10
13
Kilas Berita
14
Peluang Pasar
15
16
18
20
22
24
26
27
Prosedur Penanganan
Kasus Penolakan Produk Perikanan
Di Negara Tujuan Ekspor
28
29
30
32
Redaksi menerima bahan tulisan terkait pemasaran ikan. Naskah dilengkapi dengan
foto, menggunakan kertas ukuran A4 dengan font arial ukuran 12. Naskah dikirim
kepada Redaksi dengan alamat: warta_pasar_ikan@kkp.go.id
Pelindung: Victor P.H Nikijuluw; Penanggung jawab: Sadullah Muhdi; Redaktur Kehormatan: Syafril Fauzi; Editor/Redaktur Pelaksana: Harlin; Desain
Grafis: Herman Priyono, Nova Firdaus; Sekretariat: Muawwanah, Uung Gantira, Wiji Lestari, Nia Nurfitriana, Yudhi Hendryana, Adrian Siwambha
Anugraha, Isyaturradijah; Penerbit: Direktorat Pemasaran Dalam Negeri, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP)Kementerian Kelautan dan Perikanan; Alamat: Gedung Mina Bahari III, Lt.12, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jl. Medan Merdeka Timur 16, Jakarta
Pusat - Telp (021) 3500 163; E-mail: warta_pasar_ikan@kkp.go.id
bahkan per kapita konsumsi ikan Malaysia dan Singapura lebih dari dua kali
masyarakat Indonesia. Tahun 2009, tercatat tingkat
konsumsi ikan Indonesia
sebesar 29,08 kg per kapita
dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 30,48 kg
per kapita. Rendahnya tingkat konsumsi ikan Indonesia ini disebabkan kondisi
ekonomi masyarakat, dan
masih sulitnya mendapat
Rata- Rata
2003 -2005
2007
Pertumbuhan
Perbandingan
Indonesia
20,9
24,3
16,27
1,00
Brunei
36,1
34,4
-4,71
1,42
Cambodia
23,4
33,0
41,03
1,36
Malaysia
55,4
56,1
1,26
2,31
Myanmar
24,2
29,6
22,31
1,22
Philipina
31,7
35,4
11,67
1,46
Singapura
37,9
48,9
29,02
2,01
Thailand
32,6
31,1
-4,60
1,28
Vietnam
25,4
30,6
20,47
1,26
China
25,9
26,7
3,09
1,10
Sumber: Fishery and Aquaculture Statistics 2008 and 2010, FAO Yearbook
enurut Statistik
FAO,
produksi
perikanan budidaya Indonesia menempati urutan ke-5 setelah
China, India, Jepang dan
Philipina. Dari seluruh hasil produksi perikanan Indonesia, sekitar 40 persen
dari jumlah produksi total
perikanan Indonesia dijadikan bahan baku untuk
produk olahan. Sekitar 80
persen dari jumlah produk
olahan tersebut berupa ikan
asin, ikan kering, ikan asap
dan fermentasi yang dibuat
secara tradisional. Sisanya
sekitar 20 persen di proses
dengan teknologi modern
untuk kepentingan ekspor
(Dahuri, 2003).
Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari
230 juta jiwa merupakan
pasar yang amat besar bagi
penyerapan produksi domestik termasuk produksi
hasil perikanan baik berupa pangan mentah maupun
pangan olahan. Khusus
untuk pangan olahan ikan
diproduksi oleh industri
baik skala kecil dengan
pengolahan yang masih tradisional, menengah sampai
industri besar yang menggunakan teknologi tinggi
dan padat modal.
Disisi lain, Indonesia
terus berupaya untuk meningkatkan kualitas sum-
Rasa
sayange
rasa
sayang sanyange, eee lihat dari jauh rasa sayang
sayange.....
asih
ingatkah
anda akan lirik
lagu
tersebut.
Lagu itu berasal dari tanah
Maluku, tapi belakangan di
klaim oleh Malaysia menjadi lagu nasional Malaysia. Sebuah ironi yang menarik, bagaimana mungkin
sebuah lagu daerah yang
sudah berpuluh-puluh tahun lamanya menjadi lagu
daerah di tempat tersebut
kemudian tiba-tiba diakui
dan di klaim sebagai milik
bangsa lain. Tetapi dalam
tulisan ini, tidak akan dibahas mengenai kontroversi
tentang klaim tersebut dan
lebih mendalami tentang
potensi kelautan dan perikanan yang ada dan cara
mengoptimalkannya.
Apakah yang pertama
kali terlintas di pikiran
ombinasi perubahan
mekanis, autolisis,
kimia dan bakteriologis menyebabkan perubahan permanen menuju perubahan kualitas ikan yang
tidak diinginkan. Kualitas
ikan merupakan konsep
kompleks yang melibatkan
berbagai macam faktor
bagi konsumen misalnya
keamanan, kualitas gizi,
ketersediaan, kenyamanan
dan keutuhan serta kesegaran. Teknik penanganan,
pengolahan dan penyimpanan, termasuk waktu dan
suhu dapat mempengaruhi kesegaran dan kualitas
produk. Selain itu, musim,
kondisi dan metode penangkapan juga mempengaruhi kualitas secara keseluruhan. Ini merupakan
karakteristik unik ikan sebagai komoditi yang sangat
mudah rusak.
