Anda di halaman 1dari 24

KEPUTUSAN

MUSYAWARAH BESAR VIII PEMUDA PANCASILA


Nomor : 006/KPTS/MUBES-VIII/PP/II/2009

TENTANG

PENGESAHAN MATERI - B (PROGRAM UMUM)

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa,

Musyawarah Besar VIII Pemuda Pancasila, setelah :

Menimbang : 1. Bahwa Musyawarah Besar VIII Pemuda Pancasila sebagai


pemegang kekuasaan tertinggi organisasi Pemuda Pancasila di
tingkat Nasional, yang diselenggarakan sekali dalam 5 (lima)
tahun.

2. Bahwa Sidang Pleno IV Musyawarah Besar VIII Pemuda


Pancasila adalah alat kelengkapan untuk membahas segala
rancangan materi bahasan tentang Program Umum.

3. Bahwa untuk itu perlu ditetapkan keputusan tentang Materi - B


(Program Umum) Musyawarah Besar VIII Pemuda Pancasila.

Mengingat : 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Pemuda Pancasila


hasil keputusan Musyawarah Besar VII Pemuda Pancasila tahun
2001.
2. Surat Keputusan MPN Pemuda Pancasila No. 644.A2/MPN-
PP/III/2008 tentang Pembentukan Panitia Pengarah (Steering
Committee) dan Panitia Pelaksana (Organizing Committee)
MUBES VIII Pemuda Pancasila.

Memperhatikan : 1. Keputusan Musyawarah Besar VIII Pemuda Pancasila No.


01/KPTS/MUBES-VIII/PP/II/2009 tentang Jadwal Acara
Musyawarah Besar VIII Pemuda Pancasila.
2. Keputusan MUBES VIII Pemuda Pancasila No.
02/KPTS/MUBES-VIII/PP/II/2009 tentang Tata Tertib
Musyawarah Besar VIII Pemuda Pancasila.
3. Keputusan MUBES VIII Pemuda Pancasila No.
03/KPTS/MUBES-VIII/PP/II/2009 tentang Pimpinan Sidang
Musyawarah Besar VIII Pemuda Pancasila.
4. Saran-saran serta pendapat yang tumbuh dan berkembang dalam
permusyawaratan Sidang Pleno IV pada tanggal 21 Pebruari
2009.

1
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN MUSYAWARAH BESAR VIII PEMUDA


PANCASILA TENTANG PENGESAHAN MATERI - B
(PROGRAM UMUM) MUSYAWARAH BESAR VIII PEMUDA
PANCASILA.

Pertama : Materi - B (Program Umum) hasil Sidang Pleno IV Musyawarah


Besar VIII Pemuda Pancasila adalah sebagaimana tercantum dalam
lampiran 1 dan lampiran 2, dan merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan dari keputusan ini.

Kedua : Materi - B (Program Umum) sebagaimana dimaksud pada diktum


pertama, merupakan pedoman yang mengikat bagi seluruh anggota
Pemuda Pancasila dalam melaksanakan Program Kerja Organisasi
Sosial Kemasyarakatan Pemuda Pancasila.

Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 22 Februari 2009

PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH BESAR VIII PEMUDA PANCASILA

ttd. ttd.
(Naswan Gunawan) (Amran Bakir Nai)
Ketua / Anggota Sekretaris / Anggota

ttd. ttd. ttd.


(Drs. H. Zainal Arifin, MM.) (Khalid, S. Pdi.) (Frits Aronggear, S. Sos.)
Anggota Anggota Anggota

2
Lampiran 1: Keputusan Musyawarah Besar VIII Pemuda Pancasila
No. : 006/KPTS/MUBES-VIII/PP/II/2009 tanggal 22 Pebruari 2009
Tentang Pengesahan Materi – B (Program Umum)

PROGRAM UMUM
PEMUDA PANCASILA

BAB I

PENDAHULUAN

Tujuan negara Indonesia yang termaktub dalam Mukadimah UUD 1945 adalah untuk
melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial
menjadi komitmen Pemuda Pancasila untuk terus diupayakan perwujudannya.
Berdasarkan tujuan itu dan sebagai bagian dari komunitas bangsa yang sadar terhadap
tanggung jawabnya, Pemuda Pancasila secara organisatoris setiap lima tahun sekali akan
membahas seluruh pokok-pokok pikirannya, baik itu yang menyangkut permasalahan
internal bangsa maupun eksternal untuk diputuskan dan ditetapkan sebagai acuan bagi
seluruh anggotanya berperan serta dalam pembangunan nasional.
Pada sisi lain sejak dimulainya era reformasi, khususnya setelah krisis ekonomi dan pasca
amandemen UUD 1945 banyak sektor kehidupan masyarakat yang menjadi tugas dan
tanggung jawab Pemerintah telah mengalami stagnasi, bahkan beberapa diantaranya
mengalami kemunduran / kemandegan.
Krisis multi dimensi khususnya di bidang ekonomi yang terus berlanjut menyebabkan
penderitaan raktar, sedangkan pemerintah bekerja terkesan lamban bahkan kurang responsif
dan tidak fokus mengatasinya. Rusaknya sendi-sendi kehidupan masyarakat akibat krisis
terasa lebih dipercepat karena pemerintah lemah dalam hal inisiatif. Dan terkesan
meremehkan penegakan hukum, mengabaikan ketertiban umum dan rasa keadilan
masyarakat, kurang koordinatif dan tidak berwibawa. Kehidupan sosial yang terpuruk dan
rapuh menciptakan kerawanan dan ketidak tentraman kehidupan rakyat.
Penyelesaian masalah, bertambahnya jumlah pengguran dan penduduk miskin, rusaknya
sarana dan prasaran umum, bertambah besarnya jurang perbedaan kemajuan antar
penduduk, antar wilayah dan antar gender, turunnya kualitas hidup rakyat, serta merosotnya
mutu dan lingkungan hidup yang berakibat terjadinya bencana alam yang terus menerus,
lambannya respon pemerintah terhadap tuntutan rakyat untuk perbaikan kehidupan
menyebabkan pemerintahan sering dihujat dan pergantian kepemimpinan nasional yang
dipaksakan dengan cara-cara in-konstitusional (3 kali selama era reformasi), apalagi
ditambah dengan kemerosotan harkat dan martabat bangsa di mata internasional karena
bersumber dari kemerosotan akhlak dan moral.
Semua hal ini menyebabkan cita-cita kehidupan dan sikap berbangsa seperti dirumuskan
pada pendiri negara seolah sirna ditelan oleh kindisi krisis multi dimensi berkepanjangan,
ketidak mampuan pemerintah dan kualitas pemimpin/elit-elit plitik yang mementingkan diri
dan golongannya sendiri.
3
Kondisi tersebut mendorong Pemuda Pancasila untuk bertekad mempertahankan eksistensi
NKRI, mewujudkan kemajuan ekonomi bangsa, meningkatkan kesejahteraan rakyat,
menegakkan hukum dan keadilan, serta menumbuhkan rasa aman masyarakat melalui kerja
keras dan perjuangan. Selain itu, Pemuda Pancasila bertekad untuk terus menempatkan
kepentingan bangsa di atas kepentingan golongan serta tetap memperjuangkan peningkatan
harkat dan martabat bangsa, dan menegaskan jati dirinya sebagai elemen bangsa yang
senantiasa mengemban amanat penderitaan rakyat.

