PENDAHULUAN
Katarak traumatik merupakan katarak yang muncul sebagai akibat cedera pada mata
yang dapat merupakan trauma perforasi ataupun tumpul yang terlihat sesudah beberapa hari
ataupun beberapa tahun.Katarak traumatik ini dapat muncul akut, subakut, atau pun gejala
sisa dari trauma mata.Katarak traumatik paling sering karena adanya cedera yang disebabkan
oleh benda asing yang mengenai lensa atau trauma tumpul pada bola mata.1
Trauma pada katarakterjadi secara sekunderkarena traumatumpul ataupenetrasipada
okular.Energi
inframerah(katarak
glassblower),
sengatan
listrik,
dan
perubahankortikalmungkintetap
bersifatfokaljika
masih
kecilatau
mungkinberlanjutcepatyang mengakibatkankekeruhankortikaltotal.2
Di Amerika Serikat diperkirakanterjadi 2,5juta trauma matasetiaptahunnya. Kurang
lebih
4-5%
daripasien-pasienmata
yang
45
tahun.
Setiaptahunnyadiperkirakan
50.000
lensa
anomaligeometrik.Pasien
mengalamikekaburan
dapat
berupa
yang
penglihatan
kekeruhan,
mengalami
tanpa
distorsi,
dislokasi,
gangguan-gangguan
nyeri.Kekeruhan
lensa
disebut
dan
tersebut
dengan
katarak.Beberapa faktor penyebab katarak antara lain yaitu kongenital, usia lanjut, penyakit
sistemik, infeksi, sekunder, dan trauma.2
Penatalaksanaan katarak traumatik tergantung kepada saat terjadinya. Bilaterjadi pada
anak sebaiknya dipertimbangkan akan kemungkinan terjadinyaambliopia. Untuk mencegah
ambliopia pada anak dapat dipasang lensa intraokular primer atau sekunder.Apabila tidak
terdapat penyulit maka dapat ditunggusampai mata menjadi tenang. Bila terjadi penyulit
seperti
glaukoma,
uveitis,
danlain
sebagainya
maka
segera
dilakukan
ekstraksi
lensa.Prognosis sangat bergantung kepada luasnya trauma yang terjadi pada saat terjadinya
trauma dankerusakan yang terjadiakibat trauma.2
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI DAN FISIOLOGI LENSA MATA
Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. Bola mata di bagian
depan (kornea) mempunyai kelengkungan yang lebih tajam sehingga terdapat bentukdengan
2 kelengkungan yang berbeda.4
Bola mata dibungkus oleh 3 lapis jaringan, yaitu:
1. Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada mata,
merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian terdepan sklera disebut
kornea yang bersifat transparan yang memudahkan sinar masuk ke dalam bola mata.
Kelengkungankornealebihbesardibanding sklera.4
2. Jaringan uvea merupakan jaringan vaskular. Jaringan sklera dan uvea dibatasi oleh
ruang yang potensial mudah dimasuki darah bila terjadi perdarahan pada ruda paksa
yang disebut perdarahan suprakoroid.
Jaringan uvea ini terdiri atas iris, badan siliar, dan koroid.Pada iris didapatkan pupil
yang oleh 3 susunan otot dapat mengatur jumlah sinar masuk ke dalam bola
mata.Badan siliar yang terletak di belakang iris menghasilkan cairan bilik mata (akuos
humor), yang dikeluankan melalui trabekulum yang terletak pada pangkal iris di batas
komea dan sklera.
3. Lapis ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan mempunyal
susunan lapis sebanyak 10 lapis yang merupakan lapis membran neurosensoris yang
akan merubah sinar menjadi rangsangan pada saraf optik dan diteruskan ke otak.
