TENTANG
1
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 22 Februari 2009
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH BESAR VIII PEMUDA PANCASILA
ttd. ttd.
(Naswan Gunawan) (Amran Bakir Nai)
Ketua / Anggota Sekretaris / Anggota
2
Lampiran 1: Keputusan Musyawarah Besar VIII Pemuda Pancasila
No. : 006/KPTS/MUBES-VIII/PP/II/2009 tanggal 22 Pebruari 2009
Tentang Pengesahan Materi – B (Program Umum)
PROGRAM UMUM
PEMUDA PANCASILA
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan negara Indonesia yang termaktub dalam Mukadimah UUD 1945 adalah untuk
melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial
menjadi komitmen Pemuda Pancasila untuk terus diupayakan perwujudannya.
Berdasarkan tujuan itu dan sebagai bagian dari komunitas bangsa yang sadar terhadap
tanggung jawabnya, Pemuda Pancasila secara organisatoris setiap lima tahun sekali akan
membahas seluruh pokok-pokok pikirannya, baik itu yang menyangkut permasalahan
internal bangsa maupun eksternal untuk diputuskan dan ditetapkan sebagai acuan bagi
seluruh anggotanya berperan serta dalam pembangunan nasional.
Pada sisi lain sejak dimulainya era reformasi, khususnya setelah krisis ekonomi dan pasca
amandemen UUD 1945 banyak sektor kehidupan masyarakat yang menjadi tugas dan
tanggung jawab Pemerintah telah mengalami stagnasi, bahkan beberapa diantaranya
mengalami kemunduran / kemandegan.
Krisis multi dimensi khususnya di bidang ekonomi yang terus berlanjut menyebabkan
penderitaan raktar, sedangkan pemerintah bekerja terkesan lamban bahkan kurang responsif
dan tidak fokus mengatasinya. Rusaknya sendi-sendi kehidupan masyarakat akibat krisis
terasa lebih dipercepat karena pemerintah lemah dalam hal inisiatif. Dan terkesan
meremehkan penegakan hukum, mengabaikan ketertiban umum dan rasa keadilan
masyarakat, kurang koordinatif dan tidak berwibawa. Kehidupan sosial yang terpuruk dan
rapuh menciptakan kerawanan dan ketidak tentraman kehidupan rakyat.
Penyelesaian masalah, bertambahnya jumlah pengguran dan penduduk miskin, rusaknya
sarana dan prasaran umum, bertambah besarnya jurang perbedaan kemajuan antar
penduduk, antar wilayah dan antar gender, turunnya kualitas hidup rakyat, serta merosotnya
mutu dan lingkungan hidup yang berakibat terjadinya bencana alam yang terus menerus,
lambannya respon pemerintah terhadap tuntutan rakyat untuk perbaikan kehidupan
menyebabkan pemerintahan sering dihujat dan pergantian kepemimpinan nasional yang
dipaksakan dengan cara-cara in-konstitusional (3 kali selama era reformasi), apalagi
ditambah dengan kemerosotan harkat dan martabat bangsa di mata internasional karena
bersumber dari kemerosotan akhlak dan moral.
Semua hal ini menyebabkan cita-cita kehidupan dan sikap berbangsa seperti dirumuskan
pada pendiri negara seolah sirna ditelan oleh kindisi krisis multi dimensi berkepanjangan,
ketidak mampuan pemerintah dan kualitas pemimpin/elit-elit plitik yang mementingkan diri
dan golongannya sendiri.
3
Kondisi tersebut mendorong Pemuda Pancasila untuk bertekad mempertahankan eksistensi
NKRI, mewujudkan kemajuan ekonomi bangsa, meningkatkan kesejahteraan rakyat,
menegakkan hukum dan keadilan, serta menumbuhkan rasa aman masyarakat melalui kerja
keras dan perjuangan. Selain itu, Pemuda Pancasila bertekad untuk terus menempatkan
kepentingan bangsa di atas kepentingan golongan serta tetap memperjuangkan peningkatan
harkat dan martabat bangsa, dan menegaskan jati dirinya sebagai elemen bangsa yang
senantiasa mengemban amanat penderitaan rakyat.
