Anda di halaman 1dari 47

Kata Pengantar

Fisika sebagai bagian dari sains, dalam pembelajarannya,


tentunya tidak terlepas dari kegiatan praktikum. Praktikum
dalam pembelajaran fisika merupakan suatu rangkaian
kegiatan pembuktian dan pengembangan konsep fisika yang
telah dipelajari secara maya melalui buku, internet, dan
pembelajaran di kelas. Hal ini perlu dilakukan dengan harapan
selain memiliki pengetahuan yang bersifat maya, siswa juga
memiliki pengalaman penerapan pengetahuan secara nyata
berupa praktikum yang dilakukan di sekolah, sehingga yang
terjadi bukan hanya sebatas mengingat ilmu pengetahuan
(konsep, fakta-fakta, dan prinsip) saja, namun lebih pada
pemahaman terhadap ilmu pengetahuan tersebut, disamping
juga terbentuknya sikap ilmiah pada diri siswa.
Hasil survei menunjukkan bahwa kondisi fasilitas sarana dan
prasarana laboratorium IPA (termasuk di dalamnya fisika)
SMP dan SMA di sekolah-sekolah yang terletak di daerah
terpencil atau kepulauan di Indonesia, hingga saat ini
(Burhan: 2006): (1) fasilitas, alat dan bahan yang ada sangat
minim jika dibandingkan dengan rasio jumlah pemakai, (2)
praktikum yang telah direncanakan sering tertunda
pelaksanaannya karena beberapa bahan dan alat yang tersedia
jumlahnya kurang sesuai dengan kebutuhan kegiatan, dan (3)
penggunaan alat dan bahan baru sebatas dengan metode
demonstrasi atau hanya diperagakan untuk beberapa topik
saja. Permasalahan yang disinyalir sebagai penyebab kondisi
ini adalah kecenderungan biaya yang dialokasikan sekolah
untuk penunjang kegiatan laboratorium tidak mencukupi serta

sulitnya transportasi ke daerah-daerah terpencil dan atau


kepulauan di Indonesia.
Terlepas dari kondisi kelengkapan fasilitas laboratorium IPA
(termasuk di dalamnya fisika), kegiatan praktikum hendaknya
dapat terus diselenggarakan tanpa harus menunggu
lengkapnya fasilitas. Dalam hal ini, kreativitas dan
profesionalisme guru menjadi penentu kelangsungan kegiatan
praktikum di sekolah. Untuk menjaga kelangsungan kegiatan
praktikum IPA, khususnya praktikum fisika, guru perlu
mengembangkan alternatif alat peraga praktikum fisika
sederhana, dimana alat tersebut dapat dibuat dan
dikembangkan sendiri dengan memanfaatkan bahan bekas
yang banyak terdapat di lingkungan sekitar.
Melalui kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM),
Kami mencoba menyampaikan ide ini kepada DIKTI dan
astungkara disetujui dan diberikan kesempatan untuk
merealisasikan sebuah kegiatan Pelatihan Pembuatan Alat
Peraga Praktikum Fisika Sederhana Berbahan Dasar Barang
Bekas di salah satu daerah terpencil di Provinsi Bali, yaitu
Kecamatan Nusa Penida. Sehubungan dengan ini, Kami
haturkan terimakasih kepada: (1) Ida Sang Hyang Widhi
Wasa, (2) dosen pembimbing, Prof. Dr. Ketut Suma, M.S, dan
(3) seluruh civitas akademika Universitas Pendidikan Ganesha
tahun 2014.
Tim Penyusun
I Gede Dana Santika, Gde Parie Perdana,
AA Gede Basudewa, & I Putu Darma Putra
12 Juni 2014

Daftar Isi
Elektroskop Sederhana

Pembentukan Bayangan oleh 2 Cermin Datar

Induksi Elektromagnetik

15

Konversi Energi Mekanik-Kalor

19

Manometer Air

22

Konveksi pada Gas

30

Resonansi Bunyi

33

Generator Van De Graff

37

Elektroskop Sederhana
Kegunaan dalam Pembelajaran
1. Sebagai media bagi siswa untuk menginvestigasi bahanbahan yang bermuatan listrik akibat digosok.
2. Sebagai media bagi siswa untuk menganalisis cara kerja
elektroskop.
Landasan Teori
Keberadaan muatan listrik pada sebuah benda dapat diketahui
dengan elektroskop. Elektroskop terdiri atas dua buah daun
logam tipis yang dipasang pada ujung batang logam. Ujung
lain batang itu biasanya dipasang bola logam (knob). Untuk
menghindarkan dari berpindahnya muatan ke udara bebas,
batang tersebut dimasukkan ke dalam kaca.

Gambar 1. Elektroskop dan cara kerjanya

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

Misalkan kita mendekatkan sisir bermuatan negatif pada knob


elektroskop. Elektron-elektron pada batang logam akan
terdorong menuju dua daun elektroskop, sedangkan pada knop
akan mengumpul muatan positif. Kedua daun tersebut
mendapatkan

elektron,

sehingga

bermuatan

negatif.

Akibatnya, kedua daun tersebut tolak-menolak dan mekar.


