Antropometri
Pada kegiatan lapangan kedua dilakukan pengukuran antropometri dan pencatatan
hasilnya
oleh
mahasiswa. Antropometri
secara
umum digunakan
untuk
melihat
ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola
pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam
tubuh. Pemeriksaan antropometri juga dapat dilakukan untuk menilai status gizi lansia. Pada
pengukuran antropometri lansia dilakukan pengukuran terhadap :
a. BB (Berat Badan)
b. TB (Tinggi Badan)
Pengukuran antropometri yang kami lakukan di Posyandu Desa Pilang Kecamatan
Ketitang adalah pengukuran tinggi badan dan berat badan. Dari data yang kami dapat ini
kemudian dihitung Indeks Massa Tubuh (IMT) Lansia. Rumus menghitung IMT yaitu dengan
membagi berat badan dalam kilogram dengan kuadrat dari tinggi badan dalam meter (kg/m).
Berikut adalah hasil penghitungan Indeks Massa Tubuh pada lansia yang tercatat berat badan
dan tinggi badan pada Posyandu Desa Pilang Kecamatan Ketitang:
No
Nama
IMT (kg/m2)
BB (kg)
TB (cm)
32
139
16,56
141
Sulatin
Ngatinem
Kayatin
42
142
20,82
Rusiyah
148
Marti
64
159
25,31
Jasminah
33
147
15,27
Karti
40
154
16,86
Siti Munjayanah
54
152
23,37
Siti Khuzaimah
42
150
18,66
10
Siti Qomariyatun
54
164
20,07
11
Istingadah
56
156
23,01
12
Siti Fatimah
64
155
26,63
13
Murtofiah
155
14
Darsini
51
151
22,36
15
Nangimah
45
144
21,70
16
Bakir
72
164
26,76
17
Saebani
60
170
20,76
18
Suminah
36
132
20,66
Untuk mengetahui status gizi dari lansia yang kami ukur, hasil penghitungan IMT
kemudian dibandingkan dengan nilai nilai di kategori ambang.
mereka dapat mengontrol tekanan darahnya. Berdasarkan guideline dari Eight Joint National
Commitee (JNC 8) terapi lini pertama dari hipertensi adalah dengan modifikasi gaya hidup,
baru setelah itu dilakukan intervensi farmakologis dengan target tekanan darah pada usia >=
60 tahun adalah tekanan darah sistolik <150mmHg dan diastolik <90mmHg
Hasil dari pengukuran tekanan darah lansia kemudian dikelompokkan berdasarkan
klasifikasi JNC 8 dan diperoleh hasil sebagai berikut :
Klasifikasi
Tekanan Darah
Normal
TD Sistole
(mmHg)
TD Diastole
(mmHg)
<120
Dan
<80
3 orang
Prahipertensi
120-139
Atau
80-89
4 orang
Hipertensi derajat 1
140-159
Atau
90-99
8 orang
Hipertensi derajat 2
>160
Atau
>100
3 orang
Tekanan darah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di mana salah satunya adalah
usia. Pada manusia terjadi perubahan fisiologis seiring bertambahnya usia seperti perubahan
perubahan fungsi berupa peningkatan tekanan darah sistolik, berkurangnya vasodilatasi
yang dimediasi beta adrenergik, dan penebalan dinding serta berkurangnya elastisitas pada
pembuluh darah. Hal ini menyebabkan tekanan darah sistolik dan diastolik cenderung
meningkat sesuai dengan umur. Akan tetapi meskipun peningkatan tekanan darah merupakan
mekanisme fisiologis, definisi hipertensi tetap tidak berubah sesuai dengan umur. Sehingga
menurut tabel, Lansia yang menderita hipertensi di Desa Pilang Kecamatan Ketitang ada 11
orang dengan persentase 61% dari total seluruh lansia.
Setelah pengukuran selesai dilakukan dan diketahui hasil tekanan darah seperti pada
tabel kemudian kami melakukan edukasi mengenai cara mengontrol tekanan darah dengan
modifikasi gaya hidup. Gaya hidup yang harus diperbaiki antara lain menurunkan berat badan
jika ada kegemukan, meningkatkan aktivitas fisik aerobik, mengurangi asupan garam,
menghentikan merokok, serta mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol. Untuk
intervensi farmakologis sendiri peresepan dan pemberian obat dilakukan oleh ibu bidan.
Berdasarkan JNC 8, intervensi farmakologis yang diberikan pada lini pertama lansia dengan
hipertensi adalah golongan Calsium Channel Blocker (CCB) seperti nifedipine, amlodipine,
dll atau diuretic thiazide seperti klorothiazide.