. Bagian-bagian utama pompa tekanan dinamis


Pompa tekanan dinamis dapat dibagi berdasarkan beberapa kriteria
berikut, antara lain :
a. Klasifikasi Menurut Jenis Impeler
1. Pompa sentrifugal
Pompa ini menggunakan impeler jenis radial atau francis. Konstruksinya
sedemikian rupa dan dapat dilihat pada gambar 2.5 sehingga aliran fluida yang
keluar dari impeler akan melalui bidang tegak lurus pompa.

Universitas Sumatera Utara

Impeler jenis radial digunakan untuk tinggi tekan (head) yang sedang dan
tinggi, sedangkan impeler jenis francis digunakan untuk head yang lebih
rendah dengan kapasitas yang besar.
Impeler dipasang pada ujung poros dan pada ujung lainnya dipasang kopling
sebagai penggerak poros pompa.

Gambar 2.5. Pompa sentrifugal

2. Pompa aliran campur


Pompa ini menggunakan impeler jenis aliran campur (mix flow), seperti pada
gambar 2.6. Aliran keluar dari impeler sesuai dengan arah bentuk permukaan
kerucut rumah pompa.

Gambar 2.6. Pompa aliran campur

Universitas Sumatera Utara

3. Pompa aliran aksial


Pompa aliran aksial, seperti yang terlihat pada gambar 2.7 menggunakan
impeler jenis aksial dan zat cair yangmeninggalkan impeler akan bergerak
sepanjang permukaan silinder rumah pompa ke arah luar. Konstruksinya mirip
dengan pompa aliran camput, kecuali bentuk impeler dan difusernya.

Gambar 2.7. pompa aliran aksial

b. Klasifikasi menurut bentuk rumah pompa


1. Pompa volut
Pompa ini khusus untuk pompa sentrifugal. Aliran fluida yang meninggalkan
impeler secara langsung memasuki rumah pompa yang berbentuk volut
(rumah siput) sebab diameternya bertambah besar. Bentuk dan konstruksinya
terlihat pada gambar 2.5.
2. Pompa diffuser
Konstruksi pompa ini dilengkapi dengan sudu pengarah (diffuser) di sekeliling
saluran keluar impeller seperti yang terlihat pada gambar 2.8. Pemakaian
diffuser ini akan memperbaiki efisiensi pompa. Difuser ini sering digunakan
pada pompa bertingkat banyak dengan head yang tinggi.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.8. Pompa diffuser


3. Pompa vortex
Pompa ini mempunyai aliran campur dan sebuah rumah volut seperti
tergambar pada gambar 2.9. Pompa ini tidak menggunakan diffuser, namun
memakai saluran yang lebar. Dengan demikian pompa ini tidak mudah
tersumbat dan cocok untuk pemakaian pada pengolahan cairan limbah.

Gambar 2.9. Pompa vortex


c. Klasifikasi menurut jumlah tingkat
1. Pompa satu tingkat
Pompa ini hanya mempunyai sebuah impeler seperti yang terlihat pada
gambar 2.5 s/d 2.9. Pada umumnya head yang dihasilkan pompa ini
relative rendah, namun konstruksinya sederhana.

Universitas Sumatera Utara

2. Pompa bertingkat banyak


Pompa ini menggunakan lebih dari satu impeler yang dipasang secara
berderet pada satu poros seperti yang terlihat pada gambar 2.10. Zat cair
yang keluar dari impeler tingkat pertama akan diteruskan ke impeler
tingkat kedua dan seterusnya hingga ke tingkat terakhir. Head total pompa
merupakan penjumlahan head yang dihasilkan oleh masing-masing
impeler. Dengan demikian head total pompa ini relative lebih tinggi
dibanding dengan pompa satu tingkat, namun konstruksinya lebih rumit
dan besar.

Gambar 2.10. Pompa bertingkat banyak


d. Klasifikasi menurut letak poros
1. Pompa poros mendatar
Pompa ini mempunyai poros dengan posisi horizontal seperti yang terlihat
pada gambar 2.5 s/d 2.10. pompa jenis ini memerlukan tempat yang
relative lebih luas.

Universitas Sumatera Utara

2. Pompa jenis poros tegak


Poros pompa ini berada pada posisi vertikal, seperti terlihat pada gambar
2.11. Poros ini dipegang di beberapa tempat sepanjang pipa kolom utama
bantalan. Pompa ini memerlukan tempat yang relative kecil dibandingkan
dengan pompa poros mendatar. Penggerak pompa umumnya diletakkan di
atas pompa.

Gambar 2.11. Pompa aliran campur poros tegak


e. Klasifikasi menurut belahan rumah
1. Pompa belahan mendatar
Pompa ini mempunyai belahan rumah yang dapat dibelah dua menjadi
bagian atas dan bagian bawah oleh bidang mendatar yang melalui sumbu
poros. Jenis pompa ini sering digunakan untuk pompa berukuran
menengah dan besar dengan poros mendatar.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.12. Pompa jenis belahan mendatar


2. Pompa belahan radial
Rumah pompa ini terbelah oleh sebuah bidang tegak lurus poros.
Konstruksi seperti ini sering digunakan pada pompa kecil dengan poros
mendatar. Jenis ini juga sesuai untuk pompa-pompa dengan poros tegak
dimana bagian-bagian yang berputar dapat dibongkar ke atas sepanjang
poros.
3. Pompa jenis berderet .
Jenis ini terdapat pada pompa bertingkat banyak, dimana rumah pompa
terbagi oleh bidang-bidang tegak lurus poros sesuai dengan jumlah tingkat
yang ada.
f. Klasifikasi menurut sisi masuk impeller
1. Pompa isapan tunggal
Pada pompa ini fluida masuk dari sisi impeler. Konstruksinya sangat
sederhana, sehingga sangat sering dipakai untuk kapasitas yang relative
kecil. Adapun bentuk konstruksinya terlihat pada gambar 2.5 s/d 2.11.
2. Pompa isapan ganda
Pompa ini memasukkan fluida melalui dua sisi isap impeler seperti yang
terlihat pada gambar 2.12. Pada dasarnya pompa ini sama dengan dua buah

Universitas Sumatera Utara

impeler pompa isapan tunggal yang dipasang bertolak belakang dan


dipasang beroperasi secara parallel. Dengan demikian gaya aksial yang
terjadi pada kedua impeler akan saling mengimbangi dan laju aliran total
adalah dua kali laju aliran tiap impeler. Oleh sebab itu pompa ini banyak
dipakai untuk kebutuhan dengan kapasitas yang besar.

Gambar 2.13. Pompa isapan ganda

2.3.Unit Penggerak Pompa


Umumnya unit penggerak pompa terdiri dari tiga jenis yaitu:
-

Motor bakar

Motor listrik, dan

Turbin
Penggerak tipe motor bakar dan turbin sangat tidak ekonomis untuk

perencanaan pompa karena konstruksinya berat, besar dan memerlukan sistem


penunjang misalnya sistem pelumasan, pendinginan dan pembuangan gas hasil
pembakaran.
Sistem penggerak motor listrik lebih sesuai dimana konstruksinya kecil
dan sederhana, sehingga dapat digabungkan menjadi satu unit kesatuan dalam
rumah pompa. Faktor lain yang membuat motor ini sering digunakan adalah

Universitas Sumatera Utara

karena murah dalam perawatan dan mampu bekerja untuk jangka waktu yang
relatif lama dibanding penggerak motor bakar dan turbin.