Berikut merupakan beberapa contoh benda bermuatan yang
dapat diujikan keberadaan muatannya pada elektroskop.
Tabel 1. Bahan-bahan Bermuatan Listrik Statis

Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan elektroskop
sederhana adalah sebagai berikut.
a. Botol selai bekas
b. Kawat tembaga
c. Penggaris mika (bahan
uji)

d. Penggaris besi (bahan


uji)
e. Pulpen (bahan uji)
f. Buku

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

g. Aluminium foil

i. Paku ukuran besar

h. Sedotan minuman

j. Lem

Prosedur Perancangan Alat


Kawat tembaga yang salah satu
ujungnya dibentuk seperti baygon bakar.
Tujuannya untuk memperluar bidang
pengumpulan elektron

Tutup botol selai bekas dilubangi dengan


paku kemudian pada lubang dimasukkan
potongan pipet bekas. Ujung kawat
tembaga yang masih utuh kemudian
dimasukkan kedalam pipet.

Dua buah potongan aluminium foil yang


berbentuk persegi panjang dengan
ukuran yang sama kemudian
digantungkan pada ujung kawat tembaga
yang telah dibengkokkan. Ukuran kedua
potongan aluminium foil dibuat sama
agar jumlah muatan yang mengumpul
juga sama, sehingga aluminium mekar
simetris.

Gambar 2. Elektroskop Sederhana


Berikut adalah langkah-langkah pembuatan alat peraga
elektroskop sederhana.
a. Buatlah sebuah lubang kecil di tengah-tengah tutup botol
selai bekas dengan menggunakan paku.
b. Masukkan sedotan minuman pada lubang tersebut dan
rekatkan dengan menggunakan lem.

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

c. Ambil kawat tembaga dan bengkokkan salah satu


ujungnya hingga bentuknya seperti lingkaran baygon
bakar.
d. Masukkan ujung kawat tembaga yang lain (ujung yang
masih utuh) pada sedotan minuman yang telah direkatkan
pada tutup botol selai bekas.
e. Bengkokkan ujung kawat tersebut hingga berbentuk
seperti kait pancing.
f. Potong aluminium foil menjadi dua buah persegi panjang
dengan ukuran dan bentuk yang sama dan lubangi salah
satu ujung masing-masing potongan.
g. Masukkan kedua potongan aluminium foil tersebut pada
ujung kawat tembaga yang telah dibengkokkan.
h. Masukkan ujung kawat tembaga yang berisi alumimium
foil ke dalam botol selai bekas.
i. Rekatkan tutup botol selai bekas.

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

Penerapan dalam Kegiatan Pembelajaran


Berikut merupakan contoh penerapan alat peraga elektroskop
sederhana dalam kegiatan belajar mengajar.
a. Siapkan elektroskop sederhana yang telah dibuat dan
bahan yang ingin kita uji keberadaan muatan listriknya.
Bahan Uji:
1. Penggaris Mika
2. Penggaris Besi
3. Pulpen

b. Gosokkan penggaris besi dan penggaris mika pada buku


dengan arah gosokan satu arah.

Gosokan
penggaris
harus searah.

c. Dekatkan penggaris besi yang telah digosok pada ujug


kawat tembaga elektroskop yang berbentuk baygon bakar
dan perhatikan apa yang terjadi pada dua buah
aluminium foil yang digantung pada ujung kawat yang
lain.

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

Ketika penggaris besi yang


telah digosokkan secara
searah pada buku didekatkan
diujung kawat eelktroskop,
aluminium foil tetap
kuncup. Artinya tidak ada
muatan pada penggaris besi.

d. Dekatkan penggaris mika yang telah digosok pada ujug


kawat tembaga elektroskop yang berbentuk baygon bakar
dan perhatikan apa yang terjadi pada dua buah
aluminium foil yang digantung pada ujung kawat yang
lain.

Ketika penggaris mika yang


telah digosokkan secara searah
pada buku didekatkan diujung
kawat elektroskop, aluminium
foil mekar. Artinya ada muatan
pada penggaris mika.

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

e. Dekatkan sebuah pulpen pada ujug kawat tembaga


elektroskop yang berbertuk baygon bakar dan
perhatikan apa yang terjadi pada dua buah aluminium
foil yang digantung pada ujung kawat yang lain.

Ketika pulpen didekatkan


diujung kawat
elektroskop, aluminium
foil tetap kuncup. Artinya
tidak ada muatan pada
pulpen.

Hasil dan Pembahasan


Bahan Uji 1: Penggaris Besi yang Telah Digosok Secara
Searah pada Buku
Ketika penggaris besi yang telah digosokkan searah pada
buku didekatkan ke ujung kawat tembaga elektroskop yang
berbentuk baygon bakar, ternyata kedua daun kertas
aluminium tidak mekar. Ini menandakan bahwa pada
penggaris tidak ada muatan listrik.