BAB II

TINJAUAN UMUM KONDISI KEHIDUPAN EKSTERNAL DAN INTERNAL

1. Tinjauan Umum Kondisi Kehidupan Bangsa (Eksternal)

Meskipun secara prosedural proses demokrasi berjalan lancar, persoalan ekonomi dan
kesejahteraan sosial tetap menjadi kekuatiran terbesar, terlebih kiprah penegakkan
hukum juga mengalami kecenderungan antiklimaks apresiasi.
Harga barang dan jasa yang semakin tinggi, sehingga biaya hidup akan menjadi beban
berat. Mengacu pada kondisi tahun-tahun silam, masyarakat beranggapan harga barang
dan jasa yang mereka butuhkan tidak akan mengalami penurunan apalagi pasca inflasi
akibat kenaikan harga BBM, belum ada tanda pengurangan beban ekonomi masyarakat
yang signifikan.
Pesimisme dibidang ekonomi diperkuat oleh ketidak-yakinan masyarakat terhadap
kemampuan pemerintah menyediakan/membuka lapangan kerja, bahkan akan bertambah
sulit memperoleh pekerjaan karena kompetisi semakin ketat akibat pertumbuhan
angkatan kerja baru mencapai satu juta setengah orang pertahun. Berbagai langkah
peningkatan sturktur ekonomi masyarakat miskin yang diupayakan pemerintah sejauh
ini juga belium menjanjikan harapan bagi perbaikan kondisi kesejahteraan sosial
masyarakat, walaupun pemberian dan bantuan langsung tunai, bantuan operasional
sekolah, beras miskin dan sejenisnya belum banyak membantu mengurangi beban
masyarakat, apalagi dengan mahalnya biaya pendidikan dan kesehatan, program
pemerintah tersebut kerap kali kurang berjalan efektif karenanya wajar jika masyarakat
pesimistis.Gelagat buruk kondisi sosial ekonomi akan lebih dikuatirkan terjadi akibat
adanya krisis finansial di negara adidaya yang telah berimplikasi secara global dimana
Indonesia juga mulai merasakannya.
Pada bidang Penegakan hukum juga terkendala dengan adanya penundaan keabsahan
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menangani kasus-kasus korupsi oleh
Mahkamah Konstitusi. Kondisi ini sebagai sinyal perlawanan koruptor ditengah aksi
penegakkan supremasi hukum dan merupakan keputusan yang kontra produktif.
Akibatnya masalah penegakkan hukum menjadi krusial dan pelik ketimbang bidang
lainnya padahal kekuatan negara dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat hanya
bisa berhasil jika didukung oleh fungsi pengawasan rule of law. Tanpa penguatan
institusi pengawasan dan efek jera dalam bidang hukum pada masa demokratisasi ini,
yang terjadi adalah penghamburan uang negara, sebagaimana terjadi melalui berbagai
kasus korupsi di pusat dan di daerah.

4
Berkurangnya peran negara dalam berbagai sendi kehidupan bangsa saat ini tidak
terlepas dari silang-sengkarutnya kebijakan dan arogansi kelembagaan sehingga alih-
alih menjadi pilar bagi masyarakat untuk bernaung, kewibawaan negara yang goyah,
sulit dijakdikan pegangan.

Berbagai hal itu meng-insipirasikan publik untuk menyatakan bahwa negara belum
berwibawa di mata rakyat. Begitu halnya dalam penanganan bencana alam akibat
dampak kerusakaan lingkungan hidup seperti penebangan hutan dan eksploitasi tambang
yang mengakibatkan ekosistem hingga tuntutan reshufle kabinet, merupakan respon
publik terhadap carut-marutnya persoalan bangsa. Demikian juga Kepercayaan Publik
menurun terhadap kinerja elit-elite politik di legislative dan birokrat yang hanya
menuntut tunjangan gaji / fasilitas.

Budaya konsumerisme, dekadensi moral, jalan pintas, flu burung, penyalahgunaan obat-
obat terlarang juga akan meningkat mewarnai kehidupan bangsa. Haru biru yang terjadi
di Ambon, Poso dan penanganannya membuat investor berpikir untuk meng-
investasikan modalnya di Indonesia, meskipun Pemerintah telah membuka kesempatan
bagi para investor mengambil peluang dalam pembangunan infra struktur.

Menyadari dan memahami realitas kehidupan Indonesia saat ini yang sarat agenda baru,
bahkan persoalan baru, tentu memerlukan antisipasi yang cerdas serta kemampuan yang
prima.

Ketidak pastian situasi ini mengisyaratkan bahwa jalan jalan yang ditempuh bukanlah
garis lurus, melainkan persimpangan yang penuh arah.

Hal ini mau tidak mau, dan perlahan-lahan organisasi dihadapkan pada pilihan yang
menungkinkan dapat mencapai keberhasilan/kesuksesan atau degradasi diluar arena
perubahan dan pembaharuan.

Kecenderungan situasi yang penuh dengan gugatan, konflik kepentingan, kesemrawutan


dan tidak beraturan ialah kecenderungan masyarakat yang semakin apatis kurang
memahami solidaritas dan tidak mampunya organisasi menawarkan konsep yang
dibutuhkan masyarakat. Akibatnya program aplikatif, program sosial dari
pengejawantahan solidaritas yang terkonsep mengalami kendala pada level
akseptabilitas publik.

Meskipun begitu kefasifan ormas-ormas lain khususnya ormas yang mapan dan
berkembang pada masa lalu, masih memiliki peluang ber-apresiasi dan berkreativitas
membangun eksistensinya di dalam derap pembangunan bangsa.

Berpijak dari semua permasalahan yang telah dikemukakan di atas, kita berharap semua
elemen Pemuda Pancasila khususnya yang terlibat membahas Program Umum dapat
secara cerdas dan bersinergi mendesain format Program Umum Pemuda Pancasila yang
profesional, memiliki keunggulan daya saing, untuk tampil dalam pembangunan bangsa.

5
2. Tinjauan Umum terhadap Kondisi Kehidupan Internal
Pemuda Pancasila
Menelaah format organisasi kemasyakatan seperti Pemuda Pancasila tidak dapat
dilepaskan dari latar belakang sejarah dan budaya politik yang melahirkannya.
Meskipun nomenklatur institusi masyarakat bisa sama antara satu dengan lainnya namun
sukar untuk dibantah bahwa ciri, peranan, lingkup kegiatan dan kendalanya pasti
berbeda antara satu dengan lainnya.

Dari kompleksitas latar belakang sejarah dan budaya politik itulah berasal perangkat
nilai yang kemudian dikristalisasikan kedalam organisasi kemasyarakatan yang
merupakan elemen dari sistem sosialnya.
Perangkat nilai itu sendiri berkembang menjadi wawasan ideologis yang memberi arah,
misi, makna, semangat, tujuan, cita-cita dan tolak ukur kinerjanya serta sebagai rambu-
rambu yang harus diperhatikan oleh setiap pimpinan dan pengurus dalam organisasi
kemasyarakatan. Wawasan ideologis yang melatar belakangi institusi masyarakat dapat
berkembang secara incremental dan gradual dalam waktu lama sebagai bagian dari
seluruh proses sosialnya dan itulah yang terjadi para organisasi Pemuda Pancasila.

Selain itu pandangan organisasi juga dapat berkembang sendiri melalui jalur lain yaitu
melalui Musyawarah Besar yang kemudian disosialisasikan untuk memberi kata final
terhadap perannya idealnya (keunggulan kompetitifnya).
Dinamika kehidupan organisasi kemasyarakatan pada dasarnya berkisar pada proses
interaksi antara pandangan ideologis yang menjadi acuan dalam menyusun format
organisasinyaa dengan kinerja nyatanya akan menimbulkan masalah jika terlalu jauh
jarak antara cita-cita yang terkandung dalam wawasan ideologis tersebut dengan kinerja
nyata dari para fungsionarisnya yang akan mengimplementasikannya dan pola tersebut
juga berlaku dalam perkembangan kehidupan organisasi Pemuda Pancasila yang belum
dapat membawa pencerahan baru.

Kondisi inilah (2001-2008) yang terasa dalam kehidupan organisasi Pemuda Pancasila
dalam kurun waktu satu dasa warsa terakhir, yang disimpulkan mal-fungsi, dis-orientasi
dalam mendefinisikan format ORMAS-nya dalam menjawab era perubahan, khususnya
dalam mengkonfigurasikan fungsi, peran, wewenang, tugas dan tanggung jawab dari
seluruh potensi sumber daya manusianya yang berhimpun di dalamnya meskipun
substansinya bukan disitu saja.

Aspek-aspek seperti belum adanya kesamaan persepsi di masing-masing tingkatan


Majelis Pimpinan dalam menterjemahkan gramatikal dan leksikal Pemuda Pancasila,
apakah ia dalam pengertian OKP atau ORMAS :
- Pengendalian struktur masih belum terintegrasi
- Mekanisme kontrol di internal dan eksternal masih lemah dan belum efektif untuk
meningkatkan kinerja organisasi
- Tingkat Pemahaman jati diri dan pelaksanaan konstitusi organisasi masih rendah.
- Kurangnya kesediaan waktu yang diberikan fungsionaris kepada organisasi,
rendahnyta komitmen, tanggung jawab dan pemahaman tugas.
- Belum memiliki peta sosiologis.
- Belum memiliki sumber dana yang permanent untuk mendukung gerak organisasi.
- Belum tersedianya kantor sekretariat yang permanen sebagai pusat pengendalian
aktifitas organisasi.
- Pola manajemen sumber daya informasi masih tradisional, untuk menjawab
permasalahan dalam era modernisasi, informasi, teknologi.
6
- Belum adanya aliansi strategis untuk mengusung resonansi organisasi.

Juga belum tersedianya data riil anggota, baik jumlah secara kuantitas, usia, jenis,
kelamin, pendidikan/skill atau keahlian, profesi untuk dikonfigurasikan menjadi format
ideal dari sebuah Organisasi Sosial Kemasyarakatan dalam berperan di tengah-tengah
kehidupan masyarakat, Bangsa dan Negara merupakan persoalan mendasar.

Hal ini secara langsung memberi pemahaman kepada kita bahwa orientasi ruang lingkup
kegiatan, tanggung jawab, tolok ukur kinerja, wewenang serta peranan dari masing-
masing institusi ini memerlukan penataan secara proporsional, artinya harus ada
kejelasan peran siapa yang memerankan masalah eksternel dan siapa yang memerankan
tanggung jawab terhadap masalah internal untuk :

Pertama : Memberikan kejelasan arah pembaharuan peran dan tanggung jawab


Pemuda Pancasila sebagai ORMAS di dalam bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
Kedua : Mengembangkan/memposisikan peran dari seluruh potensi sumber daya
manusia Pemuda Pancasila untuk dapat berdaya dan berhasil guna, sesuai
lintas sektoralnya.
Ketiga : Meletakkan dasar yang kokoh bagi peningkatan upaya induk organisasi
dalam membina institusinya.

Sedangkan tujuannya adalah :


1. Memformalkan fungsi dan peran lembaga-lembaga Pemuda Pancasila secara otonom
sebagai media untuk melahirkan negarawan.
2. Adanya interaksi diantara lembaga Pemuda Pancasila.
3. Kepedulian terhadap segala permasalahan bangsa akan memacu lembaga-lembaga
Pemuda Pancasila melakukan kegiatan ataupun kajian kemasyarakatan.
4. Sikap mandiri akan tumbuh melalui pengambilan keputusan di setiap lembaga
Pemuda Pancasila.
5. Kemampuan leadership akan teruji dan memacu kualitas pada setiap strata
kepemimpinan di lembaga-lembaga Pemuda Pancasila.

Potensi Pemuda Pancasila sulit berkembang tanpa adanya penataan, padahal


menghadapi tantangan masa depan tidak bisa hanya diselesaikan atau dihadapi oleh
fungsionarisnya saja, tetapi harus komprehensif/menyeluruh.
Karena itu, moment Musyawarah Besar VIII Pemuda Pancasila ini harus cerdas
memberikan kata final tentang format Pemuda Pancasila untuk membuka peluang
terhadap potensinya mengembangkan diri secara otonom dan profesional.
Setiap lembaga Pemuda Pancasila bisa memiliki prioritas tertentu dari pola
pengembangannya.
Bila dalam analisis mikro untuk kemajuan suatu negara harus ada leadership sektor,
maka pengembangan Pemuda Pancasila (format) demikian juga hendaknya,
apakah orientasinya kewiraswastaan, kajian intelektual, profesi, politik, sosial, budaya,
hukum dan HAM, ekonomi yang berorientasi kerakyatan tanpa menafikkan bidang yang
lain khususnya wawasan kebangsaan.

7
Kita Pemuda Pancasila harus bisa bersama memproyeksikan diri untuk sejajar dengan
organisasi kemasyarakatan lainnya yang sudah maju tanpa ada seorang pun anggotanya
yang tertinggal.
BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN

1. Pencanangan Program Umum Pemuda Pancasila ini dimaksudkan :


a. Sebagai wujud dari manifestasi tanggung jawab dan peran serta
Pemuda Pancasila didalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
b. Sebagai misi perjuangan Pemuda Pancasila dalam mewujudkan
cita-citanya.
c. Sebagai landasan operasional organisasi Pemuda Pancasila.

2. Adapun tujuannya ialah :


a. Untuk menetapkan arah, sasaran, target, kaidah dan pola
implementasi program dalam melanjutkan pengabdian Pemuda Pancasila lima tahun
ke depan (2009 – 2014)
b. Membangun Pemuda Pancasila yang memiliki pilar-pilar
keunggulan kompetitif, mandiri, inovatif dan kreatif.

BAB IV
LANDASAN

Program Umum Pemuda Pancasila dilandasi oleh :


a. Pancasila sebagai landasan idiil
b. UUD 1945, Tap-Tap MPR dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku sebagai
landasan konstitusional.
c. Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan Peraturan Organisasi sebagai
landasan konstitusi organisasi.
d. Program Umum dan Pokok-pokok Pikiran Pemuda Pancasila sebagai landasan
operasional.

BAB V

SIKAP DASAR

Dalam mengemban dan melaksanakan program umumnya, Pemuda Pancasila senantiasa


berpegang teguh pada sikap dasarnya, yaitu :
a. Setia kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
b. Setia kawan dan membela kebenaran.
c. Menjunjung tinggi norma-norma agama dan adat istiadat budaya bangsa.
d. Menjunjung tinggi, patuh dan taat terhadap peraturan, perundang-undangan
yang berlaku.
e. Menghormati lambang-lambang / simbol-simbol Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
8
BAB VI
POKOK-POKOK PERJUANGAN

Pokok-pokok perjuangan Organisasi Sosial Kemasyarakatan Pemuda Pancasila :


1. Mengamalkan Pancasila sebagai Falsafah hidup Bangsa dan
Ideologi Negara
2. Melaksanakan UUD 1945 sebagai konstitusi negara.
3. Mempertahankan Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Menjaga dan menjunjung tinggi semangat Bhinneka Tunggal Ika.
5. Melahirkan kader Pemuda Pancasila sebagai Kader Bangsa.

BAB VII
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Program Umum Pemuda Pancasila, meliputi:


1. Bidang Organisasi dan Keanggotaan
a. Memajukan peran dan program Pemuda Pancasila sebagai pengabdian kepada
masyarakat, bangsa dan negara.
b. Meningkatkan kualitas organisasi yang mampu berdaya saing.
c. Membangun suasana yang harmonis dan kondusif serta taat, disiplin, menjaga citra
organisasi, dan menjunjung tinggi aturan-aturan organisasi.
d. Mengokohkan basis serta eksistensi Pemuda Pancasila sebagai organisasi yang
mengakar di masyarakat, modern, maju, mandiri serta berbudi pekerti luhur, kreatif
dan inovatif.
2. Bidang Litbang dan Kaderisasi
a. Melakukan kajian, penelitian dan pengembangan.
b. Melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai kader-kader bangsa.
c. Merumuskan silabus, kurikulum dan metode kaderisasi.
d. Membentuk Badan Pelaksana Kaderisasi.
e. Melaksanakan Kaderisasi secara periodik dan berkesinambungan.

3. Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia


a. Menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan melalui penegakkan supremasi hukum
dan Hak Azazi Manusia.
b. Mewujudkan kepastian dan keadilan hukum.
c. Mewujudkan kepastian hak-hak warga negara.

4. Bidang Ideologi dan Politik

9
a. Melaksanakan Pancasila secara murni dan konsekuen sebagaimana yang tercantum
dalam pembukaan UUD 1945.
b. Merekatkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
c. Memupuk kesadaran dan penghayatan akan arti hakekat wawasan nusantara sebagai
satu kesatuan politik, satu kesatuan ekonomi, satu kesatuan sosial-budaya dan satu
kesatuan pertahanan keamanan.

5. Bidang Agama, Sosial dan Budaya


a. Mewujudkan masyarakat Indonesia yang berketuhanan.
b. Meningkatkan toleransi kerukunan antar umat beragama.
c. Membangun masyarakat Indonesia yang berbudi pekerti luhur, terampil dan cerdas.
d. Memajukan kesenian dan kebudayaan daerah sebagai asset nasional.
e. Membangun persaudaraan dan kesetiakawanan nasional.
f. Membangun etika moral dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

6. Bidang Pemuda, Mahasiswa, Pelajar dan Olahraga


a. Melaksanakan pembinaan, penyuluhan dan kajian-kajian kemasyarakatan.
b. Mengadakan pelatihan pengembangan bakat dan minat yang diperuntukkan bagi
kalangan pemuda, mahasiswa dan pelajar sebagai bekal untuk mendapatkan
pekerjaan.
c. Menggelorakan semangat berolahraga.
d. Meningkatkan kegiatan olahraga di kalangan anggota sebagai upaya untuk mencari
bibit-bibit olahragawan yang berbakat dan berprestasi yang nantinya akan tampil
sebagai duta bangsa dalam bidang olahraga prestasi.
e. Bekerjasama dengan instansi-instansi tekhnis terkait menyelenggarakan dan
melaksanakan kegiatan kepemudaan, serta kajian intelektual.
7. Bidang Peranan Wanita
a. Meningkatkan peran dan kepribadian wanita sehingga dapat menjalankan fungsi
gandanya sebagai pribadi dan anggota masyarakat yang berguna, dalam rangka
pembangunan wanita Indonesia seutuhnya.
b. Membentuk kader-kader wanita yang Pancasilais, serta memiliki pengetahuan
dan ketrampilan dalam rangka peningkatan partisipasi dalam pembangunan.

8. Bidang Informasi dan Komunikasi


a. Mengupayakan dan menyadarkan masyarakat untuk mendapatkan informasi
yang berguna bagi kepentingan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
b. Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya komunikasi yang berdasarkan
Sumpah Pemuda sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa.
c. Meningkatkan informasi dan komunikasi dalam rangka menunjang kinerja
organisasi.
d. Mengadakan jaringan informasi dan komunikasi internal maupun eksternal
dalam bentuk majalah, bulletin, elektronik, email maupun website.

9. Bidang Ketahanan Nasional


a. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya ketahanan nasional secara
umum.
b. Mewujudkan Indonesia yang nyaman, aman, tentram dan damai berdasarkan
Bhinneka Tunggal Ika.
c. Mewujudkan sistem pertahanan keamanan rakyat semesta.
d. Mewajibkan dan menyadarkan masyarakat tentang pentingnya Bela Negara.
10
10. Bidang Alam dan Lingkungan Hidup.
a. Mewujudkan Pembangunan Nasional yang berkelanjutan, berwawasan Alam dan
Lingkungan Hidup.
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian sumber daya alam
dan lingkungan hidup sebagai sumber kehidupan ekologi hayati.
c. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya ekosistem alam dan
lingkungan hidup Indonesia sebagai paru-paru dunia.

11. Bidang Ekonomi dan Pengembangan Usaha


a. Membangun kedaulatan ekonomi masyarakat, bangsa dan negara.
b. Mengangkat harkat dan martabat bangsa melalui pemberdayaan ekonomi rakyat.
c. Memberdayakan koperasi
d. Menghimpun dan memberdayakan potensi anggota Pemuda Pancasila untuk
berwirausaha.
e. Membuka / mengusahakan terbentuknya lapangan kerja.

12. Bidang Hubungan Internasional dan Antar Lembaga Negara


a. Mendukung kesetaraan bangsa Indonesia dalam tatanan kehidupan dunia
internasional dalam era globalisasi.
b. Mewujudkan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial.
c. Mendukung dan mewujudkan hubungan kerja sama Negara Indonesia dengan
negara-negara lain baik secara regional maupun internasional.
d. Menghormati dan menjunjung tinggi atas kedaulatan negara masing-masing dan
hak-hak azasi manusi.
e. Mendukung terwujudnya hubungan yang harmonis antar lembaga negara.

13. Bidang Dana


a. Mengupayakan tersedianya sumber-sumber pendanaan yang permanen guna
menunjang aktifitas organisasi.
b. Membentuk badan-badan usaha sebagai sumber pendanaan aktifitas organisasi.
c. Meningkatkan kesadaran pengurus dan anggota Pemuda Pancasila untuk
berpartisipasi aktif mendukung pendanaan organisasi.

14. Bidang Sarana dan Prasarana


a. Mengupayakan sarana dan prasarana yang representatif guna menunjang
program dan aktifitas organisasi.
b. Memelihara serta mengadministrasikan sarana dan prasarana sebagai asset
organisasi.

11
BAB VIII

TARGET PROGRAM UMUM PEMUDA PANCASILA


PERIODE 2009 – 2014

Target Program Umum adalah muatan/bobot yang perlu dikandung dalam setiap bidang-
bidang Program Umum. Target Program Umum diklasifikasikan secara internal dan
eksternal. Pada dasarnya setiap bidang Program Umum mempunyai target internal dan
eksternal.

A. TARGET INTERNAL

Target internal Program Umum adalah mendaya gunakan semua program organisasi
sebagai sarana dan proses kaderisasi serta meningkatkan kapasitas organisasi merespon
penyelenggaraan pembangunan Nasional di berbagai sektor.

Secara rinci Program-program organisasi mempunyai target internal sebagai berikut :

a. Melaksanakan Kaderisasi dengan tujuan sebagai berikut :


1) Mantapnya mental ideologi kader yang militan
2) Mantapnya idealisme, patriotisme, kedisiplinan dan kemandirian anggota dan
kader.
3) Penghayatan ide dasar dan tujuan perjuangan Pemuda Pancasila.
4) Memajukan kualitas kepemimpinan anggota dan kader Pemuda Pancasila
dalam kehidupan masarakat, bangsa dan negara.
5) Mengokohkan wawasan kebangsaan
6) Mensinambungkan eksistensi organisasi Pemuda Pancasila.

b. Membentuk anggota dan kader Pemuda Pancasila yang memiliki :


1) Ketaatan menjalankan ajaran agama
2) Kemampuan berorganisasi / kepemimpinan
3) Ketrampilan, kemahiran, dan kreatifitas.
4) Militansi, Patriotisme, dan kedisiplinan.
5) Kepribadian yang mandiri dan berbudi pekerti luhur.
6) Penguasaan IPTEK
7) Rasa kebersamaan, kepekaan, rasa memiliki dan kesetiakawanan dalam
kehidupan organisasi.

c. Peningkatan kualitas peran sektoral organisasi melalui pendayagunaan


lembaga dan badan.

B. TARGET EKSTERNAL

Target Eksternal Program Umum adalah mendayagunakan semua program organisasi


sebagai sarana partisipasi Pemuda Pancasila kepada masyarakat, Bangsa dan Negara.

12
BAB IX
SASARAN PROGRAM UMUM PEMUDA PANCASILA
PERIODE 2009 – 2014

Sasaran Program Umum adalah langkah dan agenda utama Program Organisasi yang
hendak dicapai sebagai obyek antara untuk mewujudkan Tujuan dan Pokok-Pokok
Perjuangan organisasi.

A. PROGRAM BIDANG ORGANISASI DAN KEANGGOTAAN

Sasaran yang hendak dicapai melalui program bidang organisasi dan keanggotaan
adalah :
1. Terbentuknya lembaga-lembaga dan badan-badan organisasi Pemuda
Pancasila yang bersifat fungsional, profesi, politik, keagamaan dan budaya,
pengembangan bakat dan minat, Yayasan, Koperasi dan penyelenggara kaderisasi.
2. Meningkatkan kualitas personalia kepengurusan untuk melaksanakan kerja
yang profesional di setiap jenjang organisasi.
3. Memantapkan eksistensi kesinambungan dan keberadaan jaringan institusi
organisasi sampai ke tingkat basis.
4. Menyelenggarakan tertib dan disiplin organisasi sebagai wujud tanggung
jawab moral pelaksanaan tugas dan program.
5. Menyelenggarakan her-registrasi anggota melalui penerbitan KTA yang
dikelola oleh Majelis Pimpinan Wilayah.

