Anda di halaman 1dari 2

Sunnah ketika menguap

Dari Abu Hurairah radhiyallahu `anhu, bahwa Nabi bersabda:

innallaha yuhibbu al-`uthaasa wa yakrahu at-tatsaauba, faidzaa `athasa fahimadallaha,


fahaqqun `alaa kulli muslimin sami`ahu an yusyammitahu. wa ammaa at-tatsaaubu
fainnamaa huwa minasy-syaithaani falyarrudahu mas-tathaa`a, faidzaa qaala haa dhahika
minhu asy-syaithaanu.

Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap. Jika seseorang


bersin dan mengucapkan Alhamdulillah, maka bagi semua muslim yang
mendengarnya hendaklah mengucapkan tasymit (yaitu mengucapkan
yarhamukallah). Adapun menguap adalah dari setan, maka hendaknya
ditahan semampunya. Jika ia (ketika menguap) mengatakan, haa, maka
setanpun tertawa. [HR. al-Bukhoriy: 6223, 6226 dan Abu Dawud: 5028]
Dari Abu Said al-Khudriy radhiyallahu `anhu berkata, Rasulullah bersabda:









idzaa tatsaa-aba ahadukum falyumsik biyadihi `alaa fiihi, fainnasy-syaithaana yadkhulu
Jika seorang dari kalian menguap, hendaklah ia menutup mulutnya dengan
tangan, sebab setan bisa masuk. [HR. Muslim: 2995 dan Abu Dawud: 5026].
Bisakah setan masuk melalui mulut manusia? Hal ini bukanlah hal aneh dan
mengherankan bagi orang yang beriman. Sebab setan benar-benar bisa masuk
ke tubuh manusia melalui peredaran darahnya. Sebagaimana telah dipahami di
dalam sebuah hadits dari Ali bin Husain radhiyallahu `anhu, Nabi bersabda:

innasy-syaithaana yablughu min ibni aadama mablaghad-dam.


Sesungguhnya setan itu dapat mencapai tempat mengalirnya darah manusia.
[HR al-Bukhoriy: 2035, 2038, 2039, 3101, 3281, 6219, 7171, Muslim: 2175 dan
Abu Dawud: 2470, 4994].
Dari Abu Hurairah radhiyallahu `anhu bahwasanya Nabi bersabda,

at-tatsaa-ubu fish-shalaati minasy-syathaani, faidzaa tatsaaba ahadukum falyakzhim mastathaa`a

Menguap ketika sholat adalah dari setan, jika salah seorang dari kalian
menguap, maka tahanlah semampunya. [HR at-Turmudziy: 370 dan Ahmad: II/
397].
Al-Imam Malik rahimahullah berkata, Mulutnya ditutup dengan tangannya
ketika sholat sampai selesai menguap. Jika menguap ketika sedang membaca
bacaan sholat, kalau dia memahami apa yang dibaca, maka hukumnya makruh
namun sudah mencukupi baginya (bacaan dia). Tetapi jika tidak
memahaminya, maka dia harus mengulangi bacaannya, dan jika tidak
mengulanginya, -kalau bacaan tersebut adalah surat al-Fatihah-, maka itu

tidak mencukupi (tidak sah sholatnya), dan kalau selain al-Fatihah, maka sudah
mencukupinya (sholatnya sah).
Al-Imam an-Nawawiy rahimahullah menerangkan, Pasal tentang beberapa
masalah yang langka di tengah-tengah umat namun sangat butuh untuk
dijelaskan kepada mereka, adalah di antaranya, seseorang yang menguap
ketika sholat, dia harus menghentikan bacaan sholatnya sampai menguapnya
selesai, kemudian melanjutkan bacaannya. Ini adalah perkataan Mujahid, dan
ini ucapan yang bagus. (At-Tibyan fi Adab hamalat al-Quran)

Anda mungkin juga menyukai