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

Bahan Uji 2: Penggaris Mika yang Digosokkan Secara


Searah pada Buku
Ketika penggaris mika digosokkan secara searah pada buku,
maka electron pada buku pindah ke ujung penggaris mika yng
digosokkan tersebut, akibatnya ujung penggaris mika menjadi
bermuatan negatif. Pada saat ujung penggaris yang bermuatan
negative

tersebut

kita

dekatakan

ke

kawat

tembaga

elektroskop, proton-proton pada kawat tembaga elktroskop


akan tertarik oleh muatan negative penggaris mika. Protonproton tersebut ankan mengumpul pada ujung kawat tembaga
elktroskop yang berbentuk lingkaran baygon. Sedangkan
electron-elektron kawat tembaga elktroskop akan terdorong ke
ujung bawah kawat tembaga elektroskop hingga bergerak
pada kedua daun foil. Karena kedua kertas aluminium foil
sama-sama bermuatan negative, akibatnya kedua daun
tersebut tolak-menolak dan mekar.
Bahan Uji 3: Pulpen yang Digosokkan Secara Searah pada
Buku
Ketika

pulpen

didekatkan

ke

ujung

kawat

tembaga

elektroskop yang berbentuk kawat tembaga, ternyata kedua


daun kertas aluminium tidak mekar. Ini menandakan bahwa
pada pulpen tidak ada muatan listrik.

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

Pembentukan Bayangan oleh


Dua Cermin Datar
Kegunaan dalam Pembelajaran
1. Menjelaskan hubungan antara jumlah bayangan yang
dihasilkan dengan sudut yang dibentuk oleh dua cermin
datar.
2. Membandingkan jumlah bayangan yang dibentuk yang
diperoleh melalui percobaan dengan jumlah bayangan
yang yang diperoleh dengan menggunakan rumus (teori).
Landasan Teori
Jika suatu benda ditempatkan di depan cermin datar maka di
dalam cermin datar akan terlihat bayangan benda tersebut.
Proses pembentukan bayangan pada cermin datar terjadi
akibat adanya perpotongan perpanjangan sinar pantul di
belakang cermin dan bayangan yang terbentuk tepat berada
pada perpotongan perpanjangan sinar pantul tersebut.
Bayangan yang terbentuk oleh perpanjangan sinar-sinar pantul
disebut dengan bayangan maya, dimana bayangan ini dapat
dilihat oleh mata, namun tidak dapat ditangkap oleh layar.
Secara lebih spesifik, bayangan yang dibentuk oleh cermin
datar adalah sebagai berikut.
1. Tinggi bayangan sama dengan tinggi benda (h=h).

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

2. Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke


cermin (s=s).
3. Bayangan bersifat maya.
4. Orientasi bayangan menghadap terbalik dengan benda.
5. Bayangan berdiri tegak, sama dengan bentuk bendanya.
Apabila dua buah cermin datar disusun dengan membentuk
sudut tertentu, maka mekanisme pembentukan bayangannya
adalah sebagai berikut.

Gambar 1. Proses Pembentukan Bayangan oleh 2 Cermin


Datar
Sebuah obyek di depan dua cermin yang membentuk sudut
80, didapat jumlah bayangan sebanyak 4 buah. Dari ilustrasi
di atas, maka persamaan untuk menentukan jumlah bayangan

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

10

yang dibentuk oleh dua buah cermin datar yang membentuk


sudut tertentu sebagai berikut:

360 0

Dimana:
n = jumlah bayangan
= sudut apit yang dibenuk oleh dua cermin datar
Alat dan Bahan
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat alat peraga ini
adalah sebagai berikut.
1. Dua buah cermin datar berukuran 50 cm x 30 cm.
2. Papan kayu (landasan) berukuran 70 cm x 70 cm.
3. Satu buah busur derajat
4. Dua buah penyangga cermin yang terbuat dari kayu
5. Lem kayu
Alat/perkakas yang diperlukan adalah sebagai berikut.
1. Gergaji
2. Mesin bor kayu
3. Penghalus kayu
4. Palu

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

11

Prosedur Perancangan Alat

Rancang alat dan bahan seperti gambar di bawah ini.

Penerapan dalam Kegiatan Pembelajaran


Berikut merupakan contoh penerapan alat peraga ini dalam
kegiatan belajar mengajar.
1. Geser kedua cermin datar sehingga membentuk sudut
300.
2. Amati pada kedua cermin datar, berapa jumlah bayangan
benda yang tampak.
3. Catat hasil yang diperoleh.
4. Ulangi langkah 1-3 untuk sudut apit sebesar 600, 900,
1200, dan 1800.

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

12

Data hasil percobaan ditulis dalam tabel berikut berikut .


Sudut Apit
()

Jumlah Bayangan (n)

300

600

900

1200

1800

Sesuai dengan tujuan percobaan, teknik analisis data dibagi


menjadi beberapa bagian, yaitu sebagai berikut.
1. Dari data hasil percobaan yang diperoleh, arahkan siswa
untuk mengidentifikasi bagaimana jumlah bayangan yang
dibentuk oleh kedua cermin datar saat sudut apit diubahubah dari 450 sampai sudut 1800. Tugaskan siswa untuk
menjelaskan secara singkat hubungan antara sudut apit
dan jumlah bayangan yang dibentuk.
2. Tugaskan siswa untuk membandingkan jumlah bayangan
yang

dibentuk

melalui

percobaan

dengan

jumlah

bayangan yang dibentuk dihitung dari formula (teori)


untuk semua variasi sudut yang digunakan. Gunakan
rumus berikut.

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

13

360 0

Setelah menggunakan formula di atas untuk tiap-tiap sudut


apit yang dibentuk, lalu bandingkan dengan hasil yang
diperoleh melalui percobaan, apakah nilainya sama atau tidak.
Sebagai penutup, mintalah siswa menyimpulkan hasil
percobaan tersebut.
Kesimpulan
Persamaan jumlah bayangan yang dibentuk oleh dua cermin
datar yang membentuk sudut tertentu berikut:

360 0

terbukti benar.