2.4 Pengertian dan Peranan Pemeliharaan


Pemeliharaan merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan pabrik yang
sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Hal ini karena
apabila seseorang mempunyai paralatan atau fasilitas, maka biasanya dia akan
selalu berusaha untuk tetap mempergunakan peralatan atau fasilitas tersebut.
Demikian pula halnya dengan perusahaan pabrik, dimana pimpinan perusahaan
pabrik tersebut akan selalu berusaha agar fasilitas maupun peralatan produksinya
dapat dipergunakan sehingga kegiatan produksinya berjalan lancar.
Dalam usaha untuk dapat terus menggunakan fasilitas tersebut agar
kualitas

produksi

dapat

terjamin,

maka

dibutuhkan

kegiatan-kegiatan

pemeliharaan dan perawatan yang meliputi kegiatan pemeriksaan, pelumasan


(lubrication), dan perbaikan atau reparasi atas kerusakan-kerusakan yang ada,
serta penyesuaian atau penggantian spare part atau komponen yang terdapat pada
fasilitas tersebut.
Seluruh kegiatan ini sebenarnya tugas bagian pemeliharaan. Peranan
bagian ini tidak hanya untuk menjaga agar pabrik dapat tetap bekerja dan produk
dapat diprodusir dan diserahkan kepada pelanggan tepat pada waktunya, akan
tetapi untuk menjaga agar pabrik dapat bekerja secara efisien dengan menekan
atau mengurangi kemacetan produksi sekecil mungkin. Jadi, bagian perawatan
mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam kegiatan produksi suatu

Universitas Sumatera Utara

perusahaan pabrik yang menyangkut kelancaran atau kemacetan produksi,


kelambatan, dan volume produksi serta efisiensi berproduksi.
Dalam masalah pemeliharaan ini perlu diperhatikan bahwa sering terlihat
dalam suatu perusahaan bahwa kurang diperhatikannya bidang pemeliharan atau
maintenance ini, sehingga terjadilah kegiatan pemeliharaan yang tidak teratur.
Peranan yang penting dari kegiatan baru diperhatikan setelah mesin-mesin
tersebut rusak dan tidak dapat berjalan sama sekali. Hendaknya kegiatan harus
dapat menjamin bahwa selama proses produksi berlangsung, tidak akan terjadi
kemacetan - kemacetan yang disebabkan oleh mesin maupun fasilitas produksi.
Maintenance dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara atau
menjaga fasilitas maupun peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau
penyesuaian maupun penggantian yang diperlukan agar diperoleh suatu keadaan
operasi produksi yang memuaskan sesuai apa yang telah direncanakan. Jadi,
dengan adanya kegiatan maintenance ini, maka fasilitas maupun peralatan pabrik
dapat digunakan untuk produksi sesuai dengan rencana dan tidak mengalami
kerusakan selama fasilitas atau peralatan tersebut dipergunakan untuk proses
produksi atau sebelum jangka waktu tertentu yang direncanakan tercapai sehingga
dapatlah diharapkan proses produksi berjalan lancar dan terjamin karena
kemungkinan-kemungkinan kemacetan yang disebabkan tidak berjalannya
fasilitas atau perlatan produksi telah dihilangkan atau dikurangi. Tujuan utama
fungsi pemeliharaan adalah sebagai berikut:
a. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana
produksi.

Universitas Sumatera Utara

b. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang
dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak
terganggu.
c. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar
batas dan menjaga modal yang diinvestaikan dalam perusahaan selama
waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai
investasi tersebut.
d. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan
melaksanakan

kegiatan

maintenance

secara

maintenance

yang

efektif

dan

efisien

keseluruhannya.
e. Menghindari

kegiatan

dapat

membahayakan

keselamatan para pekerja.


f. Mengadakan suatu kerjasama yang erat dengan fungsi-fungsi utama
lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama
perusahaan. Yaitu tingkat keuntungan atau return of investment yang
sebaik mungkin dan total biaya yang rendah.

2.5. Jenis-jenis Pemeliharaan (Maintenance)


Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada suatu pabrik dapat dibedakan
atas dua jenis, yaitu preventive maintenance dan breakdown maintenance.
2.5.1 Preventive Maintenance
Pengertian preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan
perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang
tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan

Universitas Sumatera Utara

fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses


produksi.
Dengan demikian, semua fasilitas produksi yang mendapatkan preventive
maintenance akan terjamin kelancaran kerjanya dan selalu diusahakan dalam
kondisi atau keadaan siap dipergunakan untuk setiap operasi atau proses produksi
pada setiap saat sehingga dapatlah dimungkinkan bahwa pembuatan suatu rencana
dan schedule pemeliharaan dan perawatan yang sangat cermat dan rencana
produksi yang lebih cepat. Preventive maintenance ini sangat penting karena
kegunaannya yang sangat efektif di dalam menghadapi fasilitas-fasilitas produksi
yang termasuk pada golongan critical unit, dimana sebuah fasilitas atau peralatan
produksi akan termasuk pada golongan ini apabila:
a. Kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan membahayakan kesehatan
atau keselamatan para pekerja.
b. Kerusakan fasilitas ini akan mepengaruhi kualitas produk yang dihasilkan.
c. Kerusakan fasilitas ini akan menyebabkan kemacetan suatu proses produksi.
d. Modal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut atau harga fasilitas tersebut
cukup besar atau mahal.
Bilamana preventive maintenance dilaksanakan pada fasilitas-fasilitas atau
peralatan yang termasuk dalam critical unit, maka tugas-tugas maintenance
dapatlah dilakukan dengan suatu perencanaan yang intensif untuk unit yang
bersangkutan sehingga rencana produksi dapat dicapai dengan jumlah hasil
produksi yang lebih besar dalam waktu yang relatif singkat Dalam praktiknya,
preventive maintenance yang dilakukan oleh suatu perusahan pabrik dapat
dibedakan atas:

Universitas Sumatera Utara

Routine Maintenance

Periodic Maintenance

Routine maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang


dilakukan secara rutin, misalnya setiap hari. Sebagai contoh dari kegiatan ini
adalah pembersihan fasilitas maupun peralatan, pelumasan, serta pemeriksaan
bahan bakarnya dan mungkin termasuk pemanasan (warming-up) mesin-mesin
selama beberapa menit sebelum dipakai beroperasi sepanjang hari.
Periodic maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang
dilakukan secara periodik atau dalam jangka waktu tertentu, misalnya setiap satu
minggu sekali, lalu meningkat setiap bulan sekali, dan akhirnya setiap setahun
sekali. Periodic maintenance dapat pula dilakukan dengan memakai lamanya jam
kerja mesin atau fasilitas produksi tersebut sebagai jadual kegiatan, misalnya
setiap seratus jam kerja mesin sekali atau seterusnya. Jadi, sifat kegiatan
maintenance ini tetap secara periodik atau berkala. Kegiatan ini jauh lebih berat
daripada routine maintenance. Sebagai contoh untuk kegiatan periodic
maintenance adalah pembongkaran karburator atau pembongkaran alat-alat
dibagian sistem aliran bensin, penyetelan katup-katup pemasukan dan
pembuangan silinder mesin, dan pembongkaran mesin ataupun fasilitas tersebut
untuk penggantian bearing, serta service dan overhaul kecil maupun besar.

