BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN HORMON
Organisme multiseluler memerlukan mekanisme untuk komunikasi antarsel
agar dapat memberi respon dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan eksterna dan
interna yang selalu berubah.
Tubuh manusia merupakan sistem yang bekerja dan menimbulkan usaha.
Untuk dapat melakukan kegiatan tersebut dan dapat memberikan reaksi terhadap
perubahan eksternal maupun internal diperlukan adanya koordinasi yang tepat
diantara organ-organ tubuh. Dalam hal ini, sistem endokrin merupakan suatu sistem
yang dapat menjaga berlangsungnya integrasi kegiatan organ tubuh.
Sistem Endokrin dan susunan saraf merupakan alat utama dimana tubuh
mengkomunikasikan antara berbagai jaringan dan sel. Sistem saraf sering dipandang
sebagai pembawa pesan melalui sistem struktural yang tetap. Sistem Endokrin di
mana berbagai macam hormon diskresikan oleh kelenjar spesifik, diangkut sebagai
pesan yang bergerak untuk bereaksi pada sel atau organ targetnya.
Kata hormon mempunyai arti senyawa yang merangsang. Istilah hormon
diperkenalkan untuk pertama kali pada tahun 1904 oleh William Bayliss dan Ernest
Starling untuk menerangkan kerja sekretin yaitu suatu molekul yang dihasilkan oleh
duodenum yang merangsang keluarnya cairan pankreas. Kata hormon berasal dari
istilah Yunani yang berarti membangkitkan aktifitas. Kemudian konsep hormon
berkembang, bahwa :
1. Hormon adalah molekul yang dihasilkan oleh jaringan tertentu.
2. Hormon dikeluarkan langsung ke dalam darah yang membawanya ke tempat
tujuan.
3. Hormon secara khas merubah kegiatan suatu jaringan tertentu yang
menerimanya. (Anna Poedjiadi. Dasar-dasar biokimia)
Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar
buntu. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran sehingga
sekresinya akan masuk aliran darah dan mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh.
Apabila sampai pada suatu organ target, maka hormon akan merangsang terjadinya
perubahan. Pada umumnya pengaruh hormon berbeda dengan saraf. Perubahan yang
dikontrol oleh hormon biasanya merupakan perubahan yang memerlukan waktu
panjang. Contohnya pertumbuhan dan pemasakan seksual. Hormon terikat kepada
reseptor di permukaan sel atau di dalam sel. Ikatan antara hormon dan reseptor akan
mempercepat, memperlambat atau merubah fungsi sel.
http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0092%20Bio%202-11a.htm
bagian dalam badan untuk menghasilkan tindak balas atau rangsangan yang
berkaitan.
Beberapa hormon hanya mempengaruhi 1 atau 2 organ, sedangkan hormon
yang lainnya mempengaruhi seluruh tubuh. Hormon terdiri atas berbagai macam
senyawa yang dapat digolongkan dalam empat kelompok, yaitu:
1. Golongan Steroid yaitu merupakan turunan dari kolestrerol.
2. Golongan Eikosanoid yaitu dari asam arachidonat.
3. Golongan derivat Asam Amino dengan molekul yang kecil misalnya Thyroid,
Katekolami.
4. Golongan Polipeptida/Protein misalnya Insulin, Glukagon, GH, TSH.
Hormon juga dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat kelarutan molekul
hormon yaitu:
a) Lipofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam lemak.
b) Hidrofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam air.
Sedangkan apabila hormon diklasifikasikan berdasarkan lokasi reseptor
hormon adalah :
1. Hormon yang berikatan dengan hormon dengan reseptor intraseluler.
2. Hormon yang berikatan dengan reseptor permukaan sel (plasma membran).
B.
katabolisme atau
Kortison (Hidrokortison)
Kortison merupakan hormon yang disekresi oleh korteks masing-masing
kelenjar adrenal. Hormon tersebut juga dapat mempengaruhi berbagai enzim untuk
mengubah status metabolisme senyawa organik untuk mobilisasi asam amino.
Kortisol dapat berperan pada metabolisme karbohidrat yaitu sebagai
penstimulasi glukoneogenesis oleh hati, sering meningkatkan laju glukoneogenesis
antara 6-10 kali lipat, sebagai penyimpanan glikogen dalam hati, menghambat
ambilan glukosa oleh sel dan untuk pemanfaatan glukosa oleh kebanyakan sel dalam
tubuh.