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

14

Induksi Elektromagnetik
Kegunaan dalam Pembelajaran
1.

Untuk menunjukkan medan magnet disekitar kawat


berarus (solenoida).

2.

Untuk menunjukkan hubungan jumlah lilitan pada


solenoida terhadap besar induksi medan magnet.

Landasan Teori
Kawat yang dialiri oleh arus akan akan menimbulkan medan
magnet. Saat arus listrik mengalir pada kumparan (lilitan
kawat), maka medan magnet akan tercipta di dalam dan
disekitar kumparan. Bila arus yang dialirkan semakin besar,
maka medan magnet yang tercipta akan semakin besar pula
dan bahan atau benda yang berada dalam kumparan akan
terinduksi. Bila arus listrik yang dialirkan dihentikan, maka
induksi

magnet

juga

hilang.

Adapun

faktor

yang

mempengaruhi besar medan magnet pada kawat berarus


adalah arus listrik yang mengalir (I) dan jumlah lilitan pada
solenoida (N). Semakin besar jumlah arus yang dialirkan
maka akan semakin besar pula medan magnet yang tercipta
disekitar solenoida. Begitupula halnya dengan jumlah lilitan
pada solenoida. Bila jumlah lilitan semakin banyak, maka
medan magnet disekitar solenoida akan semakin besar.

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

15

Mengingat jumlah medan magnet pada solenoida merupakan


jumlah vektor dari induksi-induksi yang ditimbulkan oleh
masing-masing lilitan yang membentuk solenoida tersebut.
Alat dan Bahan
a. Papan Kayu

f.

Paku 12 cm

b. Gergaji

g. Paku-paku kecil

c. Kawat Tembaga

h. Baterai

d. Capit Buaya Hitam

i.

Sterofoam

e. Capit Buaya Merah

j.

Lem

Penggunaan Alat dalam Kegiatan Pembelajaran


1. Rangkai alat dan bahan seperti gambar di bawah ini

2. Hubungkan kabel penjepit buaya pada baterai.

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

16

3. Jepit kedua ujung lilitan kawat tembaga pada solenoida


dengan jumlah lilitan 75 lilitan dengan penjepit buaya.
4. Dekatkan/sentuhkan kumpulan paku-paku kecil pada
ujung solenoida.
5. Hitung jumlah paku yang menempel pada ujung
solenoid, lakukan kegiatan ini sebanyak 5 kali.
6. Ulangi langkah percobaan 4 sampai 6 untuk solenoida
yang lain dengan jumlah lilitan yang berbeda yaitu 100
lilitan dan 125 lilitan.
7. Tulis data hasil pengamatan, seperti pada tabel berikut.
No

Jumlah Lilitan

Jumlah Paku yang


Menempel

1
2
3

Teknik Analisis Data


Berdasarkan

data

hasil

percobaan,

tugaskan

siswa

menginvestigasi kebenaran pernyataan bahwa besarnya


medan magnet yang terjadi sebanding dengan jumlah lilitan
pada paku, sesuai dengan persamaan berikut.

0 NI
l

0 nI

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

17

Persamaan tersebut juga menunjukkan bahwa besarnya medan


magnet (B) berbanding lurus dengan besarnya arus listrik
yang

mengalir

pada

solenoida

(I).

Hal

ini

dapat

didemonstrasikan kepada siswa dengan cara memvariasikan


besarnya arus yang mengalir pada lilitan kawat sama
(variasikan jumlah baterai), kemudian mengamati variasi
banyaknya paku yang dapat ditarik untuk masing-masing
variasi arus listrik tersebut.
Contoh Alat yang Sudah Jadi

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

18

Alat Konversi Energi Mekanik Kalor


Kegunaan dalam Pembelajaran
1. Untuk mendemonstrasikan bahwa kalor merupakan
sebuah bentuk energi.
2. Untuk mendemonstrasikan hubungan kesebandingan
antara

ketinggian

jatuhnya

beban

(h)

terhadap

peningkatan suhu air yang terjadi.


Landasan Teori
Pengamatan terhadap hubungan antara kalor yang dihasilkan
dari usaha mekanik yang diberikan pada suatu benda pertama
kali dilakukan oleh seorang fisikawan Inggris, James Prescott
Joule. Tujuan utama dari pengamatannya adalah untuk
menentukan perbandingan nilai energi yang diberikan dan
nilali kalor yang dihasilkan pada suatu benda. Joule
menggunakan berbagai cara yang berbeda dalam pemberian
energi dan mengukur nilai kalor yang terbentuk pada setiap
cara. Pada semua cara, Joule menemukan bahwa jumlah
energi yang sama selalu menghasilkan jumlah kalor yang
sama pula. Joule menemukan bahwa 4186 joule energi
diperlukan untuk menghasilkan jumlah kalor yang sama yang
dapat meningkatkan suhu 1 kg air sebanyak 1 0C. Joule
menetapkan perbandingan antara energi yang diberikan (E)

