Anda di halaman 1dari 26

Transformasi Laplace

Disusun Dalam Rangka Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Matematika Rekayasa

Nama:
Zainal Abidin
(135524013)
Muhanif
(135524022)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. bahwa penulis telah menyelesaikan tugas
mata kuliah Matematika Rekayasa berjudul
Transformasi Laplace.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan tugas ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan
bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas ini.
2. Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan
sehingga tugas ini selesai.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amin.

Surabaya, 27 November 2014

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................

KATA PENGANTAR.................................................................................................

ii

DAFTAR ISI................................................................................................................

iii

BAB I : PENDAHULUAN
1.1 LATARBELAKANG..............................................................................

1.2 RUMUSAN MASALAH..................................................................

1.3 TUJUAN..................................................................................................

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Transformasi Laplace..................................................

2.1.1 Mengubah Persamaan Deferensial ke kawasan S..................

2.1.2 Transformasi Laplace Beberapa Fungsi Sederhana...............

2.2 Beberapa Sifat Transformasi Laplace .........................................

2.2.1 Linearitas.................................................................................

2.2.2 Pergeseran dalam s..................................................................

2.2.3 Pergeseran dalam S dan inversenya........................................

2.2.4 Konvolusi................................................................................

2.2.5 Integrasi...................................................................................

2.3 Menyelesaikan Partial Fraction dari Transformasi Laplace..............

2.3.1. Metode Cover Up...................................................................

11

2.3.2. Metode Substitusi...................................................................

13

2.3.3. Metode Equate Coefficient.....................................................

15

2.4 Transformasi Laplace


Untuk Mencari Solusi Persamaan Deferensial Biasa

16

BAB III : PENUTUP


3.1 Kesimpulan...................................................................................

19

3.2 Saran.............................................................................................

19

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penggunaan Transformasi Laplace
Transformasi adalah teknik atau formula matematis yang digunakan untuk
mengubah persamaan matematika secara representatif dari satu bentuk ke bentuk
yang lain. Adanya transformasi mengharuskan juga adanya invers transformasi
yang dapat melakukan hal-hal yang sebaliknya. Transformasi diperlukan sebagai
alat bantu untuk memecahkan suatu persoalan matematika yang rumit. Seperti
sketsa penyelesaian transformasi dibawah ini:
Permasalahan
dalam bentuk
asal

Transforma
si

Solusi
Transforma
si

Invers
Transforma
si

Solusi
permasalahan
dalam bentuk
asal

Sedangkan transformasi Laplace merupakan suatu tipe dari tranformasi yang


membahas mengenai
1. Solusi Persamaan Diferensial Biasa Linear Homogen melibatkan bentuk
eksponensial yang relatif cukup sulit untuk dikerjakan
2. Transformasi Laplace dapat digunakan untuk mengubah persamaan diferensial
menjadi bentuk persamaan aljabar,sehingga mengurangi kerumitan penggunaan
bentuk eksponensial menjadi bentuk ekspresi persamaan aljabar
3. Solusi persamaan dalam bentuk aljabar dapat ditulis sebagai penjumlahan tiaptiap komponennya dengan tiap komponen merupakan Transformasi Laplace dari
bentuk eksponensial.
1.2 Rumusan masalah
Setelah membaca latar belakang diatas penulis menemukan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa itu Transformasi Laplace?
2. Apa saja sifat Transformasi Laplace?
3. Bagaimana Cara menyelesaikan Partial Fraction dari Transformasi Laplace?
4. Bagaimana cara mencari Transformasi Laplace Untuk Persamaan Deferensial Biasa?
1

1.3 Tujuan
Dari perumusan masalah di atas. Tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Mengerti apa itu Transformasi Laplace
2. Mengerti sifat-sifat Transformasi Laplace
3. Mengerti cara menyelesaikan Partial Fraction dari Transformasi Laplace
4. Mengerti cara mencari Transformasi Laplace untuk persamaan Defrensial Biasa

BAB II
PERMASALAHAN
2.1

Pengertian Transformasi Laplace


Transformasi Laplace Y (s) dari fungsi y(t), untuk t > 0 adalah :
2

L{y(t)}
e st y(t )
0
dt

Y (s)

Transformasi Laplace digunakan untuk mengubah fungsi y(t) yang berada dalam
kawasan waktu ke kawasan s. Solusi dari persamaan diferensial didapat dengan mengubah
persamaan diferensial (yang merupakan fungsi waktu) dari kawasan waktu ke kawasan s
dengan menggunakan transformasi laplace, sebagaimana ditunjukkan pada gambar di
bawah.
Permasalahan
dalam kawasan
waktu

