Anda di halaman 1dari 5

STEP 1

1. Haid :
Keadaan Fisiologikberupa sekret yang terdiri dari darah dan jaringan
mukosa uterus yang keluar melalui vagina. Mentruasi dikendalikan oleh
hormon ovarium dan pada keadaan normal akan terjadi secara berulang
sekitar 4 minggu sekali sepanjang periode reproduksi (pubertas hingga
menopouse)

kecuali

selama

masa

kehamilan

dan

laktasi

(Prawirohardjo,2008)
STEP 3 :
1. Gangguan Menstruasi
1. Gangguan dalam jumlah darah
a. Hipermenorea (menoragia),

yaitu darah banyak keluar

saat

menstruasi. Jumlah napkin lebih dari 5 buah/hari atau 30ml darah


menstruasi selama 7 hari.
b. Hipomenorea, yaitu darah menstruai yang keluar sangatlah sedikit.
Darah kurang dengan siklus normal. Jumlah napkin kurang dari 3
buah/hari atau kurang dari 30ml darah dalam 7 hari.
Hipermenorea dan hipomenorea disebabkan oleh ketidak
seimbangan hormon estrogen dan progesteron didalam tubuh
sehingga terbentuk endometrium yang keras. Hal ini dapat
disebabkan arena adanya ganguan rahim, radang pada vagina, kanker
rahim dan sebagainya.
2. Kelainan siklus
a. Polimenorea : siklus kurang dari 20 hari
b. Oligomenorea : siklus diatas 35 hari
c. Amenorea :
1. Amenorea Primer :

Gangguan hormon pertembuhan,

Perempuan yang belum menstruasi setelah usia 16 tahun .


2. Amenorea Sekunder : terlambat menstruasi selama tiga
bulan berturut-turut dikarenakan pelepasan hormon Gr-RH
yang rendah, stress, anoreksia, berat badan yang menurun
extream,

olahraga

berat,

(Nelson,2000)
3. Pendarahan di siklus menstruasi metroragia
4. Syndroma Pra Menstruasi (PMS)

Pil

KB,

kista

ovarium.

Gejala fisik, emosi dan prilaku terjadi pada fase 1 minggu sebelum
menstruasi.
Gejala : Payudara lembut dan bengkak, depresi, murung, emosi labil,
libido menurun, perut kembung,kram,sakit kepala, susah tidur, susah
uang air besar.
Gangguan lain yang menyertai menstruasi
a.
b.
c.
d.

Premenstrual tension
Mastodinia
Mittelsc1szhmerz : rasa nyeri saat ovulasi
Dismenorea
Dismenorea Pimer : Terjadi wajar pada usia remaja dapat dihilangkan
dengan obat antiinflamasi, olahraga, kompres air hangat
Dismenorea Sekunder : disebabkan karena penyaki

fibroid

uterus,radang panggul, endometrosis, hamil etopik.


e. Vicarious menstruation : pendarahan yang terjadi pada organ lainnya
yang

tidak

ada

hubungan

dengan

endometrium.

(Prawirohardjo,2008)
STEP 7 :

1. Siklus Endomentrium, terdiri dari 4 fase, yaitu:


a. Fase menstruasi
Endometrium lepas dari dinding uterus dengan disertai
pendarahan (darah dari pembuluh darah endometrium) dan
lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Rata-rata
fase ini berlangsung selama lima hari (rentang 3-6 hari) ada
juga yang menyatakan 3-7 hari.

b. Fase proliferasi
Fase proliferasi merupakan periode pertumbuhan cepat
yang berlangsung sejak sekitar hari ke-5 sampai hari ke-14
dari siklus haid. Dalam fase ini endometrium tumbuh
menjadi setebal 3,5 mm atau sekitar 8-10 kali lipat dari
semula, yang akan berakhir saat ovulasi.
c. Fase sekresi/luteal
Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar
tiga hari sebelum periode menstruasi berikutnya. Pada akhir

fase sekresi, endometrium sekretorius yang matang dengan


sempurna mencapai ketebalan seperti beludru yang tebal dan
halus. Endometrium menjadi kaya dengan darah dan sekresi
kelenjar.
d. Fase iskemi/premenstrual
Implantasi atau nidasi ovum yang dibuahi terjadi sekitar
sampai 10 hari setelah ovulasi. Apabila tidak terjadi
pembuahan dan implantasi, korpus luteum yang mensekresi
estrogen dan progesteron menyusut. Lapisan fungsional
terpisah dari lapisan basal dan perdarahan menstruasi
dimulai.
2. Siklus Ovulasi
merupakan

peningkatan

kadar

estrogen

yang

menghambat

pengeluaran FSH, kemudian hipofise mengeluarkan LH (lutenizing


hormon). Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit
sekunder dari folikel. Folikel primer primitif berisi oosit yang tidak
matur (sel primordial). Sebelum ovulasi, satu sampai 30 folikel
mulai matur didalam ovarium dibawah pengaruh FSH dan
estrogen. Lonjakan LH sebelum terjadi ovulasi mempengaruhi
folikel yang terpilih. Di dalam folikel yang terpilih, oosit matur dan
terjadi ovulasi, folikel yang kosong memulai berformasi menjadi
korpus luteum. Korpus luteum mencapai puncak aktivitas
fungsional 8 hari setelah ovulasi, dan mensekresi baik hormon
estrogen maupun progesteron. Apabila tidak terjadi implantasi,
korpus luteum berkurang dan kadar hormon menurun. Sehingga
lapisan fungsional endometrium tidak dapat bertahan dan akhirnya
luruh.
3. Siklus Hipofisis-hipotalamus
Pada saat mendekati akhir siklus menstruasi yang normal, kadar
estrogen dan progesteron dalam akan darah menurun. Kadar

hormon ovarium yang rendah dalam darah ini menstimulasi


hipotalamus untuk mensekresi gonadotropin realising hormone
(Gn-RH). Selanjutnya, Gn-RH menstimulasi sekresi folikel
stimulating

hormone

(FSH). Kemudian

FSH

menstimulasi

perkembangan folikel de graaf ovarium dan produksi estrogennya.


Kadar estrogen mulai menurun dan Gn-RH hipotalamus memicu
hipofisis anterior untuk mengeluarkan lutenizing hormone (LH).
LH mencapai puncak kerjanya pada sekitar hari ke-13 atau ke-14
dari siklus 28 hari. Apabila tidak terjadi fertilisasi dan implantasi
ovum pada masa ini, korpus luteum menyusut, oleh karena itu
kadar estrogen dan progesteron menurun, maka akan terjadi
menstruasi. (Bobak,2004)

Menstuasi disebabkan karena berkurangnya hormon estrogen dan


progesteron karena koprpus luteum di ovarium tiba-tiba berhenti.
Pada masa menstruasi banyak leukosit dan bahan nekrotik darah.
Akibat banyaknya leukosit yang keluar ini dapat menyebabkan
uterus menjadi sangat resisten terhadap infeksi selama siklus
menstruasi.

Dari

peluruhan

dinding

endometrium

juga

mengeluarkan prostagladin yang menimbulkan rasa nyeri pada


wanita yang sedang menstruasi (Guyton,2007)

DAFTAR PUSTAKA
Behrman, Richard E, et al. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15.
Jakarta : EGC, 2000.
Bobak , L. (2004). Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.
Guyton, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Terjemahan). 11
ed. Rachman RY, Hartanto H, Novrianti A, Wulandari N, editors.
Jakarta: EGC; 2007

Prawirohardjo,S., 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai