Anda di halaman 1dari 6

Laporan Praktikum ke- 6

m.k Mikrobiologi Akuatik

Hari/Tanggal
Kel / Shift
PJP
Asisten

: Selasa, 17 Maret 2015


:7/2
: M. Arif Mulya, SPi
: Yanti Inneke Nababan, SPi
Dinda Januari Cipta, AMd
Ihsan Insani, AMd

PEWARNAAN GRAM

Rezsha Apriliyani Ilham


J3H214067

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN MANAJEMEN PERIKANAN BUDIDAYA


PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Mikroorganisme yang berada di alam ini mempunyai morfologi, struktur
dan sifat-sifat yang khas, begitu juga dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir
tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut
disuspensikan. Salah satu untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah
untuk diidentifikasikan ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal
tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui
reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan (Volk W A. dan
Margaret F W, 1998).
Pewarnaan gram atau metode gram adalah suatu metode empiris untuk
membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, gram positif dan gram
negative, berdasarkan sifat kimia dan fisika dinding sel mereka, metode ini diberi
nama berdasarkan penemunya, ilmuwan denmark hans Christian gram, 1853-1938
yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan
pneumokokus dan bakteri klebsiella pneumoniae.
Dalam melakukan pewarnaan gram diperlukan empat macam pewarnaan
dengan fungsi yang berbeda yaitu pewarnaan primer (dapat memberikan warna
pada semua jenis bakteri), pengikat (memperkuat ikatan kompleks antara pewarna
dengan komponen dinding bakteri, penghilang warna (melarutkan sisa zat warna
dan kompleks zat warna dengan lipid pada dinding bakteri), pewarnaan pengganti
(memberikan warna pada dinding bakteri yang kehilangan pewarna primernya.
Bakteri memiliki beberapa bentuk, yaitu basil (tongkat), coccus,
spirillum. Bakteri yang berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadi beberapa
macam. Pada bentuk basil pembagiannya yaitu monobasil, diplobasil dan
triptobasil. Sedangkan pada coccus dibagi menjadi monococcus, diplococcus, dan
streptococcus. Khusus pada sprillum hanya dibagi dua yaitu setengah
melengkung dan melengkung (Dwidjoseputro, 1998).
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui bakteri gram positif dan
bakteri gram negatif.

METODOLOGI

Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 17 Maret 2015, pukul 11.3013.30 WIB. Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Program
Diploma, Institut Pertanian Bogor.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mikroskop, kaca objek,
pipet tetes, jarum ose, bunsen, korek api, spidol dan tisu. Bahan yang digunakan
pada praktikum ini adalahlarutan iodin, safranin, kristal violet, aquades, etanol
96%, biakan bakteri Bacillus sp. dan Aeromonas hydrophila.
Prosedur Kerja
Pewarnaan Gram dilakukan dengan biakan bakteri Bacillus sp. dan
Aeromonas hydrophila diambil dengan kawat ose dan dioleskan di kaca objek,
dan dibiarkan kering. Kemudian setelah kering difiksasi di atas pembakar spirtus
hingga bakteri melekat pada kaca objek yang ditandai dengan bakteri yang
berwarna keruh. Setelah itu bakteri ditetesi larutan kristal ungu selama kurang
lebih satu menit, dan dicuci dengan aquades kemudian dikeringkan. Setelah
kering bakteri ditetesi iodin kurang lebih satu menit, dicuci dengan aquades
kemudian dikeringkan. Setelah kering bakteri ditetesi alkohol selama kurang lebih
30 detik, dan dicuci kembali dengan aquades kemudian dikeringkan. Setelah
dicuci dan dikeringkan, ditetesi safranin selama 30 detik, kemudian dicuci dan
dikeringkan, lalu diamati dengan perbesaran 1000X.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Hasil pengamatan pewarnaan gram disajikan dalam tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Ciri pewarnaan gram pada bakteri.
No.
Bakteri
Gambar Bakteri
Bentuk

Gram (+/-)

Warna

Aeromonas
hydrophila

Diplococcus

Merah

Bacillus sp.