Transform
asi
Laplace

Solusi
Transform
asi
Laplace

Inverse
Transform
asi
Laplace

Solusi
permasalahan
dalam
kawasan
waktu

Gambar. Penggunaan Transformasi Laplace dan Inversenya

Rumus Tranformasi Laplace di atas, apabila digunakan secara langsung pada


permasalahan. maka akan seringkali dijumpai kesulitan dalam kalkulasinya, sehingga
dianjurkan untuk menggunakan bantuan tabel transformasi laplace. Penggunaan tabel
transformasi laplace menghindarkan dari rumitnya perhitungan transformasi.
2.1.1 Mengubah Persamaan Diferensial ke kawasan S
Untuk melakukan transformasi laplace terhadap persamaan diferensial, maka
harus diingat terlebih dahulu bahwa :

d u v
dt
u

dv
dt
dt

dv
dt

u v

du
v
dt
du
dt

vdt

Bila Transformasi Laplace adalah : Y s L y(t)


dt
Laplace dari turunan (derivative) pertama adalah :
Jika u adalah e-st dan v adalah y, maka :

e st y(t ) , maka Transformasi


0

e st y

dt

s e

st

Jika diasumsikan bahwa pada saat t


st

grafik y(t) mengalami kenaikan cukup lambat


st

dibanding dengan grafik e , maka e y(t)


e st y

Sehingga :

0 e y(0)

0 untuk t

y(0)

Bentuk di atas dapat disederhanakan menjadi : L


L

dy
dt
dy
dt

e st y

s e st ydt
0

y(0) sY (s)

Dari uraian di atas, maka Transformasi Laplace dari turunan pertama sebuah fungsi
adalah : L

dy
dt

sY (s) y(0) atau L

dy
dt

sL y(t )

y(0)

Transformasi Laplace dari turunan kedua suatu fungsi juga dapat dicari dengan cara
yang sama.
d2y
L
dt 2

s 2Y (s)

dy
(0) sy(0)
dt

Sedangkan transformasi Laplace dari turunan ke-n suatu fungsi adalah :


dny
dt n

s nY (s)

dn 1 y
dy
sn 2
(0) sn 1 y(0)
n 1 (0)
dt
dt

contoh 1.
Ubah persamaan diferensial berikut dari kawasan t ke kawasan s dengan
menggunakan metode Transformasi Laplace.
2

d y
2
dt

0 , dengan y(0) 1,

dy
(0)
dt

jawab:
Langkah ke-1. Lakukan Transformasi Laplace

Gunakan secara langsung Transformasi Laplace untuk turunan kedua, maka didapatkan:
dy
(0) sy(0)
dt

s 2Y (s)

Y (s)

susun kembali menjadi : s

0
dy

1 Y (s)

dt

(0) sy(0)

Langkah ke-2. Cari Persamaan polinomial Y(s) dengan bantuan nilai awal
Y(0) 1,
s

dy
(0)
dt

1 Y (s) 0 s

Y (s)

s
s

Yang perlu diingat adalah bentuk L f (t )

merupakan Transformasi Laplace

dari fungsi f(t).


2.1.2 Transformasi Laplace Beberapa Fungsi Sederhana
berikut adalah transformasi Laplace dari beberapa fungsi
1. Konstanta
Transformasi Laplace dari sebuah konstanta C ( y(t) = C ), adalah :
1 st
e C
s

e st Cdt

L C
0

C
s

0
0

C
, sehingga L C
s

C
s

2. Transformasi Laplace fungsi y(t) = t


st

sehingga L t

3. Transformasi Laplace fungsi y(t) = t


s

s
5
st

n 1

1 st n
1 e t

st n

L{t }

e t dt
0

1
0

st
n 1
e nt dt

n
0 0
e t dt
s0

L{t }
n

F (s)

n
n
L{t 1
s

L{t }

}
dengan cara yang sama :
n 1 n2
L{t }
s
n 2
n
L{ tn 3 }
L{t 2 }
s

1
1
0
L{t }
L{t
s
}
sehingga L{t n } n!
sn 1
L{t

n1

at

4. Transformasi Laplace fungsi eksponensial, y(t) = e


at

e st e at dt

L{e }

( s a )t

dt

at

e (s

L{e }

1
e
s a

a )t

at

L{e } 0

s a

( s a )t
0

e0

s a

, sehingga L{e at }

s a

5. Fungsi cosinus dan sinus


L cos t

1 -i
e
2

L cos t

1 1
2s i

L cos t

1 s i
2 s2

1 1
2s i
s i

L{cos

s2

s2

sehingga
6

dengan

cara

: L{sin t}

yang

s2

t}
sama,

Transformasi

Laplace

dari

fungsi

sinus

adalah

Ringkasan Transformasi Laplace beberapa fungsi tersebut dapat ditulis dalam tabel berikut.
Tabel. Transformasi Laplace beberapa fungsi sederhana
Fungsi y(t)