BAB II
Meskipun secara prosedural proses demokrasi berjalan lancar, persoalan ekonomi dan
kesejahteraan sosial tetap menjadi kekuatiran terbesar, terlebih kiprah penegakkan
hukum juga mengalami kecenderungan antiklimaks apresiasi.
Harga barang dan jasa yang semakin tinggi, sehingga biaya hidup akan menjadi beban
berat. Mengacu pada kondisi tahun-tahun silam, masyarakat beranggapan harga barang
dan jasa yang mereka butuhkan tidak akan mengalami penurunan apalagi pasca inflasi
akibat kenaikan harga BBM, belum ada tanda pengurangan beban ekonomi masyarakat
yang signifikan.
Pesimisme dibidang ekonomi diperkuat oleh ketidak-yakinan masyarakat terhadap
kemampuan pemerintah menyediakan/membuka lapangan kerja, bahkan akan bertambah
sulit memperoleh pekerjaan karena kompetisi semakin ketat akibat pertumbuhan
angkatan kerja baru mencapai satu juta setengah orang pertahun. Berbagai langkah
peningkatan sturktur ekonomi masyarakat miskin yang diupayakan pemerintah sejauh
ini juga belium menjanjikan harapan bagi perbaikan kondisi kesejahteraan sosial
masyarakat, walaupun pemberian dan bantuan langsung tunai, bantuan operasional
sekolah, beras miskin dan sejenisnya belum banyak membantu mengurangi beban
masyarakat, apalagi dengan mahalnya biaya pendidikan dan kesehatan, program
pemerintah tersebut kerap kali kurang berjalan efektif karenanya wajar jika masyarakat
pesimistis.Gelagat buruk kondisi sosial ekonomi akan lebih dikuatirkan terjadi akibat
adanya krisis finansial di negara adidaya yang telah berimplikasi secara global dimana
Indonesia juga mulai merasakannya.
Pada bidang Penegakan hukum juga terkendala dengan adanya penundaan keabsahan
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menangani kasus-kasus korupsi oleh
Mahkamah Konstitusi. Kondisi ini sebagai sinyal perlawanan koruptor ditengah aksi
penegakkan supremasi hukum dan merupakan keputusan yang kontra produktif.
Akibatnya masalah penegakkan hukum menjadi krusial dan pelik ketimbang bidang
lainnya padahal kekuatan negara dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat hanya
bisa berhasil jika didukung oleh fungsi pengawasan rule of law. Tanpa penguatan
institusi pengawasan dan efek jera dalam bidang hukum pada masa demokratisasi ini,
yang terjadi adalah penghamburan uang negara, sebagaimana terjadi melalui berbagai
kasus korupsi di pusat dan di daerah.
4
Berkurangnya peran negara dalam berbagai sendi kehidupan bangsa saat ini tidak
terlepas dari silang-sengkarutnya kebijakan dan arogansi kelembagaan sehingga alih-
alih menjadi pilar bagi masyarakat untuk bernaung, kewibawaan negara yang goyah,
sulit dijakdikan pegangan.
Berbagai hal itu meng-insipirasikan publik untuk menyatakan bahwa negara belum
berwibawa di mata rakyat. Begitu halnya dalam penanganan bencana alam akibat
dampak kerusakaan lingkungan hidup seperti penebangan hutan dan eksploitasi tambang
yang mengakibatkan ekosistem hingga tuntutan reshufle kabinet, merupakan respon
publik terhadap carut-marutnya persoalan bangsa. Demikian juga Kepercayaan Publik
menurun terhadap kinerja elit-elite politik di legislative dan birokrat yang hanya
menuntut tunjangan gaji / fasilitas.
