Bab III - Laporan 2015
Bab III - Laporan 2015
Pemangku jabatan
a Kepala IGD
Kepala IGD saat ini dijabat oleh seorang dokter spesialis bedah umum dimana
aktifitasnya fungsional SMF bedah.
Berdasarkan PERMENKES tahun 2009 tentang standar kopentensi pejabat
struktural kesehatan bahwa para pemangku jabatan kepala instalasi harus
mendapatkan pelatihan :
Kepemimpinan
Kewirausahaan
Rencana aksi stategis
Rencana implementasi dan rencana tahunan
Sistem renumerasi
Manajemen pengelolaan SDM
Sistem rekruetmen
b Kepala ruangan
Kepala ruangan saat ini dijabat oleh perawat dengan pendidikan S1 keperawatan,
belum mengikuti pelatihan manajemen ruangan.
Berdasarkan PERMENKES tahun 2009 tentang standar kopentensi pejabat
struktural kesehatan bahwa para pemangku jabatan kepala ruangan harus
mendapatkan pelatihan :
Kepemimpinan
Kewirausahaan
Rencana aksi stategis
Rencana implementasi dan rencana tahunan
Sistem renumerasi
Manajemen pengelolaan SDM
Sistem rekruetmen
c Perawat Primer
Terdiri dari 3 orang Perawat Primer yang mana saat ini dilibatkan sebagai CI
( Clinical Instruktur). Pendidkan DIII Keperawatan dengan pengalaman kerja 1015 tahun.
Dokter Spesialis
Berdasarkan standar pelayanan IGD level III maka kebutuhan tenaga dokter spesialis
adalah minimal 4 penyakit besar yaitu spesialis Dalam, spesialis Bedah, spesialis
Kandungan, dan spesialis Anak. Memberikan pelayanan On Site, Saat ini baru
spesialis anak dan obgin yang on site
Dokter Umum
Berdasarkan hasil perhitungan ratio antara dokter dengan pasien adalah 20 orang
menunjukan bahwa 1 orang dokter dokter melayani pasien belum sesuai dengan
standar yang ditetapkan yaitu antara 10-12 pasien.
Berdasarkan data hanya 30 % tenaga dokter jaga yang mempunyai sertifikat pelatihan
kegawatdaruratan, dan sudah mulai kadaluarsa sehingga memerlukan pelatihan
kembali/UP Grade.
Berdasarkan standar pelayanan Gawat darurat diperlukan suatu sistem pemilahan
pasien yaitu TRIAGE dibutuhkan 4 tenaga dokter umum yang telah memiliki
sertifikat pelatihan BTCLS/PPGD, ACLS, ATLS, GELS . mengikuti pelatihan service
exelent, spiritual care. Saat ini tenaga dokter belum mendapatkan pelatihan atau
magang tentang triase.
Perawat
Berdasarkan perhitungan ratio antara perawat dengan pasien adalah 5-6 orang
menunjukan bahwa 1 orang perawat melayani pasien sudah sesuai dengan standar
yang ditetapkan yaitu antara 5-6 pasien.
Berdasarkan kebutuhan pengadaan triage dibutuhkan 4 orang tenaga perawat dengan
kualifikasi sertifikat pelatihan kegawatdaruratan yaitu BTCLS/PPGD, ATCLS,
service Exelent, spiritual care. Saat ini sudah ada perawat triase, namun belum
mempunyai sertifikat pelatihan triase. sarana di ruang triase sudah sesuai, namun
masih belum ada kebijakan lengkap untuk triase.
Bidan
Berdasarkan standar pelayanan gawatdarurat kebutuhan tenaga bidan untuk IGD level
III adalah 9 orang, dengan pembagian jadwal dinas 2 orang /shif dan 1orang kepala
tim. Saat ini tenaga bidan yang ada adalah 5 orang, maka tenaga bidan yang kurang
adalah 4 orang. Sudah mengikuti pelatihan PONEK, service exelent, spiritual care.
namun belum mendapatkan pelatihan PPGDON
PKU
Berdasarkan kebutuhan tenaga PKU standar yang dibutuhkan 1 orang/shif saat ini ada
2 orang tenaga PKU maka masih dibutuhkan 2 orang tenaga
Admission
Satpam
Dengan bertambahnya area pelayanan di Instalasi Gawat Darurat diperlukan tenaga
satpam 12 orang. 8 orang untuk di lantai 1 dan 4 orang satpam untuk lantai 2.