Universitas Sumatera Utara

2.5.2 Breakdown Maintenance


Breakdown atau corrective maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan
perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada
fasilitas maupun peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik dan benar.
Kegiatan breakdown maintenance yang dilakukan sering disebut dengan kegiatan
perbaikan atau reparasi.
Perbaikan yang dilakukan karena adanya kerusakan yang dapat terjadi
akibat tidak dilakukannnya preventive maintenance ataupun telah dilakukan tetapi
sampai pada waktu tertentu fasilitas atau peralatan tersebut tetap rusak. Jadi,
dalam hal ini, kegiatan maintenance sifatnya hanya menunggu sampai kerusakan
terjadi dahulu, baru kemudian diperbaiki. Maksud dari tindakan perbaikan ini
adalah agar fasilitas atau peralatan tersebut dapat dipergunakan kembali dalam
proses produksi sehingga proses produksinya dapat berjalan lancar kembali.
Dengan demikian, apabila perusahaan hanya mengambil kebijaksanaan
untuk melakukan breakdown maintenance saja, maka terdapatlah faktor
ketidakpastian (uncertainity) dalam kelancaran proses produksinya akibat
ketidakpastian akan kelancaran bekerjanya fasilitas atau peralatan produksi yang
ada. Oleh karena itu, kebijaksanaan untuk melaksanakan breakdown maintenance
saja tanpa preventif maintenance akan menimbulkan akibat-akibat yang dapat
menghambat ataupun memacetkan kegiatan produksi apabila terjadi suatu
kerusakan yang tiba-tiba pada fasilitas produksi yang digunakan.
Kelihatannya bahwa breakdown maintenance adalah lebih murah biayanya
dibandingkan dengan preventive maintenance. Hal ini benar adanya selama
kerusakan belum terjadi pada fasilitas atau peralatan sewaktu proses produksi

Universitas Sumatera Utara

berlangsung. Namun, bilamana kerusakan terjadi pada peralatan selama proses


produksi berlangsung, maka akibat dari kebijaksanaan dengan menerapkan
breakdown maintenance saja akan jauh lebih parah kerugiannya daripada
preventive maintenance. Oleh karena breakdown maintenance mahal, maka
sedapat mungkin harus dicegah dengan mengintensifkan preventive maintenance.
Selain itu, perlu dipertimbangkan bahwa dalam jangka panjang untuk mesinmesin yang mahal dan termasuk pada critical unit dari proses produksi, bahwa
preventive maintenance akan lebih menguntungkan daripada hanya menerapkan
kebijakan breakdown maintenance saja.

2.6. Organisasi Maintenance


Defenisi, maksud, lingkup dan hasil-hasil yang dari organisasi pasti ada.
Di dalam pendirian suatu organisasi perawatan, maka beberapa hal yang utama
ialah :
1. Menurunkan ongkos produksi dan meningkatkan produktivitas pabrik.
2. Bahwa pengambilan personal pengawas adalah didasarkan atas tanggung
jawab dan beban.
3. Berikanlah keahlian personal yang akan dilibatkan didalam aktivitas produksi.
4. Dan bahwa pendekatan secara otomatis dalam keahlian sedini menunjukkan
kebutuhan yang lebih besar dari seni teknik modern dan keahlian.
Berikut diberikan pentabelan tentang sebutan, definisi, lingkup serta hasilhasil yang diharapkan dari suatu organisasi.

Universitas Sumatera Utara

Sebutan

: Organisasi

Definisi

: Menengahkan kewenangan, pertanggung jawaban dan


hubungan untuk mengektifkan tujuan dari organisasi

Tujuan Pendirian

: 1. Susunan administrasi
2. Beban dan tanggung jawab dari pengawas-pengawas
setiap tingkatan.
3. Permintaan kerja mekanik dalam tingkat produksi

Lingkup

: Organisasi yang dipakai di pabrik, bagian, policy pabrik,


dan kelompok staff tenaga administrasi.
Pada tiap-tiap tingkatan dari pengawas harus dibagi atas
dasar beban dan tanggung jawab supaya seseorang staff
bisa berperan secara penuh dengan tanpa dikacaukan oleh
duplikasi pekerjaan-pekerjaan.
Dalam banyak hal bahwa suatu organisasi harus luwes
didalam meniti tujuan.

Hasil

: 1. Organisasi dimaksud untuk mencapai Target


2. Memudahkan serta menyederhanan prosedur didalam hal
praktis operasionalnya.
3. Menghilangkan fungsi duplikasi dan over lapping
4. Secara

praktis

dan

bisnis

adalah

untuk

lebih

meminimkan biaya produksi dan harga jual.


5. Meningkatkan kemampuan pabrik bila semuanya
mungkin.

Universitas Sumatera Utara

Adapun dari struktur organisasi yang di pakai oleh Pabrik Gula Kwala
Madu dapat dilihat pada gambar 2.14.

Gambar 2.14 Struktur Organisasi Pemeliharaan


Dari data di atas, maka dapat di jelaskan sebagai berikut :
1. Daftar sarana

: Suatu laporan dimana untuk mengetahui beberapa


jenis mesin atau peralatan yang di maintenance
kan.

Universitas Sumatera Utara

2. Jadwal pemeliharaan

: Suatu kegiatan untuk mempermudah melakukan


suatu proses kegiatan maintenance dan apa saja
yang akan dilakukan.

3. Catatan riwayat

: Suatu laporan untuk mengetahui kapan mesin


tersebut perlu di ganti atau melakukan
pembongkaran.

4. Program pemeliharaan

: Apa saja yang akan dilakukan dalam


melaksanakan kegiatan proses maintenance.

5. Spesifikasi pekerjaan

: Suatu kegiatan yang mana dapat dibagi dalam


melaksanakan proses maintenance.

6. Staff pemeliharaan

: Suatu kerjaan dimana membuat kegiatan kerja


dalam melaksanakan proses maintenance.

7. Staff produksi

: Suatu kerjaan dimana memperhatikan keadaan


yang terjadi dalam proses produksi pada suatu
mesin.

Mengorganisasi

dan

mengawasi

semua

bahagian-bahagian

dan

kegiatannya baik berupa kegiatan langsung ataupun tak langsung bekerja sama
dengan bagian pemeliharaan pabrik. Untuk tujuan ini perlu dibuat suatu metode
yang efisien diantara sesama bagian-bagian lain yang terkait.
Bagaimana mengorganisasi bagian pemeliharaan yang tercakup dalam
organisasi pabrik harus jelas.
a. Tugas kepala bagian, insinyur, supervisor (penyedia), teknisi dan para
pekerja yang harus disiapkan pada saat memulai pekerjaan.

Universitas Sumatera Utara

1. Siapkan semua tata cara ( prosedur )


2. Diskusikan dan siapkan semua detail untuk pelaksanaan kerja dan
awasi urutan kerjanya.
3. Minta tenaga kerja lain bila perlu, dan tugaskan pekerjaan pada
pekerjaannya masing-masing.
Sangat diajurkan untuk melakukan latihan pendahuluan sebelum pabrik
benar-benar beroperasi, dengan melatih para pekerja pabrik sebaik mungkin akan
menghindarkan pekerjaan yang bertumpuk-tumpuk pada saat pabrik beroperasi.
b. Jaga dan evaluasi semua kegiatan-kegiatan pemeliharaan pabrik. Manajer
pabrik berhak untuk menilai kondisi para pekerja minimal sekali dalam
setahun. Para pekerja ini bertugas untuk menjaga dan meningkatkan
efisiensi pabrik dan

menghilangkan aturan kerja yang berbelit-belit.

Struktur organisasi pada suatu pabrik.


1. General manager ( GM )
2. Superintenden ( SI )
3. Supervisor ( SPV )
4. Foreman ( Kepala Regu )
5. Craft ( Buruh )

2.7. Planning ( Perencanaan )


2.7.1. Definisi Pekerjaan Perencanaan
Kemajuan suatu organisasi tidak dapat diharapkan tanpa adanya
perencanaan.

Memang

sebenarnya

keberhasilan

perusahaan,

langsung

berhubungan dengan kuantitas dan kualitas perencanannya.