Kesegaran dan kualitas
produk akhir, tergantung
pada faktor-faktor biologis
dan pengolahan yang berbeda yang mempengaruhi
berbagai tingkatan fisik,
biokimia,
mikrobiologi,
kimia dan perubahan post
mortem pada ikan. Secara
umum metode untuk menilai pembusukan ikan
diklasifikasikan ke dalam
dua kategori utama: metode sensori dan metode instrumentasi (mikrobiologi,
Substrate
Period of
occurrence
Chemical
activity
Glycogen
Early stages
in spoilage
process
Mechanical
damage
muscles
Connective
tissues
Early stages
Autolytic
activity
Nucleotide,
ATP
K-Value
Early stages
Bacterial
activity
Fish tissue
1. ATP
2. Soften fish muscle
Later stages
Autolytic &
bacterial
activity
Nucleotide,
ATP
Loss of fresh fish flavours & production of (Hx), a bitter flesh taste
Later stages
Bacterial
& autolytic
activity
Protein,
peptides &
amino acid
1. Ammonia (NH3)
2. Hydrogen sulphide (H2S)
3. Softening of fish flesh
4. Lipopolysachaarids
(endotoxins)
5. Peroxidase
6. TVB-N
Later stages
Bacterial
activity
Amines,
TMAO
1. TMA-(Fishy off-odours)
2. DMA & FA (in frozen fish)
3. Ammonia
Later stages
Bacterial
activity
Biogenic
amines Ncontaining
amino acid
Histamine
Later stages
Chemical
& bacterial
activity
Lipids (fish
oils) (Lipid
oxidation &
hydrolysis)
1. Hydro peroxides
2. Soapy off-odours, (aldehydes,
ketones & alcohol)
3. Discoloration (yellowish browning) in fish flesh
Later stages
(Sumber: Bremner 2002, Huss et al. 1992, Huss 1995, Bourgeois et al. 1995 and Farid 1991)
Pembusukan autolisis
Pada saat ikan dipotong,
enzim di usus dan daging,
sebelumnya terlibat dalam metabolisme menjadi
katalisator autolisis (self digestion). Perubahan autolisis menyebabkan dekomposisi protein dan senyawa
penting lainnya yang pada
akhirnya mengakibatkan
pelunakan daging ikan dan
melumerkan substansi dalam rongga usus.
Pembusukan kimiawi
Hidrolisis dan oksidasi
lipid merupakan faktor
utama penurunan mutu
tergantung pada komposisi kimiawi ikan. Menurut
Huss et al. (1992), tahap
utama dari oksidasi lipid
menyebabkan
produksi
hydro peroksida dihubungkan dengan rasa hambar
dan kecoklatan, perubahan
warna kekuningan pada
jaringan ikan; degradasi
lebih lanjut hasil hydro
peroksida
menghasilkan
Panggabean
Sebagaimanana disebutkan dalam artikel sebelumnya, pada praktiknya metode pengujian kesegaran ikan dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu metode
sensori, metode kimiawi dan metode mikrobiologi.
1. Evaluasi sensori
10
2. Metode kimiawi
TMAO adalah salah satu
fraksi utama nitrogen nonprotein (NPN) ditemukan
di hampir semua spesies
ikan laut, tetapi dalam
jumlah yang bervariasi
(1-5%) dari berat otot kering. Variasi jumlah TMAO
dalam otot ikan tergantung
pada spesies ikan, area
penangkapan dan musim.
Berkenaan dengan jumlah
TMAO di berbagai spesies ikan, cumi-cumi diketahui mengandung jumlah
tertinggi TMAO (75-250
mgN/100g),
sedangkan
ikan kod relatif rendah
(60-120 mgN/100g) sementara jenis ikan pelagis memiliki jumlah TMAO
paling sedikit. Pada ikan
demersal ditemukan pada
otot berwarna gelap dan
konsentrasi tertinggi justru pada otot putih.
Berkenaan
dengan
evaluasi mutu ikan secara
kimiawi, total amina basa
yang menguap (TVB) merupakan indikator kimiawi
yang biasanya diukur. TVB
merupakan frasa umum
yang digunakan untuk
memasukkan amina yang
mudah menguap seperti,
trimetilamina (TMA), amonia (NH3) yang dihasilkan
oleh bakteri pembusuk;
dimetilamine (DMA) dan
diproduksi oleh enzim autolisis selama penyimpanan
ikan beku. Penentuan TVB
dan TMA dalam daging
ikan dapat diukur dengan
destilasi uap, selanjutnya
dengan titrasi ekstrak ikan
11
Protein
Ikan
Protein
Hewani
Total
Protein
Kontribusi Protein
Ikan Terhadap Protein Hewani (%)
Kontribusi Protein
Ikan terhadap
Total Protein (%)
Indonesia
8,0
15,3
56,7
52,5
14,1
Brunei
8,8
49,6
86,9
17,8
10,2
Cambodia
10,4
15,1
58,2
68,7
17,9
Malaysia
17,1
39,0
77,9
43,8
22,0
Myanmar
7,2
20,8
70,8
34,6
10,2
Philippines
11,3
25,3
60,0
44,7
18,8
Singapore
13,3
59,1
92,8
22,5
14,3
Thailand
9,2
24,0
57,6
38,3
16,0
Vietnam
8,3
23,8
73,7
34,9
11,3
China
6,4
32,9
89,5
19,5
7,2
Protein
Ikan
(gr/kap/
hr)
Total
Protein
Hewani
(gr/kap/hr)
Protein Hewan
Bukan Ikan
Terhadap Total
Protein Hewani
(%)
Protein Ikan
Terhadap Total
Protein Hewani
(%)
2008
7,94
4,00
11,94
33,50
66,50
2009
7,30
3,86
11,16
34,59
65,41
ikan merupakan sumber ikan dalam memasok toprotein, lemak, vitamin, tal konsumsi protein di
dan mineral yang san- Indonesia.
gat baik dan prospektif.
