Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PAPER AKUNTASI PAJAK-KAS

DARADITA RISMADY
20120420205
AKT. i
PENDAHULUAN
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa pengertian dari Akuntansi Perpajakan ialah
Akuntansi yang diterapkan sesuai dengan peraturan perpajakan. Dan di dalam mata kuliah ini
terdapat salah satu bab yang membahas tentang Kas dan Setara Kas. Maka dari itu semua disini
tim akan menyajikan pembahasan yang lebih mendalam tentang Kas da Setara Kas.
Kas merupakan alat pembayaran dan bagian dari Aktiva yang liquid, yang dapat
dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban finansial perusahaan, Kas dapat berupa uang
tunai atau simpanan pada Bank yang dapat digunakan dengan segera dan diterima sebagai alat
pembayaran sebesar nilai nominalnya,seperti uang kertas dan logam, check dan bilyet giro,
simpanan di Bank dalam bentuk giro dan lain-lain.
Kas dan bank meliputi uang tunai dan simpanan-simpanan di bank yang langsung dapat
diuangkan pada setiap saat tanpa mengurangi nilai simpanan tersebut. Kas dapat terdiri dari kas
kecil atau dana-dana kas lainnya seperti penerimaan uang tunai dan cek-cek (yang bukan
mundur) untuk disetor ke bank keesokan harinya
Setara Kas adalah Investasi yang sifatnya sangat liquid, berjangka pendek dan yang
dengan cepat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang
sangat signifikan.
Kas kecil disediakan untuk keperluan pembayaran yang jumlahnya kecil dan tidak
praktis bila dilakukan dengan check. Semua pengeluaran kas kecil dicatat pada buku kas kecil
dan hanya diposting ke buku besar sekali saja pada saat pengisian kembali kas kecil. Dana yang
ditentukan dalam kas kecil harus ditetapkan melelui keputusan manajemen dan tidak boleh
melebihi ketentuan tersebut. Pengeluaran-pengeluaran kas kecil hanya dapat dilakukan setelah
perintah pengeluaran kas telah ditandatangani oleh pejabat yang berwenang.
Fungsi kas dalam suatu perusahaan sangat penting, karena hampir setiap kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan selalu berkaitan dengan kas.Maka tanpa kas perusahaan tidak akan
berjalan dengan lancar. Kas yang diperlukan perusahaan baik digunakan untuk membiayai
perusahaan sehari-hari ataupun untuk pembelian aktiva tetap,memiliki sifat continue maupun

tidak continue. Sifat Continue, Untuk pembelian bahan baku, pembayaran gaji dan upah,
membeli suplies kantor habis pakai dll. Sedangkan Sifat Tidak Continue, Untuk pembayaran
pajak, Dividen, Angsuran, Hutang dll.

PEMBAHASAN
Definisi Kas Dan Setara Kas
Kas adalah uang tunai yang paling likuid sehingga pos ini biasanya ditempatkan pada
urutan teratas dari aset. Yang termasuk dalam kas adalah seluruh alat pembayaran yang dapat
digunakan dengan segera seperti uang kertas, uang logam, dan saldo rekening giro di bank.
Menurut PSAK No 2, setara kas adalah investasi yang sifatnya likuid, berjangka pendek, dan
yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan
nilai yang signifikan. Pada umumnya, hanya investasi dengan jatuh tempo asli tiga bulan atau
kurang yang memenhi syarat sebagai setara kas. Deposito yang jatuh temponya kurang atau sama
dengan tiga bulan dan tidak diperpanjang terus-menerus (rollover) dapat dikategorikan sebagai
setara kas.
Bank adalah saldo rekening giro yang dapat digunakan secara bebas untuk membiayai
kegiatan usaha. Yang tidak termasuk dalam pengertian kas, baik menurut akuntansi maupun
perpajakan adalah:
1. Deposito
yang
jatuh
temponya
lebih
dari
tiga
bulan
atau
rollover
Saldo rekening berupa deposito yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan atau rollover tidak
termasuk dalam pengertian kas karena tidak dapat digunakan sewaktu-waktu.
2. Prangko dan Materai Biasanya perusahaan mempunyai persediaan prangko dan materai yang
dapat dipakai sewaktu-waktu. Persediaan ini tidak termasuk dalam pengertian kas, sekalipun
persediaan ini sering disimpan oleh kasir perusahaan. Apabila jumlahnya cukup besar,
persediaan ini dapat digolongkan ke dalam persediaan perlengkapan alat-alat kantor
(supplies)
3. Kas bon atau uang muka
Kas bon merupakan bukti penerimaan uang muka dari pegawai tidak dapat digolongkan ke
dalam kas. Kertas-kertas tersebut tidak dapat digunakan sewaktu-waktu, sehingga tidak dapat
dianggap uang tunai.
4. Cek mundur dan cek kosong Cek mundur tidak dapat diuangkan sampai jatuh temponya
sehingga tidak memenuhi syarat sebagai kas. Cek mundur yang diterima untuk melunasi
piutang belum mengurangi saldo piutang. Apabila dapat diuangkan karena tidak cukup
dananyadi bank, cek tersebut disebut kosong. Cek kosong sama sekali tidak memiliki harga,
sehingga tidak dapat dianggap sebagai aset perusahaan.

Untuk keperluan penyusunan neraca komersial dan neraca fiskal, kas dan bank
dilaporkan sebesar nilai nominal. Perlakuan terhadap kas dan bank dalam perpajakan dan
akuntansi pada umumnya tidak jauh berbeda. Ketentuan perpajakan tidak mengatur secara rinci
mengenai teknik dan metode pembukuan kas dan bank. Oleh karena itu, praktik akuntansi
komersial yang mengatur tentang teknik dan metode pembukuan kas dan bank dapat diikuti
sepenuhnya.
Untuk tujuan pengendalian kas dan bank, perusahaan pada umumnya, melakukan
pemisahan dana antar kas kecil (petty cash) dan kas besar(cash on hand). Kas kecil umumnya
dipakai untuk pengeluaran harian perusahaan yang sifatnya rutin dan tidak besar jumlahnya. Kas
besar umumnya dipakai oleh perusahaan untuk pengeluaran tertentu dan disimpan oleh
perusahaan di dalam brankas. Dalam kas kecil dikenal dua sistem, yaitu :
1. Imprest fund system (sistem dana tetap dengan pencatatan transaksi dan mutasi dana kas kecil
dilakukan pada saat penggantian dana).
2. Fluctuating fund system (sistem dana berfluktuasi dengan pencatatan transaksi dan mutasi
dana setiap saat).
Wajib pajak (WP) dapat memilih salah satu dari kedua sistem di atas dan semua itu
diserahkan sepenuhnya pada praktik pembukuan WP.

Peraturan Perpajakan Mengenai Bunga Bank


Berdasarkan PP Nomor 131 Tahun 2000 dan KMK Nomor 51/KMK.04/2001,
penghasilan dalam bentuk bunga yang didapat dari deposito/tabungan, diskonto Sertifikat Bank
Indonesia (SBI), dan jasa giro (dengan pengecualian yang disebutkan di bagian selanjutnya)
dikenakan Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat 2 Undang-undang PPh. Pengenaan pajak atas
penghasilan tersebut adalah: (a) sebesar 20 persen dari jumlah bruto dan bersifat final apabila
penerima penghasilan adalah WP dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap, dan (b) sebesar 20
persen dari jumlah bruto atau dengan tarif berdasarkan Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda
(P3B) dan bersifat final apabila penerima penghasilan adalah WP luar negeri. Penghasilan atas
bunga deposito/tabungan, diskonto SBI, dan jasa giro dipotong langsung oleh bank pembayar
pada saat pembayaran atau pembebanan biaya; pihak bank tersebut yang akan membayar atau
menyetor PPh 4 ayat 2 tersebut ke Kas Negara menggunakan Surat Setoran Pajak dan
melaporkannya ke Kantor Pelayanan Pajak menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPh
4
ayat
2.
Pemotongan pajak tidak dilakukan terhadap :