Universitas Sumatera Utara

Perencanaan adalah suatu proses memperkirakan apa yang akan terjadi di


masa yang akan datang dan mempersiapkan sesuatu untuk masa mendatang itu.
Ini berarti setidak-tidaknya harus ada sepercik seni dan segenggam ilmu dalam
perencanaan. Yang harus jelas dalam perencanaan adalah sejumlah sasaran yang
pasti, sekalipun hanya berupa inti sari dari harapan dan keinginan. Seseorang
perencanaan harus mempunyai cukup daya khayal untuk membayangkan apa yang
akan terjadi, dan dapat mengubah gagasan kedalam bentuk yang lebih praktis,
sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk tindakan.
Semua

pekerjaan-pekerjaan

yang

dilaksanakan

oleh

orang-orang

pemeliharaan sudah dikaji melalui beberapa perencanaan. Pekerjaan perlu


direncanakan bila :
a. Pekerjaan sudah diselidiki, jelas, dan langkah-langkah kerja juga sudah ada
catatannya.
b. Bahan yang diperlukan sudah dibeli dan sesuai dengan rencana spesifikasi
kerja tersebut.
c. Bila equipmen-equipmen khusus seperti truk besar dan kren diperlukan maka
equipmen ini harus berada ditempat atau tersedia pada suatu tempat.
d. Perkakas-perkakas khusus yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan juga
harus ada dilapangan.
e. Gambara-gambaran atau skets dari barang yang mau dikerjakan harus ada
lengkap dengan uraiannya.
f. Diperlukan untuk meng-estimate jumlah tenaga kerja dan waktu yang
diperlukan untuk melakukan pekerjaan tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Jika suatu pekerjaan memenuhi kriteria diatas, maka pekerjaan tersebut


dapat diklasifikasikan sebagai pekerjaan perencanaan. Perencanaan pemeliharaan
akan dapat dilaksanakan dengan baik dengan mengikuti prosedur-prosedur dasar
berikut ini : pastkan langkah-langkah pekerjaan dan prosedur yang detail ( rinci ),
tentukan tingkat kekhususannya dan estimasi apa-apa yang diperlukan pada setiap
jenis pekerjaan pemeliharaan, karena setiap jenis pekerjaan berbeda dari satu
pabrik dengan pabrik lainnya.
Jika estimasi dan perencanaan dibuat secara teliti dan akurat maka
perencanaan akan berhasil dengan baik. Para perencanan harus tetap memikirkan
bahwa pelaksanaan berhasil dengan baik. Para perencanaan harus tetap
memikirkan bahwa pelaksanaan melewati batas waktu yang ditentukan atau
bahan-bahan tidak cukup atau habis, dan harus kelebihan dan ini tidak akan
menghasilkan pekerjaan yang baik, dan harus selalu diingat bahwa pekerjaan yang
seharusnya bila dikerjakan 2 orang hanya perlu waktu 8 jam tetapi kenyataannya
waktu tersebut lebih dari 8. Jadi bila perencanaannya buruk maka hasilnya akan
lebih buruk.

2.7.2. Fungsi Dari Perencanaan


Tugas-tugas dari perencana sebaiknya dipegang oleh orang yang
merencanakan sendiri pekerjaan itu, atau kedua pekerjaan diatas dapat juga
dilakukan oleh dua orang yang berbeda. Perencanaan menyiapkan pekerjanpekerjaan bulanan, mingguan, dan harian berdasarkan prioritas. Tujuan dari
perencanaan ini adalah untuk mendistribusikan pekerjaan-pekerjaan berdasarkan
jam kerja yang tersedia.

Universitas Sumatera Utara

2.7.3. Pengaturan
Staff perencanaan membuat pengaturan untuk mendapatkan bahan,
perkakas, dan equipmen yang khusus dan dikirimkan kelapangan tempat
pekerjaan dilakukan. Jadwal pekerjaan untuk hari esok, tembusan permintaan
kerja, tembusan permintaan barang, gambar dan cetakan dikirim kebahagian
enginering atau kepada penyelia. Penyelia mempelajari kembali pekerjaanpekerjaan tersebut dan membuat koreksi-koreksi untuk pekerjaan selanjutnya.
Jadwal kerja harian dan mingguan harus disiapkan lebih awal. Jadwal ini
menerangkan urutan-urutan kerja yang harus dilakukan.

2.7.4.Pembagian Waktu
Hal yang perlu diperhatikan perencanaan adalah tidak semua pekerjaanpekerjaan sejenis dapat dikerjakan pada waktu dan hari yang sama. Jadwal
pekerjaan harian merupakan pegangan bagi penyelia untuk mengalokasikan
tenaga kerja pada pekerjaan-pekerjaan yang khusus berdasarkan estimasi
pekerjaan tersebut. Jadwal harian ini juga berguna untuk melaporkan status
pekerjaan dan jumlah jam kerja yang sebenarnya, agar dapat diperkirakan
biayanya. Salinan jadwal kerja berguna mengkoordinasikan pengiriman barang.
Kegunaan lainnya, jadwal kerja harian ini merupakan sumber informasi
untuk mengawasi pekerjaan pemeliharaan. Jadi jadwal ini harus ditandatangani
atau disyahkan secara teliti oleh penyelia pemeliharaan pabrik atai insinyur yang
bertanggung jawab sebelum dikembalikan kebahagiaan perencanaan keesokan
harinya. Pada rapat harian bahagian pemeliharaan antara manajer pemeliharaan,
kepala bahagian dan penyelia membicarakan beban pekerjaan yang akan muncul

Universitas Sumatera Utara

untuk minggu selanjutnya. Disini semua pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya besar


didiskusikan dan rencana harian yang telah terjadwal disyahkan. Pada rapat harian
ini orang-orang bahagian operasi merupakan orang-orang penting yang
memberikan infomasi untuk keberhasilan penjadwalan pekerjaan tersebut.
Siapkan

perencanaannya

dengan

membuat

diagram

batang

dan

didiskusikan pada rapat mingguan, untuk menentukan apakah pemakaian tenaga


kerja yang dipakai sudah sesuai dengan yang diinginkan. Komunikasi antar
bahagian pemeliharaan dan bahagian produksi sangat penting. Rapat harian dan
mingguan untuk menyatukan komunikasi yang tercecer dan juga untuk
memberikan semangat dan kerjasama yang baik antara semua group pemeliharaan
yang ada.
Penjadwalan berguna untuk memastikan semua pekerjaan harian telah ada
tenaga kerjanya berdasarkan estimasi permintaan kerja yang sudah dibuat.
Walaupun demikian hak penuh untuk mengalokasikan pekerjaan ada pada
penyedia (supervisor) pemeliharaan pabrik. Khusus untuk pekerjaa darurat,
penyelia harus melengkapi jadwal pekerjaan harian, untuk menentukan siapa yang
harus mengerjakan suatu pekerjan tertentu.

2.7.5. Rencana Yang Tepat


Tidak akan ada rencana jangka panjang yang bermanfaat, jika tidak
dinyatakan secara tertulis. Ini berarti mempersiapkan perencanaan sedemikian,
sehingga dapat dilakukan tanpa hadirnya seorang perencana yang handal. Kalau
program ini ditulis, maka dapat dilakukan oleh siapapun yang akan
melakukannya.