B BIDANG PELAYANAN
1 Triage
Kunjungan pasien yang terus meningkat dari tahun ketahun di instalasi gawat darurat
memerlukan sistem manajemen, tenaga SDM yang profesional serta ditunjang dengan
fasilitas yang memadai untuk mendapatkan pelayanan yang paripurna. Sistem Triage
adalah Upaya pemilahan pasien digawat darurat dengan melihat tingkat kegawat
daruratan pasien sehingga pasien yang datang bisa ditangani dengan cepat tepat
sesuai dengan standar pelayanan kegawatdaruratan. Pemilahan ini ditandai dengan
warna merah/gawat darurat, kuning/gawat tidak darurat, hijau/tidak gawat tidak
darurat. Pasien yang gawat darurat benar-benar mendapatkan prioritas utama untuk
mendapatkan pertolongan pertama ketika datang kerumah sakit.
Diharapkan Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan dapat memberikan pelayanan
kegawatdaruratan yang sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit bagi seluruh
masyarakat . serta terkendalinya alur pasien yang datang ke instalasi gawat darurat
sesuai dengan tingkat kegawatan yang dikelola dengan sistem triage yang baik.
2
Program PONEK
Salah satu program pemerintah dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan
bayi di provinsi Jawa Barat adalah dibentuknya PONEK. Sesuai dengan misi dari
misi rumah sakit yaitu Memberikan pelayanan kegawatdaruratan yang bernuansa
islami dengan unggulan pelayanan kesehatan industri, kesehatan ibu dan anak dan
kesehatan lansia. Dari segi sarana dan prasarana masih ada beberapa bagian yang
masih belum sesuai dengan standar sehingga diperluksn perbaikan dan penambahan
alat kebidanan, keperawatan dan alat medis lainnya.
Penunjang
Sesuai dengan standar pelayanan kegawatdaruratan rumah sakit Instalasi Gawat
Darurat memerlukan dukungan dari berbagai bidang diantaranya adalah bidang
penunjang. Bidang penunjang yang ada di IGD antara lain pengefektipan tugas
admission untuk pemesanan ruangan, inform consent administrasi dll.
Selain itu sistem informasi yang belum tersentral dan tempat yang terpisah,
menyebabkan kurangnya koordinasi dalam administrasi dan pelaporan pelayanan
sehingga memungkinkan kesalahan dalam pelaporan yang akan berisko terhadap
kerugian rumah sakit dan ketertiban laporan.
Pada Tahun 2014 telah diadakanya pengaturan sistem pelayanan kesehatan yaitu
BPJS ( Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ) dengan peserta yang semakin
meningkat maka diperlukan kejelasan terhadap segala aturan tentang BPJS.
Sistem rujukan
Kami kesulitan pada saat akan merujuk pasien dengan alasan ruangan penuh. Sistem
informasi SPGDT belum maksimal. Apabila merujuk kerumah sakit lain ( rumah sakit
satu level, lebih tinggi selalu penuh) sementara untuk ke rumah sakit swasta
keberatan masalah biaya.
Angka rujukan pasien 13 % selama tahun 2013, dari persentasi tersebut alasan dirujuk
adalah ruangan penuh.
Ruangan penuh
Kunjungan pasien terus meningkat sementara ruangan belum ada pengembangan.
Kapasitar masih 300 TT. Banyak pasien yang tertunda di IGD menunggu ruang
perawatan.
Angka rujukan pasien 10 % selama tahun 2014, dari persentasi tersebut alasan dirujuk
adalah ruangan penuh
C BIDANG KEUANGAN
Kami sudah membuat surat ke bagian keuangan tentang permohonan laporan
keuangan Instalasi Gawat darurat tetapi sampai dengan program ini dibuat belum
kami dapatkan.
1
ALAT MEDIS
Sesuai dengan standar pelayanan IGD RSUD Al Ihsan menjadi IGD level III maka
untuk kebutuhan alat ada yang belum ada dan alat yang rusak.
Alat medis dan keperawatan yang dibutuhkan adalah :
Transfer Strecher 1 unit
Bak Injeksi 5 unit
Electrocardiograph 3 Chanel 2 unit
Infusion Punp/Pumping System (flowrate 9,999) include Stand 5 unit