Anda di halaman 1dari 17

PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE PAPEDA UNTUK

MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV


SD N PERUMNAS 3 DEPOK

ARTIKEL JURNAL

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan


Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Deva Okta Perdana
NIM 08105244031

JURUSAN KURIKULUM TEKNOLOGI PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JULI 2013

ii

PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE PAPEDA UNTUK MATA PELAJARAN


MATEMATIKA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI PERUMNAS 3 DEPOK
THE DEVELOPMENT OF MEDIA PUZZLE "PAPEDA" MATHEMATICS SUBJECT FOR GRADE IV
ELEMENTARY SCHOOL PERUMNAS 3 DEPOK.

Oleh: deva okta perdana, teknologi pendidikan/kurikulum teknologi pedidikan,


dskoteng@yahoo.com.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah media puzzle PAPEDA
untuk mata pelajaran matematika kelas IV di SD N Perumnas 3 Depok, Sleman
Yogyakarta yang layak. Penelitian ini mengacu pada langkah pengembangan Borg and
Gall. Pengembangan media ini dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan siswa SD. Pada
tahap produksi, dihasilkan produk awal yang telah divalidasi oleh ahli materi dan ahli
media pada uji validasi dinilai layak. Uji coba lapangan utama sebanyak 12 orang dinilai
layak (89,1%), dan uji coba lapangan operasional sebanyak 30 orang dinilai layak
(91,5%). Data dikumpulkan menggunakan angket penilaian, dan pedoman observasi.
Hasil penilaian ini menunjukkan bahwa media puzzle PAPEDA telah layak digunakan
sebagai media pembelajaran matematika materi pecahan untuk kelas IV di SD N
Perumnas 3 Depok Sleman Yogyakarta. Media Puzzle PAPEDA membantu siswa
memahami belajar pecahan.
Kata kunci : Media, Puzzle PAPEDA Pecahan, Persen dan Desimal , Matematika, siswa
kelas IV SD.
This research was intended to produce a medium puzzle PAPEDA for the
subjects mathematics grade IV in elementary school perumnas 3 depok, sleman
yogyakarta. On this research was referring to step developmental borg and gall. The
development of the media was made based on an analysis of the needs of elementary
school students. On the point of production, the resulting product has been validated by
matter and media experts by the experiment validation is considered feasible. The of
center court many as 12 people is considered feasible (89,1%), and the trial operational
many as 30 people is considered feasible (91,5%). Data is collected using poll
appraisement; and guidelines for observation. The assessment this shows that the media
puzzle PAPEDA has worthy used as a medium of learning mathematics matter smither
for the grade IV in elementary school perumnas 3 depok sleman yogyakarta. Media
puzzle PAPEDA helped students learning smithers understanding.
Keywords : Media, Puzzle PAPEDA fraction, percen and decimal, Mathematics, class
students IV primary school.

PENDAHULUAN
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran
yang mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Hal ini mengenai

media pembelajaran bisa dikembangkan dari alat dan bahan yang sederhana,
contohnya puzzle. Puzzle merupakan media pembelajaran sederhana sebenarnya
sangat mudah dikembangkan, tidak perlu menghabiskan waktu lama dan bahan
mudah didapat oleh pendidik. Andang Ismail (2009: 199) Puzzle adalah
permainan yang menyusun suatu gambar atau benda yang telah dipecah dalam
beberapa bagian sudah.
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 10-18 Januari 2012 di SD N
Perumnas 3 Depok, Sleman Yogyakarta, fasilitas seperti pusat sumber belajar
belum ada di sekolah. Selain itu, penggunaan media dalam pembelajaran belum
optimal. Khususnya untuk mata pelajaran matematika pecahan kelas IV
penggunaan media masih menggunakan bahan sekali pakai (kertas karton).
Ketika guru menyampaikan materi pada saat jam mata pelajaran matematika
pecahan, guru hanya menghabiskan waktu

