Chapter II Anc
Chapter II Anc
TINJAUAN PUSTAKA
Prawiroharjo
(2005),
pemeriksaan
kehamilan
merupakan
pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak
dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum
sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental.
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau
dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan Antenatal Care (ANC), petugas
mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan
pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine serta ada
tidaknya masalah atau komplikasi (Saifudin, 2005).
Menurut Henderson (2006), kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kontak
ibu hamil dengan pemberi perawatan/asuhan dalam hal mengkaji kesehatan dan
10
Universitas Sumatera Utara
11
12
13
14
b.
15
c.
Minimal 2 kali pada trimester III, (K3-K4), usia kehamilan > 24 minggu.
1. Jadwal pemeriksaan
Menurut Departemen Kesehatan RI (2002), pemeriksaan kehamilan berdasarkan
kunjungan antenatal dibagi atas :
a. Kunjungan Pertama (K1)
Meliputi : (1) Identitas/biodata, (2) Riwayat kehamilan, (3) Riwayat
kebidanan, (4) Riwayat kesehatan, (5) Riwayat sosial ekonomi, (6)
Pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan, (7) Penyuluhan dan
konsultasi.
b. Kunjungan Keempat (K4)
Meliputi : (1) Anamnese (keluhan/masalah) (2) Pemeriksaan kehamilan dan
pelayanan
kesehatan,
(3)
Pemeriksaan
psikologis,
(4)
Pemeriksaan
16
17
status
sosial
ekonomi
(meliputi:
pendidikan,
pekerjaan,
18
19
4. Efisiensi
Elemen pokok lain dari pelayanan kesehatan yang bermutu adalah efesiensi yang
menyangkut aspek ekonomi dan pembiayaan pelayanan kesehatan baik bagi
pasien, provider maupun bagi organisasi/institusi penyelenggaraan pelayanan.
20
2. Komponen
enabling
(pemungkin/pendorong),
menunjukkan
kemampuan
21
ENABLING/PEMUNGKIN
- Dukungan Suami
- Ekonomi Keluarga
- Pembayaran
- Ongkos
- Waktu
- Ketersediaan Pelayanan
- Jarak
NEED
- Riwayat/kehamilan masa lalu
- Keluhan/penyakit yang diderita
- Persepsi Sehat
- Kondisi Ibu
- Rencana Pengobatan
- HB
PEMANFAATAN PELAYANAN
ANTENATAL
22
23
kehamilan
berdampak
pada
ibu
hamil
tidak
memeriksakan
24
25
Kehamilan berturut-turut membuat ibu bisa kepayahan. Para ilmuwan dari New York
AS menyebutkan, wanita butuh waktu untuk pulih dari kehamilan. Selain itu,
kehamilan yang terjadi dalam jangka waktu pendek akan menyebabkan anak-anak
yang dilahirkan rentan mengalami kekurangan gizi. Dalam hal ini perlu
memperhatikan interval kehamilan karena jarak kehamilan yang terlalu rapat
mengundang risiko bagi para wanita, Jadi sebaiknya apabila ibu hamil dengan
interval kehamilan yang rapat sebaiknya rutin memeriksakan kehamilannya.
Faktor kebutuhan dalam pemanfaatan Antenatal Care (ANC) adalah sebagai
berikut :
1. Penyakit yang diderita
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya
bahaya dan komplikasi yang lebih besar baik terhadap ibu maupun terhadap janin
yang dikandungnya selama masa kehamilan, melahirkan ataupun nifas bila
dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan nifas normal. Penyakit yang diderita
ibu baik sejak sebelum hamil ataupun sesudah kehamilan, seperti : penyakit paru,
penyakit jantung sianotik, penyakit ginjal dan hipertensi, penyakit kelenjar endokrin
(gondok, diabetes mellitus dan penyakit hati), penyakit infeksi (virus dan bakteri
parasit), kelainan darah ibu-janin ataupun keracunan obat dan bahan-bahan toksis,
juga merupakan penyabab yang mengakibatkan terjadinya gangguan dan penyulit
pada kehamilan. Disamping itu, kehamilan sendiri dapat menyebabkan terjadinya
penyakit pada ibu hamil. Penyakit yang tergolong dalam kelompok ini antara lain :
26
27
penderita yang sakit. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat
mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan.
Menurut Friedman (2003) dukungan keluarga merupakan bagian integral dari
dukungan sosial. Dampak positif dari dukungan keluarga adalah meningkatkan
penyesuaian diri seseorang terhadap kejadian-kejadian dalam kehidupan.
28
4. Dukungan emosional
Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan
serta membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek dari dukungan
emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya
kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan.Dukungan sosial
keluarga dapat berupa dukungan sosial keluarga internal, seperti dukungan dari
suami/istri atau dukungan dari saudara kandung atau dukungan sosial keluarga
eksternal (Friedman, 1998).
29
keluarga kelas bawah, hubungan yang ada lebih otoritas atau otokrasi. Selain itu
orang tua dengan kelas sosial menengah mempunyai tingkat dukungan, afeksi dan
keterlibatan yang lebih tinggi daripada orang tua dengan kelas sosial bawah
(Akhmadi, 2006).
30
penyakit termasuk stress serta kecemasan yang ada kaitannya dengan kesehatan
(Muzaham, 1995).
Menurut Reinke (1994) yang dikutip oleh Siregar (2005), ada beberapa faktor
yang memengaruhi seseorang memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah
faktor
regional, faktor dan sistem pelayanan kesehatan yang bersangkutan yatu tipe dari
organisasi, misalnya rumah sakit, puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan
31
Komponen Predisposisi
- Paritas
- Interval Kelahiran
- Pendidikan
- Pengetahuan
- Sikap
Komponen Pemungkin
- Dukungan Suami
- Ekonomi Keluarga
- Pembayaran
- Ongkos
- Waktu
- Ketersediaan Pelayanan
- Jarak
Komponen Need
- Riwayat/kehamilan masa lalu
- Keluhan/penyakit yang diderita
- Persepsi sehat
- Kondisi ibu
- Rencana pengobatan
- HB
32
Faktor Predisposisi
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Pengetahuan
- Paritas
- Interval Kehamilan
Faktor Kebutuhan
- Penyakit yang diderita
- Kehamilan masa lalu
Pemanfaatan
Antenatal Care (ANC)
Faktor Pemungkin
- Dukungan suami