Anda di halaman 1dari 8

Mantel adalah bagian dari planet kebumian atau benda langit lain yang cukup besar sehingga

mampu mengalamidiferensiasi berdasarkan kepadatan. Seperti planet kebumian lain, bagian


dalam Bumi secara kimiawi terbagi menjadi lapisan-lapisan. Mantel adalah lapisan yang berada di
antara kerak dan inti luar.
Mantel Bumi merupakan lapisan berbatu dengan kedalaman sekitar 2.900 km (1,800 mil)[1] yang
meliputi 84% volume Bumi.[2] Mantel atas Bumi dapat dibagi menjadi dua: astenosfer dalam yang
terdiri dari bebatuan yang mengalir dengan kedalaman sekitar 200 km [3] dan bagian paling
bawah litosfer yang terdiri dari bebatuan keras dengan kedalaman antara 50 hingga 120 km. [4] Di
beberapa tempat di bawah samudra mantel terpapar dengan permukaan Bumi. [5] Di beberapa
tempat di darat, bebatuan mantel terdorong ke permukaan akibat aktivitas tektonik, seperti wilayah
Tableland di Taman Nasional Gros Morne, Newfoundland dan Labrador, Kanada.

Referensi
1.

^ Mantle: Schlumberger Oilfield Glossary. Glossary.oilfield.slb.com. Diakses pada 201305-11.

2.

^ Robertson, Eugene (2007). "The interior of the earth". USGS. Diakses 2009-01-06.

3.

^ Asthenosphere: Schlumberger Oilfield Glossary. Glossary.oilfield.slb.com. Diakses


pada 2013-05-11.

4.

^ Lithosphere: Schlumberger Oilfield Glossary. Glossary.oilfield.slb.com. Diakses pada


2013-05-11.

5.

^ Mission to Study Earth's Gaping 'Open Wound'. LiveScience. Diakses pada 2013-0511.

Mantel bumi dibagi menjadi 2 bagian yaitu :


Mantel bagian atas, dan mantel bagian bawah.
Mantel bagian atas bersifat semi plastis dan memiliki kedalaman hingga 400 km
yang biasa disebut litosfer. Sedangkan mantel bawah bersifat padat dan memiliki
kedalaman hingga 2900 km yang dinamakan asthenosfer.
Litosfer adalah kulit terluar dari planet berbatu. Litosfer berasal dari kata Yunani,
lithos () yang berarti berbatu, dan sphere () yang berarti padat. Litosfer
berasal dari kata lithos artinya batuan, dan sphere artinya lapisan. Secara harfiah
litosfer adalah lapisan Bumi yang paling luar atau biasa disebut dengan kulit Bumi.
Pada lapisan ini pada umumnya terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan Si02,
itulah sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan silikat dan memiliki
ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri atas dua bagian, yaitu Litosfer atas
(merupakan daratan dengan kira-kira 35% atau 1/3 bagian) dan Litosfer bawah
(merupakan lautan dengan kira-kira 65% atau 2/3 bagian).

Litosfer Bumi meliputi kerak dan bagian teratas dari mantel Bumi yang
mengakibatkan kerasnya lapisan terluar dari planet Bumi. Litosfer ditopang oleh
astenosfer, yang merupakan bagian yang lebih lemah, lebih panas, dan lebih dalam
dari mantel. Batas antara litosfer dan astenosfer dibedakan dalam hal responnya
terhadap tegangan: litosfer tetap padat dalam jangka waktu geologis yang relatif
lama dan berubah secara elastis karena retakan-retakan, sednagkan astenosfer
berubah seperti cairan kental.

Litosfer terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan


terjadinya gerak benua akibat konveksi yang terjadi dalam astenosfer.

Konsep litosfer sebagai lapisan terkuat dari lapisan terluar Bumi dikembangkan oleh
Barrel pada tahun 1914, yang menulis serangkaian paper untuk mendukung konsep
itu. konsep yang berdasarkan pada keberadaan anomali gravitasi yang signifikan di
atas kerak benua, yang lalu ia memperkirakan keberadaan lapisan kuat (yang ia
sebut litosfer) di atas lapisan lemah yang dapat mengalir secara konveksi (yang ia
sebut astenosfer). Ide ini lalu dikembangkan oleh Daly pada tahun 1940, dan telah
diterima secara luas oleh ahli geologi dan geofisika. Meski teori tentang litosfer dan
astenosfer berkembang sebelum teori lempeng tektonik dikembangkan pada tahun
1960, konsep mengenai keberadaan lapisan kuat (litosfer) dan lapisan lemah
(astenosfer) tetap menjadi bagian penting dari teori tersebut.

Terdapat dua tipe litosfer


Litosfer samudra, yang berhubungan dengan kerak samudra dan berada di dasar
samdura
Litosfer benua, yang berhubungan dengan kerak benua
Litosfer samudra memiliki ketebalan 50-100 km, sementara litosfer benua memiliki
kedalaman 40-200 km. Kerak benua dibedakan dengan lapisan mantel atas karena
keberadaan lapisan Mohorovicic.
Litosfer tersusun atas tiga macam material utama dengan bahan dasar pembentukannya
adalah Magma dengan berbagai proses yang berbeda-beda. Berikut merupakan material batuan
penyusun litosfer,

Batuan Beku (Igneous Rock)


Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma pijar yang membeku
menjadi padat, dengan sekitar 80% material batuan yang menyusun batuan kerak
Bumi adalah batuan beku. Berdasarkan tempat terbentuknya magma beku. batuan
beku dibagi menjadi tiga macam,
Batuan Beku Dalam (Plutonik/Abisik)

Batuan beku dalam terjadi dari pembekuan magma yang berlangsung perlahanlahan ketika masih berada jauh di dalam kulit Bumi. Contoh batuan beku dalam
adalah granit, diorit, dan gabbro.
Batuan Beku Gang/Korok (hypabisal)
Batuan beku korok terjadi dari magma yang membeku di lorong antara dapur magma dan
permukaan Bumi. Magma yang meresap di antara lapisan-lapisan litosfer mengalami proses
pembekuan yang berlangsung lebih cepat, sehingga kristal mineral yang terbentuk tidak semua
besar. Campuran kristal mineral yang besarnya tidak sama merupakan ciri batuan beku korok.
Batuan Beku Luar(vulkanik)
Batuan beku luar terjadi dari magma yang keluar dari dapur magma membeku di permukaan Bumi
(seperti magma hasil letusan gunung berapi). Contoh batuan beku luar
adalah :basalt, diorit, andesit, obsidin, scoria, batuan apung (pumice).

Batuan Sedimen (Sedimentary Rock)


Batuan Sedimen merupakan batuan mineral yang telah terbentuk dipermukaan
Bumi yang mengalami pelapukan. Bagian - bagian yang lepas dari hasil pelapukan
tersebut terlepas dan ditansportasikan oleh aliran air, angin, maupun oleh gletser
yang kemudian terendapkan atau tersedimentasi dan terjadilah proses diagenesis
yang menyebabkan endapan tersebut mengeras dan menjadi bantuan sedimen.
Batuan Sedimen berdasar proses pembentukannya terdiri atas,

1. Batuan Sedimen Klastik


2. Batuan Sedimen Kimiawi
3. Batuan Sedimen Organik
Berdasar tenaga yang mengangkutnya Batuan Sedimen terdiri atas,
1.
2.
3.
4.

Batuan
Batuan
Batuan
Batuan

Sedimen
Sedimen
Sedimen
Sedimen

Aeris atau Aeolis


Glasial
Aquatis
Marine

Batuan Malihan (Metamorf)


Batuan Malihan terbentuk karena terjadinya penambahan suhu atau penambahan
tekanan yang tinggi dan terjadi secara bersamaan pada batuan sedimen.
Referensi[sunting | sunting sumber]
Geologi (J.A. Katili). Bandung: Pertjetakan Kilatmadju, 1979

Barrel J. 1914. The Strength of the Earth's Crust. Journal of Geology


Daly R. 1940. Strength and Structure of the Earth. New York: Prentice Hall

Astenosfer merupakan lapisan dibawah litosfer dan diatas mantel atas bumi.
Astenosfer berasal dari bahasa Yunani, asthenes yang berarti lemah dan sphere
yang berarti lapisan/bulatan. Secara definitif, Astenosfer adalah lapisan yang
terletak dibawah litosfer dan diatas mantel atas bumi yang terliat dalam pergerakan
lempeng tektonik dan penyesuaian isotatic. Dasar Astenosfer berada pada
kedalaman sekitar 700 km.
Mantel Bumi
Mantel bumi terletak di antara kerak dan inti luar bumi. Mantel bumi merupakan
batuan yang mengandung magnesium dan silikon. Suhu pada mantel bagian atas
1300 C-1500 C dan suhu pada mantel bagian dalam 1500 C-3000 C
Inti Bumi
Inti Bumi terletak pada lapisan terdalam. Inti Bumi terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
Inti bumi bagian luar merupakan salah satu bagian dalam bumi yang melapisi inti
bumi bagian dalam. Inti bumi bagian luar mempunyai tebal 2250 km dan
kedalaman antara 2900-4980 km. Inti bumi bagian luar terdiri atas besi dan nikel
cair dengan suhu 3900 C
Inti bumi bagian dalam merupakan bagian bumi yang paling dalam atau dapat juga
disebut inti bumi. inti bumi mempunyai tebal 1200km dan berdiameter 2600km. inti
bumi terdiri dari besi dan nikel berbentuk padat dengan temperatur dapat mencapai
4800 C.
Sedangkan menurut sifat mekanik (sifat dari material) -nya, bumi dapat dibagi
menjadi lapisan-lapisan sebagai berikut :
1. Litosfer
Litosfer adalah kulit terluar dari planet berbatu. Litosfer berasal dari kata Yunani,
lithos yang berarti berbatu, dan sphere yang berarti padat.
Litosfer bumi meliputi kerak dan bagian teratas dari mantel bumi yang
mengakibatkan kerasnya lapisan terluar dari planet bumi. Litosfer ditopang oleh
astenosfer, yang merupakan bagian yang lebih lemah, lebih panas, dan lebih dalam
dari mantel. Batas antara litosfer dan astenosfer dibedakan dalam hal responnya
terhadap tegangan: litosfer tetap padat dalam jangka waktu geologis yang relatif
lama dan berubah secara elastis karena retakan-retakan, sednagkan astenosfer
berubah seperti cairan kental.

Litosfer terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan


terjadinya gerak benua akibat konveksi yang terjadi dalam astenosfer. Konsep
litosfer sebagai lapisan terkuat dari lapisan terluar bumi dikembangkan oleh Barrel
pada tahun 1914, yang menulis serangkaian paper untuk mendukung konsep itu.
konsep yang berdasarkan pada keberadaan anomali gravitasi yang signifikan di atas
kerak benua, yang lalu ia memperkirakan keberadaan lapisan kuat (yang ia sebut
litosfer) di atas lapisan lemah yang dapat mengalir secara konveksi (yang ia sebut
astenosfer). Ide ini lalu dikembangkan oleh Daly pada tahun 1940, dan telah
diterima secara luas oleh ahli geologi dan geofisika. Meski teori tentang litosfer dan
astenosfer berkembang sebelum teori lempeng tektonik dikembangkan pada tahun
1960, konsep mengenai keberadaan lapisan kuat (litosfer) dan lapisan lemah
(astenosfer) tetap menjadi bagian penting dari teori tersebut.
Terdapat dua tipe litosfer yaitu : Litosfer samudra, yang berhubungan dengan kerak
samudra dan berada di dasar samdura Litosfer benua, yang berhubungan dengan
kerak benua. Litosfer samudra memiliki ketebalan 50-100 km, sementara litosfer
benua memiliki kedalaman 40-200 km. Kerak benua dibedakan dengan lapisan
mantel atas karena keberadaan lapisan Mohorovicic.
2. Astenosfer
Astenosper merupakan lapisan dibawah lempeng tektonik, yang menjadi tempat
bergeraknya lempeng benua.