B. PROGRAM BIDANG LITBANG DAN KADERISASI

Sasaran yang hendak dicapai melalui Program Bidang Litbang & Kaderisasi adalah :
1. Mengadakan pengorganisasian kaderisasi secara bertingkat
dan periodik yang meliputi:
a. Tingkat Pratama,
diselenggarakan untuk tingkat cabang dengan peserta dari tingkat Anak
Cabang dan Ranting.
b. Tingkat Madya,
diselenggarakan untuk tingkat wilayah dengan peserta dari tingkat wilayah
dan cabang.
c. Tingkat Utama,
diselenggarakan untuk tingkat pusat dengan peserta dari tingkat pusat wilayah.
d. Tingkat Khusus Kecabangan,
diselenggarakan di tingkat pusat dan wilayah, disesuaikan dengan jenis tingkat
dari ruang lingkupnya dengan mengadakan pembinaan secara terus menerus
bagi kader-kader yang telah ditatar, melalui jaringan komunikasi yang efektif.
2. Merumuskan sistem kaderisasi yang meliputi pola rekrutmen
kader, kurikulum dan manajemen kaderisasi.
3. Menyelenggarakan pembinaan pasca pendidikan kaderisasi
yang diorientasikan pada peningkatan apresiasi kepemimpinan dan organisasi
serta peningkatan ketrampilan kerja dan manajemen wirausaha.
4. Mengupayakan berdirinya Pusdiklat Pemuda Pancasila.

13
5. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan tingkat Utama,
Madya dan Pratama.

C. PROGRAM BIDANG HUKUM DAN HAK AZASI MANUSIA

Sasaran yang hendak dicapai dalam program bidang Hukum adalah :


1. Mengoptimalkan kinerja LPPH di tingkat MPN, MPW dan MPC, dengan penataan
jaringan pelayanan hukum yang handal, efektif, komunikatif, proporsional dan
menjunjung kode etik pada seluruh jajaran LPPH yang ada dari tingkat pusat
hingga cabang.
2. Meningkatkan sumber daya manusia LPPH, dengan mengadakan pendidikan
hukum di tingkat pusat, wilayah dan cabang.
3. Menjalin komunikasi yang efektif diantara LPPH maupun anggota LPPH di semua
jenjang keorganisasian.
4. Memberikan bantuan hukum terhadap masyarakat umum terutama anggota yang
memerlukan perlindungan hukum.
5. Mengadakan pengkajian-pengkajian di bidang hukum yang bertujuan untuk
memasyarakatkan/membudayakan penegakan dan kepastian hukum untuk
kepentingan penyelenggaraan pemerintahan negara.
6. Menjalin hubungan yang baik dengan kalangan dunia profesi praktisi hukum
maupun akademisi hukum.
7. Berperan aktif dalam penegakkan supremasi hukum dan Hak Asasi Manusia di
Indonesia.
8. Meningkatkan kesadaran hukum dikalangan masyarakat melalui pendidikan dan
penyuluhan hukum sehingga mewujudkan tatanan masyarakat yang sadar akan hak
dan kewajiban sebagai Warga Negara Indonesia.
9. Mendukung penerapan berlakunya hukum dengan tidak pandang bulu sehingga
menciptakan keadilan, kepastian hukum, serta aman, tentram dan damai.
10. Pemberian pelayanan hukum kepada masyarakat terutama bagi masyarakat yang
kurang mampu, dan bagi anak-anak terlantar yang menjadi tanggungan negara.
11. Pro-aktif memberikan penyuluhan dan pembelaan hukum kepada masyarakat
umum terutama buruh, karyawan, tani, nelayan dan pedagang kecil yang masih
awam terhadap hukum.

D. PROGRAM BIDANG IDEOLOGI DAN POLITIK

Sasaran yang hendak dicapai dalam program Bidang Ideologi dan Politik adalah:
1. Meningkatkan kesadaran Politik Pemuda Pancasila sebagai
generasi penerus yang ikut bertanggung jawab dalam pembangunan demi
terwujudnya cita-cita luhur perjuangan bangsa.
2. Meningkatkan peran serta Pemuda Pancasila dalam setiap masalah
politik dan kenegaraan yang dihadapi oleh bangsa dan negara bagi terbinanya
Demokrasi yang sehat dan dinamis.
3. Meningkatkan kesadaran dan penghayatan akan arti hakekat
wawasan nusantara sebagai satu kesatuan politik, satu kesatuan ekonomi, satu
kesatuan sosial budaya dan satu kesatuan pertahanan keamanan.

14
4. Meningkatkan peran serta Pemuda Pancasila dalam setiap masalah
politik dan kenegaraan yang dihadapi oleh bangsa dan negara serta terbinanya
stabilitas nasional.

E. PROGRAM BIDANG AGAMA , SOSIAL DAN BUDAYA

Sasaran yang hendak dicapai dalam program Bidang Agama, Sosial dan Budaya adalah:
1. Memupuk dan membina unsur-unsur kebudayaan daerah yang kaya
dengan corak dan ragamnya sebagai penunjang utama, menuju kepada sistem
kebudayaan nasional.
2. Mengembangkan kebudayaan daerah yang mendukung dan
menunjang kebudayaan nasional dengan mengadakan Bulan Budaya Indonesia yang
menyentuh segenap lapisan masyarakat.
3. Meningkatkan kesadaran dan peran serta Pemuda Pancasila dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang meliputi :
a. Pelestarian nilai-nilai luhur cita-cita perjuangan bangsa.
b. Pelestarian kekayaan alam dan lingkungan hidup yang sangat berguna bagi
generasi bangsa dimasa mendatang.
4. Mengintensifkan upaya-upaya memajukan kualitas SDM Indonesia
yang modern dan berbudi-pekerti luhur.
5. Berpartisipasi dalam penanggulangan fakir miskin dan anak
terlantar.
6. Memperjuangkan pendidikan dan pelayanan kesehatan yang murah
bagi masyarakat.
7. Berpartisipasi dalam penanggulangan bencana alam, musibah
masyarakat dan situasi darurat lainnya seperti : kerusuhan sosial.
8. Memprakarsai terbentuknya lembaga-lembaga kerohanian sehingga
dapat berpartisipasi aktif secara optimal dalam rangka meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan masyarakat.

F. PROGRAM BIDANG PEMUDA, MAHASISWA, PELAJAR DAN


OLAHRAGA

1. Meningkatkan kegiatan olah raga di kalangan pemuda sebagai


dukungan terhadap pelaksanaan program pemerintah dalam memasyarakatkan
olahraga dan mengolahragakan masyarakat.
2. Menumbuh kembangkan semangat persaudaraan dan
kesetiakawanan untuk perdamaian dan persatuan bangsa.
3. Meningkatkan kesadaran dan peranan Pemuda Pancasila dalam
memperkuat disiplin nasional untuk memperkokoh kebersamaan, lebih
menanamkan sikap mental tangguh, tenggang rasa, hemat dan prasaja, bekerja
keras, cermat, tertib, penuh rasa pengabdian dan jujur.
4. Memberdayakan potensi pemuda, mahasiswa, pelajar sebagai
sumber daya manusia dan sumber insani pembangunan dan pemimpin bangsa di
masa depan.