Keunggulan utama protein ikan dibandingkan
dengan produk lainnya
adalah kelengkapan komposisi asam amino dan Tabel 4. Rata- Rata Konsumsi Protein
kemudahannya
untuk Ikan per Kapita Sehari Beberapa
dicerna. Mengingat be- Jenis Makan Tahun 2008 dan 2009
Protein
sarnya peranan gizi bagi Jenis Makanan
2008
2009
kesehatan, ikan merupakan pilihan tepat untuk Ikan dan Udang 5,13
4,83
diet di masa yang akan Segar
datang. Dengan sumber Ikan dan Udang 2,81
2,47
daya perikanan yang be- diawetkan
0,19
0,18
sar, Indonesia memiliki Daging Sapi/
lebih banyak kesempa- kerbau
1,77
tan untuk menjadi pro- Daging ayam ras/ 1,91
dusen terkemuka produk kampung
0,09
perikanan di dunia dan Telur itik/manila/ 0,10
asin
sebagai eksportir potenAyam Ras/ 1,80
1,82
sial. Sumber daya ini juga Telur
kampung
seharusnya dapat terus
Sumber: BPS, Susenas Panel 2008
meningkatkan kontribusi dan 2009
12
KIlas Berita
Impor Perikanan
Global Tahun 2010
Melambung Kembali
menyebabkan kenaikan
harga yang cukup tajam.
Perusahaan seafood di
Sungai Mekong membayar sampai VND 24.000
(US$I.18) per kilogram,
harga tertinggi yang tercatat. Keuntungan yang
diperoleh para pembudidaya sekitar VND 5.000
- 6.000 (US$ 0,25-0,30)
per kilogram. Menurut
seorang pejabat yang berwenang dari komite ikan
tra di VASEP mengatakan,
harga yang lebih tinggi
dapat mendorong pembudidaya ikan tra yang telah
berhenti untuk memulai
lagi bisnisnya.
Ikan Tra merupakan produk utama ekspor
Vietnam, meskipun ikan
ini telah mengkhawatirkan beberapa pembudidaya karena fluktuasi
dalam peningkatan biaya
produksi dan harga. Ini
Ketersediaan Ikan
tra Vietnam Tahun
Ini Diperkirakan
Turun 40%
Ekspor
Impor
2004
902.4
136
2005
857.8
151
2006
926.5
184.2
2007
854.3
145.2
2008
911.7
280.2
2009
881.4
331.6
2010
1.053.4
318.8
13
Peluang Pasar
Komoditi
Spesifikasi
Contact Person
Olahan Ikan
SMKN 1 Prajekan
Alamat : Jl. Raya Prajekan Bondowoso, Jawa Timur
Telp : +0332560263
Email : smknprajakan@yahoo.com
Ikan Koi
Menjual beragam jenis koi beserta ukuran dan harganya. Siap Kirim
Koi Ke Seluruh Indonesia dan Ke Luar Negeri
Harga nego
Asep Zaenal U.
Alamat : Kp. Kebon Kopi Rt.03/02 Desa Ciampea Udik Kec.
Ciampea Kabupaten Bogor
No Hp : 081513131184, Email : asep.bawal@gmail.com
Abon Ikan
Bu Endah
Alamat : Desa Sukonatar, Kec. Srono Banyuwangi
Email : edihadi@gmail.com
Produksi pindang dalam 1 hari dapat berproduksi 1,5 - 20 ton per hari
sedangkan petis mencapai 1 ton/bln..
Alhandi
Tri Yuliani (Yuli)
Alamat Jl. Ikan Hiu Gg. I No. 12A Mayangan Probolinggo,
Jawa Timur
Telp : 085725777733, Email : usper.kotaprob@gmail.com
Olahan Ikan
Panji Mina
Agus Hariyanto
Alamat : RT. 04/ RW. 02, Desa Kedungpanji, Kecamatan
Lembeyan, Kabupaten Magetan Jawa Timur
Nomer HP: 081359798793, E-mail: panjimina@yahoo.co.id
Fish Jelly
produksi kripik kentang udang, abon udang, baby fish, Udang Crispy,
Krupuk, Nugget dan Siomay
Olahan Ikan
Kepiting Bakau
MENAWARKAN
MEMBUTUHKAN
14
Harga Komoditas Perikanan di Beberapa Pasar Internasional Pada Bulan Mei 2011
Nama Produk
Ukuran
US$/KG
Nama Pasar
21/25
0.29
61/70
0.11
21/25
0.26
61/70
0.11
9,5-10 cm
0.29
7,5-8,0 cm
0,12
9,5-10 cm
0,22
7,5-8,0 cm
0,11
21/25
5.40/lb
51/60
3.70/lb
41/50
5.40/lb
61/70
3.70/lb
21/25
7.25/lb
61/70
4.20/lb
13/15
8.75/lb
41/50
3.95/lb
Vannamei
Wholesale, Tokyo
Jepang
Nama Produk
Ukuran
US$/KG
Nama Pasar
live
Red Snapper
Natural IQF
4-6 oz/pc
5.15-5.35/
lb
12- 14 oz/pc
4.75-4.95/
lb
LizardFish Whole
30/50 gm/pc
200 gm/pc
and up
0.70
Tilapia
Fillet
5.80
g&g, chilled
(air flown)
825918877/ MT
Ex. Warehouse,
New York, USA
Auction Tsukiji
Market, Tokyo,
Jepang
Cuttlefish, sepia sp
50 - 150 gm
/ pc
1.25
CFR Europe
Whole, block
Large
2.45
CFR Busan, S.