Universitas Sumatera Utara

Suatu rencana akan berhasil dengan baik, apabila sasaran dinyatakan


dengan jelas, dan dilakukan pengendalian atas rencana itu. Paling baik kalau
rencana itu dinyatakan dengan sederetan jadwal yang menunjukkan urutan waktu,
maupun persyaratan lainnya secara kuantitatif.

2.7.6. Langkah-langkah Perencanaan


Semua perencanaan harus didasari oleh kesadaran bahwa ia ditulis untuk
orang, dilaksanakan oleh orang, dan bisa gagal karena orang. Berhubungn dengan
itu, maka langkah-langkah diperlukan dalam perencanaan adalah sebagai berikut :
1. Tentukan dengan jelas apa yang harus dilakukan dan oleh siapa.
2. Menjamin adanya kemampuan dan sumber daya
3. Memerinci sasaran
4. Kaitkan sasaran dengan organsiasi yang sudah ada
5. Mengerahkan pekerjaan
6. Cobakan rencana itu
7. Sisihkan perubahan yang perlu
8. Awasi terus kemajuannya
9. Bahaslah kemajuan dengan semua pihak yang bersangkutan
10. Rumuskan prosedur pengendalian dan lakukan pengecekan apakah
kemajuan itu sejalan dengan kendali.

Universitas Sumatera Utara

2.7.7. Kualifikasi Staff Perencanaan


Satu hal yang harus diperhatikan pada saat group perencanaan akan
dibentuk adalah kualifikasi kemampuan para calon perencana tersebut, dan hal-hal
yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut :
1. Mempunyai latar belakang praktek lapangan.
2. Mampu menganalisa masalah-masalah yang ada, hingga dapat mengambil
tindakan lebih dahulu sebelum kerusakan benar-benar terjadi pengalaman
minimum 2 atau 3 tahun sebagai supervisor atau pendidikan diploma
teknik 3 tahun dengan pengalaman lapangan 3 tahun untuk calon
supervisor yang terbaik. Perekrutan dari diploma teknik dengan
pengalaman lapangan dianjurkan, karena calon ini dapat mengembangkan
dan mengantisipasi hal-hal yang baru.

2.7.8. Inspeksi dan Fungsinya


Bebarapa organsiasi perawatan mesin yang besar memisahkan antara
inspeksi pada perawatan pencegahan dan fungsi pengawasan (dalam arti perkiraan
pembiayaan) dar problema keteknikan dan keahlian pengawasan sendiri.
Pemisahan ini bila diharapkan tercapainya efisiensi kerja yang optimal
dalam organsaisi perawatan mesin tersebut. Bila semuanya mungkin, maka
sebaiknya untuk pengawasan supaya ditempatkan dalam kaitan dengan upaya
peningkatan prestasi sumber daya manusianya.

Universitas Sumatera Utara

2.8. Beban Kerja


2.8.1.Permintaan Kerja
Permintaan kerja berisikan informasi-informasi yang sangat penting, tetapi
dasarnya adalah bagian yang penting yang harus diketahui oleh perencanaan dan
staffnya agar dapat meramalkan pekerjaan-pekerjaan tersebut.
Pertama adalah nomor item equipmen yang menunjukkan jenis equipmen
dalam pabrik tersebut yang akan diperbaiki. Lebih baik lagi jika dibuat buku kode
pemeliharaan. Hingga dari buku ini dapat diperoleh nomor item dan dituliskan
permintaan kerja pada saat permintaan kerja itu diminta.
Dengan adanya nomor item ini memungkinkan kita mencatatnya pada
kartu histori pemeliharaan dan ini akan dipakai untuk meramalkan pemeliharaan
pada masa depan. Kode-kode lain yang dipakai pada permintaan kerja adalah
kode biaya, kode elemen biaya, kode bahan, kode klassifikasi pekerjaan, dan kode
priorotas pekerjaan pemeliharaan.

2.8.2. Prioritas Pekerjaan


Orang yang meminta pekerjaan pemeliharaan punya hak penuh untuk
mengusulkannya tetapi tidak berhak untuk prioritasnya. Koordinator operasi dan
pemeliharaan yang mengusulkan prioritas pekerjaan dan mensyahkan permintaan
kerja tersebut dan menyelidiki terlebih dahulu.
Insinyur atau kepala bagian operasi atau pemeliharaan yang mempunyai
wewenang memutuskan prioritas pekerjaan bergantung pada skope pekerjaan
pemeliharaan tersebut.
Prioritas 1. Pekerjan ini bersifat pekerjaan darurat, yang harus segera dilakukan
yang artinya harus mengganggu pekerjaan lain yang telah terjadwal.

Universitas Sumatera Utara

Pekerjaan darurat tidak memerlukan pengesahan bahagian-bahagian


yang terkait.
Prioritas 2. Pekerjaan-pekerjaan yang dapat dimulai pelaksanaan 30 jam lagi,
dan pekerjaan jenis ini dapat dikerjakan pada jadwal pekerjaan
keesokan harinya.
Prioritas 3. Pekerjaan ini adalah pekerjaan pemeliharaanya yang rutin, pekerjaan
ini bersifat alamiah dan terus menerus dan terjadwal dalam periode
satu minggu.
Prioritas 4. Pekerjaan ini adalah pekerjaan pembangkaran mesin tahunan,
pekerjaan ini memerlukan penyimpanan data-data yang banyak
sekali.

Pada

pekerjaan

ini

pembelian

bahan-bahan

harus

dilaksanakan 10 bulan sebelum pekerjaan tersebut dimulai.


Prioritas yang paling tinggi adalah priorits yang pertama, selanjutnya
adalah prioritas kedua, ketiga. Prioritas ke 4 merupakan pekerjaan yang bisa
dilakukan.

2.8.3. Beban Kerja Perawatan


Tujuan utama dari prosedur perawata menyangkut semua tentang
pengawasan, reparasi, over houl dan mengkonstruksi untuk menciptakan kondisi
siap operasi dari suatu mesin.
Pekerjaan-pekerjaan terdiri dari fungsi perencanaan perawatan dan
perancangan bagian-bagian mesin yang pelu dipengaruhi atau diganti dan lainlain. Lebih dari semua aktivitas ini dilaporkan kepada manajemen yang lebih
tinggi. Mekanisme kerja seperti tersebut prosedur teknik pabriksi.

Universitas Sumatera Utara

Teknik pabrik menyangkut semua pelaporan pada atasan supaya organisasi


pabrik bisa berjalan seperti yang diharapkan. Tanggung jawab utama dari teknik
pabrik dapat dibagi dalam dua fungsi dasar yaitu :
1. fasilitas teknik
2. perawatan
Perawatan berarti pula menciptakan siap operasi dari mesin-mesin dan ini pasti
melibatkan pembiayaan, perencanaan, serta fungsi desain untuk bisa mencitakan
berfungsinya fasilitas dan peralatan.