1. Bunga dari deposito dan tabungan serta diskonto SBI sepanjang jumlah deposito dan tabungan
serta SBI tersebut tidak melebihi Rp. 7.500.000 (tujuh juta lima ratus ribu rupiah) dan bukan
merupakan jumlah yang dipecah-pecah.
2. Bunga data diskonto yang diterima atau diperoleh bank yang didirikan di Indonesia atau
cabang bank luar negeri di Indonesia.
3. Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI yang diterima atau diperoleh Dan Pensiun
yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan sepanjang dananya diperoleh dari
sumber pendapatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 UU Nomor 11 Tahun 1992
tentang Dana Pensiun.
4. Bunga tabungan pada bank yang ditunjuk Pemerintah dalam rangka pemilikan rumah
sederhana dan sangat sedehana, kaveling siap bangun untuk rumah sederhana dan sangat
sederhana, atau rumah susun sederhana sesuai dengan ketentuan yang berlaku, untuk dihuni
sendiri.
Sehubungan dengan pajak final tersebut, pencatatan atas pendapatan bunga secar fiskal
disajikan pada jumlah neto pendapatan bunga yang diterima, yaitu pendapatan bunga dikurangi
PPh
4
ayat
2
atas
bunga.
Contoh
:
Pada tanggal 1 Januari 2007 mendapatkan bunga tabungan sebesar Rp.1.000.000.
1. Metode bruto (gross method)
Tanggal
1-Jan-2007

Keterangan
Debit
Bank
800.000
PPh4(2)
200.000
PendapatanBunga

Kredit

1.000.000

PPh 4(2) diperlukan sebagai beban dan termasuk dalam beban operasional beban umum dan
administrasi.

2. Metode neto (nett method)


Tanggal
1-Jan-2007

Keterangan
Bank
Pendapatan Bunga

Debit
800.000

Kredit
800.000

Menurut transaksi tersebut pada dasarnya pelaporan atas pendapatan bunga secara fiskal
disajikan pada jumlah neto pendapatan bunga yang diterima, yaitu pendapatan bunga dikurangi

PPh 4 ayat 2 atas bunga dengan jumlah Rp. 800.000. Hal tersebut sesuai dengan Buku Petunjuk
Pengisian SPT Tahunan PPh Badan.
Untuk jasa giro dan bunga deposito, perlakuan akuntansi perpajakannya sama seperti
perlakuan akuntansi perpajakan untuk bunga tabungan. Karena penghasilan ini terkena PPh
Final, maka harus dikoreksi negatif dalam rekonsiliasi fiskal pada akhir tahun.

2.3 Kas dan Bank


Istilah kas menunjuk kepada alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk
membiayai kegiatan umum perusahaan, sedangkan bank menunjuk kepada sisa rekening giro
perusahaan di bank yang dapat dipergunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan umum
perusahaan. Dalam pengertian kas dan bank tidak termasuk dana yang disisihkan untuk tujuan
tertentu, persediaan prangko, cek mundur, cek kosong dari pihak ketiga, dan rekening giro pada
bank di lar negri yang tidak dapat segera dipakai. Dalam peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun
1994, rekening giro dimasukkan dalam kelompok tabungan. Kepada penabung, tabungan,
termasuk rekening giro, memberikan penghasilan berkala berupa bunga. Dalam akutansi
komersial, penghasilan bunga itu bukan merupakan motivasi utama pembukaan rekening giro di
bank, karena barangkali jumlahnya tidak begitu berarti. Kalau terdapat bunga dari rekening giro,
akuntansi komersial akan mencatatnya sebagai penghasilan. Sesuai dengan ketentuan
perpajakan, bunga itu dikenakan pajak penghasilan dengan tarif final 15% dan tidak boleh
digabung dengan penghasilan yang lain(yang dikenakan tarif umum). Oleh karena itu, untuk
tujuan akuntansi perpajakan penghasilan itu tidak perlu dicantumkan dalam kelompok
penghasilan(kena pajak) pada akhir tahun.
Bagaimana teknik dan metode pembukuan kas dan bank diselenggarakan, ketentuan
perpajakan tidak mengatur secara rinci. Jadi, praktek akuntansi komersial dapat diikuti
sepenuhnya. Untuk tujuan pengendalian kas dan bank perusahaan melakukan pemisahan dana
antara kas kecil(dipakai untuk pengeluaran harian) dan kas besar (dipakai untuk pengeluaran
tertentu). Biasanya wajib pajak mengoperasikan kas kecil(petty cash) dengan variasi antara (a)
metode imprest (metode dana tetap dengan pencatatan transaksi dan mutasi dana kas kecil
dilakukan pada saat penggantian dana) atau (b) metode dana berfluktuasi (dengan pencatatan
transaksi dan mutasi dana setiap saat). Semua itu diserahkan sepenuhnya kepada praktek
pembukuan wajib pajak. Demikian juga dengan penyelenggaraan rekonsiliasi antara saldo kas
dan saldo bank. Pada akhir tahun buku, adanya akrualisasi biaya pada sistem kas kecil dengan
metode dana tetap dan sebagai akibat penyesuaian (biaya dan penghasilan) karena rekonsiliasi
saldo kas dengan saldo bank, dalam penyelenggaraan pembukuan untuk keperluan perpajakan
adanya biaya dan penghasilan dari akrualisasi. Penyesuaian itu harus disesuaikan dengak
ketentuan
perpajakan
yang
berlaku.