Budaya konsumerisme, dekadensi moral, jalan pintas, flu burung, penyalahgunaan obat-
obat terlarang juga akan meningkat mewarnai kehidupan bangsa. Haru biru yang terjadi
di Ambon, Poso dan penanganannya membuat investor berpikir untuk meng-
investasikan modalnya di Indonesia, meskipun Pemerintah telah membuka kesempatan
bagi para investor mengambil peluang dalam pembangunan infra struktur.
Menyadari dan memahami realitas kehidupan Indonesia saat ini yang sarat agenda baru,
bahkan persoalan baru, tentu memerlukan antisipasi yang cerdas serta kemampuan yang
prima.
Ketidak pastian situasi ini mengisyaratkan bahwa jalan jalan yang ditempuh bukanlah
garis lurus, melainkan persimpangan yang penuh arah.
Hal ini mau tidak mau, dan perlahan-lahan organisasi dihadapkan pada pilihan yang
menungkinkan dapat mencapai keberhasilan/kesuksesan atau degradasi diluar arena
perubahan dan pembaharuan.
Meskipun begitu kefasifan ormas-ormas lain khususnya ormas yang mapan dan
berkembang pada masa lalu, masih memiliki peluang ber-apresiasi dan berkreativitas
membangun eksistensinya di dalam derap pembangunan bangsa.
Berpijak dari semua permasalahan yang telah dikemukakan di atas, kita berharap semua
elemen Pemuda Pancasila khususnya yang terlibat membahas Program Umum dapat
secara cerdas dan bersinergi mendesain format Program Umum Pemuda Pancasila yang
profesional, memiliki keunggulan daya saing, untuk tampil dalam pembangunan bangsa.
5
2. Tinjauan Umum terhadap Kondisi Kehidupan Internal
Pemuda Pancasila
Menelaah format organisasi kemasyakatan seperti Pemuda Pancasila tidak dapat
dilepaskan dari latar belakang sejarah dan budaya politik yang melahirkannya.
Meskipun nomenklatur institusi masyarakat bisa sama antara satu dengan lainnya namun
sukar untuk dibantah bahwa ciri, peranan, lingkup kegiatan dan kendalanya pasti
berbeda antara satu dengan lainnya.
Dari kompleksitas latar belakang sejarah dan budaya politik itulah berasal perangkat
nilai yang kemudian dikristalisasikan kedalam organisasi kemasyarakatan yang
merupakan elemen dari sistem sosialnya.
Perangkat nilai itu sendiri berkembang menjadi wawasan ideologis yang memberi arah,
misi, makna, semangat, tujuan, cita-cita dan tolak ukur kinerjanya serta sebagai rambu-
rambu yang harus diperhatikan oleh setiap pimpinan dan pengurus dalam organisasi
kemasyarakatan. Wawasan ideologis yang melatar belakangi institusi masyarakat dapat
berkembang secara incremental dan gradual dalam waktu lama sebagai bagian dari
seluruh proses sosialnya dan itulah yang terjadi para organisasi Pemuda Pancasila.
Selain itu pandangan organisasi juga dapat berkembang sendiri melalui jalur lain yaitu
melalui Musyawarah Besar yang kemudian disosialisasikan untuk memberi kata final
terhadap perannya idealnya (keunggulan kompetitifnya).
Dinamika kehidupan organisasi kemasyarakatan pada dasarnya berkisar pada proses
interaksi antara pandangan ideologis yang menjadi acuan dalam menyusun format
organisasinyaa dengan kinerja nyatanya akan menimbulkan masalah jika terlalu jauh
jarak antara cita-cita yang terkandung dalam wawasan ideologis tersebut dengan kinerja
nyata dari para fungsionarisnya yang akan mengimplementasikannya dan pola tersebut
juga berlaku dalam perkembangan kehidupan organisasi Pemuda Pancasila yang belum
dapat membawa pencerahan baru.
Kondisi inilah (2001-2008) yang terasa dalam kehidupan organisasi Pemuda Pancasila
dalam kurun waktu satu dasa warsa terakhir, yang disimpulkan mal-fungsi, dis-orientasi
dalam mendefinisikan format ORMAS-nya dalam menjawab era perubahan, khususnya
dalam mengkonfigurasikan fungsi, peran, wewenang, tugas dan tanggung jawab dari
seluruh potensi sumber daya manusianya yang berhimpun di dalamnya meskipun
substansinya bukan disitu saja.
Juga belum tersedianya data riil anggota, baik jumlah secara kuantitas, usia, jenis,
kelamin, pendidikan/skill atau keahlian, profesi untuk dikonfigurasikan menjadi format
ideal dari sebuah Organisasi Sosial Kemasyarakatan dalam berperan di tengah-tengah
kehidupan masyarakat, Bangsa dan Negara merupakan persoalan mendasar.
Hal ini secara langsung memberi pemahaman kepada kita bahwa orientasi ruang lingkup
kegiatan, tanggung jawab, tolok ukur kinerja, wewenang serta peranan dari masing-
masing institusi ini memerlukan penataan secara proporsional, artinya harus ada
kejelasan peran siapa yang memerankan masalah eksternel dan siapa yang memerankan
tanggung jawab terhadap masalah internal untuk :
7
Kita Pemuda Pancasila harus bisa bersama memproyeksikan diri untuk sejajar dengan
organisasi kemasyarakatan lainnya yang sudah maju tanpa ada seorang pun anggotanya
yang tertinggal.
BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN
BAB IV
LANDASAN
BAB V
SIKAP DASAR
BAB VII
RUANG LINGKUP
9
a. Melaksanakan Pancasila secara murni dan konsekuen sebagaimana yang tercantum
dalam pembukaan UUD 1945.
b. Merekatkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
c. Memupuk kesadaran dan penghayatan akan arti hakekat wawasan nusantara sebagai
satu kesatuan politik, satu kesatuan ekonomi, satu kesatuan sosial-budaya dan satu
kesatuan pertahanan keamanan.
11
BAB VIII
Target Program Umum adalah muatan/bobot yang perlu dikandung dalam setiap bidang-
bidang Program Umum. Target Program Umum diklasifikasikan secara internal dan
eksternal. Pada dasarnya setiap bidang Program Umum mempunyai target internal dan
eksternal.
A. TARGET INTERNAL
Target internal Program Umum adalah mendaya gunakan semua program organisasi
sebagai sarana dan proses kaderisasi serta meningkatkan kapasitas organisasi merespon
penyelenggaraan pembangunan Nasional di berbagai sektor.
B. TARGET EKSTERNAL
12
BAB IX
SASARAN PROGRAM UMUM PEMUDA PANCASILA
PERIODE 2009 – 2014
Sasaran Program Umum adalah langkah dan agenda utama Program Organisasi yang
hendak dicapai sebagai obyek antara untuk mewujudkan Tujuan dan Pokok-Pokok
Perjuangan organisasi.
Sasaran yang hendak dicapai melalui program bidang organisasi dan keanggotaan
adalah :
1. Terbentuknya lembaga-lembaga dan badan-badan organisasi Pemuda
Pancasila yang bersifat fungsional, profesi, politik, keagamaan dan budaya,
pengembangan bakat dan minat, Yayasan, Koperasi dan penyelenggara kaderisasi.
2. Meningkatkan kualitas personalia kepengurusan untuk melaksanakan kerja
yang profesional di setiap jenjang organisasi.
3. Memantapkan eksistensi kesinambungan dan keberadaan jaringan institusi
organisasi sampai ke tingkat basis.
4. Menyelenggarakan tertib dan disiplin organisasi sebagai wujud tanggung
jawab moral pelaksanaan tugas dan program.
5. Menyelenggarakan her-registrasi anggota melalui penerbitan KTA yang
dikelola oleh Majelis Pimpinan Wilayah.