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

19

dan jumlah kalor yang dihasilkan (Q) sama dengan suatu


konstanta (J).
E/Q = J
Joule kemudian menyimpulkan bahwa kalor merupakan
sebuah bentuk energi.
Rancangan dan Cara Kerja Alat

Beban dijatuhkan dari ketinggian h. Sementara beban tersebut


jatuh, maka batang akan berputar akibat tertarik tali yang
terhubung pada beban. Karena batang berputar, maka kipas
yang ada di dalam penampung air juga akan ikut berputar dan

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

20

mengaduk air yang massanya telah diketahui. Sehingga energi


potensial beban akan berubah menjadi energi kinetik kipas
yang beputar. Akibat gesekan antara air dan kipas yang
berputar, maka energi kinetik kipas akan berubah menjadi
kalor dan sebagai akibatnya suhu air akan meningkat.
Kenaikan suhu air akan terukur oleh termometer yang telah
dipasang pada penampung.
Teknik Analisis Data
Tujuan pertama dari rancangan alat yang dibuat adalah untuk
mendemonstrasikan bahwa kalor merupakan salah satu bentuk
energi. Hal ini karena kalor dapat dihasilkan dari energi
pontensial dan energi kinetik. Oleh karena energi potensial
dan atau energi kinetik dapat dirubah menjadi kalor, maka
dapat disimpulkan bahwa kalor merupakan salah satu bentuk
nergi.
Tujuan kedua dari rancangan alat yang dibuat adalah untuk
menyelidiki hubungan antara ketinggian jatuhnya beban
terhadap peningkatan suhu air yang terjadi. Secara teori,
semakin tinggi jatuhnya beban maka semakin besar energi
potensial yang akan dirubah menjadi kalor, sehingga
peningkatan suhu air juga akan tinggi. Tugaskan siswa untuk
mengidentifikasi hubungan antara variasi tinggi beban (h) dan
peningkatan suhu yang terjadi (T).

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

21

Manometer Air
Kegunaan dalam Pembelajaran
1. Untuk menghitung besarnya tekanan suatu gas dalam
ruang tertutup relatif terhadap tekanan udara luar dengan
menggunakan konsep tekanan hidrostatis
2. Untuk menunjukkan adanya perubahan tekanan udara
luar terhadap perubahan ketinggian suatu tempat.
Landasan Teori
Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang terjadi pada suatu
fluida yang diam. Besarnya tekanan hidrostatis berbanding
lurus dengan massa jenis fluida, percepatan gravitasi, serta
kedalaman fluida tersebut. Secara matematis

besarnya

tekanan hidrostatis dinyatakan sebagai berikut.

Nilai ini merupakan besar tekanan hidrostatis dengan tidak


memperhitungkan pengaruh tekanan udara luar (tekanan
atmosfer). Apabila pengaruh tekanan udara luar tidak
diabaikan maka tekanan total pada suatu fluida dengan
kedalaman h adalah sebagai berikut.

Yang mana P0 menyatakan besarnya tekanan atmosfer.


Apabila kita merancang sebuah bejana terbuka berupa pipa U

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

22

maka jika suatu fluida dimasukan ke dalam pipa U terbuka


tersebut, ketinggian fluida pada kedua sisi pipa akan sama
besar karena baik tekanan hidrostatis maupun pengaruh
tekanan udara luar pada kedua pipa adalah sama besar.
Namun jika salah satu pipa dihubungkan pada udara yang
memiliki tekanan yang berbeda, maka akan terdapat
perbedaan ketinggian fluida pada kedua sisi pipa ini.
Alat dan Bahan
Berikut merupakan alat dan bahan yang diperlukan dalam
membuat manometer air.
1. Papan kayu secukupnya
2. Kertas millimeter block
3. Selang bening dengan diameter kecil
4. Air
5. Botol bekas minuman bersoda
6. Pemegang kabel secukupnya
Prosedur Pembuatan Alat
Berikut merupakan langkah-langkah pembuatan manometer
air sederhana.
1. Susunlah papan saling tegak lurus satu dengan lainnya
sehingga membentuk sebuah sandaran

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

23

2. Ambil kertas millimeter blok kemudian beri skala dengan


perbandingan yang sama selanjutnya tempelkan pada
bagian papan yang tegak
3. Tempelkan selang plastic pada bagian papan yang
dilengkapi skala dengan membentuk huruf U.
4. Masukan air sedikit demi sedikit sampai ketinggian air
pada kedua sisi selang sama besar.
5. Lubangi tutup botol minuman bersoda, kemudian masukan
salah satu ujung selang pada botol. Pastikan tidak ada
kbocoran gas dalam botol, sementara ujung selang yang
lainnya dibiarkan terbuka.
P0

P
h

air
r

Gambar 1. Rancangan Manometer Air

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

24

Cara Kerja Alat


Pertama isi selang dengan air sehingga pada kedua sisi selang,
ketnggian air sama besar. Hubungkan salah satu bagian selang
ke dalam botol minuman bersoda dan pastikan tidak ada udara
yang bocor. Karena udara di dalam botol minuman bersoda
tidak sepenuhnya memiliki komposisi yang sama dengan
udara luar maka tekanan udara dalam botol juga tidak sama
besar dengan tekanan udara luar sehingga tinggi kolom air
pada kedua sisi selang tidak sama besar
Untuk menunjukan penurunan tekanan udara luar (tekanan
atmosfer), sumbat salah satu ujung selang (sebagai ruangan
tertutup) pada tempat dengan asumsi ketinggia H = 0 dari
permukaan laut. Lakukan pengukuran pada tempat dengan
ketinggian yang berbeda dengan perbedaan ketinggian yang
signifikan. Besarnya perbedaan ketinggian air pada kedua sisi
selang yang menunjukan bagaimana pengaruh ketinggian
suatu tempat terhadap tekanan udara luar.