2.9. Pekerjaan Pemeliharaan Pabrik


2.9.1 Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan rutin adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang
dilakukan secara rutin, misalnya setiap hari seperti: pembersihan peralatan,
pelumasan, dan pemeriksaan bahan bakar sebelum mesin dioperasikan.
Peranan utama dari perawatan rutin termasuk
1. Perawatan rutin dari peralatan agar mesin tetap berdaya guna
2. Menciptakan mesin selalu siap operasi
3. Penjagaan bagian-bagian mesin yang kiranya perlu diganti atau
overhoul
4. Kontrol dari bagian-bagian mesin hasi perawatan dari penjualan ( jasa
perawatan )
5. Kontrol mutu dari hasi kerja kelompok perawatan
Fungsi pengontrolan dalam hal ini tidak berbeda besar dari upaya untuk
aktifitas produksi. Dari kontrol ini pula diharapkan adanya suatu masukan pada

Universitas Sumatera Utara

manajemen yang lebih tinggi tentang kapan kiranya masing-masing dari


bagian mesin harus diganti. Dengan demikian jadwal, serta pembiayaan bisa
dirancang untuk itu.
2.9.2 Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan berkala adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang
dilakukan secara berkala atau jangka waktunya tertentu, misalnya setiap 1 (satu)
minggu sekali, lalu meningkat 1 (satu) bulan sekali, dan akhirnya setiap satu tahun
sekali.
Pemeliharaan berkala dapat pula dilakukan dengan menggunakan lamanya
jam kerja mesin atau fasilitas produksi tersebut sebagai jadwal kegiatan, misalnya
setiap 100 jam kerja mesin. Pada umumnya, sebuah pabrik memisahkan jadwal
pemeliharaannya, yaitu:
a. Pelumasan untuk mesin-mesin pengolahan
b. Pemeliharaan alat-alat listrik
c. Mesin-mesin maupun alat-alat pengolahan
d. Mesin-mesin pembangkit tenaga
2.9.3

Repair
Repair korektif adalah untuk memperingan kondisi yang tidak diinginkan

yang diperoleh selama kontrol perawatan pencegahan agar mesin dari alat-alat
berat siap dioperasikan.
Repair yang dimaksud ini adalah lebih dari sekedar pekerjaan yang tidak
terjadwal karena sering kali terjadi trouble yang justru karena hal-hal yang kecil
sebagai contoh karena endapan kotoron didalam pompa. Bisa juga hal itu terjadi
karena pengerakan dari endapan air dan lian-lainnya.

Universitas Sumatera Utara

2.9.4. Overhoul
Overhoul atau turun mesin atau disebut juga perawatan total atau
perawatan besar adalah menyangkut : perencanaan waktu, jadwal pekerjaan dari
penggantian atau pembaruan atau juga rekondisi dari tiap-tiap bagian dari mesin.
Pekerjaan ini akan selamanya terdiri dari satu atau lebih bagian-bagian atau titik
patah, pengujian, penggantian, pembaruan, pemasangan kembali serta pengetesan
hasilnya.
Disamping relatif tetap untuk mesin-mesin, juga bisa dipakai fasilitas serta
alat yang tetap lokasinya seperti instalasi pemanas atau ventilasi. Ini benar-benar
berbeda dengan perawatan pencegahan, dimana keutamaan dari keterlibatan
kontrol dan test dari berbagai bagian mesin adalah didalam kaitan agar mesin
bener-benar semuanya serba baru atau siap untuk operasi dengan kondisi seperti
halnya pada saat awal mesin dioperasikan.
Semua perencanaan turun mesin harus bisa dihitung berapa total habisnya
material dan onderdil-onderdil secara lengkap.
2.9.5. Rekontruksi
Pada beberapa pekerjaan maintenance, strategi dasar dari perawatan juga
dimungkinkan

pula

dengan

pekerjaan-pekerjaan

membangun

atau

mengkonstruksikan seperti misalnya mengkonstruksikan bagian-bagian dari


engine yang terbuat dari kayu, baja, plastik, concrete, benda tuang, instalasi listrik,
instalasi kontroler elektronik dan lain-lain.
Dalam

beberapa

keadaan

pekerjaan-pekerjaan

terakhir

ini

bisa

dilimpahkan kepada pemborong terpercaya.

Universitas Sumatera Utara

Betapapun juga didalam menganalisa perancangan organisasi perawatan


perlu memperhatikan banyak sekali kendala secara aktual.Terdapat dua tipe dasar
untuk operasi perawatan menetap dan perawatan sambil berjalan.Perawatan
menetap termasuk mengkontruksi, pelurusan, pemasangan instalasi listrik /
hidrolik, perawatan dan repair untuk mendapatkan kondisi yang lebih baik
sedangkan yang termasuk perawatan jalan yaitu perawatan dimana pada bagian
perawatan dikarenakan dalam keadaan jalan urutan kerjanya, inspeksi, repair dan
bahkan overhoul terkadang justru terjadi dengan proses pengerjaan dari suatu
proses keproses lain.

2.10. Man Power


2.10.1 Pengertian Man Power
Man power atau tenaga kerja manusia dalam suatu perusahaan perawatan,
ada banyak faktor yang harus diperhatikan. Masing-masing pabrik akan
mempunyai persoalannya sendiri-sendiri dan berbeda satu sama lain.
Hubungan antara banyaknya orang dengan jumlah waktu operasi personal,
kaitan antara pegawai-pegawai perawatan yang bisa diperoleh, merupakan kajian
yang sangat penting bagi direksi. Sedikit jumlah tenaga kerja dengan kapasitas
dan kualitas hasil kerja yang memuaskan adalah tujuan manajemen.
Dalam manajemen produksi khususnya bagian perawatan pabrik, tenaga
kerja (man power) merupakan bidang keputusan yang sangat penting. Hal ini
disebabkan bahwa tidak akan terjadi suatu proses produksi dan operasi tanpa
adanya orang atau tenaga kerja yang mengerjakan kegiatan menghasilkan produk.

Universitas Sumatera Utara

Penggunaan mesin dan tenaga kerja dapat digunakan untuk mengukur


hubungan antara tenaga kerja dan mesin guna melihat kemungkinan-kemungkinan
untuk memperbaiki penggunaan tenaga kerja dan mesin dan bertujuan untuk
membuat kedua unsur ini dapat dipergunakan seefektif mungkin. Perbaikan dalam
penggunaaan tenaga kerja dan mesin dilakukan dengan mengadakan analisis yang
menggunakan persentase penggunaan orang dan mesin dan analisis siklus kerja
serta siklus waktu yang realistis. Jika kegiatan kerja manusia diperlihatkan pada
gambar (chart) yang sama kegiatan kerjanya seperti kegiatan kerja mesin-mesin,
maka kedua unsur tersebut harus digambarkan suatu skala waktu yang sama.
2.10.2. Jumlah Man Power Dalam Kaitan Dengan Keahlian
Sulit untuk dipresentasikan sebagai dasar penentuan dari masing-masing
keahlian yang berbeda di pabrik secara praktis dalam hubungan-hubungan seperti
ini, maka pengkajian secara terus-menerus menjadi sangat penting untuk
mendapatkan kondisi yang optimal, apakah perlu adanya penambahan pada
bagian yang satu atau pengurangan pada bagian yang lain guna mencapai alokasi
tenaga yang seimbang dalam kaitannya dengan beban pekerjaan.
Pencatatan setiap saat dari suatu bagian dan keahlian merupakan alat
perencanaan yang efektif. Suatu keadaan yang baik adalah beban kerja diimbangi
dengan tenaga yang cukup. Dalam kondisi seperti ini, dimana beban terlampau
besar dan terbatasnya tenaga, maka sebaiknya bisa dipakai pemborong luar.

