Sejarah Magelang
Sejarah Magelang
pulau
Jawa
dan
berada
di
Semarang,
Yogyakarta
Danoekromo
sebagai
bupati
pertama
yang
kemudian
merintis
perkembangan
selanjutnya,
Magelang
menjadi
kota
yang
selanjutnya menjadi Ibukota Karesidenan Kedu pada tahun 1818 karena letaknya
yang strategis (dilalui jalan raya menuju Yogyakarta) dan juga pernah menjadi
Ibukota
Kabupaten
Magelang.
Setelah
Inggris
ditaklukan
oleh
Belanda,
kedudukan Kota Magelang menjadi semakin kuat dengan dijadikan pusat lalu
lintas perekonomian untuk kawasan Jawa Tengah bagian selatan sehingga
mendorong perkembangan kota karena letaknya yang strategis. Selain menjadi
pusat lalu lintas perekonomian, Kota Magelang juga dijadikan sebagai kota
militer
sehingga
Pemerintah
Belanda
melengkapi
sarana
dan
prasarana
perkotaan. Setelah masa kemerdekaan, kota ini menjadi kotapraja dan kemudian
kotamadya dan di era reformasi, sejalan dengan pemberian otonomi seluas-
Tia, lidya, anin (editor), susi (editor), wiko, ari, fauzia, nanda, eki
luasnya kepada daerah, sebutan kotamadya diganti menjadi kota. Kini, Kota
Magelang memiliki 3 kecamatan dan 17 kelurahan :
1. Kecamatan Magelang Utara :
Kelurahan Kedungsari, Kelurahan Kramat Selatan, Kelurahan Kramat Utara,
Kelurahan Potrobangsan, dan Kelurahan Wates.
2. Kecamatan Magelang Tengah :
Kelurahan Cacaban, Kelurahan Gelangan, Kelurahan Kemirirejo, Kelurahan
Magelang, Kelurahan Panjang, dan Kelurahan Rejowinangun Utara.
3. Kecamatan Magelang Selatan :
Kelurahan Jurangombo Selatan, Kelurahan Jurangombo Utara, Kelurahan
Magersari, Kelurahan Rejowinangun Selatan, Kelurahan Tidar Selatan, dan
Kelurahan Tidar Utara.
Sejarah Kota Magelang. (n.d.). Diakses 4 Juni 2015, dari Pemerintah Kota
Magelang: http://www.magelangkota.go.id/direktori/kategori/sekilas-kota/sejarahkota-magelang#