Anda di halaman 1dari 2

Tia, lidya, anin (editor), susi (editor), wiko, ari, fauzia, nanda, eki

BAB II IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK WILAYAH KOTA


2.1

Sejarah Kota Magelang

ota Magelang merupakan salah satu kota


yang berada di Jawa Tengah yang menempati
posisi sangat strategis, yaitu terletak tepat di
tengah

pulau

Jawa

dan

berada

di

persimpangan poros utama, yaitu antara


Yogyakarta

Semarang,

Yogyakarta

Wonosobo, Semarang Kebumen Cilacap,


dengan jarak 65 km dari Semarang dan 42 km dari Yogyakarta. Hari jadi
Kota Magelang ditetapkan pada tanggal 11 April 907 Masehi berdasarkan
Peraturan Daerah Kota Magelang No. 6 Tahun 1989. Penetapan hari jadi Kota
Magelang juga tertulis pada Prasasti Mantyasih.
Pada awalnya, Kota Magelang merupakan Desa Perdikan (daerah bebas
pajak yang dipimpin oleh pejabat patih) Mantyasih yang saat ini dikenal dengan
Kampung Meteseh yang berlokasi di Kelurahan Magelang, Kecamatan Magelang
Tengah, Kota Magelang. Pada Prasasti POH dan Mantyasih, disebut adanya Desa
Mantyasih yang kemudian berubah menjadi Meteseh (kini terdapat di wilayah
Kecamatan Magelang Utara) dan Desa Glangglang yang kemudian berubah
menjadi Magelang. Ketika Inggris menguasai Magelang pada abad ke-18, kota ini
dijadikan sebagai pusat pemerintah setingkat kabupaen dengan dipimpin Mas
Ngabehi

Danoekromo

sebagai

bupati

pertama

yang

kemudian

merintis

berdirinya Kota Magelang dengan membuat alun-alun, bangunan tempat tinggal


bupati serta sarana dan prasarana lainnya.
Dalam

perkembangan

selanjutnya,

Magelang

menjadi

kota

yang

selanjutnya menjadi Ibukota Karesidenan Kedu pada tahun 1818 karena letaknya
yang strategis (dilalui jalan raya menuju Yogyakarta) dan juga pernah menjadi
Ibukota

Kabupaten

Magelang.

Setelah

Inggris

ditaklukan

oleh

Belanda,

kedudukan Kota Magelang menjadi semakin kuat dengan dijadikan pusat lalu
lintas perekonomian untuk kawasan Jawa Tengah bagian selatan sehingga
mendorong perkembangan kota karena letaknya yang strategis. Selain menjadi
pusat lalu lintas perekonomian, Kota Magelang juga dijadikan sebagai kota
militer

sehingga

Pemerintah

Belanda

melengkapi

sarana

dan

prasarana

perkotaan. Setelah masa kemerdekaan, kota ini menjadi kotapraja dan kemudian
kotamadya dan di era reformasi, sejalan dengan pemberian otonomi seluas-

Tia, lidya, anin (editor), susi (editor), wiko, ari, fauzia, nanda, eki
luasnya kepada daerah, sebutan kotamadya diganti menjadi kota. Kini, Kota
Magelang memiliki 3 kecamatan dan 17 kelurahan :
1. Kecamatan Magelang Utara :
Kelurahan Kedungsari, Kelurahan Kramat Selatan, Kelurahan Kramat Utara,
Kelurahan Potrobangsan, dan Kelurahan Wates.
2. Kecamatan Magelang Tengah :
Kelurahan Cacaban, Kelurahan Gelangan, Kelurahan Kemirirejo, Kelurahan
Magelang, Kelurahan Panjang, dan Kelurahan Rejowinangun Utara.
3. Kecamatan Magelang Selatan :
Kelurahan Jurangombo Selatan, Kelurahan Jurangombo Utara, Kelurahan
Magersari, Kelurahan Rejowinangun Selatan, Kelurahan Tidar Selatan, dan
Kelurahan Tidar Utara.
Sejarah Kota Magelang. (n.d.). Diakses 4 Juni 2015, dari Pemerintah Kota
Magelang: http://www.magelangkota.go.id/direktori/kategori/sekilas-kota/sejarahkota-magelang#

Anda mungkin juga menyukai