2.11 Man Hour


Dalam praktik pemeliharaan dan perawatan pabrik, man hour adalah
waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu pekerjaan dan biasanya dihitung

Universitas Sumatera Utara

dalam satuan jam. Untuk mengestimasi waktu yang diperlukan oleh suatu
pekerjaan sangat bergantung pada pengalaman yang ada. Menyadari akan hal
tersebut, dimana pengalaman memerlukan waktu yang lama, maka terdapat dua
metode yang dapat dipakai, yaitu:
a. Waktu untuk pekerjaan-pekerjaan yang khusus.
b. Menggunakan data standart yang bersala dari konsultan maupun jurnaljurnal pendukung yang relevan.
Indikator yang biasa ditemukan adalah persentase jam kerja yang
terjadual. Tenaga kerja bagian pemeliharaan biasanya tersedia untuk pekerjaanpekerjaan yang sudah terjadwal. Perbedaan antara jam-jam rutin yang tersedia dan
jam kerja yang terjadual disebut sebagai persentase jam-jam rutin yang ada.
Seorang perencana harus mengetahui jumlah man hour yang hadir dan siapa saja
pekerja yang absen. Perencana harus mengantisipasi pekerja yang tidah hadir,
seperti: liburan dan waktu permintaan cuti.
Indikator pengawasan adalah jam kerja yang sebenarnya yang dilaporkan
oleh workshop dan supervisor perbaikan dan jam kerja yang dibayarkan untuk
pekerja tersebut. Hal ini merupakan informasi yang penting sebab semua laporanlaporan pengawasan berdasarkan jam-jam kerja yang dilaporkan.
Supervisor harus mencatat setiap jam kerja para pekerja termasuk
overtime. Jam kerja yang hilang adalah perbedaan jam kerja yang dilaporkan
dengan jam kerja yang dibayar. Indikator pengawasannya adalah jam-jam kerja
yang hilang sebagai presentase dari total jam kerja yang dibayar.

Universitas Sumatera Utara

2.12 Equipment, Tool, Material dan Consumable


Equipment

: Merupakan peralatan-peralatan yang besar seperti crane, mobil


derek,dan lain-lain.

Tool

: Peralatan kerja seperti obeng, tang, martil, pisau dan lain-lain.

Material

: Bahan-bahan yang tidak habis pakai seperti packing, bantalan dll.

Consumable : Bahan habis pakai seperti minyak gemuk (grease), oli, sabun.
Setiap point diatas biasanya ditempatkan pada tempat-tempat yang
strategis agar supaya ketika diperlukan secara cepat dapat dengan langsung
digunakan. Setiap pemakaian dari point diatas harus memiliki laporan baik secara
lisan maupun tulisan supaya penggunanya jangan sembarangan, yang dapat
merugikan perusahaan.

2.13. Pengendalian dan Pembiayaan Operasional


Metode yang umum dan tradisional dalam penerarapan pemeliharaan
adalah pemeliharaan darurat tak terencana. Metode ini membolehkan kerusakan
terjadi sebelum diadakan perbaikan untuk mengoreksi kesalahan atau mereperasi
kerusakan. Dalam cara ini kebutuhan akan pekerjaan mengendalikan organisasi
dan administrasi pemeliharaan, dan kerusakan peralatan mencerminkan kegagalan
untuk memeliharanya.
Interupsi terhadap oleh pemberhentian yang tak teramalkan jarang
dievaluasi secara tuntas dan selalu ditaksir terlalu rendah.
Sebagai usaha untuk mengurangi efek interuptif seperti ini terhadap
produksi, berbagai perusahaan akhir akhir ini telah menggunakan suatu cara
mengorganisasi pekerjaan pemeliharaan, dan cara ini kita sebut Pemeliharaaan

Universitas Sumatera Utara

Terencana, yang didefenisikan sebagai pekerjaan yang diorganisasikan dan


dilakukan dengan pemikiran ke masa depan, pengendalian dan pencatatan.
Sangat sering ada kebencian diam diam terhadap keteraturan
pengendalian ini, keterkejutan dan kesibukan yang sering ada disekitar perbaikan
darurat tidak terjadi lagi, para insinyur engan enggan melaksanakan pap yang
sudah tertulis, dan para pekerja merasa kemampuan mereka tidak diperlukan lagi.
Yang bertanggung jawab terhadap biaya bertanya tanya apakah tidak lebih baik
untuk membiarkan biaya pemeliharaan tetap tertutupi dengan pembiayaan umum
yang sudah terbiasa dilakukan uang sesuai untuk pemeliharaan tak terkendali.
Pendapat pendapat diatas tentu saja salah meskipun perlu ditekankan
bahwa

diperlukan

beberapa

usaha

tertentu

untuk

menerapkan

metode

pemeliharaan terencana dan mungkin ditemukan bahwa kritik langsung yang


muncul terhadap metode ini didasari oleh kebencian yang tidak didasari seperti
diatas.
Pengendalaian administratif terhadap pekerjaan pemeliharaan sangat
berubah ketika berganti dari metode pemeliharaan darurat ke kebijakan
pemeliharaan terencana. Pemeliharan darurat sangat sangat tergantung dengan
keputusan sesaat, pembelian secara panik, revisi yang tak beakhir terhadap
proritas pekerjaan, pengarahan ulang tenaga kerja secara mendadak, dan berbagai
keadaan darurat yang komulatif merendahkan efisiensi pemeliharaan.
Suatu sistem pemeliharaan terencana mengelola kebijakan pemeliharaan
perusahaan dengan menyediakan alat alat yang secara teknis dan finansial
mengarahkan

dan

mengendalikan

operasi

pemeliharaan

dengan

tujuan

Universitas Sumatera Utara

meningkatkan standar pemeliharaan pabrik dan mempertinggi keefektifan biaya,


lihat pada gambar 2.15.
Rancangan pemeliharaan terncana yang paling sukses pastilah yang
sesederhana mungkin, melibatkan personil bengkel dengan sesedikit mungkin
pekerjaan tulis menulis.
Sistem yang diterapkan dalam hal ini hanya membutuhkan tiga dokumen
yang bersangkutan dengan personil bengkel, hanya dua diantaranya memerlukan
penulisan. Dalam masyarakat modern sejumlah pekerjaa tulis menulis tidak bisa
dihindarkan dan mungkin diperlukan dalam waktu bertahun tahun menciba
suatu kata tertulis sampai betul betul diterima sebagai salah satu prasyarat dalam
teknis perencanaan modern. Dalam hal ini beberapa masalah yang diketahui,
misalnya keengganan untuk berubah, mungki terjadi dan tidak bisa dihilangkan
secara keseluruhan.
Pada kebanyakan organisasi yang menggunakan sistem pemeliharaan
terencana, hal ini akan merupakan bagian integral dari fungsi rekayasa pabrik.
Gambar dibawah ini menunjukkan sebuah bagan lingkar sederhana yang
menggambarkan persentase pemeliharaan murni ( 55 % ), dibandingkan dengan
perekayasaan proyek dan berbagai pekerjaan non-pemeliharaan, yang bisa
menjadi suatu sasaran untuk perencanaan masa depan.
Tentu saja persentase ini berbeda beda pada perusahaan yang satu
dengan yang lain dan diantara industri yang berbeda. Jika proporsi pekerjaan
perekayasaan proyek kecil, pemeliharaan murni akan mempunyai proporsi besar.
Ynag didapatkan tidak berbeda banyak antara perusahaan perusahaan ialah
proporsi di dalam pemeliharaan murni itu sendiri, yaitu antara pemeliharaan

Universitas Sumatera Utara

pencegahan, korektif, dan darurat yang masing masing kisar antara 72, 22 dan 6
%. Angka ini adalah sasaran yang realistik yang harus di capai oleh setiap
perusahaan dalam 1.5 2

tahun setelah pemakaian sistem pemeliharaan

terencana.