Efek keseluruhan adalah peningkatan kadar glukosa dalam plasma. Kortisol
merupakan penggunaan glukosa untuk produksi energi pada kebanyakan sel. Hormon
ini secara efektif mengalihkan sumber produksi energi dalam kebanyakan sel kepada
produk lemak. Pengecualian untuk efek tersebut adalah hati, yang memiliki sangat
banyak pasokan baik asam amino maupun lemak dan otak, yang menggunakan
simpanan glukosa.
5.
Hormon tiroid
Dua hormon yang paling signifikan yang diproduksi kelenjar tiroid yang
berkaitan dengan metabolisme adalah Tiroksin (T4) dan Triiodotironin (T3). Hormon
tersebut dapat mempengaruhi begitu banyak enzim intraseluler dari segi kuantitas
yang ada serta kecepatan kerjanya. Hormon ini merupakan satu-satunya determinan
yang paling penting tentang laju metabolik basal tubuh, apapun ukuran, usia maupun
jenis kelaminnya. Laju metabolik basal (BMR) adalah pengeluaran energi dari
seseorang individu dalam kondisi basal. Dengan kata lain, homon tiroid dapat
meningkatkan akivitas metabolik hampir semua jaringan dalam tubuh, dengan
beberapa pengecualian yang perlu diperhatikan diantaranya otak, paru, limpa, retina
dan testis.
Hormon ini dapat mempengaruhi begitu banyak enzim intrasaluler dari segi
kuantitas yang ada serta kecepatan kerjanya.
Tiroksin dan Triiodotironin dapat bekerja pada metabolisme karbohidrat
sebagai stimulasi ambilan glukosa oleh sel, glikolisis, glukoneogenesis, absorpsi oleh
saluran gastrointestinal dan sekresi insulin.
Efek keseluruhannya adalah penurunan kadar glukosa dalam plasma. Hormon
tiroid menstimulasi penggunaan karbohidrat dan lemak untuk produksi energi
sekaligus menyimpan sebagai protein untuk kegunaan lain.
Hormon yang terlibat dalam metabolisme lemak
1.
Kortisol (Hidrokortisol)
Kortison merupakan hormon yang disekresi oleh korteks masing-masing
kelenjar adrenal. Hormon tersebut juga dapat mempengaruhi berbagai enzim untuk
mengubah status metabolisme senyawa organik untuk mobilisasi asam amino.
Pada metabolisme lemak, kortisol berperan untuk stimulasi lipolisis dalam
jaringan adiposa dan oksidasi asam lemak dalam sel untuk energi.
2.
GH (Growth Hormone)
Merupakan hormon pertumbuhan yang mengendalikan pertumbuhan seluruh
sel tubuh yang mampu memperbesar ukuran dan jumlah, disertai efek utama adalah
pertumbuhan tulang dan massa otot rangka. Mobilisasi simpanan lemak berperan
dalam peningkatan mobilisasi lemak dan pemakaian lemak untuk energi.
10
stress, malnutrisi dan aktivitas yang merendahkan kadar gula darah, seperti
puasa dan olah raga.
b.
Inhibisi pelepasan
11
3.
Glukagon
Hormon ini dihasilkan oleh pulau-pulau Langerhans dari pankreas, tetapi oleh
tipe sel yang berbeda dengan sel yang menghasilkan insulin dan disekresikan ke
dalam darah untuk transpor dan distribusi. Glukagon akan mengaktivasi enzim yang
pada gilirannya akan mengubah katabolisme karbohidrat, lemak dan protein
sedemikian rupa sehingga terjadi efek berlawanan dengan yang ditimbulkan insulin.
Metabolisme lemak dapat berperan dalam menstimulasi sintesis keton dalam
hati ( keton merupakan senyawa yang dibentuk oleh asam lemak dan merupakan
sumber energi yang penting untuk jaringan dalam tubuh yang mampu
menggunakanya untuk menghasilkan energi), lipolisis (katabolisme lemak dalam
jaringan adiposa yang melepas gliserol dan asam lemak ke dalam darah sehingga zat
tersebut siap menjadi sumber energi bagi sel lain).
4.
Insulin
Peran insulin terhadap metabolisme lemak dapat dilihat dari jaringan adiposa
Efinefrin
Fungsi hormon ini adalah untuk mempersiapkan tubuh terhadap aktivitas fisik
yang merespon stress, kegembiraan, cedera, latihan dan penurunan kadar gula darah.
Efek efinefrin meliputi frekuensi jantung, metabolisme dan konsumsi oksigen
12
meningkat, kadar glukosa darah meningkat melalui stimulasi glikogenolisis pada hati
dan simpanan glikogen otot, pembuluh darah pada darah dan organ-organ viseral
berkontriksi sementara pembuluh di otot rangka dan otot jantung berdilatasi.