Terdapat rongga yang potensial antara retina dan koroid sehingga retina dapat terlepas
dan koroid yang disebut ablasi retina.2,4
Lensa
mataterletak
di
belakang
pupil
yang
dipegang
di
daerahekuatornyapadabadansiliarmelaluiZonula
Zinn.Lensamatamempunyaiperananpadaakomodasiataumelihatdekatsehinggasinardapatdifok
uskan di daerahmakulalutea.Terdapat 6 ototpenggerak bola mata, danterdapatkelenjarlakrimal
yang terletak di daerah temporal atas di dalamronggaorbita.2
Lensa mata berasal dan ektoderm permukaan yang berbentuk lensa di dalam mata dan
bersifat bening. Lensa di dalam bola mata terletak di belakang iris yang terdiri dan zat tembus
cahaya berbentuk seperti cakram yang dapat menebal dan menipis pada saat terjadinya
akomodasi.2,3
Lensa merupakan salah satu media refraksi yang penting. Kekuatan dioptri seluruh
bola mata adalah sekitar 58 dioptri. Lensa mempunyai kekuatan dioptri sekitar 15 dioptri.
Tetapi kekuatan dioptri ini tidak menetap seperti pada kornea (43 dioptri). Kekuatan dioptri
lensa berubah dengan meningkatnya umur, yaitu menjadi sekitar 8 dioptri pada umur 40
tahun dan menjadi 1 atau 2 dioptri pada umur 60 tahun. 2,3
Enam puluh lima persen lensa terdiri dari air, sekitar 15 % protein, dan sedikit sekali
mineral yang biasa ada di jaringan tubuh lainnya. Kandungan kalium lebih tinggi di lensa
daripada di kebanyakan jaringan lain. Asam askorbat dan glutation terdapat dalam bentuk
teroksidasi maupun tereduksi. Tidak ada serat nyeri, pembuluh darah dan persarafan di lensa.3
Lensaberbentuklempengcakrambikonveksdanterletak
di
Epitellensaakanmembentukseratlensatews-
menerussehinggamengakibatkanmemadatnyaseratlensa
di
bagiansentrallensasehinggamembentuknukleuslensa. Bagiansentrallensamerupakanseratlensa
yang
paling
dahuludibentukatauseratlensa
dalamlensadapatdibedakannukleusembrional,
yang
tertua
fetal
di
dalamkapsullensa.Di
dandewasa.Di
4
bagianluarnukleusiniterdapatseratlensa
yang
lebihmudadandisebutsebagalkortekslensa.Korteks
yang
terletak
di
dayarefraksilensadiperkecil,sehinggaberkascahayaparalelakanterfokuske
retina.1adapunfungsilensasecararinciyaituseperti di bawahini;
a. Pembentukanbayangan
Cahayadariobjekmembentukketajamantertentudaribayanganobjek
retina.Bayangandalam
fovea
di
di
selalulebihkecildanterbalikdariobjeknyata.Bayangan
yang
retina
jatuhpada
retina
akanmenghasilkansinyalsarafdalammosaikreseptor,
selanjutnyamengirimbayanganduadimensikeotakuntukdirekonstruksikanmenjadibayan
gantigadimensi.
Pembentukanbayangan
mataterlalupanjangdanberbentukelips,
abnormal
terjadijika
titikfokusjatuhdidepan
bola
retina
sehinggabayanganmenjadikabur.Untukmelihatlebihjelasharusmendekatkanmatapadao
bjek
yang
dilihat,
dibantudenganlensabikonkaf
yang
membericahayadivergensebelummasukmata.Padahipermetropia,
titikfokusjatuhdibelakang
retina.Kelainandikoreksidenganlensabikonveks.Sedangkanpadapresbiopia,
bentuk
pupil
menyempit
agar
yang
jikamatamelihatjauhkemudianmelihatdekatmaka
ditangkap.Dalamhalmelihatbenda,
pupil
berkontraksi
agar
5
terjadipeningkatankedalamlapangpenglihatan.Akomodasilensadiaturolehmekanismeu
mpanbaliknegatifsecaraotomatis.
c. Lintasanpenglihatan
Setelahimpulsmeninggalkan
retina,
impulsiniberjalankebelakangmelaluinervusoptikus.Padapersilanganoptikus,
serabutmenyilangkesisi
lain
bersatudenganserabut
yang
berasaldari
retina.
di
traktusoptikusdisampaikansecaratepatkekorteksjikaseseorangkehilanganlapangpandan
gsebagianbesardapatdilacaklokasikerusakan
di
otak
yang
bertanggungjawabataslapangpandang.