jam pelajarannya untuk

mempersiapkan bahan dan alat peraga. Menurut wali kelas IV Ibu Muntamah,
S.Pd sebagai guru kelas mengatakan pada saat menjelaskan materi, beberapa
siswa sering berdiskusi di luar topic dari yang sedang diajarkan, dan bermain
dengan dunianya sendiri. Serta nilai rata-rata mata pelajaran matematika kelas
IV masih rendah yaitu 6,5, karena antusiasme dan perhatian siswa pembelajaran
matematika materi pecahan kurang baik. Guru menyadari bahwa intensitas
penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran masih kurang,
karena belum tersedianya media yang memadai dan mempunyai kemasan yang
menarik. Menurut pendapat NS (siswa kelas IV), kegiatan belajar di kelas sangat
membosankan. Sebagian besar siswa hanya akan belajar pada saat menjelang
ujian semester, di sisi lain siswa merasa sulitan untuk memahami materi
pecahan.
Salah satu kompetensi dasar mata pelajar matematika kelas IV khususnya
materi pecahan adalah siswa mempelajari pecahan dalam pemecahan masalah,
dalam pelaksanaannya semua siswa di harapkan mengetahui arti pecahan,
persen, dan desimal, memahami penyederhanaan, penjumlahan, pengurangan,

dan perbandingan. Sehingga diperlukan media yang menarik dan dapat


membantu siswa dalam belajar.
Berdasarkan uraian di atas, salah satu media yang ingin peneliti
kembangkan dalam konteks permasalahan di atas adalah Media Puzzle
PAPEDA Pecahan, Persen dan Desimal untuk Mata Pelajaran Matematika
Kelas IV SD N Perumnas 3, Depok, Sleman Yogyakarta, karena tidak harus
menghabiskan waktu lama, hemat, bahan pembuatan sederhana, dan kemasan
yang menarik, selain itu media puzzle PAPEDA dapat meningkatkan kecerdasan
siswa, merangsang motivasi untuk proses pembelajaran sehingga menimbulkan
kegairahan belajar, membuat siswa belajar sesuai dengan kemampuan dan
minatnya, serta memberikan suasana belajar yang menarik dalam memahami
mata pelajaran matematika khususnya materi pecahan. Muzamil Misbach
(2010), manfaat bermain puzzle antara lain dapat mengasah otak, melatih
koordinasi mata dan tangan, melatih nalar, melatih kesabaran, dan menambah
pengetahuan. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk mengembangkan media
puzzle PAPEDA pecahan, persen, dan desimal.
Pengembangan Media Puzzle PAPEDA Pecahan, Persen, dan Desimal
yang akan dikembangkan peneliti. Hasilnya diharapkan dapat dijadikan panduan
dan rujukan dalam memilih dan memfasilitasi media pembelajaran matematika
di lembaga sekolah setingkat SD yang sampai saat ini masih kurang.

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan
atau lebih dikenal dengan research and development. Penelitian ini bertujuan
mengembangkan produk media puzzle PAPEDA pada mata pelajaran
matematika pokok bahasan pecahan bagi siswa kelas IV sekolah dasar.

Waktu dan Tempat Penelitian


Waktu Penelitian dilaksanakan selama 3 hari yakni, pada tanggal 7
februari 2013, 14 februari 2013, dan tanggal 21 februari 2013. Lokasi penelitian
bertempat di ruang kelas SD N Perumnas 3 Depok Sleman Yogyakarta.
Target/Subjek Penelitian
Target/subjek penelitian ini melibatkan responden dengan rincian satu
orang ahli media, satu orang ahli materi, 12 siswa untuk uji coba lapangan
utama(main field testing), 1 kelas yang terdiri dari 30 siswa untuk uji pelaksanaan
lapangan (operasional field testing).
Prosedur
Prosedur pengembangan merupakan langkah-langkah yang dilakukan
selama penelitian dan pengembangan berlangsung. Penelitian mengadaptasi
dengan 10 langkah yang telah dibuat dalam model menurut Borg & Gall (1989:
772) yang dikelompokan kedalam empat tahap pengembangan yaitu:
pendahuluan, perencanaan, pengembangan, uji lapangan dan desiminasi.
A.