Korea
Baby Cuttlefish
Whole, cleaned, 10% glazed,
IQF
10/2080/100 pc/kg
2.40
FOB Busan, S.
Korea
Chilled (air
flown)
9.76-17.89
Wholesale Singapore
Squid, Loligo sp
Tubes and Tentacles
6/10-10/20
pc/kg
4.00
CFR USA
Medium/
Large
2.50
Baby Octopus
Whole
10/20
-80/100
pc/kg
2.40
Baby Clams
SML
0.80
Hard Clams
10/20,
20/30,
30/40,
40/50, 50/80
0.80
Wholesale Kuala
Lumpur, Malaysia
6/8 pc/kg
6.5
CFR Europe
31/40 pc/kg
3.30
Wholesale Kuala
Lumpur, Malaysia
13/15 pc/kg
6.20
20/30 pc/kg
4.50
Wholesale, Tokyo
Jepang
US$ 4.077.32
Wholesale, Tokyo
Jepang
Whole, fresh/chilled
Brown Spotted Grouper
E.coioides
Whole, fresh/chilled
Manggrove Snapper
Whole, fresh/chilled
Red Snapper
Large
6.02
Medium
7.36
Small
4.35
Large
6.35
Medium
6.69
Small
6.02
US$ 4.885.69
Wholesale Kuala
Lumpur, Malaysia
Wholesale Kuala
Lumpur, Malaysia
Wholesale Jurong,
Singapura
Large
11.71
Ex. Warehouse,
NY, USA
Medium
10.03
Large
5.69
Medium
6.35
Spanish Mackerel
Scomberomous spp, Whole,
Fresh Chilled
Large
6.02
Wholesale Kuala
Lumpur, Malaysia
Medium
5.35
Wholesale Jurong
Singapura
Wholesale Kuala
Lumpur, Malaysia
Scomberomous spp
Whole, fresh/chilled
Indian Mackerel
Rastrelliger spp
Medium
2.68
Small
2.01
Whole,
Fresh
2.44-4.07
9.76-26.02
Wholesale Singapura
4.88-18.70
Wholesale Singapura
Whole fresh/child
Wholesale Jurong,
Singapura
15
M-II
M-III
Produk/Lokasi
M-IV
Alu-alu
M-I
M-II
M-III
M-IV
Cumi-cumi
10.000
10.000
10.000
10.000
45.000
12.500
12.000
12.000
14.000
27.500
PPS Cilacap
12.000
12.000
30.000
35.000
30.000
30.000
25.000
25.000
25.000
250.000
Kabupaten Sumenep
6.000
6.000
6.000
6.000
9.000
9.000
9.000
9.000
15.000
15.000
Ayam-ayam
Kabupaten Kampar
35.000
8.000
12.000
24.000
45.000
32.000
30.000
30.000
25.000
25.000
25.000
25.000
20.000
20.000
20.000
20.000
Kabupaten Sumenep
14.000
14.000
14.000
14.000
Kabupaten Sumenep
29.000
29.000
29.000
29.000
38.286
38.000
38.000
32.500
18.000
18.000
18.000
18.000
21.000
18.500
19.000
30.000
30.000
11.000
10.000
10.000
11.000
10.000
15.000
Kabupaten Sumenep
Bandeng
35.000
24.500
24.000
PPS Bitung
20.000
21.250
10.000
26.429
30.000
30.000
30.000
10.000
10.000
Ekor Kuning
15.000
15.000
15.000
35.000
35.000
35.000
12.000
12.000
12.000
12.000
40.000
25.000
15.000
8.800
12.000
12.750
26.000
28.000
27.000
15.429
15.500
17.000
18.000
20.000
20.000
20.000
20.000
13.000
14.000
14.000
13.000
8.000
7.000
Kabupaten Brebes
15.000
16.000
15.000
16.000
15.000
15.000
15.000
15.000
27.000
25.000
25.000
25.000
25.000
25.000
25.000
20.000
20.000
Kabupaten Sumenep
25.000
25.000
25.000
25.000
18.000
18.000
18.000
18.000
35.000
35.000
35.000
35.000
Kabupaten Sumenep
16.000
16.000
16.000
16.000
27.000
25.929
25.500
27.000
49.000
49.000
49.000
49.000
7.000
7.000
30.000
30.000
69.000
69.000
69.000
69.000
180.000
180.000
180.000
180.000
50.000
50.000
50.000
50.000
38.000
38.000
37.000
31.500
25.000
30.000
Kabupaten Blitar
20.000
20.000
20.000
20.000
28.000
26.286
30.000
32.000
32.000
40.000
43.571
45.000
45.000
22.000
22.000
30.000
29.429
28.286
28.000
24.000
25.000
18.857
18.000
18.000
18.000
16.000
16.000
16.400
16.000
59.000
59.000
59.000
59.000
14.000
14.000
14.000
14.000
30.000
32.000
29.000
8.000
8.000
8.000
8.000
32.000
33.000
33.000
18.600
18.000
17.000
17.500
50.000
25.000
35.000
30.000
PPN Palabuhanratu
15.000
15.000
15.000