Lensa merupakan suatu struktur cembung ganda, evaskular, tidak berwarna dan
hampir
bening
sempurna.Lensabergantung
pada
zonula
di
belakang
iris
yang
menghubungkan dengan badansiliar. Di sebelah depan lensa adalah cairan mata sedangkan di
sebelahbelakangnya adalah badan lensa. Kapsul lensa adalah suatu membrane semi
permeable (sedikit lebih permeable daripada dinding kapiler ) yangmemungkinkan masuknya
air dan elektrolit.Memfokuskan sinar pada retina. Agar sinar dari kejauhan bisa terfokus, otototot siliar bisa berelaksasi, serabut-serabut zonula teregang,sehingga mengurangi diameter
anteroposteriorlensasampaidimensi minimal.3
Dalam keadaan normal transparansi lensa terjadi karena adanyakeseimbangan antara
protein yang dapat larut dalam protein yang tidak dapatlarut dalam membrane semi
permiable. Apabila terjadi peningkatan jumlahprotein yang tidak dapat diserap dapat
mengakibatkan penurunan sintesaprotein, perubahan biokimiawi dan fisik dan protein
tersebut mengakibatkanjumlah protein dalam lensa melebihi jumlah protein dalam lensa,
melebihijumlah protein dalam bagian yang lain sehingga membentuk suatu kapsulyang
dikenal dengan nama katarak. Terjadinya penumpukan cairan dandegenerasi dan disintegrasi
pada serabut tersebut menyebabkan jalannyacahaya terhambat dan mengakibatkan gangguan
mata.2
Kelainan-kelainan
lensa
antara
lain
adalah
kekeruhan,
dislokasi
dan
KATARAK TRAUMATIK
Definisi
Katarak traumatik merupakan katarak yang muncul sebagai akibat cedera pada mata
yang dapat merupakan trauma perforasi ataupun tumpul yang terlihat sesudah beberapa hari
ataupun beberapa tahun. Katarak traumatik ini dapat muncul akut, subakut, atau pun
gejalasisadari trauma mata.5,6
Katarak traumatik paling sering karena adanya cedera yang disebabkan oleh benda
asing yang mengenai lensaatau trauma tumpulpada bola mata.1,2
Epidemiologi
Di Amerika Serikat diperkirakan terjadi 2,5 juta trauma mata setiaptahunnya. Kurang
lebih 4-5% dari pasien-pasien mata yang membutuhkanperawatan komperhensif merupakan
keadaan sekunder akibat trauma mata. Trauma merupakan penyebab tertinggi untuk buta
monokular pada orang kelompok usia di bawah 45 tahun. Setiaptahunnyadiperkirakan 50.000
orangtidakdapatmembacakoran sebagai akibat trauma mata.5
Dilihat dari jenis kelamin perbandingan tejadian katarak traumatik laki-laki dan
perempuan adalah 4 : 1. National Eye Trauma System Study melaporkan ratarata usia
penderita katarak traumatik adalah 28 tahun dari 648 kasus yang berhubungan dengan trauma
mata.5
memberikan
danmenyebabkanterbentuknyacincinVossius(padapigmen
dampaklangsung,
iris)yang
kadang-
kadangditemukanpadakapsullensaanteriorakibatcederatumpul.Ketikapermukaananteriormata
mengalami
tumbukan,
terjadipemendekananterior-posterior
cepatdisertaiolehperegangandari
yang
garis
equator.Pereganganinidapatmengganggukapsullensa,zonules, ataukeduanya.
