Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
: Trauma Abdomen
Sasaran
I.
: 30 menit
II.
III. Sasaran
Pasien Trauma Abdomen
IV. Materi
Terlampir
V. Media
a. Leaflet
b. Flip Chart
VI. Metode
1. Ceramah
1
2. Diskusi
3. Tanya jawab
VII. Evaluasi
1. Prosedur
: Post Tes
2. Jenis Tes
: Lisan
3. Butir Soal
Waktu
5 menit
15 menit
5 menit
Kegiatan Penyuluhan
Pembukaan :
1. Mengucapkan salam.
2. Memperkenalkan diri.
3. Menjelaskan
tujuan
dan
manfaat
dari
kegiatan
penyuluhan.
4. Menyebutkan materi yang akan
disampaikan.
Pelaksanaan :
1. Menjelaskan tentang pengertian
Trauma Abdomen
2. Menjelaskan tentang penyebab
terjadinya Trauma Abdomen.
3. Menjelaskan tanda dan gejala
Trauma Abdomen
4. Menjelaskan cara penanganan
pada Trauma Abdomen
Evaluasi :
Menanyakan kepada klien
tentang materi yang telah
disampaikan.
Kegiatan Peserta
1. Menjawab salam
2. Mendengarkan
3. Memperhatikan
Metode
Ceramah
4. Memperhatikan
1. Memperhatikan
2. Memperhatikan
3. Memperhatikan
Ceramah
dan Flip
Chart
4. Memperhatikan
5 menit
Terminasi :
1. Mengucapkan terimakasih atas
waktu
yang
diluangkan,
perhatian serta peran aktif klien
selama
mengikuti
kegiatan
penyuluhan.
2. Salam penutup.
IX. Pengorganisasian
1. Moderator : Dadang S
2. Penyaji
:
a. Renny W.
b. Joel Karo Karo
: Rizta Novitasari
5. Observer
:
a. Nita Kurniawati
b. Putu Theda R.K.M.
X. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Alat dan media sesuai dengan materi penyuluhan.
b. Peserta datang pada tempat yang telah ditentukan dengan tepat
waktu.
c. Pemateri dating tepat waktu.
d. Jumlah peserta yang hadir 80% dari seluruh undangan.
2. Evaluasi Proses
a. Peserta
mengikuti
kegiatan
penyuluhan
dari
awal
berperan
ditunjukkan
dengan
aktif
dalam
mengajukan
kegiatan
diskusi
pertanyaan
dan
3. Evaluasi Hasil
Klien mengerti tentang Trauma Abdomen dan mampu menjelaskan
ulang tentang:
a. Pengertian
b. Etiologi
c. Tanda dan gejala
d. Pencegahan
e. Penanganan
MATERI PENYULUHAN
A. Definisi
Trauma adalah cedera fisik dan psikis, kekerasan yang mengakibatkan cedera
(Sjamsuhidayat, 1998). Trauma abdomen didefinisikan sebagai kerusakan
terhadap struktur yang terletak diantara diafragma dan pelvis yang
diakibatkan oleh luka tumpul atau yang menusuk.
Cedera abdomen bisa terbuka atau tertutup. Cedera abdomen tertutup terjadi
akibat pukulan langsung dari suatu benda tumpul. Cedera abdomen terbuka
meliputi luka tembus, benda yang tertanam (menusuk), dan organ-organ yang
protusi. Resiko infeksi tinggi. Benda yang tertanam (menusuk) dalam
abdomen ditangani dengan cara yang sama seperti saat menangani benda
yang tertanam (menusuk) dalam dada : stabilkan benda tersebut dan telepon
118 atau layanan medis darurat setempat.
B. Etiologi
Menurut (Hudak & Gallo, 2001) kecelakaan atau trauma yang terjadi pada
abdomen, umumnya banyak diakibatkan oleh trauma tumpul. Pada
kecelakaan kendaraan bermotor, kecepatan, deselerasi yang tidak terkontrol
merupakan kekuatan yang menyebabkan trauma ketika tubuh klien terpukul
setir mobil atau benda tumpul lainnya.
Trauma akibat benda tajam umumnya disebabkan oleh luka tembak yang
menyebabkan kerusakan yang besar didalam abdomen. Selain luka tembak,
trauma abdomen dapat juga diakibatkan oleh luka tusuk, akan tetapi luka
tusuk sedikit menyebabkan trauma pada organ internal diabdomen.
Trauma pada abdomen disebabkan oleh 2 kekuatan yang merusak, yaitu :
1. Paksaan /benda tumpul
dilakukan prosedur ABC jika ada indikasi. Jika korban tidak berespon, maka
segera buka dan bersihkan jalan napas.
1. Airway
Dengan kontrol tulang belakang. Membuka jalan napas menggunakan
teknik head tilt chin lift atau menengadahkan kepala dan
mengangkat dagu, periksa adakah benda asing yang dapat
mengakibatkan tertutupnya jalan napas. Muntahan, makanan, darah
atau benda asing lainnya.
2. Breathing
Dengan ventilasi yang adekuat. Memeriksa pernapasan dengan
menggunakan cara lihat-dengar-rasakan tidak lebih dari 10 detik
untuk memastikan apakah ada napas atau tidak. Selanjutnya lakukan
pemeriksaan status respirasi korban (kecepatan, ritme dan adekuat
tidaknya pernapasan).
3. Circulation
Dengan kontrol perdarahan hebat. Jika pernapasan korban tersengalsengal dan tidak adekuat, maka bantuan napas dapat dilakukan. Jika
tidak ada tanda-tanda sirkulasi, lakukan resusitasi jantung paru segera.
Rasio kompresi dada dan bantuan napas dalam RJP adalah 30 : 2 (30
kali kompresi dada dan 2 kali bantuan napas).
Penanganan awal trauma non- penetrasi (trauma tumpul)
1. Stop makanan dan minuman.
2. Imobilisasi.
3. Kirim kerumah sakit.
Penetrasi (trauma tajam)
1. Bila terjadi luka tusuk, maka tusukan (pisau atau benda tajam lainnya)
tidak boleh dicabut kecuali dengan adanya tim medis.
2. Penanganannya bila terjadi luka tusuk cukup dengan melilitkan dengan
kain kassa pada daerah antara pisau untuk memfiksasi pisau sehingga
tidak memperparah luka.
3. Bila ada usus atau organ lain yang keluar, maka organ tersebut tidak
dianjurkan dimasukkan kembali kedalam tubuh, kemudian organ yang
keluar dari dalam tersebut dibalut kain bersih atau bila ada verban
steril.
4. Imobilisasi pasien.
5. Tidak dianjurkan memberi makan dan minum.
6. Apabila ada luka terbuka lainnya maka balut luka dengan menekan.
7. Kirim ke rumah sakit.
Hospital
1. Trauma penetrasi
Bila ada dugaan bahwa ada luka tembus dinding abdomen, seorang
ahli bedah yang berpengalaman akan memeriksa lukanya secara lokal
untuk menentukan dalamnya luka. Pemeriksaan ini sangat berguna bila
ada luka masuk dan luka keluar yang berdekatan.
a. Skrinning pemeriksaan rontgen
Foto rontgen torak tegak berguna untuk
menyingkirkan
DAFTAR PUSTAKA
Eliastam, Michael., George L. Sternb ach., Michael Jay Bresler. 1998. Buku Saku
Penuntun Kedaruratan Medis. Jakarta : EGC.
Thygerson, Alton., Benjamin Gulli., Jon R. Krohmer. 2011. Pertolongan Pertama,
Edisi Kelima. Amerika : Erlangga