13.800
40.000
35.000
35.000
32.000
PPS Bitung
10.059
10.143
10.071
11.333
Kembung
12.429
12.357
12.500
13.500
Baronang
Bawal Hitam
Bawal Putih
Kabupaten Sumenep
Cakalang
Kabupaten Sumbawa Barat
Kabupaten Sumenep
16
Gurame
Kakap Merah
12.000
10.000
5.000
35.000
30.000
35.000
24.000
35.000
20.000
25.000
20.000
Kabupaten Kampar
22.000
28.000
28.000
28.000
Produk/Lokasi
Produk/Lokasi
M-II
M-III
M-IV
15.000
15.000
15.000
15.000
Tawes
M-I
M-II
M-III
M-IV
19.667
18.429
18.000
19.125
13.000
14.000
12.500
14.000
12.000
10.400
11.800
11.333
12.000
12.500
23.000
8.000
10.000
12.000
Tenggiri
14.571
13.714
16.000
15.500
14.500
17.000
40.000
40.000
40.000
40.000
PPN Palabuhanratu
35.000
27.500
35.000
35.000
30.000
30.000
PPN Pekalongan
22.702
22.432
21.615
24.564
80.000
75.000
75.000
75.000
Teri
Kabupaten Sumbawa Barat
10.000
10.000
10.000
10.000
PPS Bitung
PPS Nizam Zachman Jakarta
Kerapu
Manyung
Kabupaten Sumbawa Barat
15.000
15.000
15.000
15.000
Kabupaten Sumenep
14.000
14.000
14.000
14.000
PPN Pekalongan
14.689
12.965
12.954
17.979
14.000
14.000
14.000
15.375
11.929
11.500
11.500
9.500
11.214
11.000
11.125
11.000
Kabupaten Kampar
22.000
25.000
25.000
25.000
Tetengkek
18.875
19.857
20.000
18.778
17.214
16.000
16.000
16.000
17.000
17.000
16.643
Tongkol
Kabupaten Blitar
14.000
14.000
14.000
14.000
Kabupaten Kampar
23.000
25.000
26.000
25.500
14.000
14.000
12.500
12.500
12.500
Mas
Nila
11.714
12.000
12.000
12.000
6.500
6.000
40.000
35.000
30.000
8.000
8.714
9.000
10.000
5.071
4.833
9.288
4.920
15.000
15.000
15.000
15.000
7.000
7.000
7.000
8.500
Kabupaten Blitar
10.000
10.000
10.000
11.000
Kabupaten Kampar
16.000
23.000
10.000
10.000
10.000
10.000
7.000
7.000
7.000
7.000
18.000
18.167
17.600
16.833
14.500
16.000
19.625
15.000
15.000
16.250
PPN Pekalongan
12.800
13.083
12.872
12.396
Kabupaten Sumenep
12.980
9.570
13.591
11.164
13.429
13.000
13.000
15.000
PPS Cilacap
8.000
5.857
5.000
14.000
11.600
12.750
13.600
9.929
9.500
9.500
9.500
10.429
10.800
11.125
10.800
5.586
5.340
5.688
5.180
Tuna
Kabupaten Blitar
15.000
15.000
15.000
17.000
18.000
18.000
18.000
21.500
20.000
21.200
19.000
PPN Palabuhanratu
25.000
21.750
27.000
25.833
PPS Cilacap
21.000
21.000
21.000
Patin
Kabupaten Blitar
13.000
13.000
14.000
14.000
Kabupaten Kampar
23.000
17.000
17.000
17.000
16.000
16.000
16.000
16.333
Tuna Albakor
15.188
15.857
15.000
9.000
9.000
9.000
9.500
Udang Putih
12.000
12.000
12.000
12.000
19.000
16.333
Kabupaten Sumenep
12.000
12.000
12.000
12.000
55.000
55.000
55.000
55.000
15.000
15.000
15.000
15.000
47.143
47.214
47.000
47.000
Rajungan
Udang Windu
20.000
20.000
20.000
20.000
55.000
55.000
55.000
55.000
Kabupaten Sumenep
22.000
22.000
22.000
22.000
24.750
12.000
16.500
34.667
36.429
35.000
35.000
35.000
68.462
72.143
75.000
70.000
41.143
40.667
35.550
41.000
PPN Pekalongan
14.770
13.200
9.250
11.719
12.286
13.000
13.000
13.000
17
Remang
18
Produksi Perikanan
Berdasarkan hasil-hasil
produksi yang diperoleh
dari berbagai jenis kegiatan baik perikanan budidaya maupun perikanan
tangkap, jumlah produksi
ikan konsumsi yang dicapai pada tahun 2010
sebesar 1.820,9 ton senilai
Rp
44.132.300.000,00
ada kenaikan produksi sebesar 605,3 ton
(49,79%) jika dibandingkan dengan produksi tahun 2009 yang mencapai
1.215,6 ton dengan nilai
Rp
39.427.800.000,00.