Gambar 5.CincinVossius
Trauma
tembusyang
secaralangsungdapat
membahayakankapsullensamenyebabkankekeruhankortikalpadalokasicedera.Jikadampaknyac
ukupbesar,
seluruhlensamengalami
opasitas
(pemutihan)
dengancepat,
tetapijika
dampaknyakecil,katarakkortikaldapatmenutupnyasendiridantetap terlokalisasi.2,5
Pelurudarisenapanangindankembangapiadalahpenyebab yang paling sering dari
katarak
traumatis,
paparanpanasdalamwaktu
penyebablainnyabisakarenaanakpanah,
batu,
yang
danradiasiionisasi.
lama
(katarakglassblower),
memar,
Sebagianbesarkejadiankataraktraumatikdapatdicegah.Dalambidangindustri,
dapatdicegahdenganmemakaisepasangkacamatapengaman.1
klinis
pada
pasien
katarak
berupa
keluhan
pandangan
kabur, yangbiasanya bertambah buruk jika melihat objek yang jauhsecara mendadak.Selain
itu pasienkatarak seringkali mengeluhkan monocular diplopia.Silau juga menjadi gejala
yangsering muncul.Pasien mengeluhkan bahwa mereka tidak dapat melihat dengan
baik dalam keadaan terang.Mata menjadi merah lensa opak dan mungkin terjadi perdarahan
intraocular.Apabila humor aqueus atau korpus vitreum keluar dari mata mata menjadi sangat
lunak.Pasienjugamemilikiriwayatmengalami trauma.1,5-8
Dari pemeriksaan dengan menggunakan oftalmoskop adalah adanya opasitasyang
seringkali terlihat sebagaiblack spokepada refleks fundus. Penting untuk mendilatasikan pupil
dan memeriksanya pada ruangan yang gelap.Seringkali pada katarak traumatik yang
disebabkan oleh kontusio dapat terlihat opasifikasi berbentuk stellate atau rosette (katarak
rosette),biasanya terletak di aksial. Pada trauma tembus, cedera pada kapsul mata dapat
sembuh,yang menyebabkan katarak kortikal fokalyang stasioner.5,8
Differential Diagnosis
Adapunpenyakitkatarak
yang
dijadikan
Differential
diagnosis
yang
Katarakanak-anak
Katarakanak-anakdibagimenjadiduakelompok, yaitu :
a) Katarakkongenital,
yang
terdapatsejaklahiratausegerasesudahnya.
Banyakkatarakkongenital
yang
tidakdiketahuipenyebabnyawalaupunmungkinterdapatfaktorgenetik,
yang
lain
disebabkanolehpenyakitinfeksiataumetabolik,
ataubeerkaitandenganberbagaisindrom.
b) Katarakdidapat,
yang
timbulbelakangandanbiasanyaterkaitdengansebabsebabspesifik.
Katarakdidapatterutamadisebabkanoleh
baiktumpulmaupuntembus.
Penyebablainadalah
infeksimatadidapat,
diabetes danobat.
Katarakkomplikata
Katarakkomplikataadalahkataraksekunderakibatpenyakitintraokularpadafisiologilensa
.Katarakbiasanyaberawaldidaerah
danakhirnyamengenaiseluruhstrukturlensa.
sub
kapsul
posterior
Penyakit-penyakitintraokular
seringberkaitandenganpembentukankatarakadalah
uveitis,
trauma,
uveitis
yang
kronikataurekuren,
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan katarak traumatik tergantung kepada saat terjadinya. Bilaterjadi pada
anak sebaiknya dipertimbangkan akan kemungkinan terjadinyaambliopia. Untuk mencegah
ambliopia pada anak dapat dipasang lensa intraokular primer atau sekunder.Apabila tidak
terdapat penyulit maka dapat ditunggusampai mata menjadi tenang.