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

25

Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam percobaan ini
adalah analisis secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis secara
kualitatif diberikan dengan mengamati tinggi level air pada
bagian selang yang mana yang lebih besar. Yakni pada bagian
yang terhubung dengan tekanan atmosfer atau pada bagian
yang terhubung dengan tekanan gas pada botol. Sementara
perhitungan secara kuantitatif digunakan untuk memperoleh
hasil perbandingan besar tekanan udara dalam botol dengan
tekanan udara luar.
1) Mencari besar tekanan udara dalam botol
Gunakan persamaan berikut.

Tanda (+) digunakan jika tinggi kolom air pada selang


yang terhubung dengan tekanan udara luar lebih tinggi
dari kolom air pada selang yang terhubung dengan
tekanan udara dalam botol (P > P 0). Sebaliknya tanda (-)
digunakan jika tinggi kolom air pada selang yang
terhubung dengan tekanan udara dalam botol lebih tinggi
dari kolom air pada selang yang terhubung dengan
tekanan udara luar (P < P0). Dengan P0 = ..
Untuk menghitung P digunakan persamaan

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

26

2) Menghitung besarnya penurunan tekanan udara pada


setiap kenaikan ketinggian tempat
Dengan mengasumsikan bahwa tekanan udara di dalam
selang tertutup adalah konstan sebesar P, dimana P =
1,01 x 105 Pa maka untuk setiap ketinggian tempat Hi,
peritungan untuk P0 diperoleh dengan persamaan
Untuk menghitung P digunakan persamaan

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

27

Contoh Penerapan dalam Pembelajaran


Data Hasil Percobaan
1) Pengukuran tekanan udara dalam botol
Tinggi kolom air pada manometer h
(mm)

2) Pengukuran penurunan tekanan atmosfer


Lokasi

Selisih ketinggian kolom air


dalam manometer h (mm)

Pantai Ex
Pelabuhan

Buleleng
Monumen Tri
Sakti

22

Sukasada

Analisis Data
1) Tekanan udara pada botol
Perbedaan ketinggian kolom air pada kedua sisi selang
adalah 2 cm. Dengan menggunakan acuan tekanan
atmosfer di permukaan laut P = 1,01 x 105 Pa dan asumsi
massa jenis air yang digunakan = 1000 kg/m3 serta
percepatan gravitasi g = 9,8 m/s2, Maka besarnya
tekanan udara pada botol adalah sebagai berikut.

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

28

2) Penurunan tekanan atmosfer


Dengan menggunakan acuan tekanan atmosfer di
permukaan laut P = 1,01 x 105 Pa dan asumsi massa jenis
air yang digunakan = 1000 kg/m3 serta percepatan
gravitasi g = 9,8 m/s2, Maka besarnya tekanan atmosfer
pada lokasi sampel (Monumen Tri Sakti Sukasada) dapat
ditentukan dengan

Dengan mengkonversi satuan tinggi kolom udara pada


selang ke dalam satuan SI diperoleh:

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

29

Konveksi pada Gas


Kegunaan dalam Pembelajaran
Menyelidiki proses perpindahan kalor secara konveksi pada
zat gas.
Landasan Teori
Konveksi merupakan salah satu cara perpindahan kalor.
Peristiwa perpindahan kalor secara konveksi dapat kita amati
pada saat kita memasak air. Pada air yang sedang mendidih
akan kita lihat gerakan-gerakan dari air tersebut. Di daerah
pegunungan akan kita rasakan hembusan angin yang terasa
dingin. Demikian pula apabila kita berada di pantai akan
terasa perbedaan suhu yang disertai dengan angin yang
menggerakkannya.
perpindahan

Perpindahan

medium

kalor

perantaranya

yang

disebut

disertai
konveksi.

Konveksi hanya terjadi pada fluida (zat cair dan gas).


Konveksi terjadi karena adanya perbedaan berat jenis (s)
karena pemanasan. Berat jenis merupakan perkalian antara
massa jenis zat (p) dengan percepatan gravitasi bumi (g).
Sedangkan massa jenis merupakan hasil bagi antara massa zat
(m) dengan volume zat (V).

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

30

Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pengaplikasian
alat ini adalah sebagai berikut.
1. Satu set alat konveksi gas
2. Korek api
3. Obat nyamuk/dupa sebagai media penghasil asap
4. Lilin batang
Cara Kerja Alat
Alat konveksi udara terdiri
dari kotak kaca dengan
dua
A

cerobong.

Di

dalamnya diletakkan lilin


yang menyala di titik B.
Ketika

asap

dari

obat

nyamuk didekatkan pada


B

cerobong A, ternyata asap


tersebut akan masuk ke
dalam kotak konveksi titik

A. Dari titik A bergerak ke titik B kemudian keluar cerobong


asap titik C. Hal ini terjadi akibat perbedaan udara di bawah
cerobong A dengan di bawah cerobong C. Molekul udara
yang berada di bawah cerobong C bergeraklebih cepat
dibandingkan dengan molekul udara di bawah cerobong A.