Transformasi Laplace Y(s)

C
s
1
2
s
n!

y(t) = C
y(t) = t
y(t) = t

y(t) = e

at

n 1

1
s

a
s

y(t) = cos t
y(t) = sin t

Beberapa karakteristik Transformasi Laplace

2.2

Beberapa karakteristik Transformasi Laplace antara lain :


2.2.1 Linearitas
Jika f(t) dan g(t) adalah sebuah fungsi, dengan :
F (s) L f (t)

st

f (t)dt dan

G(s)

L g (t)
(t)dt

maka L cf (t )

e st g
0

cF (s) dan L af (t) bg (t )

aF (s) bG(s)

2.2.2 Pergeseran dalam S


Jika F (s)

L f (t)

st

f (t)dt

Maka

at

e st e at f (t)dt

L e f (t)
F (s a)

at

L e f (t )

( s a )t

F (s a),

f (t )dt

sehingga

2.2.3 Pergeseran dalam S dan inversenya


Jika L e at f (t )

F (s a)

F (s a), maka L

e L

at

F (s)

e f (t )

at

contoh 2. Gunakan sifat pergeseran dalam s untuk mecari Inverse Transformasi Laplace
dari :
jawab : F
(s
sehingga L

1
2
(s a)
1
1
, F (s) 2
2
s
(s a)

a)

F (s a)

e at L 1 F (s)
,

L1
L1

1
(s a) 2

e at L 1

1
(s

a)

1
s2

e att

e at t

2.2.4 Teorema Konvolusi


Jika Transformasi Laplace dari fungsi f(t) dan g(t) adalah F(s) dan G(s), dengan
F (s) L f (t)

st

f (t)dt

e st g

, G(s) L g (t)
(t)dt

Maka :
t

f (t
0

)g ( )
d

F (s)G(s)

yang disebut sebagai integral konvolusi. Jika inverse Transformasi Laplace dari F(s)
dan G(s) adalah f(t) dan g(t), dengan : L 1 F (s)

f (t) , dan L

G(s)

g (t)

maka
t

L 1 F (s)G(s)

f (t
0

) g ( )d , atau L 1 F (s)G(s)

f ( ) g (t

)d

contoh 3: Gunakan teorema konvolusi untuk mencari inverse Transformasi Laplace


dari:
jawab :

F (s)

(s

(s

, G(s)

1)

, maka f (t) cos t , dan g (t) sin t

1)

gunakan teorema konvolusi :


t

L 1 F (s)G(s)

f (t

) g ( )d , maka L

(s 2 1)2

cos(t

) sin( )d

ekspansikan menjadi :
L

(s 2 1)2

cos(t

) sin( )d

cos t cos sin d

sin t sin sin d

Apabila diselesaikan menjadi : L 1

(s

1
t sin t
2

1)

2.2.5. Integrasi
Jika F (s) L f (t)

st

f (t)dt , maka L

)d

s
s

f(

F (s)
0

contoh 4: Gunakan teorema integrasi untuk mencari inverse dari :


Jawab : F (s)

1
(s 1)

f (t)

1
s (s 1)

(dari tabel), maka :


t

ss 1
e

( 1) 1 e t

2.3 Menyelesaikan Partial Fraction dari Transformasi Laplace


Di dalam penggunaannya, transformasi laplace seringkali melibatkan bentuk
Q(s)
dengan banyak fraksi, dimana P(s) dan Q(s) merupakan suku polinomial. Oleh
P(s)
karenanya, terlebih dahulu dipelajari bagaimana fraksi-fraksi yang terlibat/dihasilkan
diubah ke fraksi pecahan (partial fraction) agar didapatkan solusi dari Persamaan
Differensial Biasa, Jadi, terlebih dahulu dipelajari bagaimana menggunakan partial
fraction sebelum memecahkan Persamaan Differensial Biasa.
Mengubah Fraction Menjadi Partial Fraction

