PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap lembaga pendidikan pasti mempunyai tujuan yang sama dalam usaha
mencerdaskan
kehidupan
bangsa.
Salah
satunya
yaitu
dengan
senantiasa
agar dapat belajar dan mencapai kompetensi yang diharapkan di dalam kemampuan
guru dalam memilih dan menerapkan metode pembelajaran.
Metode ini merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan suatu
kondisi pembelajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi
kelancaran proses belajar dan tercapainya belajar anak yang memuaskan.
Sunaryo(1995).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah definisi pengembangan kurikulum..?
2. Apakah definisi metode?
3. Bagaimana criteria pemilihan metode?
4. Bagaimana prinsip prinsip pemilihan metode.?
5. Bagaimana metode penyampaian materi/isi pelajaran
dalam
proses
pembelajaran ?
6. Bagaimana metode pengembangan/penyusunan bahan ajar ?
C. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat megetahui definisi pengembangan kurikulum
2. Mahasiswa dapat mengetahui definisi metode
3. Mahasiswa dapat mengetahui criteria dalam pemilihan metode
4. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip prinsip pemilihan metode
5. Mahasiswa dapat mengetahui metode penyampaian materi/isi pelajaran
dalam proses pembelajaran
6. Mahasiswa dapat mengetahui metode pengembangan/penyusunan bahan ajar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Pengembangan Kurikulum
Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang
strategis, karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara kepada kurikulum. Begitu
pentingnya kurikulum sebagaimana sentra kegiatan pendidikan, maka didalam
penyusunannya memerlukan landasan atau fondasi yang kuat, melalui pemikiran dan
penelitian secara mendalam.
Dan pada dasarnya kurikulum merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa
komponenKomponen-komponen kurikulum suatu lembaga pendidikan dapat
diidentifikasi dengan cara mengkaji buku kurikulum lembaga pendidikan itu. Dari
buku kurikulum tersebut kita dapat mengetahui fungsi suatu komponen kurikulum
terhadap komponen-komponen kurikulum yang lain.
Kurikulum merupakan seperangkat/sistem rencana dan pengaturan mengenai
isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman untuk
menggunakan aktivitas belajar mengajar.
sistem diatas dipergunakan melihat kurikulum itu ada sejumlah komponen yang
terkait dan berhubungan satu sama lain untuk mencapai tujuan. Dengan demikian,
dipandang sistem terhadapa kurikulum, artinya kurikulum itu dipandang memiliki
sejumlah komponen-komponen yang saling berhubungan, sebagai kesatuan yang
bulat untuk mencapai tujuan.
Pengembangan kurikulum (Curriculum development/Curriculum design)
sebagai tahap lanjutan dari pembinaan, yakni kegiatan yang mengacu untuk
menghasilkan suatu kurikulum baru.
Menurut Geane, Topter dan Alicia bahwa Pengembangan Kurikulum adalah
suatu proses dimana partisipasi pada berbagai tingkatan dalam membuat keputusan
tentang tujuan, bagaimana tujuan direalisasikan melalui proses belajar mengajar dan
apakah tujuan dan alat itu serasi dan efektif.
Pengembangan kurikulum adalah suatu proses yang merencanakan,
menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penelitian
terhadap kurikulum yang tidak berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi kegiatan
belajar mengajar yang lebih baik.
Bagian ini menjabarkan cara
metode
mungkin
membutuhkan
perlakuan
yang
lebih
rumusan objectives
adalah:
Selain kedua kriteria tersebut di atas, masih terdapat kriteria lainnya, yaitu:
variety, yaitu metode harus bervariasi untuk mencapai tujuan dan dapat
rumusan tujuan;
appropriateness, yaitu metode harus berhubungan dengan minat, kemampuan,
dan keterbacaan siswa;
dengan bagian-bagian
pemilihan metode
Pada dasarnya tidak ada suatu metode tunggal yang lebih baik atau lebih buruk
jika dibandingkan dengan metode-metode lainnya. Setiap metode memiliki kelebihan
kelebihan dan kekurangankekurangan sendiri.
Seleksi metode penting untuk Meningkatkan efisiensi Belajar siswa.Adapun criteria
penyeleksiannya antara lain dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip Dan
identifikasi kegiatan belajar, prinsip variasi, ruang lingkup, validitas, relevansi, dan
kesesuaian metode.