Hormon yang terlibat dalam metabolisme protein
1.
ACTH
ACTH meningkatkan sintesis maupun sekresi kortikosteroid oleh korteks
hal
ini
meliputi
semua
kortikosteroid
yaitu
terdiri
dari
GH
GH mempercepat laju sintesis protein pada seluruh tubuh dengan cara
Oksitosin
Stuktural oksitosin berupa siklik polipeptida yang terdiri dari 8 asam amino
Insulin
13
Insulin adalah hormon berstruktur protein dan disintesis dalam tubuh malalui
mekanisme yang sama dengan sintesis protein pada umumnya, yaitu oleh ribosom
retikulum. Produk akhir yang dihasilkan oleh organel sel ini berupa PRAZAT
INSULIN atau PRO INSULIN.
Peranan insulin terhadap metabolisme protein yaitu memudahkan transportasi
asam amino melalui membran sel jaringan tubuh sehingga memudahkan sintesis
protein intraseluler. Insulin meningkatkan pemasukan asam amino ke dalam sel dan
menstimulasinya.
Hormon yang terlibat dalam metabolisme air
Hormon yang terlibat metabolisme air ini adalah ADH yang disekresi oleh
kelenjar hipopisis posterior yang berperan dalam mengatur jumlah air yang melalui
ginjal, Oksitosin yang merangsang pengeluaran air susu dari kelenjar mamae,
Prolaktin yang dihasilkan oleh kelenjar hipopisis anterior dalam merangsang
produksi air susu dan Aldosteron yang terdapat pada korteks adrenal dalam
peningkatan reabsopsi natrium dan ekskresi kalium oleh ginjal yang diikuti oleh
pengaliran air kembali dalam darah.
C.
14
metabolisme karbohidrat dan karenanya kadar glukosa dalam darah orang normal
relatif konstan.
Sekresi insulin dapat berlangsung secara :
- Sekresi insulin basal: terjadi tanpa adanya rangsangan eksogen . Ini merupakan
jumlah insulin yang disekresikan dalam keadaan puasa.
- Sekresi insulin yang dirangsang : sekresi insulin karena adanya respon terhadap
rangsang eksogen.
Kekurangan hormon insulin dalam tubuh mengakibatkan penurunan aktivitas
enzim dalam proses glikolisis dan dengan demikian kadar glukosa menjadi lebih
tinggi dari pada keadaan normal.
Insulin memegang peranan penting dalam metabolisme karbihodrat, protein
dan lemak. Bahkan keseimbangan kadar gula darah sangat dipengaruhi oleh hormon
ini terutama untuk menurunkan kadar gula dalam darah.
Dalam menurunkan kadar gula darah ini, insulin akan meningkatkan difusi
glukosa melalui membran sel di jaringan. Selain efek-efek di atas dari insulin, ada
beberapa efek lain yang ditimbulkan oleh hormon tersebut yaitu:
1.
Efek
pada
hati
meliputi
peningkatan
sintesa
dan
3.
15
2. Glukagon
Glukagon diproduksi oleh sel-sel Langerhans dalam pankreas. Glukagon juga
mempunyai efek yang berlawanan dengan insulin yaitu dapat meningkatkan kadar
glukosa dalam darah dengan jalan meningkatkan glikogenolisis dalam hati. Glukagon
juga berfungsi mengaktifkan enzim siklase adenin yang mengubah ATP menjadi AMP
siklik. Adanya AMP siklik dapat meningkatkan aktivitas enzim fosforilase yang
bekerja sebagai katalis dalam proses penguraian glikogen. Selain itu, dalam
metabolisme lemak glukagon berperan untuk peningkatan lipolisis atau pemecahan
lemak itu sendiri.
3. Hormon Adrenokortikoid
Hormon adrenokortikoid diproduksi oleh kelenjar adrenal. Senyawa-senyawa
yang terdapat di dalam adrenal korteks yaitu mineralokortikoid yang terutama bekerja
pada metabolisme elektrolit atau mineral dan glukorkotikoid yang mempunyai
pengaruh terhadap metabolisme karbohidrat. Penurunan volume darah akan
merangsang peningkatan sekresi aldosteron yang selanjutnya akan mengembalikan
volume dan tekanan darah dalam keadaan normal.
4. Hormon Kelenjar Tiroid
Tiroid merupakan kelenjar yang berbentuk cuping kembar dan di antara
keduanya dapat daerah yang menggenting. Kelenjar ini terdapat di bawah jakun di
depan trakea. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin yang mempengaruhi
metabolisme sel tubuh dan pengaturan suhu tubuh.
