Resume Sidang Resum 20 MIgas
Resume Sidang Resum 20 MIgas
I.
JADWAL PERMOHONAN
I.1 Surat permohonan tertanggal 09 Juli 2007
I.2 Registrasi permohonan tertanggal 13 Juli 2007
II.
PARA PEMOHON
Zainal Arifin, Sonny Keraf, Alvin Lie, Ismayatun, Hendarso Hadiparmono,
Bambang Wuyanto, Dradjad Wibowo, Tjatur Sapto Edy.
KUASA HUKUM
Januardi S. Haribowo, S.H., dkk.
3.
4.
dengan pihak kontraktor. KKS yang dimaksud dalam ketentuan Pasal 11 Ayat
(2) UU a quo yakni Kontrak Bagi Hasil atau bentuk kontrak kerja sama lain
dalam kegiatan Eksplorasi (kegiatan yang bertujuan memperoleh informasi
mengenai kondisi geologi untuk menemukan cadangan minyak dan gas bumi
di suatu wilayah).
2. Menurut ketentuan Pasal 11 Ayat (2) UUD 1945, sebelum ditandatangani
pemerintah harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan DPR-RI, bukan
hanya sekedar pengiriman salinan copy perjanjian/kontrak secara tertulis saja
yang dikirimkan kepada DPR-RI. Ada beberapa perjanjian/kontrak yang
dilakukan pemerintah cq. BP Migas dengan kontraktor nyata-nyata
menimbulkan pendapatan yang besar bagi Negara antara lain:
- Production Sharing Contract antara BP Migas dan Lasmo Indonesia
Limited dan Unocal Muara Bakau, Ltd. Tertanggal 30 Desember 2002
dengan area kontrak Muara Bakau;
- Production Sharing Contract antara BP Migas dan Sebana Ltd. Tertanggal
14 Oktober 2003 dengan area kontrak Bulu; dan lain-lain sebagainya.
3. Bahwa tanpa adanya persetujuan atau pun penolakan dari DPR-RI terhadap
perjanjian/kontrak yang akan ditandatangani oleh pemerintah cq. BP Migas
dengan pihak kontraktor tersebut, berdampak terhadap :
- DPR-RI tidak dapat mengawasi lebih awal beberapa banyak pendapatan
yang diperoleh dari pengelolaan minyak dan gas bumi serta sejauh apa
dampaknya pengelolaan sumber daya alam dari kontrak-kontrak tersebut
terhadap kemakmuran rakyat;
- Pengawasan terhadap pengelolaan, apakah dikelola sesuai dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, dan berwawasan
lingkungan.
4. Bahwa menurut para Pemohon, ukuran tolak ukur dari pejanjian internasional
yang menimbulkan akibat luas bagi kehidupan rakyat, sehingga harus ada
persetujuan dari DPR-RI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 Ayat (2)
UUD 1945, terkait dengan beban keuangan negara dan/atau mengharuskan
perubahan atau pembentukan undang-undang.
VIII. PETITUM
1. Mengabulkan permohonan Pemohon seluruhnya;
2. Menyatakan bahwa materi muatan Pasal 11 Ayat (2) Undang-Undang Nomor
22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, bertentangan dengan Pasal
11 Ayat (2), Pasal 20A Ayat (1) serta Pasal 33 Ayat (3) dan Ayat (4) UUD
1945;
3. Menyatakan bahwa materi muatan Pasal 11 Ayat (2) Undang-Undang Nomor
22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi sebagaimana tersebut dalam
angka 2 di atas tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat dengan
segala akibatnya.