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

31

hal ini disebabkan karena molekul udara di bawah cerobong C


dipanaskan

dengan

lilin.

Pergerakan

molekul

ini

menyebabkan pertambahan volume gas atau pengurangan


massa jenis gas di bawah cerobong C. Udara yang masa
jenisnya berkurang tersebut kemudian bergerak ke atas
cerobong C. Ruang kosong yang ditinggalkannya kemudian
ditempati oleh udara dengan massa jenis lebih besar dari
cerobong A. Udara ini kemudian dipanaskan lagi, bergerak ke
atas cerobong C, dan tempatnya digantikan oleh udara dingin
dari cerobong A. Begitu seterusnya.
Penerapan dalam Pembelajaran
Minta siswa mengamati arah pergerakan asap. Kemudian
minta siswa menganalisis mengapa arah pergerakan asap
seperti itu. Minta siswa mengumpulkan informasi terkait dari
buku dan internet. Diakhir, minta siswa mempresentasikan
hasil analisisnya.

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

32

Set Alat Resonansi Bunyi


Kegunaan Alat dalam Pembelajaran
Untuk mendemonstrasikan hubungan antara panjang kolom
udara terhadap frekuensi bunyi pada pipa organa.
Landasan Teori
Bunyi merupakan merupakan gelombang mekanis yang
memerlukan medium dalam perambatannya. Dalam proses
perambatan ini, gelombang bunyi memiliki arah getar yang
tegak lurus dengan arah rambatnya sehingga dimodelkan
dengan gelombang longitudinal. Sebagai gelombang mekanis
yang memerlukan medium dalam perambatannya, maka
gelombang bunyi dapat merambat baik dalam zat padat, cair,
maupun gas. Gelombang bunyi akan mengalami sifat-sifat
layaknya gelombang, yang salah satunya adalah pemantulan.
Adapun pemantulan bunyi pada suatu kolom udara dapat
digambarakan sebagai berikut.

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

33

Selain gambar di atas, banyak juga

contoh gambar

pemantulan gelombang bunyi. Namun, yang lebih penting


adalah, dalam kita membahas mengenai pemantulan pada
suatu kolom udara tertutup, kita akan meninjau mengenai
hubungan antara panjang kolom udara dengan frekuensi yang
akan dihasilkan. Pada kolom udara yang tertutup, semakin
kecil kolom udara yang diberikan, maka bunyi yang akan
terdengar biasanya akan semakin kecil.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam membuat alat ini
berasal dari barang-barang bekas sepeti:
1. Botol bekas minuman (7 buah)
2. Papan untuk landasan secukupnya
3. Lem (Lem G)
Rancangan dan Cara Kerja Alat
Alat ini di desain untuk menunjukkan konsep Tinggi
Rendahnya Bunyi. Prinsip kerja alat ini adalah sebagai
berikut. Ketika air ditambahkan pada botol dengan ketinggian
berbeda-beda dengan kata lain setiap botol memiliki tinggi
kolom udara yang berbeda, maka jika masing-masing botol
dipukul, akan menghasilkan tinggi bunyi yang berbeda-beda.
Dengan adanya tinggi bunyi yang berbeda-beda ini, maka
dapat dikatakan bahwa frekuensi bunyi yang dihasilkan

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

34

berbeda-beda. Adapun gambar alat dan bahan-bahan yang


diperlukan adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Set Alat Resonansi Bunyi


Penggunaan Alat dalam Pembelajaran
Berikut adalah contoh penerapan alat ini dalam pembelajaran.
a. Siapkan alat dan bahan.
b. Isi botol-botol pada set alat resonansi bunyi dengan air,
di mana pada masing-masing botol diisi air dengan
ketinggian yang berbeda.
c. Ukur tinggi kolom udara dihitung dari ujung botol
sampai batas air.
d. Pukullah botol-botol tersebut satu persatu dengan
sedemikian rupa sehingga akan menghasilkan bunyi yang
nyaring.
e. Bandingkan ketinggian suara pada masing-masing botol
ketika dipukul.

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

35

Data Hasil Percobaan


Tabel data hasil percobaan:
Botol
ke1

Tinggi kolom udara


(cm)

Ketinggian Bunyi

2
3
4
5
6
7

Keterangan:
Pada kolom ketinggian bunyi, diisi dengan angka 1 sampai 7,
dengan keterangan angka 1 menunjukkan ketingian bunyi
yang paling kecil, dan angka 7 menyatakan ketinggian bunyi
yang paling tinggi.

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

36

Generator Van De Graff


Kegunaan dalam Pembelajaran
1. Memperagakan prinsip kerja generator Van de Graff.
2. Menghitung besarnya gaya elektrostatis pada generator.
Landasan Teori
Generator Van de Graaff merupakan salah satu alat yang
menggunakan prinsip listrik statis dan

pemuatan induksi,

yaitu dengan cara mengumpulkan muatan listrik dan


menyimpannya pada permukaan bola logam berongga (hollow
spherical).