Sasaran yang hendak dicapai melalui Program Bidang Litbang & Kaderisasi adalah :
1. Mengadakan pengorganisasian kaderisasi secara bertingkat
dan periodik yang meliputi:
a. Tingkat Pratama,
diselenggarakan untuk tingkat cabang dengan peserta dari tingkat Anak
Cabang dan Ranting.
b. Tingkat Madya,
diselenggarakan untuk tingkat wilayah dengan peserta dari tingkat wilayah
dan cabang.
c. Tingkat Utama,
diselenggarakan untuk tingkat pusat dengan peserta dari tingkat pusat wilayah.
d. Tingkat Khusus Kecabangan,
diselenggarakan di tingkat pusat dan wilayah, disesuaikan dengan jenis tingkat
dari ruang lingkupnya dengan mengadakan pembinaan secara terus menerus
bagi kader-kader yang telah ditatar, melalui jaringan komunikasi yang efektif.
2. Merumuskan sistem kaderisasi yang meliputi pola rekrutmen
kader, kurikulum dan manajemen kaderisasi.
3. Menyelenggarakan pembinaan pasca pendidikan kaderisasi
yang diorientasikan pada peningkatan apresiasi kepemimpinan dan organisasi
serta peningkatan ketrampilan kerja dan manajemen wirausaha.
4. Mengupayakan berdirinya Pusdiklat Pemuda Pancasila.
13
5. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan tingkat Utama,
Madya dan Pratama.
Sasaran yang hendak dicapai dalam program Bidang Ideologi dan Politik adalah:
1. Meningkatkan kesadaran Politik Pemuda Pancasila sebagai
generasi penerus yang ikut bertanggung jawab dalam pembangunan demi
terwujudnya cita-cita luhur perjuangan bangsa.
2. Meningkatkan peran serta Pemuda Pancasila dalam setiap masalah
politik dan kenegaraan yang dihadapi oleh bangsa dan negara bagi terbinanya
Demokrasi yang sehat dan dinamis.
3. Meningkatkan kesadaran dan penghayatan akan arti hakekat
wawasan nusantara sebagai satu kesatuan politik, satu kesatuan ekonomi, satu
kesatuan sosial budaya dan satu kesatuan pertahanan keamanan.
14
4. Meningkatkan peran serta Pemuda Pancasila dalam setiap masalah
politik dan kenegaraan yang dihadapi oleh bangsa dan negara serta terbinanya
stabilitas nasional.
Sasaran yang hendak dicapai dalam program Bidang Agama, Sosial dan Budaya adalah:
1. Memupuk dan membina unsur-unsur kebudayaan daerah yang kaya
dengan corak dan ragamnya sebagai penunjang utama, menuju kepada sistem
kebudayaan nasional.
2. Mengembangkan kebudayaan daerah yang mendukung dan
menunjang kebudayaan nasional dengan mengadakan Bulan Budaya Indonesia yang
menyentuh segenap lapisan masyarakat.
3. Meningkatkan kesadaran dan peran serta Pemuda Pancasila dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang meliputi :
a. Pelestarian nilai-nilai luhur cita-cita perjuangan bangsa.
b. Pelestarian kekayaan alam dan lingkungan hidup yang sangat berguna bagi
generasi bangsa dimasa mendatang.
4. Mengintensifkan upaya-upaya memajukan kualitas SDM Indonesia
yang modern dan berbudi-pekerti luhur.
5. Berpartisipasi dalam penanggulangan fakir miskin dan anak
terlantar.
6. Memperjuangkan pendidikan dan pelayanan kesehatan yang murah
bagi masyarakat.
7. Berpartisipasi dalam penanggulangan bencana alam, musibah
masyarakat dan situasi darurat lainnya seperti : kerusuhan sosial.
8. Memprakarsai terbentuknya lembaga-lembaga kerohanian sehingga
dapat berpartisipasi aktif secara optimal dalam rangka meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan masyarakat.
15
1. Membentuk satuan Srikandi Pemuda Pancasila yang handal, mantap
dan terampil dalam rangka mengaktualisasikan peran sosial Pemuda Pancasila
melalui Srikandi dalam berbagai program ditengah-tengah masyarakat.
2. Menjalin komunikasi antar lembaga perempuan Indonesia agar
terbentuk kerjasama yang baik guna mendukung kualitas perempuan Pemuda
Pancasila.