3. Mesosfer
Mesosfer adalah lapisan udara ketiga, di mana suhu atmosfer akan berkurang
dengan pertambahan ketinggian hingga ke lapisan keempat, termosfer. Udara yang
terdapat di sini akan mengakibatkan pergeseran berlaku dengan objek yang datang
dari angkasa dan menghasilkan suhu yang tinggi. Kebanyakan meteor yang sampai
ke bumi biasanya terbakar di lapisan ini.
Mesosfer terletak di antara 50 km dan 80-85 km dari permukaan bumi, saat
suhunya berkurang dari 290 K hingga 200 K (18oC hingga 73oC). Antara lapisan
Mesosfer dengan lapisan atermosfer terdapat lapisan perantara yaitu Mesopause.

Struktur Lapisan Bumi


1. Litosfer (lapisan batuan pembentuk kulit bumi atau crust)
Litosfer berasal dari kata lithos berarti batu dan sfhere/sphaira berarti bulatan atau
lapisan. Dengan demikian Litosfer dapat diartikan lapisan batuan pembentuk kulit

bumi. Dalam pengertian lain, litosfer adalah lapisan bumi paling atas dengan
ketebalan lebih kurang 70 km yang tersusun dari batuan penyusun kulit bumi.

2. Astenosfer (lapisan selubung atau mantle)


Astenosfer, yaitu lapisan yang terletak di bawah litosfer dengan ketebalan sekitar
2.900 km berupa material cair kental dan berpijar dengan suhu sekitar 3.000 C,
merupakan campuran dari berbagai bahan yang bersifat cair, padat dan gas
bersuhu tinggi.

3. Barisfer (lapisan inti bumi atau core)


Barisfer, yaitu lapisan inti bumi yang merupakan bagian bumi paling dalam yang
tersusun atas lapisan Nife (Niccolum atau nikel dan ferrrum atau besi). Lapisan ini
dapat pula dibedakan atas dua bagian yaitu inti luar dan inti dalam.

a. Inti luar (Outer core)


Inti luar adalah inti bumi yang ada di bagian luar. Tebal lapisan ini sekitar 2.200 km,
tersusun atas materi besi dan nikel yang bersifat cair, kental, dan panas berpijar
bersuhu sekitar 3.900 C.

b. Inti dalam (Inner core)


Inti dalam adalah inti bumi yang ada di lapisan dalam dengan ketebalan sekitar
2.500 km, tersusun atas materi besi dan nikel pada suhu yang sangat tinggi yakni
sekitar 4.800 C, akan tetapi tetap dalam keadaan padat dengan densitas sekitar 10
gram/cm3. Hal itu disebabkan adanya tekanan yang sangat tinggi dari bagianbagian bumi lainnya.

Lapisan atas kerak bumi, di daerah daratan, biasanya dilapisi tanah. Tanah, yang
terdiri atas partikel batuan yang ditimpa cuaca, juga mengandung banyak zat
organik yang berasal dari pembusukan makhluk hidup zaman purba. Tanah
mendukung kehidupan tanaman di bumi dan juga binatang karena makanan hewan,
baik langsung maupun tidak berasal dari tanaman.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakteristik lapisan bumi


paling dalam (inti) memiliki sifat pejal atau keras yang diselubungi lapisan cair
relatif kental, sedangkan bagian luar atau atasnya berupa litosfer yang pejal dan
keras pula.

Sumber: Memahami GEOGRAFI SMA/MA-X. Bagja Waluya; Pusat Perbukuan


Departemen Pendidikan Nasional, 2009

http://blog-iptek.blogspot.com/2011/...isan-bumi.html

Anda mungkin juga menyukai