Alat ini merupakan mesin elektrostatis yang menggunakan


sabuk yang bergerak untuk menghimpun tegangan-tegangan

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

37

sangat tinggi di sebuah bola berongga yang terbuat dari


logam. Prinsip kerja Generator Van de Graff sama dengan
menghasilkan muatan listrik dengan cara menggosok (metode
gesekan). Generator Van de Graff terdiri atas kubah logam,
sisir logam bawah dan atas, silinder logam di bagian atas dan
silinder politena di bagian bawah, dan sabuk karet yang
menghubungkan silinder logam dan silinder politena. Sebuah
motor memutar sabuk karet, menyeretnya melewati silinder.
Gesekan itu menarik muatan ke sabuk, yang kemudian
menyimpan muatan tersebut ke kubah metal. Setelah beberapa
saat kubah mengumpulkan sejumlah besar muatan positif
pada permukaannya. Proses ini berlangsung terus menerus
sehingga kubah mengumpulkan muatan listrik positif dalam
jumlah yang banyak. Pada gambar di bawah terlihat bahwa
muatan listrik negatif pada sabuk karet bawah mengalir
melalui sisir logam bawah ke tanah dan dinetralkan.
Alat dan Bahan
1 buah kaleng bekas

1 buah wadah baterai

1 buah paku kecil

1 buah tabung sekering

(cangkir styrofoam)

1 buah karet gelang

lem pipa secukupnya

1 buah motor DC

kabel serabut

1 buah baterai 9 volt

1 buah pipa PVC 20 cm

buah

gelas

plastik

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

38

1 buah pipa PVC T

1 buah tang pemotong

1 buah plester

1 buah tang penjepit

kayu ukuran 15 x 15cm

1 buah penggaris 30 cm

1 buah gergaji besi

1 buah bor listrik

Langkah Pembuatan
Berikut

merupakan

langkah-langkah

dalam pembuatan

generator Van de Graff ini.


1. Potong sekitar 5 cm pipa PVC dan lem pada kayu
penyangga.

2. Letakkan motor DC pada pipa penghubung T,


usahakan agar menempel dengan pas dengan ukuran
diameter pipa.

3. Buat lubang dibelakang pipa T untuk memasukkan


kabel serabut ke dalamnya dan letakkan hampir

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

39

menyentuh karet gelang. Bagian ini disebut brush


bawah.

4. Letakkan karet gelang pada ujung motor DC, buatlah


seperti katrol. Kemudian satukan dengan gambar pada
langkah 1.

5. Potong kembali pipa ukuran 4 cm, dan letakkan di atas


pipa T. Kemudian buat lubang untuk menyimpan paku.
Paku digunakan sebagai penyangga atas karet gelang.
Untuk memudahkan perputaran, selubungi paku dengan
tabung sekering.

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

40

6. Buat satu lubang lagi pada pipa paling atas diantara dua
lubang sebelumnya untuk memasukkan kabel serabut dan
letakkan hampir menyentuh karet gelang. Bagian ini
ialah brush atas.

7. Potong gelas plastik setengahnya dan lubangi bagian


bawahnya seukuran pipa. Kemudian masukkan pada pipa
atas. Bagian ini digunakan sebagai penyangga kaleng.
8. Lubangi bagian atas kaleng, dan letakkan kaleng tersebut
di bagian atas alat.

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

41

9. Langkah terakhir ialah memasang baterai kepada motor


DC.

10. Generator Van de Graaf akhirnya dapat digunakan.


Untuk mengujinya dapat kita letakkan beberapa potongan
kertas di atas kaleng.
Penggunaan dalam Pembelajaran
Sebelum menggunakan alat ini pastikan kabel bagian brush
bawah dihubungkan ke ground, seperti tanah, keran air, pipa
air, dan sebagainya atau bisa dipegang oleh tangan sendiri.
Kemudian kita bisa mengujinya dengan meletakkan beberapa
potongan kertas di atas kaleng seperti pada gambar di bawah
ini. Untuk menyalakannya, cukup hubungkan kabel dengan
baterai. Setelah terhubung, maka potongan kertas tersebut
akan melayang ke atas saling menjauh. Hal ini terjadi karena
ketika motor memutar karet gelang, karet tersebut akan
mengambil elektron dari tabung sekering dan didistribusikan

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

42

ke seluruh bagian karet. Akibatnya, tabung gelas menjadi


bermuatan positif. Karena tabung gelas ini kekurangan
elektron, sehingga menarik elektron yang berada di kabel
brush atas. Elektron yang diambil oleh karet diberikan
kepada kabel brush bawah dan akhirnya dialirkan ke tanah.
Seperti yang telah digambarkan di atas bahwa ujung lain dari
brush atas menyentuh kaleng bekas sehingga menarik
elektron dari kaleng juga. Sehingga akibatnya kaleng menjadi
bermuatan positif dan mengambil elektron dari udara. Hal ini
terjadi berulang-ulang seiring perputaran motor. Dalam waktu
singkat, kaleng tersebut akan kehilangan banyak elektron dan
dapat mencapai hingga 12.000 volt lebih positif dari tanah.
Sehingga jika benda bermutan positif didekatkan dengan alat
ini akan saling tolak menolak dan jika benda bermuatan
negatif didekatkan akan saling tarik menarik.

Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana PKM M UNDIKSHA 2014

43

Anda mungkin juga menyukai