Studi pendahuluan
Studi Pendahuluan merupakan langkah awal dalam melaksanakan
penelitian. Studi pendahuluan dilakukan dalam dua bentuk, yaitu studi
pustaka dan studi lapangan.
1.

Studi lapangan dilakukan untuk mencari informasi tentang


kebutuhan pengembangan media sederhana mata pelajaran
Matematika serta mengidentifikasi berbagai permasalahan yang
terdapat dalam proses pembelajaran, peneliti melakukan
penelitian di SD N Perumnas 3 Depok Sleman Yogyakarta.

2.

Studi pustaka bertujuan untuk mengetahui informasi-informasi


hasil penelitian yang ada kaitannya dengan materi maupun
karakteristik

media

sederhana

dikembangkan.

pembelajaran

yang

akan

B.

Perencanaan
Pada tahap ini meliputi analisis tujuan, analisis kemampuan,
mementukan standar kompetensi, menentukan kompetensi dasar dan
menentukan materi pelajaran. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1.

Analisis tujuan
Peneliti merumuskan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian
pengembangan yang akan dilakukan, tujuan penelitian dan
pengembangan yang peneliti lakukan adalah adalah menghasilkan
produk media sederhana pembelajaran yang layak dimanfaatkan
bagi siswa dalam pembelajaran.

2.

Analisis kemampuan peneliti


Peneliti akan memperkirakan dana, tenaga, dan waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan penelitian dan pengembangan.

3.

Menentukan standar kompetensi


Peneliti mengambil standar kompetensi dari silabus dan RPP yang
diberikan oleh guru mata pelajaran matematika, materi pecahan
yang telah sesuai dengan kurikulum. Standar kompetensi yang
digunakan untuk penelitian pengembangan adalah mata pelajaran
matematika, materi pecahan.

4.

Menentukan kompetensi dasar


Kompetensi dasar diambil dari standar kompetensi yang telah
disetujui guru mata pelajaran yakni pengenalan pecahan, persen,
desimal, penjumlahan, pengurangan, dan perbandingan.

5.

Menentukan materi pelajaran


Materi yang dikembangakan adalah pokok bahasan pecahan.
Peneliti memilih pokok bahasan pecahan karena materi tersebut
sulit dipahami.

C.

Pengembangan
Pada tahap ini meliputi; membuat desain produk mengumpulkan
bahan-bahan pendukung, finishing produk, dan validasi ahli. Adapun
penjelasannya sebagai berikut :
1.

Membuat desain produk yang akan dikembangakan


Produk media pengembangan ini berupa puzzle yang terbuat dari
papan kayu partikel berukuran 20 cm x 25 cm. Kayu tersebut
sudah berbentuk bangun ruang serta dipotong-potong sesuai
dengan bentuk ukuran perpecahan. Cat yang digunakan dalam
pembuatan media ini berupa cat anti toxic yang aman bagi anakanak. Warna yang digunakan berbeda-beda hal ini bertujuan
untuk

membedakan

setiap

ukuran

besar

kecilnya

persentase/pecahan/desimalnya. Warna yang digunakan yaitu:


abu-abu untuk pecahan berukuran (100% dan 1), kuning untuk
pecahan berukuran (1/2, 50%, dan 0,50), hijau untuk pecahan
berukuran (1/3, 33,33%, dan 0,33), merah untuk pecahan
berukuran (1/4, 25%, dan 0,25), biru untuk pecahan berukuran
(1/5, 20%, dan 0,20), orange untuk pecahan berukuran (1/6,
16,67, dan 0,167), merah muda (pink) untuk pecahan berukuran
(1/8, 12,5%, dan 0,125), hitam untuk pecahan berukuran (1/10,
10%, dan 0,10), putih untuk pecahan berukuran (1/12, 8,33%, dan
0,833). Tulisan bentuk dan cover papan puzzle divariasi dengan
sticker bergambar. Penggunaan diagram keping puzzle dilengkapi
kartu-kartu soal.
2.