Untuk memperkecil kemungkinan infeksi dan uveitis, maka dapat diberikan antibiotik
sistemik dan topikal serta kortikosteroid topikaldalam beberapa hari. Atropinsulfat 1%, 1
tetes 3 kali sehari, dianjurkan untuk menjaga pupil tetap berdilatasidan untuk mencegah
pembentukan sinekia posterior.5
10
Penyulit uveitis danglaukoma sering dijumpai pada orang usia tua. Pada beberapa
pasien dapatterbentuk cincin soemmering pada pupil sehingga dapat mengurangi
tajampenglihatan.Keadaan ini dapat disertai perdarahan, ablasi retina, uveitis, atausalah letak
lensa. Jika terjadi penyulit tersebut maka harus segera dilakukan ekstraksi lensa.2,5
Jika terjadi glaukoma karena katarak traumatik ini, maka tekanan intraokular dapat
dikontrol dengan pengobatan standar.Dapat diberikan kortikosteroid jika partikel lensa
merupakan penyebabnya atau jika terjadinya iritis.Untuk katarak fokal, observasi saja bisa
dilakukan jika katarak berada di luar sumbu penglihatan.Terapi miotikbisa bermanfaat jika
katarak terletak dekat dengan sumbu penglihatan.Dalam beberapa kasus subluksasi lensa,
miotik
dapat
memperbaiki
diplopia
monokuler.Midriatikdapat
diberikanuntuk
trauma
danmembutuhkantindakan bedah.5
Ada 4macamteknikpembedahanpada katarak yaitu :
1. EkstraksiKatarakIntrakapsular ( EKIK )
Adalah mengeluarkan lensa dalam keadaan lensa utuh dilakukan dengan
membukamenyayat selaput bening dan memasukkan alat melalui pupil, kemudian
menariklensa keluar, seluruh lensa dengan pembungkus atau kapsulannya dikeluarkan
11
denganlidi ( prabe), beku (dingin ). Pada operasi ini dibuat sayatan selapur bening yangcukup
luas. Jahitan yang banyak (14-15 mm), sehinggapenyembuhanlukanyamemekanwaktu lama.9
2. EkstraksiKatarakEkstrakapsuler ( EKEK )
Lensa
dikeluarkan
setelah
pembungkus
depan
dibuat
lubang,
sedang
pembungkusbelakang ditinggalkan. Dengan teknik ini terdapat ruang- ruang bebas di tempat
bekaslensa sehingga memungkinkan mandapatkan lensa pengganti yang disebut sebagailensa
tanam bilik mata belakang ( posterior chmber intraocular lens ) dengan tekniksayatan lebih
kecil (10-11 mm) sedikitjahitandanwaktupenyembuhanlebih pendek.9
3. Small Incision Cataract Surgery(SICS)
Teknik ini merupakan bagian dari EKEK dengan irisan yang lebih kecil sehingga
hampir tidak perlu dijahit. Kondisi ideal untuk dilakukan manual SICS adalah kondisi kornea
jernih, ketebalan normal, endotelium sehat, KOA cukup dalam, dilatasi pupil cukup, zonula
utuh, tipe katarak kortikal, atau sklerosis nuklear derajat II dan III. Keuntungan metode ini:
penyembuhan lebih cepat dan resiko astigmatisme minimal. Dibanding fakoemulsifikasi:
kurve pembelajaran lebih pendek, dimungkinkan kapsulotomi can opener, instrumentasi
lebih sederhana, alternatif utama jika operasi fakoemulsifikasi gagal, resiko komplikasi
rendah, waktu bedah singkat, lebih murah.