Gambar 2.15 Fungsi Rekayasa Pabrik


Manajemen dan pekerjaan produksi wajib berpikir bahwa pemakaian
sistem pemeliharaan terencana dengan segera akan menghasilkan perbaikn standar
pemeliharaan dan pengurangan waktu nganggur. Hal ini mungkin saat terjadi
dalam beberapa kasus, diman standar pemeliharaan jauh di bawah rata rata.
Tetapi, manajemen, staf dan para pekerja harus sadar bahwa adanya keengganan
untuk berubah, perlunya mesin di overhoul secara total dan sebagainya,
membutuhkan bantuan dari setiap orang dalam departemen pemeliharaan, kerja

Universitas Sumatera Utara

sama penuh dari departemenoperasi atau produksi, dan juga yang penting adalah
adanya dukungan dari manajemen puncak, sebelum efek pemeliharaan bisa
dirasakan.
Kita telah melihat bahwa masalah utama yang dihadapi oleh manajer
pemeliharaan adalah komunikasi antara dirinya sendiri dengan pekerja work shop.
Penggantian sebagian cara komunikasi tradisioanl dan satu satunya yaitu kata
kata dengan mulut, dengan suatu sistem dokumen membutuhkan kesabaran dan
keuletan yang besar.
Dokumen tunggal yang paling penting dalam mengorganisasikan
pemeliharaan adalah apa yang kita sebut permintaan pemeliharaan ( maintenance
request ). Ini sering disebut juga pesanan kerja, permintaan kerja, kartu kerja, atau
tiket kerja, istilah tersebut sangat tergantung dari kesukaan masing masing
perusahaan, tetapi pada dasarnya sama saja.
2.13.1 Pembiayaan Operasional
Masalah ketepatan pelaksanaan jadwal pekerjaan, pengurangan tingkat
keseringan kerusakan dan kerewelan, perlunya memperhatikan preventive dan
corrective maintenance secara konsisten. Itu semua adalah didalam upaya
menurunkan ongkos produksi. Biaya perawatan pada kenyataannya termasuk
bagian daripada biaya produksi.

a. Corrective Maintenance Cost


Biaya perawatan korektif adalah biaya suatu perawatan untuk suatu mesin
setelah ordometer melebihi 11.000 km setelah 6 bulan pemakaian/operasi dari
kondisi baru ( Sumber dari buku Manajemen Perarawatan Mesin hal. 219 oleh Ir.

Universitas Sumatera Utara

Suharto ). Perawatan korektif ini dilakukan setiap 4000 km ( Buku Manajemen


Perawatan Mesin oleh Ir. Suharto ) sekali semua bagian yang rusak
diganti.Dalam kaitan ini penggantian oli dilakukan setiap 1000 km sekali.

b. Preventive Maintenance Cost


Biaya perawatan pencegahan adalah biaya perawatan untuk suatu mesin
dari pemakaian baru, yaitu odometer dari 0 km hingga mencapai 11.000 km (
Buku Manajemen Perawatan Mesin oleh Ir. Suharto ).
Pada waktu-waktu perawatan pencegahan ini mencakup pencegahan
bagian-bagian mesin serta kemungkinan yang terjadi.

c. Overhaul Cost
Biaya overhaul yaitu biaya yang dikeluarkan untuk perawatan mesin
setelah odometer mencapai 50.000 km. Menurut biaya overhaul ini dibebankan
pada biaya produksi yang besarnya :

10%
Harga Pokok ( rp/jam )
10.000

( 2.1 )

d. Total Maintenance Cost

Biaya perawatan total yaitu terdiri dari biaya perawatan pencegahan, biaya
perawatan korektif dan biaya overhaul.
Biaya perawatan korektif yang selain daripada penggantian elemen-elemen
pembantu daripada mesin yang perlu diperhitungkan adalah biaya-biaya pelumas,
minyak hydrolik dan grease.
0,75 N C
X ( rp/jam )

t
105,5

( 2.2 )

Universitas Sumatera Utara

Dimana :
X = Harga minyak lumas ( rp/jam ) C = Kapasitas oli = 0,15 . N ( liter )
N = daya out put mesin ( Hp )

t = priode penggantian oli

Biaya pemberian Minyak Gemuk :


0,3 x 10 4 x N x X ( rp/jam )

( 2.3 )

Dimana :
N = daya mesin ( Hp )
X = Harga grease ( rp/kg )
Dan menurut pengalaman dapat dituliskan pula di sini bahwa total biaya
perawatan mesin bisa diexpreskan :
( 1, 10 1,40 )

H arg aPokok
( rp/jam )
10.000

( 2.4 )

2.14. Pelumas dan Pelumasan


a. Pelumas

Untuk mengenal pilosopi pelumas dan pelumasan itu sendiri dalam


lingkup yang lebih luas dan lebih mendalam. Pada umumnya dikenal pelumas itu
oleh sebagian besar dari pada teknisi dalam bentuk dan ujudnya. Ada pelumas
yang berujud cairan seperti halnya oli mesin, oli hidrolik, dan oli transmisi. Akan
tetapi ada pula yang berfungsi melumasi bearing-bearing roller atau bearing bola
yaitu yang dibedakan dengan nama grease dan dengan tingkat visconsity
intermediate ada yang disebut gemuk dan fet.
Pilosopi pemilihan serta pelakuan pelumasan didalam kaitannya dengan
operasi mesin tentunya sekedar asal melimasi saja, akan tetapi mempunyai makna
dan tujuannya yang banyak dan komplek serta itu semua disesuaikan dengan

Universitas Sumatera Utara

obyek yang dilumasi. Bagaimana lingkungannya, bagaiman tinggi-rendahnya


temperature operasinya, sifat-sifat bahan pelumas terhadap obyek, kecepatan putar
ataupun kecepatan linier dari obyek yang dilumasi, bahan mesin, beban pada
mesin, serta peran apa saja yang diinginkan dari maksud pemberian pelumas
tersebut. Beberapa maksud dari pada pelumasan mesin sekaligus mencakup
tujuan-tujuan diataranya :
1. Menahan beban mesin
Jadi disini untuk mengantisipasi gerusan bearing karena kontaknya poros
dengan bearing.
2. Mengendalikan terjadinya getaran
Jadi disini mempunyai aspek yaitu menjaga kelemahan bahan karena
beban-beban extra yaitu dari getaran-getaran mesin.
3. Mencegah terjadinya korosi
Disini korosi oleh uap air, lepasnya electron, atau sebab-sebab lain.
4. Meredusir terjadinya noise.
5. Mempertahankan koefisien gesek.
6. Mengendalikan terjadinya panas.
7. Mengendalikan terhadap keausan bagian-bagian karena proses abrasi.

b. Sistem Pelumasan

Apa yang bisa nampak dipermukaan perihal sistem pelumasan ini mulai
dari cara melumas dan power penggerak sistem pelumasannya sendiri. Ditinjau
dari cara melumasnya dibedakan dalam aliran media pelumasannya, yaitu :

Universitas Sumatera Utara

1. Splash
2. Tetesan
3. Fed
4. Rendam
Dan bila ditinjau dari power penggerak dari sistem pelumasan itu sendiri,
dibedakan :
1. Pelumasan parsial ( bagian-bagian )
2. Pelumasan integral ( sistem sentral )
Untuk sistem yang kecil, pelumasan parsial masih lebih ekonomis, akan
tetapi untuk sistem yang lebih besar dan lebih luas seperti pabrik, kapal dan sistem
besar lainnya lebih ekonomis dengan sistem pelumasan secara sentral. Pelumasan
secara sentral itu ditinjau dari segi ekonomisnya sangat menguntungkan karena
dua alasan, yaitu :
1. Bisa diperkecil ongkos perawatan, khususnya berkaitan dengan tenaga
perawatannya.
Kemampuan dukung oli bisa dipertahankan yang berati umur pakai bearing dan
poros serta roda gigi bisa dipertahankan.

50

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai