Anda di halaman 1dari 13

Anastesi pd Sectio Caesaria

KAN 182

A. Hanafie
Instalasi Anestesi dan Reanimasi/ICU
FK
FK--USU/RSUP. Haji Adam Malik Medan
RSUD. Dr. Pirngadi Medan

Cesarean Section
Ideal protocol
Ample analgesia, muscle relaxation
and
sedation for surgery without
endangering
mother or fetus
Anesthetics, analgesics, sedatives, tranquilizers

Afrina Zulaikha
020100113

Cross blood-brain barrier


Also cross placenta

Anastesi pd Sectio Caesaria

KAN 182

Cesarean Section
C-sections are usually emergencies
Physical condition of mother usually
less than optimal
Drugs should be chosen to minimize
fetal depression
Decrease time from induction to
delivery
Decreases fetal exposure to drugs
Decreases maternal cardio/pul
depression

SISTEM RESPIRASI

Lebih mudah terjadi hipoksia , ok :

 Hiperventilasi sesudah trimester I

 Vaskularisasi mukosa saluran nafas 


 memudahkan terjadinya perdarahan
 edema pada nasal, oropharynx, larynx, dan
trachea
 Ventilasi alveolar  70 %
 Volume tidal  40 %
 RR  15 %
 Ventilasi semenit  50 %

 cadangan O2 
 kemungkinan terjadinya airway
clossure
 FRC  20 - 30 %
 O2 consumption 
 Venous return  pada posisi
terlentang

Afrina Zulaikha
020100113

Anastesi pd Sectio Caesaria

Afrina Zulaikha
020100113

KAN 182

10

11

12

Anastesi pd Sectio Caesaria

KAN 182

SISTEM KARDIOVASKULAR
PHYSIOLOGICAL ANEMIA
TPR
SAP
DAP
MAP






> 15 % wanita hamil, bila dalam posisi


tidur terlentang terutama pada saat aterm,
akan menunjukkan tanda-tanda syok :
hipotensi
pucat
berkeringat dingin
mual, muntah
cerebration
 dalam keadaan supine position
terlihat adanya : obstruksi total pada vena
cava inferior akibat penekanan oleh uterus
yang hamil + janin


 Volume darah 
35 %
 Volume plasma 
45 %
menyebabkan : DILUTIONAL ANEMIA

CO  40 %
SV  30 %
HR  15 %

SUPINE HYPOTENSION SYNDROME

15 %
0 - 15 torr
10 - 20 torr
15 torr

Arti Klinis :
 Usaha kompensasi untuk mengatasi perdarahan saat persalinan
 Vasodilatasi akibat regional anestesi, meniadakan kompensasi
hipotensi >>>  hal ini akan memperburuk keadaan janin
dengan FETAL DISTRESS
13

14

AORTACAVAL COMPRESSION
SYNDROME
sumbatan parsial aorta pada posisi
supine, hipotensi pada level dibawah
penekanan yakni pada uterus dan
ekstrimitas inferior
15

Afrina Zulaikha
020100113

16

Anastesi pd Sectio Caesaria

KAN 182

17

SISTEM SALURAN CERNA


 letak gaster lebih horizontal

 sudut gastroesophageal lebih tajam dan letak pilorus


berubah, menyebabkan waktu pengosongan lambung 
 competency lower oesophagial sphinchter 
memudahkan terjadinya regurgitasi  heart burn
 motilitas gaster 
 sekresi gastrin   sekresi HCl   pH < 2,5
 Klinis :
penderita pada kehamilan dan persalinan  resiko
regurgitasi dan aspirasi
19

Afrina Zulaikha
020100113

18

SISTEM SYARAF
MAC dari obat anestesi inhalasi  40 %,
mekanismenya belum jelas, diduga disebabkan faktor
hormonal dan opiat endogen yang  , selain progesteron 
10 - 20 %
adanya :
pembengkakan pada vena-epidural  volume CSF 
tekanan CSF  ok penekanan pada vena cava,
kontraksi dari uterus (his)
neuro sensitivity  terhadap obat anestesi lokal

dibutuhkan dosis AL yang  (30 - 50 %), untuk


menghasilkan blok SAB pada level yang sama pada wanita
hamil

20

Anastesi pd Sectio Caesaria

KAN 182

SISTEM SALURAN KEMIH


dan GINJAL
 Renal Plasma Flow (RPF)

INDIKASI SECTIO CESARIA


1. FETOPELVIC DISPROPORSION  Triple P
passage
: a. Bony pelvis
b. Soft tissue obstruction

 Glomerular Filtration Rate (GFR)


 50 %

passenger : a. Normal fetus :


* macrosomia ( > 4000 gr )
* malposition and malpresentation
b. Anomalous fetus
c. Multiple gestation