3. Memantapkan dan meningkatkan wibawa dan kepribadian kaum
perempuan sehingga dapat menjalankan fungsi gandanya dalam rangka
pembangunan wanita Indonesia seutuhnya.
4. Membentuk kader-kader wanita yang berkepribadian Nasional yang
tinggi, memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam rangka peningkatan partisipasi
dalam pembangunan.
H. PROGRAM BIDANG INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Sasaran yang hendak dicapai dalam program Bidang Informasi dan Komunikasi
adalah:
1. Mengaktifkan kembali Majalah Pancasila Abadi, sebagai salah satu
media informasi bagi seluruh anggota dan pengurus Pemuda Pancasila.
2. Menyelenggarakan informasi dan komunikasi secara timbal balik
yang efektif dan harmonis diantara jenjang kepemimpinan, serta kader dan anggota
organisasi.
16
K. PROGRAM BIDANG EKONOMI DAN PENGEMBANGAN USAHA
Sasaran yang hendak dicapai melalui program bidang ekonomi dan pengembangan
usaha adalah:
1. Menghimpun potensi anggota yang berbasis pelaku ekonomi.
2. Membentuk wadah-wadah/badan ekonomi yang berbasis anggota seperti
Koperasi, Yayasan serta industri rumah tangga.
3. Memotivasi anggota untuk berwirausaha melalui pendidikan kewirausahaan,
ketrampilan dan koperasi.
4. Terciptanya peluang dan kesempatan kerja bagi anggota sesuai dengan
kebutuhan daerah.
17
2. Mengoptimalkan badan-badan usaha sebagai sumber pendanaan
aktifitas organisasi.
BAB X
1. Pelaksanaan kegiatan di tiap bidang program dijalankan secara terpadu dan saling
menopang, karenanya kemampuan untuk melakukan manajemen alokasi sumber daya
secara efektif dan efisien memegang peranan penting.
2. Prinsip efektifitas, efisiensi, kontinuitas serta tingkat kepentingan (urgency) dalam
rangka pencapaian sasaran-saran organisasi menjadi ukuran dalam penetapan skala
prioritas program.
3. Fungsi Majelis Pimpinan Nasional, Majelis Pimpinan Wilayah dan majelis Pimpinan
Cabang adalah perencanaan (Policy Making), pengawasan dan evaluasi (policy
monitoring & evaluating) serta lembaga-lembaga struktural/non struktural mengambil
fungsi manajemen program dalam hal pengorganisasian dan pengerahan (organizing dan
actuating).
4. Perencanaan desain program ditingkat cabang, wilayah dan antar wilayah hendaknya
disesuaikan dengan kebutuhan riil permasalahan di tingkat cabang, wilayah dan antar
wilayah bersangkutan.
5. Mendorong dan menghargai lahirnya ide-ide kreatif yang berkaitan dengan desain
dan pelaksanaan program serta lahirnya wacana-wacana baru yang konstruktif.
6. Mendorong berlangsungnya pelaksanaan program dalam bentuk kerjasama sinergis
dengan mitra strategis. Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi terhadap mitra
startegis dan tingkat hubungan. Pada prinsipnya organisasi mengembangkan hubungan
kemitraan dengan pihak-pihak yang memiliki kesamaan azas dan tujuan.
7. Hubungan kemitraan strategis adalah ditujuakan untuk mencapai efektifitas dan
efisiensi pelaksanaan strategis organisasi.
8. Respons organisasi terhadap berbagai persoalan dan isu yang berkembang di
masyarakat, baik dalam skala nasional maupun local, mengacu pada isu-isu strategis
sebagaimana pokok-pokok perjuangan Pemuda Pancasila yang tertera dalam Anggaran
Dasar / Anggaran Rumah Tangga.
9. Khusus mengenai program kepemudaan yang diselenggarakan oleh KNPI sekaligus
merupakan representasi organisasi sosial kemasyarakatan Pemuda Pancasila di KNPI
diperankan oleh Lembaga SAPMA (Satuan Siswa, Pelajar dan Mahasiswa) serta
Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila.