Diplobasil

Ungu

Berdasarkan hasil diatas diperoleh bahwa bakteri Aeromonas hydrophila


mempunyai bentuk diplococcus ditandai dengan negatif yaitu berwarna merah
sedangkan bakteri Bacillus sp. mempunyai bentuk diplobasil berwarna ungu
menunjukkan positif.
Pembahasan

Umumnya bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana


karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa). Mikroba sulit dilihat
dengan cahaya karena tidak membiaskan cahaya hal tersebut menyebabkan zat
warna digunakan untuk mewarnai mikroorganisme. Zat warna dapat
mengadsorbsi dan membiaskan cahaya sehingga kontras mikroba dengan
sekelilingnya dapat ditingkatkan. Mengamati bakteri dalam kehidupan sangat sulit
sehingga dikembangkan teknik pewarnaan sel bakteri agar sel dapat terlihat jelas
dan mudah diamati (Karmana, 2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi
pewarnaan bakteri yaitu fiksasi, pelunturan warna, substrat, intensifikasi
pewarnaan dan penggunaan zat pewarna penutup.
Perbedaan pada bakteri Aeromonas hydrophila dan Bacillus sp. yaitu
bakteri Bacillus sp. memiliki gram positif berwarna ungu, mempunyai dinding sel
yang tebal dan membran sel tipis. Bila pada bakteri Aeromonas hydrophila
memiliki gram negatif berwarna merah, mempunyai dinding sel tipis yang berada
diantara dua lapis membran sel.
Pada praktikum kali ini dilakukan teknik pewarnaan yaitu pewarnaan pada
bakteri. Diawali dengan mengoleskan isolat bakteri Aeromonas hydrophila dan
Bacillus sp. dengan tujuan agar isolat bakteri dapat merata dikaca preparat. Lalu
dilakukan fiksasi untuk melekatkan mikroorganisme di kaca preparat. Pemberian
Kristal ungu bertujuan untuk memberi warna pada bakteri. Alkohol 96% berfungsi
sebagai pemucat atau peluntur warna pada bakteri. Dan tahap terakhir yaitu
pemberian safranin yang berfungsi untuk memberi warna kembali pada bakteri
yang telah kehilangan warna pada proses pemucatan dengan menggunakan
alkohol. Pad bakteri Bacillus sp. di preparat menunjukkan warna ungu. Hal ini
membuktikan bahwa bakteri di preparat merupakan bakteri gram positif
dikarenakan pada bakteri ini mengandung banyak peptidogligan sehingga mudah
berikatan dengan kristal ungu. Jika pada bakteri bakteri Aeromonas hydrophila
berwarna merah muda menunjukan bakteri gram negatif dikarenakan pada bakteri
tersebut mengandung banyak lipid sehingga mudah berikatan dengan safranin.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa pada gram
negatif dan gram positif terletak pada warnanya, pada gram positif berwarna ungu
karena dapat mempertahankan zat pewarna kristal violet serta perbadaan terjadi
pada dinding selnya. Bakteri gram positif terdapat pada bakteri Bacillus sp.
Sedangkan gram negatif terdapat pada bakteri Aeromonas hydrophila, karena
gram negatif mengandung banyak lipid sehingga mudah berikatan dengan
safranin.

SARAN
Untuk praktikum berikutnya diharapkan agar bakteri yang dijadikan sampel lebih
beragam.

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Nurul .Laporan Mikrob Pewarnaan Gram KAMIS jam 13.


https://www.academia.edu/8608103/Laporan_Mikrob_Pewarnaan_Gram_
KAMIS_jam_13; [diunduh: 2015 Maret 21]: Universitas Negeri Makassar:
Makassar
Dwijoseputro. 1998. Dasar dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta.
Karmana. 2007. Biologi. Jakarta: PT Grafindo Media Pratama
Volk, W. A. dan Margareth. F. W. 1998. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta:
Erlangga.
Wahyudi, Luki. 2014. Laporan Pewarnaan Gram.
https://www.scribd.com/doc/229365320/Laporan-Pewarnaan-Gram;
[diunduh: 2015 Maret 21]: Sekolah Tinggi MIPA: Bogor.

LAMPIRAN

Kristal violet

Akuades

Etanol 96%

Bunsen

Bakteri Aeromonas Kaca objek yang


Hydrophila
sudah dilingkari

Mengambil bakteri
kedalam kaca objek

Meneteskan
kristal violet

Larutan safranin

Larutan iodine

Etanol

Bakteri Bacillus sp.

Mikroskop

Korek api

Jarum ose

Mengamati
mikroskop

Anda mungkin juga menyukai