G. PROGRAM BIDANG PERANAN WANITA

15
1. Membentuk satuan Srikandi Pemuda Pancasila yang handal, mantap
dan terampil dalam rangka mengaktualisasikan peran sosial Pemuda Pancasila
melalui Srikandi dalam berbagai program ditengah-tengah masyarakat.
2. Menjalin komunikasi antar lembaga perempuan Indonesia agar
terbentuk kerjasama yang baik guna mendukung kualitas perempuan Pemuda
Pancasila.
3. Memantapkan dan meningkatkan wibawa dan kepribadian kaum
perempuan sehingga dapat menjalankan fungsi gandanya dalam rangka
pembangunan wanita Indonesia seutuhnya.
4. Membentuk kader-kader wanita yang berkepribadian Nasional yang
tinggi, memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam rangka peningkatan partisipasi
dalam pembangunan.
H. PROGRAM BIDANG INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Sasaran yang hendak dicapai dalam program Bidang Informasi dan Komunikasi
adalah:
1. Mengaktifkan kembali Majalah Pancasila Abadi, sebagai salah satu
media informasi bagi seluruh anggota dan pengurus Pemuda Pancasila.
2. Menyelenggarakan informasi dan komunikasi secara timbal balik
yang efektif dan harmonis diantara jenjang kepemimpinan, serta kader dan anggota
organisasi.

I. PROGRAM BIDANG KETAHANAN NASIONAL


Sasaran yang hendak dicapai dalam program Bidang Ketahanan Nasional adalah:
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan perlunya pembinaan dan
pemantapan kesadaran bela negara dan ikut serta menumbuhkan Ketahanan
Nasional Bangsa, sehingga dapat menghadapi segala bentuk ancaman, tantangan,
hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun dari luar terhadap
kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Menumbuhkan kesadaran perlunya persatuan dan kesatuan dalam
memperkokoh stabilitas nasional sehingga tidak akan terjadi disintegrasi bangsa.
3. Meningkatkan tanggung-jawab Pemuda Pancasila dalam rangka
menggalang wacana dan aksi kerjasama untuk menyelesaikan konflik-konflik dan
pertikaian yang terjadi di tanah air secara damai.

J. PROGRAM BIDANG ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP


Sasaran yang hendak dicapai dalam program Bidang Alam dan Lingkungan Hidup
adalah :
1. Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
keseimbangan alam dan lingkungan hidup.
2. Meningkatkan kerja-sama dengan berbagai pihak yang peduli
terhadap kelestarian alam dan lingkungan hidup.
3. Meningkatkan partisipasi organisasi dalam rangka pelaksanaan
pembangunan nasional yang berwawasan alam dan lingkungan hidup serta
berkelanjutan.
4. Menjaga kelestarian alam dan ekosistem lingkungan hidup.
5. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan
pentingnya efisiensi penggunaan sumber daya alam.

16
K. PROGRAM BIDANG EKONOMI DAN PENGEMBANGAN USAHA
Sasaran yang hendak dicapai melalui program bidang ekonomi dan pengembangan
usaha adalah:
1. Menghimpun potensi anggota yang berbasis pelaku ekonomi.
2. Membentuk wadah-wadah/badan ekonomi yang berbasis anggota seperti
Koperasi, Yayasan serta industri rumah tangga.
3. Memotivasi anggota untuk berwirausaha melalui pendidikan kewirausahaan,
ketrampilan dan koperasi.
4. Terciptanya peluang dan kesempatan kerja bagi anggota sesuai dengan
kebutuhan daerah.

5. Meningkatkan peran aktif Pemuda Pancasila dalam mengembangkan serta


mencari solusi baru terhadap masalah-masalah perekonomian bangsa melalui
seminar, dialog, lokakarya yang melibatkan para pakar ekonomi, perguruan
tinggi dan badan-badan atau lembaga-lembaga pemerhati di bidang ekonomi.
6. Mendorong pelaksanaan kebijaksanaan pembangunan ekonomi yang berbasis
kerakyatan.
7. Peningkatan penanggulangan terhadap masalah kependudukan dan urbanisasi.
8. Memperluas kesempatan kerja serta penyediaan tenaga kerja yang produktif
melalui pendidikan kewirausahaan, ketrampilan dan koperasi.
9. Menggalang kemitraan dengan pihak swasta, BUMN dan pemerintah, dalam
rangka pembinaan pengusaha kecil, menengah dan koperasi.
10. Meningkatkan taraf hidup buruh/pekerja agar memperoleh penghidupan yang
layak dan mengupayakan keserasian kerja antara buruh/pekerja dan perusahaan.
11. Meningkatkan taraf hidup petani, nelayan dan pedagang kecil.

L. PROGRAM BIDANG HUBUNGAN INTERNASIONAL DAN ANTAR


LEMBAGA NEGARA
Sasaran yang hendak dicapai dalam program Bidang Hubungan Internasional adalah :
1. Mengadakan kerjasama ilmu pengetahuan dan teknologi serta
kebudayaan dengan sejumlah perwakilan negara-negara tetangga maupun
organisasi internasional.
2. Mengkaji masalah-masalah internasional sebagai tantangan
berbagai bidang kehidupan nasional, melalui kegiatan seminar, dialog ataupun
lokakarya dalam rangka peningkatan partisipasi Pemuda Pancasila.
3. Membina hubungan baik dan mengintensifkan komunikasi dengan
organisasi Perwakilan Bangsa-Bangsa, seperti: UNESCO, WHO, UNICEF, dll
maupun melalui perwakilan negara-negara internasional di Indonesia, dalam rangka
implementasi dan antisipasi globalisasi bagi kemajuan bangsa dan Negara
Indonesia.

M. PROGRAM BIDANG DANA


Sasaran yang hendak dicapai dalam bidang Dana adalah :
1. Mengoptimalkan pendanaan organisasi yang efektif dan efisien.

17
2. Mengoptimalkan badan-badan usaha sebagai sumber pendanaan
aktifitas organisasi.

N. PROGRAM BIDANG SARANA & PRASARANA


Sasaran yang hendak dicapai dalam bidang Sarana dan Prasarana adalah :
1. Mengoptimalkan sarana dan prasarana untuk menunjang program dan aktifitas
organisasi.
1. Mengoptimalkan sarana dan prasarana di seluruh jenjang organisasi untuk
pelaksanaan tugas dan program organisasi.
2. Mengoptimalkan fungsi kantor sekretariat MPN, MPW, MPC, PAC, Ranting dan
Anak Ranting sebagai pusat pengelolaan aktifitas organisasi.

BAB X

KAIDAH / KEBIJAKAN UMUM

1. Pelaksanaan kegiatan di tiap bidang program dijalankan secara terpadu dan saling
menopang, karenanya kemampuan untuk melakukan manajemen alokasi sumber daya
secara efektif dan efisien memegang peranan penting.
2. Prinsip efektifitas, efisiensi, kontinuitas serta tingkat kepentingan (urgency) dalam
rangka pencapaian sasaran-saran organisasi menjadi ukuran dalam penetapan skala
prioritas program.
3. Fungsi Majelis Pimpinan Nasional, Majelis Pimpinan Wilayah dan majelis Pimpinan
Cabang adalah perencanaan (Policy Making), pengawasan dan evaluasi (policy
monitoring & evaluating) serta lembaga-lembaga struktural/non struktural mengambil
fungsi manajemen program dalam hal pengorganisasian dan pengerahan (organizing dan
actuating).
4. Perencanaan desain program ditingkat cabang, wilayah dan antar wilayah hendaknya
disesuaikan dengan kebutuhan riil permasalahan di tingkat cabang, wilayah dan antar
wilayah bersangkutan.
5. Mendorong dan menghargai lahirnya ide-ide kreatif yang berkaitan dengan desain
dan pelaksanaan program serta lahirnya wacana-wacana baru yang konstruktif.
6. Mendorong berlangsungnya pelaksanaan program dalam bentuk kerjasama sinergis
dengan mitra strategis. Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi terhadap mitra
startegis dan tingkat hubungan. Pada prinsipnya organisasi mengembangkan hubungan
kemitraan dengan pihak-pihak yang memiliki kesamaan azas dan tujuan.
7. Hubungan kemitraan strategis adalah ditujuakan untuk mencapai efektifitas dan
efisiensi pelaksanaan strategis organisasi.
8. Respons organisasi terhadap berbagai persoalan dan isu yang berkembang di
masyarakat, baik dalam skala nasional maupun local, mengacu pada isu-isu strategis
sebagaimana pokok-pokok perjuangan Pemuda Pancasila yang tertera dalam Anggaran
Dasar / Anggaran Rumah Tangga.
9. Khusus mengenai program kepemudaan yang diselenggarakan oleh KNPI sekaligus
merupakan representasi organisasi sosial kemasyarakatan Pemuda Pancasila di KNPI
diperankan oleh Lembaga SAPMA (Satuan Siswa, Pelajar dan Mahasiswa) serta
Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila.
18
10. Pelaksanaan program di setiap tingkatan organisasi perlu disosialisasikan
secara meluas kepada masyarakat.