 Aktivitas plasma RENIN

powers

: a. Primary uterine inertia


b. Uterine inertia
c. Failed induction

21

INDIKASI SECTIO CESARIA

22

PILIHAN ANESTESI PADA SECTIO CESARIA

2. FETAL DISTRESS
ALASAN DILAKUKANNYA OPERASI
 TINGKAT URGENCY

3 OBSTETRIC HEMORRHAGE

KEADAAN KLINIS SI IBU

GA

RA

4 INFECTION

5 MATERNAL AND/OR FETAL COMPLICATION

AMAN DAN MENYENANGKAN SI IBU


DEPRESSI RINGAN PADA JANIN




6 REPEAT CESAREAN

KONDISI OPTIMAL BAGI OPERATOR


TEKNIK YANG PALING DI KUASAI

7 SOSIAL
KEPUTUSAN AHLI ANESTESI
23

Afrina Zulaikha
020100113

24

Anastesi pd Sectio Caesaria

KAN 182

REGIONAL ANESTESI

Anesthetic Techniques

EPIDURAL

SPINAL

Regional

Ibu tetap sadar


aspirasi dapat dicegah
efek depresi terhadap janin ( )

Less neonatal depression


Aspiration and airway problems

General
Speed and ease of induction
Controllability
Control of airway

teknik mudah
efek cepat
 hipotensi >>
 analgesik (+)
 relaksasi (+)
25

teknik lebih sulit


efek lambat
 hipotensi minimal
 level anestesi mudah
dikontrol
 relaksasi ()
26

BLOK SPINAL ( SUBARACHNOID)


Tinggi-rendahnya blok spinal, tergantung pada :
Dosis obat AL
Lokasi pemberian obat AL ( L 1-2, L 2-3, L 3-4)
Kecepatan pemberian obat AL
Berat Jenis obat AL
(hyperbaric/hypobaric/isobaric)
Posisi pasien pada saat penyuntikan obat AL
Barbotage
Arah bevel dari jarum spinal (keatas, kebawah)
Masa kerja obat dapat diperpanjang 100 % dengan
penambahan Epinefrine (maksimal 0,2 mg)

Afrina Zulaikha
020100113

27

28

Anastesi pd Sectio Caesaria

Afrina Zulaikha
020100113

KAN 182

29

30

31

32

Anastesi pd Sectio Caesaria

KAN 182

EPIDURAL ANESTHESIA

33

34

REGIONAL ANESTESI

Epidural
space

EPIDURAL

SPINAL

x






teknik mudah
efek cepat
hipotensi >>
analgesik (+)
relaksasi (+)







35

Afrina Zulaikha
020100113

teknik lebih sulit


efek lambat
hipotensi minimal
level anestesi mudah
dikontrol
relaksasi ()

36

Anastesi pd Sectio Caesaria

KAN 182

PERSIAPAN REGIONAL ANESTESI

1.
2.
3.
4.
5.

 I B U
 A L A T
 O B A T
Pemberian antasida, 1 jam sebelum induksi
Transport pasien dalam posisi lateral
Periksa vital sign
Pemberian cairan secara cepat 1000 - 2000 ml kristalloid
Sebelum dilakukan blok, periksa :
 Sumber oksigen
* Obat-obatan :
 Alat anestesi
# Pentotal, Diazepam
 Jalan nafas
# Efedrine, S Atropin
 Laryngoscope
# dll
 Endotracheal Tube (ETT)
37
 Suction

PELAKSANAAN GENERAL ANESTESI

INDIKASI SECTIO CAESARIA DENGAN


GENERAL ANESTESIA
1. Kontra indikasi dengan regional

anestesi
 perdarahan yang hebat
 hemodinamik yang tidak stabil
 gangguan koagulasi pada ibu
 sepsis
2. Fetal distress
3. Pasien menolak
4. Gagal melakukan regional anestesi
38

PREOKSIGENASI
Pada wanita hamil :
O2 consumption  20 %

beri antasida 1 jam sebelum induksi


posisikan uterus miring ke kiri
pre-oksigenasi > 6 L/mnt
beri 0,5 mg pancuronium /iv, 5 menit pra-induksi
induksi : pentotal 3 - 4 mg/kg/iv
succinylcholine 1,5 mg/kg/iv
Sellick's maneuver
intubasi ETT secara cepat, cuff (+)
maintenance : N2O - O2 - Halothane 0,5 %
Enflurane 0,5 - 0,75 %
hindari hiperventilasi
setelah bayi lahir (umbilical cord di klem), dalamkan
anestesi + narkotik + relaksan
ekstubasi dilakukan apabila pasien telah bangun

HIPOKSIA

FRC  20 %
Periode apnea selama 1 menit :
 wanita hamil : PaO2  150 torr
 wanita tidak hamil : PaO2  50 torr
TEKNIK :
1. beri O2 100 % dengan FACE MASK selama 3 - 5
menit nafas biasa
2. beri O2 100 % dengan nafas inspirasi dalam dan
maksimal sebanyak 4 x
39