Adapun
daerah-daerah yang menjadi sentra produksi antara lain
Kecamatan Kediri dan
Seledemag Barat dengan
komoditas gurame, Kecamatan Tabanan dan Marga
dengan komoditas udang
galah, Kecamatan Penabel
dan Pupuan dengan komoditas ikan mas, keca-
19
20
Antisipasi Pencemaran
Singapura dan Thailand secara random telah
lebih awal melakukan tes
atas produk makanan segar
impor Jepang. Beberapa
negara lainnya seperti China dan Hong Kong, Filipina dan Korea Selatan pun
melakukan tindakan pencegahan dengan memeriksa
tingkat kontaminasi makanan impor Jepang. Hal ini
dilakukan untuk memastikan makanan impor tersebut tidak tercemar radioaktif menyusul meledaknya
PLTN di negeri itu akibat
gempa. Ini lebih sebagai
langkah antisipasi, kata
Menteri Kesehatan Hong
Kong, York Chow. Produk
yang diawasi ketat terutama produk susu dan turunannya, buah-buahan segar,
21
Ikan Pipih
yang Gemar Bercengkrama
Mengenal Kuwe
22
muncul ke permukaan.
Terdapat beberapa jenis
ikan kuwe seperti kuwe
gerong (Caranx ignobilis),
kuwe batu besar (Seriola
dumerili), kuwe mata besar (Caranx latus), tengkek
(Caranx crysos), Bar Jack
(Caranx ruber), kuwe florida (Trachinotus carolinus),
kuwe batu (Seriola rivoliana), kuwe lilin (Caranx
hippos), Permit (Trachinotus falcatus), Lookdown
(Selene vomer),
kuwe
rambut/kuwe rambe (Alectis ciliaris), sunglir/salem
(Elagatis
bipinnulata),
kuwe kuning (Caranx bartholomaei) dan kuwe sirip
biru. Ikan ini bermasuk
Tahun
Lokasi
Produksi (ton)
2003
41.170
2004
41.351
2005
46.781
2006
47.310
2007
2008
2007
2008
2009
2010
Klasifikasi Kuwe
Pertumbuhan
(%)
Pasar Flamboyan
Pontianak
18.763
25.004
26.312
26.474
13
PPN Brondong
Lamongan
12.565
13.424
15.923
16.267
51.254
72.770
PPS Cilacap
9.000
10.222
14.183
15.571
21
Famili
Carangidae
Spesies
Gnathanodon
speciosus
Caranx melampygus
Carangoides uii
C. chrysophrys
C. talamparoides
Nama Dagang
Trevally
Nama Lokal
perikanan di Indonesia
diantaranya adalah Pasar
Flamboyan
Pontianak,
PPN Brondong Lamongan, dan PPS Cilacap. Pertumbuhan harga di Pasar
Flamboyan
Pontianak
meningkat sebesar 13 %.
Sedangkan, pertumbuhan
harga di PPN Brondong
Lamongan dan PPS Cilacap
juga meningkat sebesar 9
% dan 21 %. Pada tahun
2010, harga di Pasar Flam-
Photobacterium
atau
Pseudomonas) mengurai
berbagai komponen ikan
seperti TMAO dan menghasilkan aroma dan rasa
yang tidak diinginkan serta
berbahaya bagi kesehatan
konsumen.
Dengan mengacu pada
Bourgeois et al. (1995),
metode plate count yang
digunakan untuk menentukan jumlah sel yang diperbolehkan serta bakteri
pembusuk dalam produk
makanan. Ini melibatkan
inokulasi dan inkubasi
sampel dalam cawan petri
pada suhu yang tepat dan
selanjutnya
menghitung
koloni.
Paling penting dari
bakteri ini adalah mereka
yang memiliki kemampuan
untuk memproduksi H2S
dan/atau mengurai trimetilamina oksida (TMAO)
menjadi
trimetilamin
(TMA). Perkiraan jumlah
bakteri pembusuk spesifik dapat berguna dalam
menentukan kualitas dan
sisa umur simpan produk
perikanan. Bagaimanapun,
metode plate count memerlukan waktu lama untuk mebuahkan hasil dan
oleh karena itu lebih sering
digunakan sebagai pengukuran dalam monitoring
kualitas ikan.M. Al Alawi
3. Metode mikrobiologi
Perubahan besar pada
kesegaran ikan misalnya
perubahan kurang menarik dalam karakteristik
makanan seperti rasa, bau
dan warna sebagian besar
karena pertumbuhan dan
aktivitas bakteri. Metode
mikrobiologi
digunakan
untuk memperkirakan jumlah bakteri dalam hal menentukan kesegaran ikan,
kebersihan dan/atau mengevaluasi
kemungkinan
adanya bakteri atau organisme penting yang mempengaruhi kesehatan manusia. Prediksi/perkiraan
secara mikrobiologi adalah
jumlah bakteri, oleh karena itu dalam memenuhi
Panggabean
23
24
i Indonesia ada
tiga jenis ikan belut, yaitu belut
sawah (Monopterus albus
Zuieuw), rawa belut (Synbranchus bengalensis Mc.
Clell), dan belut bermata
sangat kecil (Macrotema
caligans). Belut sawah merupakan jenis paling dikenal
di Indonesia, sedangkan
belut rawa keberadaannya
terbatas sehingga kurang
dikenal. Panjang belut sangat bervariasi. Belut sawah
hanya berukuran panjang
8,5 cm, sementara belut
marmer Synbranchus marmoratus diketahui mencapai panjang 1,5 m.