18
10. Pelaksanaan program di setiap tingkatan organisasi perlu disosialisasikan
secara meluas kepada masyarakat.
BAB XI
POLA IMPLEMENTASI
BAB XI
PENUTUP
Ditetapkan di : Jakarta
19
Pada tanggal : 22 Pebruari 2009
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH BESAR VIII PEMUDA PANCASILA
ttd. ttd.
(Naswan Gunawan) (Amran Bakir Nai)
Ketua / Anggota Sekretaris / Anggota
REKONSTRUKSI
AGENDA KONSOLIDASI NASIONAL
PEMUDA PANCASILA
Oleh sebab itu dan untuk menyelesaikan agenda-agenda tersebut, Rapat Pimpinan
Paripurna telah merekomendasikan dan mencanangkan kembali jadwal penyelesaian
agenda konsolidasi nasional yang penugasannya diberikan kepada Majelis Pimpinan di
masing-masing tingkatan untuk merealisasikannya paling lambat tahun 2004.
Selain itu, Rapat Pimpinan Paripurna Pemuda Pancasila juga menyepakati bahwa
Partai Patriot Pancasila adalah Partai Politik yang dilahirkan oleh Pemuda Pancasila
dan merupakan satu-satunya alat politik Pemuda Pancasila yang diamanatkan oleh
MUBESLUB Pemuda Pancasila tahun 1999 untuk mewujudkan cita-cita organisasi,
yang dideklarasikan pada tanggal 1 Juni 2001 di Jakarta. Hak-hak politik anggota
20
Pemuda Pancasila tetap sesuai dengan ketentuan-ketentuan organisasi baik hasil
Mubeslub tahun 1999, Mubes VII tahun 2001 dan Rapimpur tahun 2003.
Hal ini dikandung maksud dan tujuan sebagai kegiatan untuk memverifikasi kembali
segala keberhasilan dan kendala pelaksanaan program yang telah dilaksanakan
khususnya agenda konsolidasi nasional.
Sebagai instansi dan penanggung jawab tertinggi organisasi di tingkat Nasional, Ketua
Umum MPN Pemuda Pancasila dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
mengimplementasikan keputusan-keputusan MUBES VII, Rapimpur 2003 dan
Rakernas 2005 selalu dilandasi dengan keputusan Rapat Pleno MPN Pemuda
Pancasila.
Bahwa sehubungan akan berakhirnya masa bakti MPN Pemuda Pancasila pada tanggal
28 Oktober 2006
21
Bahwa setelah melakukan monitoring dan komunikasi langsung dengan semua
Koordinator Wilayah serta menginventarisasi data perkembangan konsolidasi
organisasi yang diputuskan melalui Rapimpur tahun 2003 dan Rakernas tahun 2005
(tabel terlampir).
Beranjak dari pemikiran ini, maka pada tanggal 18 – 19 Mei 2007 bertempat di Hotel
Kaisar – Jakarta Selatan, diselenggarakan Rapat Pleno Diperluas MPN bersama MPW
Pemuda Pancasila se-Indonesia dan telah mengambil keputusan dan kesepakatan
MEREKONSTRUKSI AGENDA KONSOLIDASI NASIONAL, BACK TO
ZERO, dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Batas penyelesaian Muswil untuk 22 MPW Pemuda Pancasila paling lambat bulan
Juni 2007.
2. Khusus bagi 9 MPW yang periode masa baktinya berakhir tahun 2008, 2009,
2010, 2011 diperpanjang masa baktinya sampai bulan Juni 2012, disertai tugas
untuk menuntaskan Muscab-Muscab, membentuk PAC, Ranting dan Anak Ranting
serta Lembaga-lembaga minimal untuk Lembaga SAPMA, Srikandi, LPPH dan
KOTI Mahatidana.
3. Untuk 205 MPC Pemuda Pancasila se-Indonesia yang masa baktinya berakhir
tahun 2007 wajib melaksanakan Muscab.