Afrina Zulaikha
020100113

40

10

Anastesi pd Sectio Caesaria

KAN 182

PENCEGAHAN TERHADAP ASPIRASI


 Asppirasi  morbidity dan mortality 
 Pemberian antasida sebelum induksi  pH gaster 

KEUNTUNGAN GA dibanding RA
 Induksi cepat
 Hipotensi jarang terjadi

TEKNIK :
 intubasi ETT secara cepat

 Hemodinamik lebih stabil

 pemberian 0,5 mg pancuronium sebelum induksi 


cegah fasciculasi
 hindari positive pressure ventilation sebelum intubasi
 Sellick's Maneuver
 ekstubasi dilakukan bila pasien telah sadar

 Jalan nafas bebas


 Ventilasi dapat di kontrol

41

PREMEDIKASI

PREMEDIKASI
NARKOTIKA
MORFIN

Kontra indikasi ok depresi pada janin

MEPERIDINE

Memperlambat pengosongan lambung


Menyebabkan mual dan muntah
Tidak dianjurkan sebagai premedikasi
BARBITURAT
menyebabkan depresi yang lama pada janin

tidak dianjurkan sebagai premedikasi


43

Afrina Zulaikha
020100113

42

BENZODIAZEPINE
cukup banyak digunakan sebagai premedikasi
Diazepam 5 mg, Lorazepam 1 mg  tidak
menyebabkan depresi pada janin
ANTI KHOLENERGIK
umum digunakan sebagai premedikasi
Sulfas Atropin, dosis 0,01 mg/Kg BB
Glycopyrrolate, dosis 0,005 mg/Kg BB
Tujuan pemberian :
mencegah bradikardia ok respon intubasi dan
Succinylcholine
mengurangi sekresi saliva dan volume asam
44
lambung

11

Anastesi pd Sectio Caesaria

KAN 182

OBAT INDUKSI

KETAMINE
cukup sering digunakan sebagai obat induksi, khususnya

THIOPENTAL (PENTHOTAL)

pada kasus wanita hamil dengan perdarahan 


hipotensi
digunakan sebagai obat tunggal atau kombinasi dengan
Penthotal dosis kecil ( 1 mg/KgBB)
Dosis induksi : 1 mg/KgBB
Efek terhadap neonatus, mungkin lebih baik
dibandingkan dengan Penthotal

cukup luas digunakan sebagai obat induksi

dosis : 4 - 7 mg/Kg BB ( 3,5 mg/KgBB) tidak


menyebabkan APGAR Score menjadi rendah
dosis besar  depresi pada neonatus
pada wanita hamil :
eliminasi obat lebih singkat
reflex bulu mata hilang (Eye Lids Reflex) hilang
pada dosis yang lebih rendah ( 3,5 mg/KgBB)
45

OBAT PELEMAS OTOT

MIDAZOLAM
dosis : 0,2 mg/KgBB, menyebabkan depresi

pada neonatus
tidak dianjurkan sebagai obat induktor

46

PANCURONIUM

SUCCINYLCHOLINE

digunakan sebagai relaksan selama pembedahan

digunakan untuk memudahkan intubasi

onset of action : cepat, duration of action : singkat


efek samping :
fasikulasi
mialgia ( nyeri otot )
tekanan intra gastric   aspirasi
masa kerja bisa memanjang, ok pada wanita hamil,
aktifitas plasma cholinesterase 
dosis : 2 - 3 mg/KgBB  tidak menimbulkan efek
depresi terhadap sistem pernafasan pada neonatus
dosis > 10 mg/KgBB  depresi pada neonatus

masa kerja lama


dosis : 0,05 mg/KgBB

 rasio vena umbilical dan

vena ibu adalah 0,1 - 0,2


efek obat akan memanjang bila diberikan bersama-sama
dengan Sulfas Magnisikus, misal pada :
pre - eclampsia
eclampsia

47

Afrina Zulaikha
020100113

48

12

Anastesi pd Sectio Caesaria

KAN 182

OBAT INHALASI

ATRACURIUM

HALOTHANE, ENFLURANE

dosis : 0,5 mg/KgBB

masa kerja singkat


efek terhadap neonatus minimal

dosis Halothane

49

: 0,25 - 0,5 %
: 0,5 - 0,75 % dikombinasikan
dengan N2O - O2
Konsentrasi tinggi  relaksasi uterus (atonia uteri)
 perdarahan post-partum
Keuntungan :
efek amnesia (+)
menyebabkan PaO2 maternal 
uterine blood flow 
depresi terhadap neonatus ( - )
uterine bleeding ( - )
50

51

52

Ethrane

VECURONIUM
dosis : 0,04 mg/KgBB

masa kerja singkat


efek terhadap neonatus minimal

NITROUS OXIDE = N2O


cepat mencapai plasenta

fetal maternal ratio 0,8, setelah 3 menit


penggunaan yang lama

 keadaan

neonatus menjadi kritis ( diffusional hypoxia )

Afrina Zulaikha
020100113

13

Anda mungkin juga menyukai