Mengumpulkan bahan-bahan pendukung


Bahan-bahan dan peralatan yang disiapkan antara lain yaitu pola
diagram keping, cat non toxic (berwarna merah, hijau, biru, pink,
orange, abu-abu, hitam, putih), lem kayu, amplas, penghapus,
pensil, penggaris, gergaji, mesin amplas, mesin penyemprot cat

(kompresor), 3 buah papan partikel kayu ukuran 20 cm x 25 cm


dengan ketebalan masing-masing, yaitu: 3 mm untuk papan dasar
atau alas, 3 mm utuk papan timbul (meletakkan potongan planel
puzzle) dicat warna ungu, 3 mm untuk potongan-potongan
diagram keping puzzle dicat dengan warna yang berbeda seperti
tahap perencanaan.
3.

Finishing produk
Pada tahap finishing, seluruh komponen diagram keping puzzle
ditinjau kembali untuk mencari kekurangan secara teknis, seperti
lem kurang merekat, ukuran puzzle dapat masuk ke dalam papan
pemasangan (papan timbul), dan lain sebagainya. Pada langkah
finishing dilakukan proses pengkilatan warna cat (clear) lalu di
kompon (pemerataan clear cat) pada komponen papan diagram
dan potongan-potongan puzzle. Langkah selanjutnya yaitu
pengemasan media diagram keping puzzle, dalam pengemasan
diperlukan plastik pembungkus (potongan-potongan puzzle) dan
kotak karton penyimpanan (sebagai pembungkus luar).

4.

Validasi Ahli
Validasi ahli dengan melibatkan ahli media dan ahli materi.
Validasi ahli dimaksudkan untuk mengetahui apakah media
sederhana media puzzle PAPEDA yang dikembangkan dalam
penelitian ini siap dan layak untuk dilakukan uji coba lapangan.

D.

Uji Coba Lapangan


Uji coba lapangan, ada tiga bentuk uji coba lapangan yang
dilakukan secara sesuai dengan urutan, yaitu uji coba lapangan awal, uji
coba lapangan utama, dan uji pelaksanaan lapangan/uji operasional.
1.

Uji Coba Lapangan (main field testing).


Uji Coba Lapangan merupakan uji lapangan yang melibatkan 12
orang siswa yang mencoba produk dan memberikan penilaian

pada angket yang sudah tersedia. Peneliti menganalisis hasil


penilaian siswa tersebut untuk merevisi kembali produk untuk
mengurangi tingkat kelemahan dari produk media sederhana yang
dikembangkan, setelah melakukan revisi maka dilanjutkan lagi
dengan uji coba lapangan operasional yang lebih luas cakupan
pesertanya. Uji lapangan ini dilakukan oleh siswa SD N Perumnas 3
Depok, Sleman.
2.

Uji Pelaksanaan Lapangan (operasional field testing).


Uji pelaksanaan lapangan merupakan uji lapangan yang
melibatkan 30 orang siswa yang mencoba produk hasil revisi
pertama melalui angket. Peneliti menganalisis hasil penilaian
siswa tersebut untuk merevisi kembali produk dimana letak
kelemahanya sehingga menjadi suatu produk akhir yang layak
digunakan sebagai salah satu sumber belajar bagi siswa.

E.

Diseminasi
Pada tahap ini bertujuan supaya produk yang dikembangkan
dapat dipakai masyarakat luas.
1.

Diseminasi
Diseminasi

dilakukan

dengan

membuat

laporan

hasil

pengembangan untuk diajukan dalam ujian skripsi.


2.

Sosialisasi produk akhir


Sosialisasi produk akhir dengan memberikan produk yang telah
dikembangkan kepada salah satu lembaga pendidikan, khususnya
Sekolah Dasar.

Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data


Data yang diperoleh dalam tahap review dan uji coba berfungsi untuk
memberikan masukan dalam merevisi kualitas media sederhana puzzle
PAPEDA untuk mata pelajaran matematika pecahan yang akan dikembangkan.
Jenis data yang diperoleh pada penelitian pengembangan adalah data kualitatif

dan data kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh melalui angket dari hasil uji coba
yang berupa penilaian dari subjek uji coba mengenai media sederhana mata
pelajaran matematika materi pecahan. Sedangkan, data kualitatif berupa hasil
analisis kebutuhan, data hasil validasi ahli materi dan ahli media, uji coba
lapangan awal, uji coba lapangan, dan uji pelaksanaan lapangan, yang berupa
masukan, saran yang berkaitan dengan media sederhana pembelajaran interaktif
agar menjadi produk akhir yang dikategorikan layak.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa
instrumen kuisioner. Kisi-kisi instrumen dadaptasi dari Suharsimi Arikunto, (2010:
194) yang telah tervalidasi dengan baik dan teruji.
Adapun kisi-kisi instrumen mencakup beberapa komponen antara lain:
1.

Kisi-kisi instrumen untuk ahli materi


Kisi-kisi instrumen untuk ahli materi terdiri atas 8 aspek, yaitu
aspek pembelajaran dan aspek materi. Semua terdapat 16
indikator.

2.

Kisi-kisi instrumen untuk ahli media


Kisi-kisi instrument untuk ahli media mencakup 4 aspek, yaitu
aspek tampilan dan aspek pemprograman dengan jumlah
indikator sebanyak 16 indikator.

3.

Kisi-kisi instrumen untuk siswa


Kisi-kisi instrument untuk siswa terdiri dari aspek pembelajaran,
materi, tampilan, dan pemprograman yang semuanya berjumlah
sebanyak 10 indikator.

Teknis Analisis Data


Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis
yaitu, data yang bersifat kualitatif berupa kata-kata atau kalimat yang
dikelompokkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Sedangkan
data yang bersifat kuantitatif dalam wujud angka diperoleh dari hasil
perhitungan.

Untuk validasi data berupa pernyataan layak, cukup layak, kurang layak,
dan tidak layak yang diubah menjadi data kuantitatif dengan skala 4, yaitu
penskoran dari 14, sebagai berikut:
1. Layak

= 4 (100% layak dengan unsur yang ada dalam

pernyataan)
2. Cukup Layak

= 3 (75% layak dengan unsur yang ada dalam

pernyataan)
3. Kurang Layak = 2 (50% layak dengan unsur yang ada dalam
pernyataan)
4. Tidak Layak

= 1 (25% layak dengan unsur yang ada dalam

pernyataan)
Untuk mencari skor persentase menggunakan rumus :
skor persentase =

100%

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A.

Perencanan dan Pengembangan Produk

1.

Deskripsi data dan analisa kebutuhan


Peneliti menggunakan metode observasi dan wawancara kepada
guru dan siswa SD kelas IV di SD N Perumnas 3 Depok Sleman,
Yogyakarta. Hasil dari wawancara ditemukan beberapa masalah sebagai
berikut:
a. Proses dan pelaksanaan pembelajaran matematika di sekolah tersebut
masih terlalu konvensional.
b. Ketika guru menyampaikan materi pada saat proses pembelajaran
matematika khususnya materi pecahan, guru hanya menghabiskan waktu
pembelajarannya hanya untuk mempersiapkan bahan dan alat peraga
sehingga antusiasme dan perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran matematika berkurang.

10

c. Intensitas penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran


matematika khususnya materi pecahan di sekolah tersebut belum
optimal karena guru masih menggunakan bahan sekali pakai (kertas
karton).
d. Belum ada media puzzle yang dapat menunjang mata pelajaran
matematika serta membantu siswa untuk memahami mengenai materi
pecahan khususnya untuk menjelaskan arti pecahan dan urutannya,
menyederhanakan

berbagai

bentuk

pecahan,

penjumlahan,

pengurangan, dan perbandingan pecahan.


Berdasarkan hasil dari analisis kebutuhan tersebut dapat
disimpulkan bahwa perlu dikembangkan produk yang layak dan dirasa
mampu untuk mengatasi permasalahan yang ada dengan menggunakan
media puzzle PAPEDA.
2.

Pengembangan Produk Media Puzzle PAPEDA.