BAB XI

POLA IMPLEMENTASI

1. Pada hakekatnya Program Umum ini dilaksanakan secara mandiri, kerjasama


dan partisipasi.
2. Penerjemahan Program Umum bersifat terbuka terhadap adanya daya
kreatifitas dan inovasi dari setiap perangkat organisasi.
3. Penerjemahan Program Umum pada Tingkat Nasional dilakukan oleh Majelis
Pimpinan Nasional melalui Rakernas dan Rapat Pleno.

4. Penentuan kebijakan Program di Tingkat Nasional dilakukan dibawah


koordinasi Majelis Pimpinan Nasional.
5. Penerjemahan Program Umum pada level wilayah dilakukan oleh Majelis
Pimpinan Wilayah melalui Muswil, Rakerwil dan Rapat Pleno.
6. Penerjemahan Program Umum pada level cabang dilakukan oleh Majelis
Pimpinan Cabang melalui Muscab, Rakercab dan Rapat Pleno.
7. Penerjemahan kebijakan pada level kegiatan harus dilakukan dengan
menggunakan Planning-programming-budgeting system (PPBS) dengan maksud agar
semua kebutuhan sumber daya strategis organisasi telah diproyeksikan sejak dini dan
dimanfaatkan secara optimal dan harus terukur pada level operasional

BAB XI
PENUTUP

1. Perwujudan Program Umum PEMUDA PANCASILA ini diharapkan akan


menggugah dan menarik simpati bahkan akan semakin meningkatkan kepercayaan
masyarakat/rakyat terhadap PEMUDA PANCASILA.
2. Perwujudan pelaksanaan Program ini menjadi tanggung jawab Majelis
Pimpinan Nasional PEMUDA PANCASILA yang dalam pelaksanaannya melibatkan
seluruh jajaran organisasi, anggota, kader, serta segenap Keluarga Besar PEMUDA
PANCASILA di semua tingkatkan dengan kemampuan yang ada sesuai dengan kondisi
dan keadaan Daerah yang bersangkutan.
3. Majelis Pimpinan Nasional PEMUDA PANCASILA menekankan
penjabaran Program Umum ini dalam bentuk Program Pelaksanaan dan Petunjuk
Pelaksanaan yang bersifat mengikat.
4. Keberhasilan dalam pelaksanaan Program Umum ini tergantung pada niat
tulus, partisipasi, sikap, mental, ketaatan, semangat dan disiplin seluruh anggota, kader,
Keluarga Besar PEMUDA PANCASILA untuk berperan sesuai potensi, kemampuan
dan tugas masing-masing dalam suasana kerjasama dan kebersamaan yang berkualitas
dan demokratis, dilandasi kesadaran dan tanggung jawab untuk menghadapi tantangan
dan tuntutan masa depan Bangsa.

Ditetapkan di : Jakarta
19
Pada tanggal : 22 Pebruari 2009

PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH BESAR VIII PEMUDA PANCASILA

ttd. ttd.
(Naswan Gunawan) (Amran Bakir Nai)
Ketua / Anggota Sekretaris / Anggota

ttd. ttd. ttd.


(Drs. H. Zainal Arifin, MM.) (Khalid, S. Pdi.) (Frits Aronggear, S. Sos.)
Anggota Anggota Anggota

Lampiran 2 : Keputusan Musyawarah Besar VIII Pemuda Pancasila,


Nomor : 006/KPTS/MUBES-VIII/PP/II/2009 tanggal 22 Pebruari 2009
Tentang : Rekonstruksi Agenda Konsolidasi Nasional Pemuda Pancasila

REKONSTRUKSI
AGENDA KONSOLIDASI NASIONAL
PEMUDA PANCASILA

I. KEPUTUSAN RAPIMPUR PEMUDA PANCASILA TAHUN 2003

Pengejawantahan substansi Rapat Pimpinan Paripurna Pemuda Pancasila sebagai


forum evaluasi terhadap pelaksanaan keputusan-keputusan Musyawarah Besar VII
tahun 2001, telah mengidentifikasi dan menginventarisasi sejumlah amanat konstitusi
(AD/ART) terutama pelaksanaan Muswil, Muscab, Musancab, Musran dan Musanra,
Pembentukan Lembaga-lembaga di Tingkat Wilayah dan Kab./Kota serta Program
Her-registerasi Anggota belum ter-realisasi sebagaimana yang diharapkan.

Demikian halnya tentang realisasi pengembangan dan perluasan peran Pemuda


Pancasila sebagai organisasi sosial kemasyarakatan di tengah dinamika kehidupan
bangsa yang sedang melakukan perubahan dan pembaharuan (reformasi).

Oleh sebab itu dan untuk menyelesaikan agenda-agenda tersebut, Rapat Pimpinan
Paripurna telah merekomendasikan dan mencanangkan kembali jadwal penyelesaian
agenda konsolidasi nasional yang penugasannya diberikan kepada Majelis Pimpinan di
masing-masing tingkatan untuk merealisasikannya paling lambat tahun 2004.

Selain itu, Rapat Pimpinan Paripurna Pemuda Pancasila juga menyepakati bahwa
Partai Patriot Pancasila adalah Partai Politik yang dilahirkan oleh Pemuda Pancasila
dan merupakan satu-satunya alat politik Pemuda Pancasila yang diamanatkan oleh
MUBESLUB Pemuda Pancasila tahun 1999 untuk mewujudkan cita-cita organisasi,
yang dideklarasikan pada tanggal 1 Juni 2001 di Jakarta. Hak-hak politik anggota
20
Pemuda Pancasila tetap sesuai dengan ketentuan-ketentuan organisasi baik hasil
Mubeslub tahun 1999, Mubes VII tahun 2001 dan Rapimpur tahun 2003.

II. KEPUTUSAN RAKERNAS PEMUDA PANCASILA TAHUN 2005

Realisasi pelaksanaan Keputusan Rapimpur Pemuda Pancasila yang telah berjalan


selama 2 tahun kemudian atau tepatnya pada tanggal 28 s/d 30 April 2005 kembai
dievaluasi dalam Rapat Kerja Nasional Pemuda Pancasila di Kota Samarinda –
Kalimantan Timur.

Hal ini dikandung maksud dan tujuan sebagai kegiatan untuk memverifikasi kembali
segala keberhasilan dan kendala pelaksanaan program yang telah dilaksanakan
khususnya agenda konsolidasi nasional.

Selain itu, sebagai wahana untuk mengkonfirmasikan sasaran-sasaran program yang


telah dan belum dilaksanakan dalam kurun waktu 2001- 2005 sekaligus untuk
menetapkan jadwal penyelesaian program kerja untuk 2005 – 2006. Karenanya dan
beranjak dari fakta serta kenyataan yang ada, maka sasaran penyelesaian konsolidasi
nasional ditugaskan kembali kepada Majelis Pimpinan di masing-masing tingkatan
untuk menuntaskan pelaksanaan Muswil, Muscab, Pembentukan Lembaga-lembaga,
penyelenggaraan her-registerasi selambat-lambatnya pada bulan Maret 2006.

Secara khusus, KOmisi Organisasi dan Komisi Umum RAKERNAS Pemuda


Pancasila juga merekomendasikan :
A. Bahwa anggota Pemuda Pancasila tidak boleh merangkap sebagai anggota pada
ORMAS lainnya yang didirikan mengacu pada ketentuan Perundang-undangan
yang berlaku dan statusnya sama dengan ORMAS Pemuda Pancasila, kecuali di
FKPPI, PPM dan Forum Keluarga Besar Putra Putri POLRI.
B. Memantapkan kesadaran serta wawasan politik Pemuda Pancasila sebagai generasi
penerus yang ikut bertanggung jawab dalam pembangunan nasional.
C. Meningkatkan kesadaran, penghayatan akan arti hakikat wawasan nusantara
sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.
D. Meningkatkan peran serta Pemuda Pancasila dalam setiap kegiatan politik dan
kenegaraan dengan menyalurkan aspirasi politik melalui Partai Patriot Pancasila
dengan tidak mengurangi hak-hak politik anggota Pemuda Pancasila sesuai dengan
ketentuan Mubeslub 1999, Mubes VII tahun 2001 dan Rapimpur tahun 2003.

