BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Konsep Merokok
Merokok bukan lagi menjadi barang aneh untuk saat ini, ketika disebut
kata rokok, yang terbayang adalah sebuah komoditi terlaris yang paling
gampang di undang untuk menjadi sponsor pada berbagai even olahraga ataupun
petunjukan besar. Sampai saat ini jarang sekali toko atau warung yang tidak
menjual rokok, bahwa dalam setiap toko grosir makanan rokok bisa mengisi 4050 % barang yang laris terjual setiap harinya. Melihat fenomena ini sepertinya
rokok telah menjelma menjadi kebutuhan pokok layaknya sembako. Seandainya
rokok itu sangat bermanfaat, mengandung unsur gizi yang dibutuhkan tubuh,
tentunya tidak masalah, tetapi rokok sudah diakui sebagai komoditi yang
berbahaya bagi kesehatan (Basyir, 2005).
1. Pengertian Rokok
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2003
tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan dalam Bab 1 pasal 1 rokok
didefinisikan sebagai hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau
bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Rustica dan spesies
lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa
bahan tambahan.
Menurut Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam
Negeri Nomor 188/MENKES/PB/I/2011 Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok dalam Bab 1 pasal 1 mendefinisikan rokok
sebagai salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar, dihisap,
dan atau dihirup termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau bentuk lainnya
yang dihasilkan dari tanaman Nicotina Tabacum, Nicotina Rustica dan spesies
lainnya atau sintesisnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar, dengan atau
tanpa bahan tambahan.
2. Bahan Bahan Yang Terkandung Dalam Rokok
Pada saat rokok dihisap komposisi rokok yang dipecah menjadi komponen
lainnya, misalnya komponen yang cepat menguap akan menjadi asap bersamasama dengan komponen lainnya terkondensasi. Dengan demikian komponen asap
rokok yang dihisap oleh perokok terdiri dari bagian gas (85%) dan bagian
partikel. Asap rokok terdiri dari 4000 bahan kimia dan 200 diantaranya bersifat
racun antara lain Karbon Monoksida (CO) dan Polycyclic Aromatic hydrocarbon
yang mengandung zat zat pemicu terjadinya kanker (seperti tar, byntopyrenes,
vinylchlorida dan nitrosonornicotine). Rokok mengandung zat-zat yang berbahaya
diantaranya :
a. Nikotin adalah zat yang bersifat adiktif sehingga menyebabkan rasa
ketagihan pada orang yang mengkonsumsinya. (PPRI NO.19, 2003).
b. Tar merupakan senyawa karsinogen yang dapat memicu kanker berupa
polinuklir hidrokarbon aromatika.
c. Karbon monoksida adalah gas beracun yang biasanya dikeluarkan oleh
knalpot kenderaan. Apabila racun rokok itu memasuki tubuh manusia,
akan membawa kerusakan pada setiap organ yang dilaluinya bermula
dari hidung, mulut, tenggorokan, saluran pernafasan, paru-paru,
10
11
tembakau
dan
diwariskan
secara
genetik.
Dapat
proses
pembakaran
yang
terlalu
lama
sehingga
12
menimbulkan
terjadinya
kanker
pada
bibir,
mulut,
13
14
15
kebanyakan perokok tidak percaya, terutama perokok remaja. Hal ini disebabkan
kenyataan bahwa efek buruk dari rokok tidak akan dirasakan dalam jangka waktu
pendek. Dampak adiktif yang ditimbulkan nikotin juga merupakan alasan
mengapa perokok sangat sulit menghentikan kebiasaannya (Zaidah, 2007).
Mekanisme kerusakan paru akibat rokok dilalui dengan 2 jalur, yaitu dengan
peradangan yang disertai kerusakan ekstrasel dan reparasi matriks ekstrasel yang
dihambat (Rahmatika, 2009). Merokok juga mengakibatkan gangguan pada kulit,
penuaan dini, dan meningkatkan resiko timbulnya katarak sebanyak 1,5 hingga
2,9 kali dibandingkan orang yang tidak merokok (Tana et al., 2007).
Hal ini yang juga terjadi pada perokok adalah tingginya nilai IgE
dibandingkan dengan bukan perokok, baik pada pria maupun wanita.
Permeabilitas dari epitellium bronkial terbukti meningkat pada perokok, sehingga
sensitasi pada allergen pada penderita asma kian meningkat dibandingkan dengan
subjek kontrol (Oryszczyn et al., 2000).
Berdasarkan uraian diatas, perilaku merokok berdampak pada kesehatan
fisiologis dan psikologis seseorang. Dampak perilaku merokok tidak hanya akan
dirasakan oleh perokok itu saja tapi juga akan dirasakan oleh orang-orang yang
berada disekitar perokok.