Pada pengembangan media ini mengacu pada kurikulum, saran
dan arahan dari ahli media, ahli materi, guru pengampu mata pelajaran
dan pengguna (siswa). Pada mata pelajaran matematika yang dipilih yaitu
materi tentang pecahan. Setelah memilih materi, peneliti melakukan
pembuatan media puzzle PAPEDA kemudian dilanjutkan dengan
melakukan pengembangan produk media puzzle PAPEDA.

B.

Validasi Ahli

1.

Validasi ahli materi


Media puzzle PAPEDA mata pelajaran matematika kelas IV SD
yang dikembangkan ini divalidasi oleh ahli materi, Bapak T.Wakiman,
M.Pd. Validasi oleh ahli materi dilakukan 2 tahap. Validasi tahap pertama
dilaksanakan pada tanggal 8 januari 2013. Validasi ahli materi tahap 1
penilaian ahli materi terhadap aspek materi pembelajaran diketahui
jumlah skor 53 dengan skor persentase 82%. Setelah dilakukan revisi
sesuai saran ahli materi dilakukan penilaian tahap 2. Penilaian tahap 2

11

hasil penilaian ahli materi terhadap aspek materi pembelajaran diketahui


jumlah skor 57 dengan skor persentase 89% masuk dalam kriteria
layak.
2.

Validasi ahli media


Pada validasi ahli materi dilakukan oleh ahli media yaitu Bapak
Estu Miyarso M,Pd. Validasi dilakukan 2 tahap, tahap pertama pada
tanggal 17 januari 2013 dan penilaian tahap kedua pada tanggal 24
januari 2013. Validasi ahli materi tahap 1 meliputi 1 aspek yaitu, aspek
tampilan. Berdasarkan hasil penilaian ahli media tahap 1 terahdap aspek
tampilan didapat jumlah skor 60 dan dikategori layak, dengan skor
persentase 93.7%. Setelah dilakukan revisi sesuai saran ahli media
dilakukan penilaian tahap 2. Penilaian tahap 2 terhadap aspek tampilan
didapat jumlah skor 63 dengan skor persentase 98,4% masuk dalam
kriteria layak.

C.

Hasil Uji Coba Produk Multimedia Pembelajaran Interaktif


1. Data hasil uji coba lapangan utama
Pada tahap uji coba lapangan ini sebanyak 12 orang siswa, pada
tanggal 7 februari 2013. Uji coba lapangan utama dengan jumlah skor
448 dengan skor persentase 97% masuk dalam kriteria layak.
Adapun hasil uji coba lapangan utama media puzzle PAPEDA sebagai
berikut:
Tabel 1. Data Penilaian Uji Coba Lapangan Utama
Aspek penilaian
1. Ketertarikan menggunakan produk.
2. Membantu siswa dalam belajar.
3. Tingkat efesiensi produk.
4. Pemahaman produk.
5. Kemenarikan warna-warna produk.
6. Kejelasan angka dan huruf.
7. Pemahaman materi soal.
8. Kesenangan siswa terhadap produk.
9. Tingkat kemudahan mengerjakan kartu soal.
10. Kemudahan menggunakan produk.
Jumlah
Presentase

12

Jumlah
45
44
46
43
45
44
45
46
45
45
448
97%

Kategori

LAYAK

2.

Data hasil uji coba lapangan Operasional


Pada tahap pelaksanaan lapangan Operasional yaitu sebanyak 30
orang siswa, pada tanggal tanggal 21 februari 2013. Jumlah skor
1126 dengan skor persentase 94% masuk dalam kriteria layak.
Hasil uji coba kelompok besar selengkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 2. Data Penilaian Uji Pelaksanaan Lapangan Operasional
Aspek penilaian
1. Ketertarikan menggunakan produk.
2. Membantu siswa dalam belajar.
3. Tingkat efesiensi produk.
4. Pemahaman produk.
5. Kemenarikan warna-warna produk.
6. Kejelasan angka dan huruf.
7. Pemahaman materi soal.
8. Kesenangan siswa terhadap produk.
9. Tingkat kemudahan mengerjakan kartu soal.
10. Kemudahan menggunakan produk.
Jumlah
Persentase