Sebagian besar budidaya belut digunakan untuk
kebutuhan konsumsi. Dilihat dari komposisi gizi, belut mempunyai nilai energi
yang relatif tinggi, yaitu
303 kkal per 100 gram daging. Nilai energi belut jauh
lebih tinggi dibandingkan
telur (162 kkal / 100 g tanpa kulit) dan daging sapi
(207 kkal per 100 gram).
Nilai protein pada belut
(18,4 g / 100 g daging) setara dengan protein daging
sapi (18,8 g / 100g), tetapi
lebih tinggi dari protein
telur (12,8 g/100 g). Seperti jenis ikan lainnya, daya
cerna protein dalam belut
juga sangat tinggi, sehingga
sangat cocok untuk sumber
protein bagi semua kelompok usia, dari bayi hingga
lansia.
Leusin berguna untuk
WPI Edisi Mei 2011 No.93
membentuk
hemoglobin
darah yang membawa oksigen ke. jaringan seluruh
tubuh. Oksigen kemudian
berfungsi untuk mengoksidasi karbohidrat, lemak,
dan protein menjadi energi
untuk aktivitas tubuh. Itulah yang menyebabkan gejala utama kekurangan zat
besi adalah lemah, lelah,
dan tidak bertenaga. Besi
juga berguna untuk meningkatkan sistem kekebalan
tubuh, sehingga rentan terhadap berbagai penyakit
menular.
Belut juga kaya akan
fosfor. Nilainya dua kali lipat fosfor pada telur. Tanpa
kehadiran fosfor, kalsium
tidak dapat membentuk
massa tulang. Oleh karena
itu, konsumsi fosfor Hares
seimbang dengan kalsium,
sehingga tulang menjadi
kuat dan kuat, sehingga
terbebas dari osteoporosis.
Di dalam tubuh, fosfor dalam bentuk kristal kalsium
fosfat umumnya (sekitar
80 persen) berada dalam
tulang dan gigi.
Fungsi utama fosfor
adalah sebagai energi dan
kekuatan pada metabolisme
lemak dan karbohidrat, sebagai penunjang kesehatan
gigi dan gusi, untuk sintesis
DNA dan penyerapan kalsium dan digunakan. Fosfor
kebutuhan untuk wanita
hamil lebih dari saat-saat
tidak mengandung, terutama untuk pembentukan
tulang janin. Jika asupan
K).
Pengembangan Komoditas
Andalan
Berdasarkan
potensi
wilayah dan kesesuaian lahan budi daya ikan, Dinas
Perikanan dan Kelautan
Kabupaten Tabanan telah menetapkan beberapa
komoditi andalan untuk
dikembangkan. Beberapa
komoditi andalan yang diunggulkan dan dikembangkan di antaranya adalah:
Ikan Nila (Oreochromis
niloticus), Ikan Mas (Cyprinus carpio), Ikan Lele
(Clarias gariepinus), Ikan
Gurami
(Osphronemus
gouramy).
Selain empat komoditas andalan tersebut, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tabanan
juga telah mencanangkan
program pengembangan
komoditas alternatif perikanan budidaya. Komoditas alternatif ini diharapkan bisa menjadi pilihan
alternatif sekaligus sebagai
pendukung produksi peri-
Hasil tangkapan
(ton)
Air tawar
Air laut
491,2
Hasil
budidaya
(ton)
Total
produksi
(ton)
429,1
1.055,0
2006
134,7
2007
132,3
517,2
408,3
1.057,8
2008
133,2
518,0
411,8
1,063,0
2009
150,2
535,3
530,1
1.215,6
2010
115,3
606,1
1.099,5
1.820,9
25
26
Persyaratan
a. Setiap produk perikanan dipasarkan untuk
konsumsi manusia wajib disertai dengan sertifikat kesehatan yang
diterbitkan berdasarkan
hasil inspeksi dan hasil
pengujian selama proses
produksi atau in-Process
Inspection (IPI);
b. Sertifikat kesehatan sebagaimana
dimaksud
huruf (a) hanya dapat
diterbitkan
terhadap
hasil perikanan yang berasal dari UPI yang telah
mendapatkan Sertifikat
Tata Cara
a. UPI mengajukan permohonan penerbitan Sertifikat Kesehatan kepada
Layanan Pengaduan
Pusat Sertifikasi Mutu dan
Keamanan Hasil Perikanan
Telp/Fax: 021-3500149
Prosedur Penanganan
Laporan
Investigasi
Kepala BKIPM
Penugasan
Laporan
KAPUS SMKHP
NOTIFIKASI
(INTERNAL
SUSPEND) DAN
INVESTIGASI
UPT BKIPM,
DINAS, dan
LPPMHP
UPI
Layanan Pengaduan
Pusat Sertifikasi Mutu dan
Keamanan Hasil Perikanan
Telp/Fax: 021-3500149
27
Profil Produk
Awal Usaha
28
Tahun
2011,
UKM
pengolah hasil perikanan
Mina Mandiri Jaya yang
bertempat di Jambe Ngijo, Semin, Gunung Kidul
milik Seno Budiyanto (41
tahun) berhasil menyabet
gelar juara pertama UKM
Pengolah Hasil Perikanan
Tingkat Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. Kesuksesan beliau bermula
dari kejeliannya melihat
peluang usaha pengolahan hasil perikanan yang
masih jarang dilakukan di
Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta khususnya di
Gunung Kidul.