Hormon yang dikeluarkan dari kelenjar tiroid mengandung iodium dan lebih
dari setengah jumlah keseluruhan iodium tubuh yang terdapat dalam kelenjar tiroid.
Pengeluaran hormon tiroid dipengaruhi oleh persediaan iodium dalam tubuh.
Kekurangan iodium dalam makanan dalam waktu panjang mengakibatkan
pembesaran kelenjar gondok karena kelenjar ini harus bekerja keras untuk
membentuk tiroksin. Kekurangan tiroksin menurunkan kecepatan metabolisme
sehingga pertumbuhan lambat dan kecerdasan menurun. Bila ini terjadi pada anak-
16
anak mengakibatkan kretinisme, yaitu kelainan fisik dan mental yang menyebabkan
anak tumbuh kerdil dan idiot. Kekurangan iodium yang masih ringan dapat diperbaiki
dengan menambahkan garam iodium di dalam makanan.
Dalam metabolisme protein yang tergantung pada jenis aktivitas yang berjalan
dalam tubuh, hormon ini menstimulasi laju anabolisme protein dengan cepat terutama
selama fase pertumbuhan dan peningkatan laju katabolisme protein.
Selain itu, Tiroksin dan Triiodotironin juga berperan dalam metabolisme
lemak dengan menstimulasi lipolisis, mobilisasi lipid dari jaringan adiposa dan
oksidasi asam lemak bebas oleh sel untuk produksi energi.
Selain fungsi-fungsi di atas, tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) juga memiliki
fungsi-fungsi sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
hormon medula dan sangat penting dalam kehidupan. Hormon aldosteron mempunyai
fungsi:
Mengekalkan keseimbangan ion natrium dan ion kalsium dalam darah.
Penyerapan ion Ca dan ion Na pada tubulus ginjal.
17
18
banyak hormon paratiroid dan apabila konsentrasinya meningkat maka kelenjar akan
menghasilkan lebih sedikit hormon.
Hormon paratiroid merangsang saluran pencernaan untuk menyerap lebih
banyak kalsium dan menyebabkan renal mengaktifkan vit.D. Selanjutnya vit.D
menambah saluran pencernaan untuk menyerap kalsium. Hormon paratiroid juga
merangsang tulang untuk melepaskan kalsium ke dalam darah dan menyebabkan
ginjal membuang sedikit kalsium ke dalam urine.
19
D.
MEKANISME
KERJA
HORMON
YANG
TERLIBAT
DALAM
20
4. AMP siklik bekerja dalam sel untuk mengubah kecepatan satu atau beberapa
proses.
Dari konsep tersebut dapat digambarkan mekanisme kerja hormon serta
peranan AMP siklik sebagai berikut :
rangsangan
kelenjar endokrin
hormon
Adenil siklase
membran sel
ATP
AMP siklik
Fosfodiesterase
AMP
Respon
fisiologis
21
22
Mekanisme haus
Haus adalah keinginan secara sadar untuk mendapatkan asupan air.
a) Pengatur haus.
Haus dikendalikan oleh pusat haus di hipotalamus. Pusat ini mengandung
saraf spesifik yang disebut osmoreseptor yang letaknya dekat dengan neuron yang
mengsekrsi hormon ADH.
b) Stimulus.
Stimulus utama untuk pusat haus adalah peningkatan osmolitas plasma dan
menurunkan volume darah.
Peningkatan osmolitas seperti diakibatkan oleh ingesti NaCl mengakibatkan
osmoreseptor kehilangan air, mengecil dan berdepolarisasi. Implus memberi
rangsangan kortek serebral
23
Peningkatan
osmolitas
plasma
menstimulasi
osmoreseptor
b)
5.
24
c. Hormon tiroid meningkatkan laju metabolisme semua sel dan penting untuk
sintesis protein serta pertumbuhan.
d. Glukokortikoid berperan dalam menstimulasi katabolisme protein dalam sel
selain sel hati dan meningkatkan penggunaan asam amino oleh hati dalam
proses glukoneogenesis.
e. Insulin meningkatkan pemasukan asam amino ke dalam sel dan menstimulasi
sintesis protein.
6.
yang
mengendalikan
keseimbangan
antara
penguraian
dan
b.
c.
Sekresi insulin dan glukosa diataur oleh kadar gula darah. Dengan
demikian glukosa yang berperan sebagai salah satu regulator lemak.
d.
25
E.
organ tubuh yang terletak di bawah otak sebesar biji kacang yang mempunyai sistem
saraf tertentu. Hipotalamus mempengaruhi kelenjar pituitari atau hipopisis yang dapat
mengeluarkan beberapa macam hormon. Sebagian dari hormon tersebut dapat
merangsang kelenjar lain untuk mengeluarkan hormon tertentu.