4. Fakoemulsifikasi
Merupakan penemuan terbaru pada EKEK.Cara ini memungkinkan pengambilanlensa
melalui insisi yang lebih kecil dengan menggunakan alat ultrason frekuensitinggi untuk
memecah nucleus dan korteks lensa menjadi partikel kecil yangmemberikan irigasi
kontinus.Teknik ini memerlukan waktu yang pendek danpenurunan insidensi astigmatisme
12
Dislokasi lensa dan subluksasi sering ditemukan bersamaan dengan katarak traumatik.
Komplikasi lain yang dapat berhubungan, seperti phakolitik, phakomorpik, blok
pupil, glaukoma sudut tertutup, uveitis, retinal detachment, ruptur koroid, hipema,
perdarahanretrobulbar, neurophatioptik traumatik.5
Prognosis
Prognosis sangat bergantung kepada luasnya trauma yang terjadi pada saat terjadinya
trauma dankerusakan yang terjadiakibat trauma.5
BAB 3 PENUTUP
KESIMPULAN
Kataraktraumatik paling sering karena adanya cedera yang disebabkan oleh benda
asing yang mengenai lensa atau trauma tumpul pada bola mata.Katarak traumatik merupakan
13
katarak yang muncul sebagai akibat cedera pada mata yang dapat merupakan trauma
perforasi ataupun tumpul yang terlihat sesudah beberapa hari ataupun beberapa tahun.
Katarak traumatik ini dapat muncul akut, subakut, atau pun gejala sisa dari trauma mata.
Peluru dari senapan angin dan kembang api adalah penyebab yang paling sering,
penyebab lainnya bisa karena anak panah, batu, memar, paparan panas dalam waktu yang
lama (katarak glassblower), dan radiasi ionisasi. Sebagian besar kejadian katarak traumatik
dapat dicegah. Dalam bidang industri, dapat dicegah dengan memakai sepasang kacamata
pengaman.
Gejala
klinis
pada
pasien
katarak
berupa
keluhan
pandangan
kabur, yangbiasanya bertambah buruk jika melihat objek yang jauhsecara mendadak. Selain
itu pasienkatarak seringkali mengeluhkan monocular diplopia. Silau jugamenjadigejala
yangseringmuncul. Pasien mengeluhkan bahwa mereka tidak dapat melihat dengan
baik dalam keadaan terang. Mata menjadi merah lensa opak dan mungkin terjadi perdarahan
intraocular. Apabila humor aqueus atau korpus vitreum keluar dari mata mata menjadi sangat
lunak. Pasien juga memiliki riwayat mengalami trauma.
Ada
empat
macam
teknik
pembedahan
pada
katarak,
yaitu:Ekstraksi
DAFTAR PUSTAKA
1. Vaughan DG, Asbury T, Riordan Eva P. Oftalmologi Umum. Edisi 14. Jakarta:
WidyaMedika, 2000.
14
2. Ilyas S. Trauma tumpulPadaLensa. Dalam: IlmuPenyakit Mata. Edisi ke-3 Cetakan ke-5.
FakultasKedokteranUniversitas Indonesia; 2008. 267
3. Ilyas S. Kelainan Refraksi dan Koreksi Penglihatan. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta: 2004.
4. Eye Anatomy. Available at URL: http://www.biographixmedia.com/human /eyeanatomy.html, accessed on October 2011.
5. Bletcher MH, Bobrow JC, Glasser DB et al. Traumatic Cataract. In: American Academy
of Opthalmology.54-5;2009
6. Graham, Robert H., MD.
http://emedicine.
Traumatic
Cataract.
Available
medscape.com/article/1211083,
at
accessed
URL:
on
October 2011.
7. James, Bruce. dkk. Lecture Notes: Oftalmologi. Edisi Kesembilan.Penerbit Erlangga.
Jakarta: 2006.
8. Joan E. Roberts.Photobiology of The Human Lens. Fordham University, Department of
Natural Sciences. Available at URL: http://www. photobiology. info/
Roberts.html, accessed on October 2011.
9. Galloway, N. R, et al.Common eye diseases and their management.Third Edition.
Spinger-Verlag. London: 2006.
15