Selama sepuluh tahun,
Seno membantu usaha keluarga dalam mengolah
bandeng di Wonogiri sejak
tahun 1986 hingga 1996.
Kemudian pada tahun
2005, beliau mendirikan
usaha bandeng presto dengan merek Mina Mandiri
Jaya. Bapak dengan tiga
anak dan satu istri ini berpenampilan low profil, ulet,
dan mempunyai semangat
tinggi dalam menciptakan
peluang kerja yang cukup
besar bagi tenaga kerja di
lingkungan sekitar. Usaha
ini memiliki tujuh orang
karyawan tetap yang terdiri
dari enam orang tenaga
kerja pengolahan dan satu
WPI Edisi Mei 2011 No.93
Bahan Baku
Kebutuhan
bahan
baku bandeng berasal dari
Gresik, Lamongan dan Kulon Progo sebesar 300kg
per hari. Adapun harga
bandeng per kg sebesar
Rp12.000,- (isi 10-12 ekor)
dan Rp11.000 (isi 14-15
ekor). Bahan baku tersebut
didatangkan pada sore hari
kemudian pada malam hari
dilakukan proses produksi,
setelah itu dijual pada pagi
hari. Untuk menjaga kualitas produk pindang bandeng duri lunak, Seno selalu berusaha menerapkan
prinsip-prinsip
sanitasi
dan higienitas dalam menjalankan proses produksi.
Selain itu, beliau juga melengkapi usahanya dengan
perizinan seperti SIUP,
HO, NPWP dan Sertifikat
Pangan Industri Rumah
Tangga (PIRT).
Proses Pengolahan
Proses pengolahan pindang bandeng duri lunak
tidak menggunakan zat
kimia aditif yang dapat
membahayakan kesehatan
manusia tetapi hanya mengunakan aneka bumbu tradisional. Produk pindang
bandeng duri lunak milik
Pemasaran
Wilayah
pemasaran
pindang bandeng duri lunak 60 % untuk konsumen
lokal di Kabupaten Gunung
kidul dan 40% untuk memenuhi permintaan konsumen di daerah Praci,
Kabupaten Wonogiri. Tujuan pemasaran produk ini
adalah pedagang pengecer
dengan sistem pembayaran
secara tunai dan didistribusikan sesuai dengan pesanan dengan pembayaran
secara tunai. Permintaan
konsumen terhadap pindang bandeng duri lunak
akan meningkat secara signifikan menjelang puasa
dan lebaran dengan peningkatan produksi sebesar
50 % dibandingkan hari
biasa.Dewi AP
enis lobster yang banyak dijumpai di Indonesia, adalah lobster batik (panulirus Cygnus)
lobster bambu (panulirus versicolor),
lobster batu (panulirus penicilatus),
lobster pasir (homarus panulirus)
lobster mutiara (ornatus panulirus)
lobster udang kipas - merah / hitam
- (Scyllarides). Yang paling mahal
diantara jenis tersebut adalah lobster
mutiara.
Untuk memilih lobster berkualitas diperlukan sedikit pengetahuan.
Di bawah ini adalah panduan sederhana untuk memilih lobster untuk
memenuhi selera Anda.
Warna, jenis kelamin, tekstur kulit, dan usia merupakan pilihan mendasar. Pada dasarnya ada dua warna,
yaitu merah atau hijau. Tidak ada
perdebatan dalam hal ini karena pada
dasarnya rasanya sama. Tipisnya perbedaan rasa antara merah dan hijau
secara efektif tertutup oleh bumbu-bumbu atau saus mentega yang
akan digunakan. Satu pilihan yang
lebih mendesak adalah pilihan yang
berkaitan dengan gender. Lobster
betina adalah pilihan yang lebih baik
daripada yang jantan. Lobster betina
mungkin memiliki telur, atau telur
yang tidak dibuahi yang lezat dan itu
diakui oleh penggemar lobster. Dis-
29
30
Pesan dulu
Pengunjung Saung Botram
Biotirta lebih baik memesan
menu terlebih dahulu agar ketika tiba di tempat langsung dapat
menikmati hidangan yang telah
dipesan, jika tidak memesan ter-
Yang Plus-plus
Selain pengunjung dapat
memanjakan perut dengan hidangan yang disediakan, pengunjung juga dapat belajar
mengenai budidaya udang galah
karena Endang telah memulai
budidaya udang windu sejak
tahun 1987. Endang merintis
usaha udang galah sejak tahun
2003. Empat tahun kemudian,
beliau mendirikan kelompok
budi daya dengan melibatkan
60 orang petani. Saat ini, mereka memanen tidak kurang
1,5 kuintal udang dari kolam
dan petani binaannya. Udangudang tersebut dijual di Saung
Botram Biotirta juga untuk
memenuhi pesanan dari rumah
makan yang ada di Bandung, Jakarta ataupun Depok.D.Ruswandi
31
Cara Membuat:
Daging kakap potong tipis-tipis.
Semua bumbu dihaluskan.
Kakap yang sudah dipotong campurkan
bumbu, kemudian masukkan ke dalam
tepung dan telur.
Goreng dengan mentega sampai matang.
Sumber: Dokumentasi Lomba Masak Serba Ikan Tingkat Nasional
ke-7 tahun 2008 di Jakarta.
32