Jumlah
117
112
112
111
112
113
111
114
112
112
1126
94%

Kategori

LAYAK

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan ini, maka dapat
dihasilkan sebuah media yaitu media puzzle PAPEDA untuk mata pelajara
matematika materi pecahan, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa
media puzzle PAPEDA ini layak digunakan dalam proses beljar mengajar untuk
anak kelas IV SD Negeri Perumnas 3 Depok. Pada tahap uji ahli materi tahap I
media dinilai layak, dengan skor persentase 82%, tetapi dengan revisi pada
bagian gambar pada awal kartu soal media puzzle PAPEDA tidak ada variasi
gambar yang bisa di bongkar pasang dengan bahan stiker, setelah dilakukan
revisi atas masukan dari ahli materi maka gambar tersebut ditambah dengan
keterangan potongan-potongan gambar puzzle dengan bahan stiker pada
gambar kartu soal, kemudian setelah dilakukan revisi oleh pengembang media

13

puzzle PAPEDA ini dinyatakan layak dan dapat diuji cobakan kelapangan
dengan skor persentase 89%, pada saat uji ahli media tahap I media ini
dinyatakan layak dengan skor persentase 93,7% tetapi dengan revisi pada kartu
soal media puzzle PAPEDA serta untuk menggandakan kartu soal. Setelah
dilakukan revisi media ini dinyatakan layak dan dapat diuji cobakan kelapangan
setelah uji coba tahap II dengan skor persentase 98%. Pada saat uji coba
lapangan awal penilaian siswa cukup baik dengan skor persentase adalah 96%,
kemudian pada uji coba lapangan utama perolehan skor yaitu 97% sehingga
media tersebut dapat diuji cobakan ke tahap uji pelaksanaan lapangan. Dalam uji
pelaksanaan lapangan media puzzle PAPEDA ini di nilai sangat layak dengan
skor persentase 94% dan dengan demikian media ini sudah layak dijadikan
sebagai PRODUK AKHIR, yang berupa Media Puzzle PAPEDA Pecahan, Persen
dan Desimal untuk Mata Pelajaran Matematika Materi Pecahan Kelas IV SD N
Perumnas 3 Depok, media ini diharapkan menjadi salah satu sumber belajar baik
secara individu maupun kelompok.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, maka ada beberapa saran sebagai
berikut:
1.

Bagi perancang dan pengembang media pembelajaran, agar dapat


mengembangkan sebuah media sederhana yang baru yang inovatif
agar media-media pembelajaran yang digunakan menjadi lebih
bervariasi dan semakin merangsang minat siswa dalam belajar

2.

Guru, disarankan untuk memanfaatkan media puzzle PAPEDA


sebagai media pembelajaran yang dapat dikombinasikan dengan
metode pembelajaran, sehingga menjadi lebih bervariasi dan
menarik serta membantu dalam menggali potensi siswa khususnya
pada sub mata pelajaran matematika materi pecahan.

3.

Siswa, disarankan untuk memanfaatkan media puzzle PAPEDA


sebagai media sebatas pada sarana pembelajaran untuk membantu

14

siswa lebih aktif serta memahami materi pecahan khususnya untuk


mengetahui arti pecahan dan urutannya, menyederhanakan berbagai
bentuk pecahan, penjumlahan, pengurangan, dan perbandingan
pecahan dengan bermain sambil belajar.
4.

Perlu diupayakan kegiatan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui


tingkat keefektifan media puzzle PAPEDA dengan melakukan
penelitian eksperimen maupun penelitian tindakan kelas.

DAFTAR PUSTAKA
Andang Ismail. (2009). Alat Peraga Edukatif Level I. Yogyakarta: Edwise
Edutainment.
Arikunto, suharsimi. (2010). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara
Borg, Walter. R & Gall. (1989). Education Research, And Introduction, Fourth ed.
New York & London: Longman Inc.
Muzamil misbach (2010). http://kuliah.itb.ac.id/course/info.php?id=435. Diakses
3 Juli 2012 pukul 15.00 WIB.

15

Anda mungkin juga menyukai