Pengaruh hipotalamus terhadap sistem endokrin dapat digambarkan sebagai
berikut :
Sistem saraf pusat
Hipotalamus
Faktor pelepas
Pituitari
FSH
Hormon pertumbuhan
LH
TSH
ACTH
26
Tiroid
Gonad
Adrenal korteks
Hormon kelamin
Tiroksin
Kortison
lainnya
juga
merangsang
pembentukan
hormon.
27
28
A.
Hipofisis Anterior
Pada bagian hipofisis ini dijumpai 3 jenis sel, yaitu :
(1) sel kromofob, berada di tengah-tengah jalur sel.
(2) sel kromatin, yang berada di luar jalur sel dan dekat pada sinusoid darah
yang terdiri dari 2 jenis sel yaitu:
(a) sel eosinofil, yang mengambil warna asam, dan
(b) sel basofil, yang mengambil warna basa.
1. Hormon-Hormon Hipofisis Anterior
Hipofisis anterior mensekresi hormon-hormon sebagai berikut :
(2)
(3)
(4)
b) Hormon tropik
Dengan pengecualian prolaktin dan MSH (Melanocyte Stimulating Hormone),
hormon-hormon tropik lainnya berada di bawah pengendalian/kontrol dari kelenjar
hipotalamus yang bernama releasing factor atau hypothalamic neurohormone
29
pria,
LH
menstimulasi
produksi
testosteron
oleh
testis,
30
Bersifat
meningkatkan
pertumbuhan
kelenjar
tiroid
serta
keaktifan
31
plasma darah. Half life kedua hormon tersebut dalam plasma darah dalam jangka
waktu yang sangat pendek, yaitu selama 1-5 menit.
a)
Vasopresin
Memiliki efek vasopressor dan antidiureti (ADH) yang bekerja pada tubulus
ginjal dan berhubungan erat dengan proses reabsorpsi air secara fakultatif. Aktivitas
ADH yang meningkat dijumpai pada stress (emosi dan fisik), stimulasi listrik,
pengaruh senyawa-senyawa asetil kolin, nikotin, dan morfin.
Aktifitas ADH menurun dapat dijumpai pada keadaan yang dipengaruhi
epinefrin, alkohol, dan volume darah yang meningkat. Keadaan dimana ADH tidak
disekresi, penderita akan mengeluarkan urin sebanyak 30 liter sehari dan penderita
semacam ini dikenal sebagai penderita Diabetes Insipidus.
b)
Oksitoksin
Bersifat memperkuat kontraksi uterus sehingga di bagian kebidanan oksitosin
digunakan untuk menginduksi persalinan bayi. Selain itu juga bersifat meningkatkan
kontraksi otot polos kelenjar mammae. Akibatnya sekresi ASI (Air Susu Ibu)
meningkat.
Hormon bekerja dalam sistem umpan balik. Loop umpan balik dapat positif
atau negatif dan memungkinkan tubuh untuk dipertahankan dalam situasi lingkungan
optimal. Hormon mengontrol laju aktivitas selular. Hormon tidak mengawali
perubahan biokimia. Hormon hanya mempegaruhi sel-sel yang mengandung reseptor
yang sesuai dan melalukan fungsi spesifik. Hormon mempunyai fungsi dependen dan
interdependen. Pelepasan hormon dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan
hormone dari kelenjar lainnya. Hormon secara konstan di reactivated oleh hepar atau
mekanisme lain dan diekskresi oleh ginjal.
Aktivitas endokrin dikontrol secara langsung dan tak langsung oleh
hipotalamus, yang menghubungkan sistem persarafan dengan sistem endokrin. Dalam
berespons terhadap input dari area lain dalam otak dan dari hormon dalam dalam
32
33
Apabila kadar air dalam tubuh berkurang maka konsentrasi darah bertambah
besar. Saraf penerima dalam hipotalamus mengetahui keadaan ini dan hipotalamus
mempengaruhi pituitari sehingga pituitari mengeluarkan hormon antidieuretik atau
ADH. ADH berperan untuk menghambat keluarnya air dari ginjal. Hipotalamus juga
mempengaruhi ginjal melalui sistem saraf hingga memproduksi renin. Renin
menyebabkan terbentuknya angiotensin yaitu suatu polipeptida dalam hati. Hormon
ini memperkuat keinginan untuk minum yang telah ditimbulkan oleh hipotalamus dan
juga meningkatkan pengeluaran ADH.