TAMBANG BATUBARA BAWAH TANAH (Khairil Khamsah, 03091002062, 2011, 38 Halaman) Sejak undang undang tenaga kerja tambang batubara di berlakukan pada tahun 1994 kecelakaan fatal yang merengut jiwa lebih dari 10 orang, telah terjadi 60 kasus di Jepang. Diantaranya kecelakaan yang disebabkan oleh ledakan gas dan debu batubara mencapai 39 kasus, dan sebagian besar korban lainnya disebabkan olehnya. Jadi , ledakan gas dan debu batubara adalah kecelakaan yang harus diwaspadai. Aktivitas penggalian dan peledakan pada tambang yang menggunakan metode penambangan bawah tanah dapat menghasilkan gas gas yang dapat meledak apabila mencapai konsentrasi tertentu, dan juga dapat mempengaruhi kondisi kerja dan kesehatan dari para pekerja. Ada beberapa akibat yang ditimbulkan oleh gas yang meledak di dalam tambang bawah tanah diantaranya : terganggunya kegiatan penambangan atau bahkan terhenti, membahayakan bahkan merenggut nyawa para pekerja, dan kerugian secara materil pada perusahaan tambang tersebut. Penyediaan udara (oksigen) yang cukup pada daerah penambangan bawah tanah merupakan salah satu hal wajib dilakukan. Selain itu juga dilakukan pemantauan terhadap aktivitas peledakan, gas-gas yang dihasilkan dari proses peledakan, dan gas- gas yang mudah terbakar. Proses seperti ini haruslah dilakukan secara rutin dan memerlukan metode yang tepat dan akurat.
Kata kunci : gas, ledakan,debu batubara, explosive, detonator, bawah tanah, ventilasi.