B. Konsep Remaja
1. Pengertian remaja
Menurut WHO seorang anak dikatakan remaja apabila anak telah
mencapai umur antara 10-19 tahun (Syamsu, 2004). Sementara itu di dalam
undang-undang nomor IV tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak, dikatakan
16
bahwa seorang individu dianggap remaja apabila telah mencapai umur 16-18
tahun atau sudah menikah (Narendra, 2002). Secara umum masa remaja normal di
mulai dari usia 12-19 tahun.
Istilah adolesen biasanya menunjukkan maturasi-maturasi psikologi
individu, ketika pubertas menunjukkan titik dimana reproduksi mungkin dapat
terjadi. Perubahan hormonal (pubertas) mengakibatkan perubahan penampilan
pada remaja, sedangkan perkembangan mental mengakibatkan kemampuan untuk
menghipotesis dan berhadapan dengan abstraksi. Masa remaja dianggap sebagai
periode yang paling sehat dalam siklus kehidupan. Pertumbuhan sosial dan pola
kehidupan masyarakat akan sangat mempengaruhi pola tingkah laku pada
golongan usia remaja (Santrock, 2003).
Kehidupan masa remaja dibagi menjadi dua periode yakni:
a. Periode remaja awal (12-15 tahun)
Periode remaja awal merupakan masa transisi antara alam kanakkanak
dan alam dewasa. Perubahan fisik yang tampak terutama pada anakanak perempuan, yang lazimnya mengalami tahap baliqh lebih awal
dari anak-anak laki-laki. Pada periode ini anak matang secara seksual
dan mulai berpikir secara rasional, bebas dari ikatan orang tuanya dan
membentuk hubungan erat dengan teman sebaya. Komunikasi yang
efektif dapat membantu dalam menyelesaikan hubungan antara
keluarga dan remaja pada periode ini.
17
18
melakukan
perbuatan-perbuatan
seperti
berkaca
berjam-jam
dan
19
20
Selanjutnya pada akhir masa remaja akan terjadi lagi keadaan disekuilibrium yang
terjadi dalam rangka penyesuaiannya untuk masa dewasa. Kegagalan dalam
penyesuaian diri akan menjadikan mereka sebagai remaja yang bermasalah.
c. Bidang sosio-kultural
Dalam diri remaja terdapat berbagai macam konflik dan kultur dengan
lingkungannya, seperti konflik sikap, nilai, norma, dan sosial, oleh karena itu
dalam msa peralihan dari masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa
memerlukan kematangan dan peran sosial dan penyesuaian kultur dari remaja
untuk menghadapi konflik-konflik tadi dalam rangka menuju ke arah kedewasaan.
Adanya sikap anti sosial pada remaja seperti ingin menentang sikap
otoriter orang tua, guru, orang dewasa lain dan lebih menerima sikap, nilai,
norma, dan hubungan sosial diantara teman sebaya sebagai hubungan akrab,
kebersamaan, senasib, partner dan saling memiliki dan cenderung menjadi standar
dirinya, tidak lain adalah untuk percobaan pembuktian kedewasaannya
4. Faktor-Faktor Perilaku Merokok Pada Siswa
a. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan
umumnya datang dari penginderaan yang terjadi melalui panca indra manusia,
yaitu: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba, sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (Notoatmodjo, 2003).
21
Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang
memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya,
pengetahuan diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun melalui
pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan tentang rokok merupakan sejauh mana seseorang mampu
mengetahui dan memahami tentang keuntungan dan kerugian yang ada pada
rokok. Pengetahuan tentang rokok ini juga dapat diartikan sebagai sejauhmana
seseorang mampu memahami bahaya yang dapat diakibatkan oleh rokok.
b.Sikap
Sikap adalah merupakan reaksi respon seseorang yang masih tertutup
terhadap stimulus atau objek. Dalam kehidupan sehari-hari sikap merupakan
reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.
Sikap adalah keadaan mental dan syaraf dari kesiapan, yang diatur
melalui pengalaman yang memberikan pengaruh yang dinamik dan terarah
terhadap respon individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan dengannya.
Menurut tingkatnya sikap terdiri dari :
1)
Menerima.
Menerima
diartikan
bahwa
orang
(subyek)
mau
dan
mengerjakan
dan
Merespon.
Memberikan
jawaban
apabila
ditanya,
22
23
dengan sikap siswa terhadap rokok. Sikap siswa terhadap rokok tidak begitu saja
muncul, mungkin sikap yang dimiliki oleh para siswa itu disebabkan oleh hasil
evaluasinya terhadap orang yang merokok yang akhirnya membentuk sebuah
pengalaman baru yang mewarnai perasaannya yang akhirnya ikut menentukan
kecenderungan berperilaku bahwa siswa itu akan ikut merokok atau menghindari
dari aktivitas merokok. Hal semacam ini wajar sebagai suatu fenomena sikap,
fenomena sikap yang timbulnya tidak saja ditentukan oleh keadaan objek yang
sedang kita hadapi tetapi juga oleh kaitannya dengan pengalaman masa lalu, oleh
situasi di saat sekarang, dan harapan kita untuk masa yang akan datang.
Sikap siswa terhadap rokok tidak begitu saja muncul pada siswa mungkin
sikap yang dimiliki oleh para siswa itu disebabkan oleh hasil evaluasinya terhadap
orang yang merokok yang akhirnya membentuk sebuah pengalaman baru yang
mewarnai perasaannya yang akhirnya ikut menentukan kecenderungan berprilaku
bahwa siswa itu akan ikut merokok atau menghindari dari aktivitas merokok.
Itulah fenomena sikap, fenomena sikap yang timbulnya tidak saja ditentukan oleh
keadaan objek yang sedang kita hadapi tetapi juga oleh kaitannya dengan
pengalaman masa lalu, oleh situasi di saat sekarang, dan harapan kita untuk masa
yang akan datang. Tindakan merokok diawali dari adanya suatu sikap, yaitu
kecenderungan seseorang untuk menerima atau menolak, setuju atau tidak setuju
terhadap respon yang datang dari luar dalam hal ini adalah rokok. Orang melihat
rokok atau melihat orang lain merokok, lalu respon apa yang muncul di dalam
pikiran atau perasaanya. Bisa saja orang tertarik (setuju) atau tidak tertarik (tidak
setuju) atau bahkan berespon masa bodoh.
24
c. Perilaku keluarga
Orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan anak-anaknya,
sikap orang tua akan dijadikan role model bagi anak-anaknya. Orang tua
merupakan peranan yang paling penting dalam perkembangan seorang anak
karena biasanya anak selalu meniru kebiasaan orang tuanya. Artinya, bila orang
tua merokok di depan sang anak ataupun menyuruhnya untuk membeli rokok,
maka lama-kelamaan anak itu akan penasaran dan akhirnya ingin mencoba-coba.
Selain itu bila orang tua tidak peduli dengan perkembangan sikap dan moral
seorang anak maka kemungkinan besar sang anak akan leluasa melakukan segala
hal dengan bebas sehingga akhirnya ia terjerumus kepada hal-hal yang negatif
seperti merokok.
Faktor yang meningkatkan kemungkinan seorang remaja merokok
memiliki orang tua yang merokok (faktor tunggal yang paling bisa diprediksi),
teman sebaya yang merokok, dan kurang harga diri. Orang tua bisa mencegah
remaja mereka dari merokok dengan dirinya sendiri berhenti merokok (atau
pemberhentian), dengan diskusi bahaya tembakau secara terbuka, dan meyakinkan
remaja yang telah merokok untuk berhenti dan mencari bantuan medis dalam
berhenti jika diperlukan.
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda
yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu
memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih
mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari
lingkungan rumah tangga yang bahagia.
25
26
27
28
29
30
dengan teman sebaya serta akibat yang ditimbulkan merupakan hal yang sangat
penting sebab menciptakan perilaku dan bentuk tingkah laku yang akan
dibawanya ketika dewasa. Remaja mudah terjebak atau terlibat pada perbuatanperbuatan yang menyimpang. Banyak remaja yang punya keinginan tampil beda,
namun ada beberapa remaja yang salah jalur dalam menunjukkan jati dirinya.
Remaja kadang bertingkah laku di luar kewajaran seperti minum-minuman keras
atau terjerumus dalam perkara kriminal.
Perilaku anti sosial ini sering terjadi karena dipengaruhi perilaku temantemannya untuk melakukan tindakan yang tidak baik. Remaja cenderung untuk
mengikuti kemauan teman-temannya agar tidak merasa ditolak atau diabaikan
oleh kelompok teman sebayanya (Prasetyo, 2005).
Pada kehidupan sehari-hari remaja lebih dekat dengan teman sebaya
daripada dengan orangtua karena remaja menginginkan teman yang mempunyai
minat, sikap, yang sama, sehingga banyak melakukan kegiatan bersama, dalam
mengisi waktu luangnya. Hal ini menyatakan bahwa remaja cenderung melakukan
hal-hal yang sama dengan teman-temannya semata-mata agar dapat diterima dan
tetap menjadi anggota kelompok tersebut. Persamaan dalam usia, pendidikan,
jenis kelamin dan perasaan terabaikan membuat mereka menjalin persahabatan
yang kental dan erat dengan kesetiakawanan. Akibatnya apabila salah satu dari
mereka
merasa
menderita,
maka
yang
lainnya
akan
siap
membantu
31
e. Pengaruh Iklan
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan
gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat
remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan
tersebut.