2.4 Dana Kas Kecil


Dana Kas Kecil adalah kas yang disediakan untuk membayar pengeluaran kecil. Terdapat
dua metode pencatatan atas dana kas kecil yaitu:
1. Metode Imprest Fund (Metode Saldo Tetap)
Jika metode ini yang digunakan, maka di dalam buku besar disediakan satu rekening
untuk mempertanggungjawabkan dana kas kecil. Saldo rekening ini tetap jumlahnya. Oleh
karena itu jika ada pengeluaran kas kecil pengeluaran ini tidak dibuat jurnal. Jurnal pengeluaran
dilakukan pada saat pengisian kembali (replenishment) yang biasanya dilakukan dengan
menerbitkan cek sesuai bukti-bukti pengeluaran dari petugas kas kecil.Jika pada akhir tahun ada
pengeluaran kas kecil yang belum diisi kembali, dengan sistem ini pengeluaran ini tentu belum
dicatat, maka pada akhir tahun dibuat jurnal penyesuaian dengan men-debet biaya atau aset dan
meng-kredit rekening Kas Kecil. Selanjutnya pada awal tahun berikutnya jurnal penyesuaian
ini dijurnal balik (direverse), agar pembukuan waktu pengisian kembali atas pengeluaran tersebut
konsisten dengan pembukuan pada waktu yang lain.
Akuntansi untuk dana kas kecil meliputi akuntansi saat pembentukan, pengisian
kembali, dan ayat jurnal penyesuian jika pada akhir tahun ada pengeluaran yang belum diisi
kembali.
1) Misalkan perusahaan membentuk dana kas kecil dan menyerahkan sebuah cek nominal Rp
500 kepada petugas akuntansi khusus yang menangani kas kecil. Jurnal yang dibuat adalah:
Tgl.Akun DebetKredit
Jan 31Kas Kecil 500
Kas

500

2) Petugas kas kecil mengeluarkan kas kecil untuk membeli supplies kantor Rp 200, membayar
ongkos angkut barang yang dibeli Rp 150 serta biaya lain-lain Rp 75. petugas akan
menerima bukti-bukti pengeluaran. Transaksi ini dicatat dalam catatan petugas tetapi tidak
dalam bentuk jurnal.
3) Karena uang hampir habis maka petugas kas kecil menyerahkan bukti-bukti pengeluaran
sebesar Rp 425 ke bagian keuangan, kemudian petugas menerima cek sebesar Rp 425.
Tindakan ini disebut pengisian kembali (replenishment). Jurnal yang dibuat:

Tgl.
Des 30

Akun
Supplies Kantor

Debet
200

Transportation-in
Biaya Lain-lain

150
75

Kredit

Kas

425

4) Pada akhir tahun petugas kas kecil mengeluarkan kas untuk biaya lain-lain sebesar Rp 50,
namun belum diisi kembali, maka dibuat jurnal penyesuaian oleh bagian akuntansi sebagai
berikut:
Tgl.
Akun
Debet
Kredit
Des 31
Biaya Lain-lain
50
Kas Kecil
5) Pada
awal
tahun
berikutnya
Tgl. Akun
Debet
Des 31 Kas Kecil
50
Biaya Lain-lain

50
dibuat
jurnal
Kredit

balik

sebagai

berikut:

50

3. Metode Saldo Berfluktuasi


Jika metode ini yang digunakan, maka di dalam buku besar disediakan satu rekening
untuk mempertanggungjawabkan dana kas kecil. Petugas kas kecil membuat catatan atas kas
kecil. Untuk membuat jurnal dianalisis dengan seksama transaksi yang berkaitan dengan kas
kecil. Pada hakikatnya hanya ada dua transaksi yaitu: (1) transaksi yang menambah Kas Kecil,
dan
(2)
transaksi
yang
mengurangi
Kas
Kecil.
Transaksi yang menambah kas kecil adalah transaksi pengisian kas kecil atau replenishment.
Transaksi yang mengurangi kas kecil umumnya adalah untuk pembayaran biaya tertentu atau
pembelian
harta
tertentu.
Karena metode saldo berfluktuasi tidak dipakai oleh pemerintah, maka modul ini tidak
memberikan
ilustrasi
rinci
mengenai
metode
saldo
berfluktuasi.
Rekonsiliasi Saldo Kas
Untuk pengendalian, kas dapat disimpan di bank dalam bentuk simpanan giro. Jika hal
ini terjadi maka masing-masing fihak yaitu perusahaan (nasabah) dan bank akan melakukan
pencatatan atas saldo dan perubahan dari saldo kas tersebut. Perusahaan melakukan pencatatan
atas uang yang disimpan di bank di perkiraan (akun) cash atau cash in bank. Selanjutnya
berdasarkan catatan bank, secara berkala bank biasanya mengirimkan laporan ke nasabah yang

lazim disebut rekening koran (bank statement). Dengan demikian dapat dilakukan perbandingan
antara data menurut perusahaan dengan informasi yang dilaporkan bank.
Rekonsiliasi adalah tindakan membandingkan dua data untuk mencari kesesuaiannya. Jika
rekening koran bank tersebut dibandingkan dengan catatan perusahaan, kemungkinan ada
perbedaan yang dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Transaksi sudah dicatat oleh perusahaan, tetapi belum dilaporkan oleh bank, seperti:
- setoran dalam perjalanan (deposit in transit), yaitu setoran yang dilakukan oleh perusahaan
(biasanya pada akhir suatu periode yang dicakup oleh rekening koran) dan uang setoran tersebut
telah diterima oleh bank tetapi belum masuk dalam rekening koran bank karena rekening koran
bank
dibuat
mendahului
setoran
tersebut.
- Cek yang masih beredar (outstanding check), yaitu cek yang sudah dibuat dan diserahkan oleh
perusahaan kepada penerima tetapi sampai akhir periode cek tersebut belum diuangkan di bank.
Akibatnya perusahaan telah mencatat pengeluaran tetapi bank belum.
2. Transaksi sudah dilaporkan di rekening koran bank, tetapi belum dicatat oleh perusahaan,
seperti:
- Biaya bank, yang dibebankan kepada nasabah dengan cara langsung mengurangi saldo
simpanan nasabah. Nasabah biasanya baru mengetahui hal itu pada saat menerima rekening
koran.
- Penerimaan tagihan oleh bank, jika bank telah menerima uang dari pelanggan perusahaan ,
kadangkala bank memberi tahu hal tersebut bersamaan dengan rekening koran.
3. Kesalahan, baik yang dilakukan oleh perusahaan maupun oleh bank, misalnya cek untuk
membayar gaji sebesar Rp 192.000.000,00 oleh petugas akuntansi perusahaan dicatat sebesar Rp
129.000.000,00.

Anda mungkin juga menyukai