4. Untuk 208 MPC Pemuda Pancasila se-Indonesia yang masa baktinya berakhir
tahun 2008, 2009, 2010 diperpanjang masa baktinya sampai dengan tahun 2011,
dengan tugas untuk menuntaskan Musancab-Musancab, membentuk Ranting dan
Anak Ranting, menyelenggarakan heregisterasi anggota, serta membentuk
Lembaga-lembaga minimal untuk Lembaga SAPMA, Srikandi, LPPH dan KOTI
Mahatidana.
5. Batas penyelesaian Musancab, Musran, Kaderisasi dan Heregisterasi paling lambat
bulan Juni 2009.
6. Tahun 2009 – 2011 dicanangkan sebagai tahun pelaksanaan program pencitraan
organisasi, pemberdayaan potensi ekonomi kelompok masyarakat, kader, anggota.
7. Tahun 2011 dicanangkan sebagai tahun penyelenggaraan Muscab, dengan batas
waktu harus selesai paling lambat bulan Juni 2011.
8. Tahun 2012 dicanangkan sebagai tahun penyelenggaraan Muswil, dengan batas
waktu harus selesai paling lambat bulan Juni 2012.
9. Masa bakti MPN Pemuda Pancasila hasil MUBES VIII berakhir pada bulan
Oktober 2012.
10. Pembentukan Lembaga-lembaga di Tingkat Wilayah dan Tingkat Cabang paling
lambat bulan Juni 2009.
Hal ini dimaksudkan untuk memberikan arah dan landasan konstitusional bagi
penyeragaman seluruh institusi Pemuda Pancasila baik yang bersifat vertical territorial
22
maupun yang bersifat fungsional / profesi dan prestasi (Lembaga/Badan) di semua
tingkatan.
1. Periode masa bakti MPN Pemuda Pancasila adalah tahun 2009 – 2014.
2. Periode masa bakti MPW Pemuda Pancasila se-Indonesia 2007 – 2012.
3. Periode masa bakti MPC Pemuda Pancasila se-Indonesia 2007 – 2011.
4. Apabila sampai dengan tahun 2012, MPN Pemuda Pancasila tidak dapat
merealisasikan tugas pokoknya, MPW dan MPC Pemuda Pancasila se-Indonesia
dapat melakukan mosi tidak percaya untuk melaksanakan MUBESLUB.
5. Apabila MPW atau MPC Pemuda Pancasila dan atau PAC tidak dapat/tidak
mampu merealisasikan tugas pokoknya, maka diberikan sanksi organisasi berupa
CARETAKER oleh jenjang organisasi setingkat di atasnya.
6. Batas penyelesaian Rapat Pemilihan Pengurus PAC, Rapat Pemilihan
Pengurus Pimpinan Ranting, Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Anak Ranting
paling lambat bulan Juni 2010.
7. Apabila Pembentukan Lembaga SATMA, Lembaga Srikandi, Lembaga
Komando Inti (KOTI) Mahatidana, Lembaga Penyuluhan dan Pembelaan Hukum
(LPPH) untuk tingkat Wilayah dan Tingkat Cabang tidak dapat direalisasikan
paling lambat bulan Juni 2010, maka akan diberikan sanksi organisasi oleh jenjang
organisasi setingkat di atasnya.
8. Penyelenggaraan Her-registerasi Anggota di tingkat MPW, dan
dikoordinasikan dan dilaporkan secara berkala (setiap 6 bulan) dilaporkan kepada
MPN Pemuda Pancasila.
9. Penyelenggaraan Kaderisasi diatur melalui Peraturan Organisasi, Petunjuk
Pelaksanaan, dan Petunjuk Tekhnis yang diterbitkan oleh MPN Pemuda Pancasila.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 22 Pebruari 2009
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH BESAR VIII PEMUDA PANCASILA
23
ttd. ttd.
(Naswan Gunawan) (Amran Bakir Nai)
Ketua / Anggota Sekretaris / Anggota
24