E. Metode Penyampaian Materi/Isi Pelajaran
1. Model Pengajaran
Pada tahun 1985 , Brady mengidentifikasi lima model pembelajaran,
dan mendefinisikan model sebagai acuan dalam mengajar . Model diatur
dalam sebuah kontinum, yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru dan
pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Untuk meningkatkan efisiensi belajar siswa, maka guru harus dapat memilih
metode yang paling pas dari sekian metode yang ada. Beberapa kriteria di
dalam memilih metode dan terlepas dari rumusan objectives diperkenalkan
oleh Kendaraan beroda ( 1967, p. 130), adalah sebagai berikut :
a) Pembelajaran aktif lebih baik dari pembelajaran pasif oleh karena itu
siswa harus terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
b) Pembelajaran menjadi lebih efisien jika siswa memahami apa yang ia
pelajari.
c) Pembelajaran dipengaruhi oleh perbedaan individu dan perbedaan social.
d) Pembelajaran dipengaruhi oleh motivasi dan perhatian siswa. Motivasi
mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat
terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya
dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi
tersebut. Motivasi dapat bersifat internal maupun eksternal.
e) Peserta didik lebih menyukai pengalaman belajar yang bervariasi.
f) Pembelajaran merangsang siswa untuk belajar lebih lanjut, seperti
melakukan inovasi dan ekspotasi.
g) Peserta didik memiliki cara yang berbeda dalam menerima pelajaran. tiap
siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan individu
ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa.
h) Pembelajaran lebih efektif ketika penguatan/konfirmasi segera disajikan.
Siswa belajar sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai yang baik dalam
ulangan. Nilai yang baik itu mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi.
Nilai yang baik dapat merupakan operant conditioning atau penguatan
positif. Sebaliknya, anak yang mendapatkan nilai yang jelek pada waktu
ulangan akan merasa takut tidak naik kelas, karena takut tidak naik kelas
ia terdorong untuk belajar lebih giat. Inilah yang disebut penguatan
negatif.
i) Pengulangan , Pengulangan dalam belajar akan melatih daya-daya yang
ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap,
materi/bahan
ajar
harus
disusun
sedemikian
rupa
memudahkan
mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar, (c) memilih bahan ajar yang
sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
telah teridentifikasi tadi., dan (d) memilih sumber bahan ajar.
2. Sequence ( berurutan)
Urutan penyajian (sequencing) bahan ajar sangat penting untuk
menentukan urutan mempelajari atau mengajarkannya. Tanpa urutan yang
tepat, jika di antara beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan
yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan siswa dalam
mempelajarinya. Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai
prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.
Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta
kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok , yaitu:
pendekatan prosedural, dan hierarkis. Pendekatan prosedural yaitu urutan
materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-langkah
secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas.
Misalnya langkah-langkah mencangkok, langkah-langkah pengecambahkan
biji. Sedangkan pendekatan hierarkis menggambarkan urutan yang bersifat
berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Menurut Smith,
Stanley dan Shores (1950) mendeskripsikan beberapa tipe urutan materi :
a. Sederhana ke kompleks
b. Belajar prasyarat
c. Kronologikal (fakta dan ide pada satu urutan waktu, misalnya riwayat)
3. Arrangement (pengaturan)
Organisasi mata pelajaran
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengembangan Kurikulum adalah suatu proses dimana partisipasi pada
berbagai tingkatan dalam membuat keputusan tentang tujuan, bagaimana tujuan
direalisasikan melalui proses belajar mengajar dan apakah tujuan dan alat itu serasi
dan efektif.
Metode adalah bagaimana seorang guru mengaktifkan isi kurikulum, karena isi
kurikulum akan berarti bagi siswa apabila guru dapat mentransmisikannya dengan
berbagai cara. Tidak ada satupun metode yang paling baik, seperti halnya bahwa
semua komponen kurikulum pada dasarnya adalah sama pentingnya.
Kriteria pemilihan metode
variety,
scope,;
validity,
appropriateness,
relevance,
integration:;
sequence:urutan
arrangement:
B. SARAN
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
secara penulisan maupun secara materi.Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun agar makalah ini bisa
berguna bagi mereka yang memerlukan dan untuk masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
Brady, Laurie. 1947. Curriculum Development. Third Edition.Victoria, Australia:
Prentice Hall.
Hamalik, Oemar. 2007. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja
Rosdakarya.