III. KEPUTUSAN RAPAT PLENO DIPERLUAS MPN BERSAMA MPW


PEMUDA PANCASILA SE-INDONESIA

Sebagai instansi dan penanggung jawab tertinggi organisasi di tingkat Nasional, Ketua
Umum MPN Pemuda Pancasila dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
mengimplementasikan keputusan-keputusan MUBES VII, Rapimpur 2003 dan
Rakernas 2005 selalu dilandasi dengan keputusan Rapat Pleno MPN Pemuda
Pancasila.

Bahwa sehubungan akan berakhirnya masa bakti MPN Pemuda Pancasila pada tanggal
28 Oktober 2006
21
Bahwa setelah melakukan monitoring dan komunikasi langsung dengan semua
Koordinator Wilayah serta menginventarisasi data perkembangan konsolidasi
organisasi yang diputuskan melalui Rapimpur tahun 2003 dan Rakernas tahun 2005
(tabel terlampir).

Bahwa untuk memastikan MUBES VIII Pemuda Pancasila dapat diselenggarakan


secara konstitusi, khususnya tentang legitimasi pengambilan keputusan dalam
MUBES VIII yang diejawantahkan melalui MPW dan MPC Pemuda Pancasila se-
Indonesia, Ketua Umum MPN Pemuda Pancasila perlu mengundang seluruh MPW
Pemuda Pancasila se-Indonesia guna mendengarkan pemikiran untuk memberikan
solusinya secara komprehensif.

Beranjak dari pemikiran ini, maka pada tanggal 18 – 19 Mei 2007 bertempat di Hotel
Kaisar – Jakarta Selatan, diselenggarakan Rapat Pleno Diperluas MPN bersama MPW
Pemuda Pancasila se-Indonesia dan telah mengambil keputusan dan kesepakatan
MEREKONSTRUKSI AGENDA KONSOLIDASI NASIONAL, BACK TO
ZERO, dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Batas penyelesaian Muswil untuk 22 MPW Pemuda Pancasila paling lambat bulan
Juni 2007.
2. Khusus bagi 9 MPW yang periode masa baktinya berakhir tahun 2008, 2009,
2010, 2011 diperpanjang masa baktinya sampai bulan Juni 2012, disertai tugas
untuk menuntaskan Muscab-Muscab, membentuk PAC, Ranting dan Anak Ranting
serta Lembaga-lembaga minimal untuk Lembaga SAPMA, Srikandi, LPPH dan
KOTI Mahatidana.
3. Untuk 205 MPC Pemuda Pancasila se-Indonesia yang masa baktinya berakhir
tahun 2007 wajib melaksanakan Muscab.
4. Untuk 208 MPC Pemuda Pancasila se-Indonesia yang masa baktinya berakhir
tahun 2008, 2009, 2010 diperpanjang masa baktinya sampai dengan tahun 2011,
dengan tugas untuk menuntaskan Musancab-Musancab, membentuk Ranting dan
Anak Ranting, menyelenggarakan heregisterasi anggota, serta membentuk
Lembaga-lembaga minimal untuk Lembaga SAPMA, Srikandi, LPPH dan KOTI
Mahatidana.
5. Batas penyelesaian Musancab, Musran, Kaderisasi dan Heregisterasi paling lambat
bulan Juni 2009.
6. Tahun 2009 – 2011 dicanangkan sebagai tahun pelaksanaan program pencitraan
organisasi, pemberdayaan potensi ekonomi kelompok masyarakat, kader, anggota.
7. Tahun 2011 dicanangkan sebagai tahun penyelenggaraan Muscab, dengan batas
waktu harus selesai paling lambat bulan Juni 2011.
8. Tahun 2012 dicanangkan sebagai tahun penyelenggaraan Muswil, dengan batas
waktu harus selesai paling lambat bulan Juni 2012.
9. Masa bakti MPN Pemuda Pancasila hasil MUBES VIII berakhir pada bulan
Oktober 2012.
10. Pembentukan Lembaga-lembaga di Tingkat Wilayah dan Tingkat Cabang paling
lambat bulan Juni 2009.

Hal ini dimaksudkan untuk memberikan arah dan landasan konstitusional bagi
penyeragaman seluruh institusi Pemuda Pancasila baik yang bersifat vertical territorial
22
maupun yang bersifat fungsional / profesi dan prestasi (Lembaga/Badan) di semua
tingkatan.

Sedangkan tujuannya adalah :


1. Untuk memantapkan keberadaan jaringan organisasi
2. Untuk memantapkan penataan potensi SDM Pemuda Pancasila agar dapat berdaya
dan berhasil guna.
3. Untuk memantapkan pelaksanaan keputusan-keputusan Musyawarah Besar
4. Untuk mengukur kemajuan dan keberhasilan organisasi minimal siklus lima
tahunan.

IV. KEPUTUSAN MUBES VIII PEMUDA PANCASILA TENTANG


REKONSTRUKSI AGENDA KONSOLIDASI NASIONAL PEMUDA
PANCASILA.

Seluruh peserta Musyawarah Besar VIII Pemuda Pancasila menyetujui bahwa :

1. Periode masa bakti MPN Pemuda Pancasila adalah tahun 2009 – 2014.
2. Periode masa bakti MPW Pemuda Pancasila se-Indonesia 2007 – 2012.
3. Periode masa bakti MPC Pemuda Pancasila se-Indonesia 2007 – 2011.
4. Apabila sampai dengan tahun 2012, MPN Pemuda Pancasila tidak dapat
merealisasikan tugas pokoknya, MPW dan MPC Pemuda Pancasila se-Indonesia
dapat melakukan mosi tidak percaya untuk melaksanakan MUBESLUB.
5. Apabila MPW atau MPC Pemuda Pancasila dan atau PAC tidak dapat/tidak
mampu merealisasikan tugas pokoknya, maka diberikan sanksi organisasi berupa
CARETAKER oleh jenjang organisasi setingkat di atasnya.
6. Batas penyelesaian Rapat Pemilihan Pengurus PAC, Rapat Pemilihan
Pengurus Pimpinan Ranting, Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Anak Ranting
paling lambat bulan Juni 2010.
7. Apabila Pembentukan Lembaga SATMA, Lembaga Srikandi, Lembaga
Komando Inti (KOTI) Mahatidana, Lembaga Penyuluhan dan Pembelaan Hukum
(LPPH) untuk tingkat Wilayah dan Tingkat Cabang tidak dapat direalisasikan
paling lambat bulan Juni 2010, maka akan diberikan sanksi organisasi oleh jenjang
organisasi setingkat di atasnya.
8. Penyelenggaraan Her-registerasi Anggota di tingkat MPW, dan
dikoordinasikan dan dilaporkan secara berkala (setiap 6 bulan) dilaporkan kepada
MPN Pemuda Pancasila.
9. Penyelenggaraan Kaderisasi diatur melalui Peraturan Organisasi, Petunjuk
Pelaksanaan, dan Petunjuk Tekhnis yang diterbitkan oleh MPN Pemuda Pancasila.

“ Sekali Layar Terkembang Surut Kita Berpantang “

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 22 Pebruari 2009

PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH BESAR VIII PEMUDA PANCASILA

23
ttd. ttd.
(Naswan Gunawan) (Amran Bakir Nai)
Ketua / Anggota Sekretaris / Anggota

ttd. ttd. ttd.


(Drs. H. Zainal Arifin, MM.) (Khalid, S. Pdi.) (Frits Aronggear, S. Sos.)
Anggota Anggota Anggota

24

Anda mungkin juga menyukai