Dewasa ini kegiatan periklanan disadari oleh banyak kalangan,
terutama industri, sebagai sesuatu yang penting. Dalam ilmu komunikasi
pemasaran,
iklan
merupakan
investasi
untuk
menjaga
hubungan
yang
lain untuk
membeli
atau
jasa.
Berdasarkan dari definisi iklan diatas maka dapat disimpulkan bahwa iklan adalah
pesan yang merupakan bentuk dari komunikasi non personal dan bersifat
membujuk orang lain. Tayangan iklan diharapkan dapat mempengaruhi perilaku
sesuai dengan apa yang menjadi tujuan para pengguna jasa periklanan.
32
C. Perilaku Merokok
1. Pengertian
Perilaku atau tindakan merupakan suatu proses lanjutan untuk
mempraktikkan atau melaksanakan apa yang diketahui atau disikapinya. Perilaku
dikutip beberapa tingkatan yaitu (Notoadmojo, S.2007) :
a. Persepsi (Perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan
yang akan diambil.
b. Respon Terpimpin (Guide Response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai
dengan contoh.
33
c. Mekanisme (Mechanism)
Seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.
d. Adopsi (Adoption)
Adopsi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang
dengan baik.
Kebiasaan mengkonsumsi rokok sudah menjadi hal yang biasa di
kalangan masyarakat. Kebanyakan diantaranya adalah laki-laki dewasa muda.
Beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan, kebiasaan mengkonsumsi rokok
ini telah dimulai sejak umur remaja (Salawati, T. 2010).
Perilaku merokok adalah suatu aktifitas yang dilakukan seorang individu
yang berupa membakar kemudian menghisapnya yang akan menimbulkan
keluarnya asap sehingga terhisap oleh orang yang ada disekitarnya. Perilaku ini
tidak menguntungkan untuk kesehatan baik untuk diri-sendiri dan orang lain di
lingkungan sekitar (Fikriyah, S. 2012).
Ada banyak perihal yang mendukung perilaku merokok, secara umum
perilaku merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu yang artinya
selain disebabkan faktor dari dalam diri perilaku merokok juga disebabkan oleh
faktor lingkungan. Biasanya, seseorang yang berperilaku merokok berkaitan
dengan adanya krisis psikososial yang dialami pada masa perkembangan yaitu
masa pencarian jati diri. Adapun sebagian orang menganggap merokok
merupakan suatu symbol dari proses kematangan, kekuatan, kepemimipinan dan
daya tarik terhadap lawan jenis (Komalasari, D. 2006).
34
35
d. Maintenance of Smoking
Tahap ini seseorang telah tumbuh menjadi seorang perokok dan
merokok telah menjadi bagian dari kebiasaan hidup yang sulit untuk dihentikan
karena dengan merokok akan memperoleh kesenangan.
3. Tipe-tipe Perokok
Tipe perokok dibagi menjadi dua jenis, yaitu tipe perokok aktif (active
smoker) dan perokok pasif (passive smooker).
a. Perokok aktif (Active Smooker)
Adalah seseorang yang benar-benar memiliki kebiasaan merokok.
Merokok sudah menjadi bagian dari kehidupannya sehingga membuat rasa yang
tidak nyaman bila satu hari saja tidak merokok.
b. Perokok Pasif (passive smoker)
Adalah seseorang yang tidak memiliki kebiasaan merokok dalam
harinya, namun hanya terhisap pajanan asap rokok.
Selain itu, tipe perokok dapat diklasifikasikan menurut banyaknya jumlah
rokok yang dihisap, yaitu (Nurcahyani, FH. 2011) :
1. Perokok Ringan
Adalah seseorang yang mengkonsumsi rokok kurang 10 batang per hari.
2. Perokok Sedang
Adalah seseorang yang mengkonsumsi rokok 10-20 batang per hari.
3. Perokok Berat
Adalah seseorang yang mengkonsumsi rokok lebih 20 batang per hari.
36
D. Kerangka Teori
Faktor Predisposisi:
a. Pengetahuan
b. Jenis kelamin
c. Sikap
d. Umur
Faktor pemungkin:
a. Ketersediaan rokok di
lingkungan sekitar siswa
b. Keterjangkauan siswa
terhadap rokok
Prilaku Merokok
Faktor penguat:
a. Keluarga
b. Teman sebaya
c. Guru
d. Paparan Iklan rokok