1 1

e d

t
0

10

Jika :
Q(s)
a1
a2
an

)
(s
)
P(s) (s 1 ) (s
2
n
dengan P(s) (s 1 )(s
) (s
)
2
n
Maka terdapat 3 kemungkinan penyelesaian dari P(s)
a. P(s) akar-akarnya riil dan berbeda. Tuliskan masing-masing faktor P(s), dan
tambahkan koefisien yang sesuai (A, B, dst) pada bagian pembilang
Contoh :
1.
2.

s 1
4s 3

(s 1)

(s 3)

1
(s 2)(s 1)

A
(s 2)

B
(s 1)

b. P(s) akar-akarnya riil dan sama, yaitu

. Jika

Maka uraikan menjadi :

Q(s)
c. jika akar-akarnya merupakan pasangan bilangan kompleks

Dari pemecahan fraksi di atas, perlu dicari nilai dari koefisien A,B,C dan
seterusnya. Terdapat 3 cara untuk menyelesaikan parsial fraksi di atas, yaitu :
1. Cover up Rule
2. Substitusi
3. Equate coefficient

2.3.1. Metode Cover Up


Langkah penyelesaian parsial fraksi dengan Cover Up adalah :
a. Kalikan dengan s-i
b. Subtitusikan s = i
1. Jika P(s) akar-akarnya riil dan berbeda.
contoh 5. Cari Parsial fraksi dari :

s 1
(s 1)(s 3)

jawab :
s 1
A
B
(s 1)(s 3) (s 1) (s 3)
(s 1)
B
(s 1)
A (s 1)
(s 3)
(s 3)
kalikan dengan (s-1), substitusikan s = 1,
s 1

2
2

Selanjutnya kalikan dengan (s 3)


A
B
s 1
(s 1)(s 3) (s 1) (s 3)
(s 1)
A
s 3
(s 3)
B
(s 1)
(s 1)
substitusikan s = 3,
s 3
Maka diperoleh :

4
2

s 1
(s 1)(s 3)

2
1

(s 1)

(s 3)

Contoh 6. Cari Parsial fraksi dari :

Jawab:

1
s(s 1)

A
s

1
s s 1)
(

B
(s 1)

Untuk mencari nilai A, kalikan persamaan di atas dengan s, dan subtitusikan nilai s = 0

sehingga menjadi :

1
s(s 1)

A
s

B
(s 1)

Untuk mencari nilai B, kalikan dengan (s + 1) dan subtitusikan nilai s = -1


(s 1) :

1
s

1
0 B
1

1:

(s 1) A B
B

Sehingga bentuk parsial fraksinya adalah :


1
11)

s(s

1
s

1
1)

(s

2. Jika P(s) akar-akarnya riil dan sama


contoh 7. Cari Parsial fraksi dari :
s 2 3s 4
A
jawab :
=
3
(s 1)
(s 1)

B
(s 1)2

C
(s 1)3

untuk mencari nilai C, kalikan dengan (s + 1)


2

3s 4

1 3 4

A(s 1)

C,

B(s 1) C , substitusikan s = -1

Untuk mencari nilai A dan B, digunakan metode substitusi. Ambil s = 0 dan subtitusikan
ke persamaan.
0 0 4
1

A
1

B
1

C
1

A B C . Subtitusikan C =2 sehingga

2 = A + B,
ambil s = 1:

1 3 4
23

B
22

C
23

4 A 2B C, substitusikan C =2

4 A 2B,

A
2

B
4

C
, kalikan dengan 8 menjadi :
8

apabila diselesaikan akan didapatkan : A = 1, B = 1, C = 2.


s2

1
3s 4
=
3
(s 1)
(s 1)

2
2

(s 1)

(s 1)3

3. Jika P(s) akar-akarnya komples


contoh 8. Cari parsial fraksi dari :
2

jawab : karena P(s) mengandung (s + 1), maka berikan koefisien Cs + D pada bagian
pembilang.
A
B
Cs D
1
2
2
(s 2) (s 1) (s 2) (s 2) (s2 1)
1
2
2 Cs D
(s 2)
(s 2) A B (s 2) 2
2
(s 1)
(s 1)
2

1
(s 2) (s 2 1)
2

1
2

(s 2)

5(s 2)

Cs D
(s2 1)

Untuk mencari nilai koefisien yang lain (A,C dan D), maka digunakan metode substitusi
Cs D
2
(s 2) 5(s 2) (s 1)
1
A
1
D
2
2
2
2
(0 2) (0 1) (0 2) 5(0 2) (0 1)
A

1
(s 2) (s 2 1)
2

Untuk
s 1
1
2

1
A
1
C D
2
2
2
1)
(1 2) (1 1) (1 2) 5(1 2) (1
1
1
1
A 5 2C 2 D
10 A 5C 5D 3
2

Untuk
s 3
1
10

1
A
1
2
(3 2) (3 1) (3 2) 5(3 2)2
A 51 103 C 101 D 10 A 3C D

Sehingga :

3C D
(32 1)
1

1
(s 2) (s 2 1)
2

2.3.2. Metode Subtitusi


Jika Parsial fraksi adalah :

4
25(s 2)

Q(bi )
P(bi )

1
5(s 2)

a1
(bi

a2
1

Maka lakukan :
1. Subtitusikan s = bi, dengan i = 1, 2, ..., n
2. pecahkan nilai a1, a2, ..., an

4s 3
25(s2 1)

(bi

....

an
(bi

Contoh 9. Cari nilai koefisien A dan B pada :

s(s 1)

A
s

B
(s 1)

jawab :
Untuk s = 1,
Untuk s = 2,

2
1

1 2
A B

2
1

A
A

1
2
2
3

B
B

(kurangkan persamaan 1 dan 2 ), Maka didapatkan :

1
6

B
6

A 1

maka
1
s(s

1
s

1
(s 11 )

Contoh 10. Tentukan nilai koefisin A, B dan C pada :


Jawab :
Gunakan aturan Cover Up
1
s (s 1)

A
s

1
(s 1)

B
s2

As B

C
2
, kalikan dengan s , dan subtitusikan nilai s = 0 sehingga
(s 1)
Cs 2

(s 1)

(0 1)

B 1

untuk mendapatkan nilai C, kalikan dengan (s + 1)


1
s (s 1)
2

1
2
s

A
s

A(s 1)
s

B
s2

C
substitusikan s = -1.
(s 1)

B(s 1)
C
s2

1
2
( 1)

Oleh karenanya telah kita dapatkan :

C 1

1
s (s 1)
2

A
s

1
s2

1
(s 1)

Untuk mencari nilai A, maka kita substutusikan nilai s yang mudah dikalkulasi. Ambil s
= 1, maka :

1
1 (1 1)
2

A 1
1 12

1
(1 1)

1
1
A 1
2
2

Persamaan Parsial fraksi yang kita dapatkan oleh karenanya adalah

2.3.3. Metode Equate Coefficient


Langkah mengerjakan parsial fraksi dengan metode ini adalah :
1. Kalikan dengan P(s) dengan sehingga menjadi bentuk :
2. Samakan koefisien s di ruas kanan persamaan dengan di ruas kiri.
contoh 11. Gunakan metode equate coefficient untuk mencari nilai koefisien A dan B
pada :

1
s(s 1)

A
s

B
(s 1)

jawab :
1

1. Kalikan dengan s(s + 1),

A(s 1) Bs

1 = As + Bs + A,

=> 1 = (A+B) s + A

2. Untuk koefisien s : A+B = 0


0

3. Untuk koefisien s : A = 1, sehingga B = -1


contoh 12. Gunakan metode equate coefficient untuk mencari nilai koefisien A, B dan
C pada :

A
Bs C
2
(s 1) (s 1)

1
2
(s 1)(s 1)

jawab :
2

1. kalikan dengan (s + 1)(s + 1), sehingga menjadi :


1

A(s

1) (Bs C)(s 1)

1 ( A B)s

(B C)s ( A C)

2. penyamaan koefisien s
2

untuk s => 0 = A + B,
1

untuk s => 0 = B + C,
0

untuk s => 1 = A + C
maka didapatkan :

1
, B
2

1
, C
2

1
2

Contoh 8 dapat juga dikerjakan dengan menggunakan metode Equate


Coefficient sebagai berikut :
A

1
2

(s 2) (s

1)

1 (s 2)(s
1

(s 2)

(s 2)

1) A B(s
As

2 As

Cs D
, kalikan dengan (s - 2)2(s 2 + 1)
2
(s 1)
2

1) (s 2) (Cs D)
As 2 A Bs

B (s

4s 4)(Cs D)

y(0)

As

2 As

1 ( A C )s

As 2 A Bs

B Cs

( 2 A B 4C D)s
3
s :A C

maka didapatkan :

4Cs

4Cs Ds

4Ds 4D

( A 4C 4D)s ( 2 A B 4D)

s 2 : 2 A B 4C D
s : A 4C 4D 0
1: 2 A B 4D 1

apabila diselesaikan, didapat :


2.4

Solusi Persamaan Differensial Biasa Menggunakan Transformasi Laplace


Persamaan Diffrensial Linear dengan bentuk :

dapat diselesaikan dengan menggunakan transformasi laplace. Sebagai contoh, kita


dapat menyelesaikan persamaan diferensial :

2.

d 2y
dt 2

dy
dt

4y

sin(t), y(0) 1, y(0)

Pada contoh kasus 1 (Persamaan Differensial Linear Homogen), ubah


persamaan diferensial dengan transformasi laplace :
L

dk y
dt k

s k Y (s)

dk 1 y
dy
k
s 2
(0) sk 1 y(0)
k 1 (0)
dt
dt

Yang juga dapat ditulis dalam bentuk :


L

dk y
dt k

s k Y (s) s

k 1

y(0) sk

dk 1 y
dy
(0) ...
(0)
dt
dt k 1

untuk memudahkan dalam mengingatnya. Perlu dicermati bahwa pangkat dari s


menurun, sedangkan turunan y mengalami kenaikan. Selanjutnya, transformasikan ke
kawasan s dengan transformasi laplace :
2

dy
d y
4
3y 0
2
dt
2
dy
dt d y
L( 2 ) L(4
) L(3 y) 0
dt
dt
2
{s Y (s) y (0) sy(0 )} {4sY (s) 4 y(0)} 3Y (s) 0
y(0)
2
1, y (0) 0
s Y (s) s 4sY (s) 4 3Y (s) 0
(s

4s 3)Y (s)

s 4

didapatkan :
(s

4s 3)Y (s)
Y (s)

s 4

Y (s)

(s

s 4
4s 3)

s 4
(s 1)(s 3)

Dari bentuk ini, kita ubah bagian fraksinya : Y (s)


Kalikan dengan (s - 1)
A

(s 4)
(s 3)

A
s 4
=
(s 1)(s 3) (s 1)

B(s 1)
, substitusi s = 1,
(s 3)

(1 4)
(1 3)

B
(s 3)
A 0

3
2

kalikan dengan (s 3), substitusi s = 3, untuk mendapatkan koefisien B.


(s 4)
(s 1)

A(s 3)
B , s = 3,
(s 1)

(3 4)
(3 1)

0 B , maka B

1
2

sehingga parsial fraksinya menjadi:


1
1
1
Y (s) 3
2 (s 1) 2 (s 3)
untuk mencari solusi Persamaan Deferensial asal, ubah Y(s) dari kawasan s ke kawasan t
menggunakan inverse transformasi dengan bantuan tabel.
1
1
1
Y (s) 3
2 (s 1) 2 (s 3)
L 1 Y (s)

L1

3
1
1
1
2 (s 1) 2 (s 3)

3
1
1
1
L1
L1
2
2
(s 3)
(s 1)
3 t 1 3t
y( )t
e
e
2
2
Pada contoh kasus ke-2 (Persamaan Diferensial Linear Tak Homogen) :
2
dy
d y
4
4 y sin(t )
2
dt
dt
dy
d 2y
L( 2 ) L(4 ) L(4 y) L{sin(t)}
dt
dt
Langsung kita ubah ke kawasan s dengan transformasi laplace :
2
{s Y (s) y (0) sy(0 )} {4sY (s) 4 y(0)} 4Y (s)
Dengan kondisi

L{sin(t)}

y(0) 1, y (0)

1
1
s 1

s Y (s) 1 s 4sY (s) 4 4Y (s)


1

(s 2) Y (s)

s 5

Sehingga bentuk Y(s) nya adalah :


1

(s 2) Y (s)
Y (s)

s 5

1
(s 2) (s 2 1)
2

s 5
(s 2)2

Gunakan partial fraction untuk mengubah Y (s)


Y (s)

s 5
(s 2)2

1
(s 2) (s 2 1)
2

Y (s)

4
1
25 (s 2)

Y (s)

4
1
25 s 2

Y (s)

A
(s 2)

1
1
5 (s 2) 2
1
5

29
1
14
25 s 2 15

B
(s 2)2

1
s 2

1
s 2

4s 3
25(s 2 1)

Cs D
(s2 1)

(s 2)

(s 2)2

s 5
(s 2)2

4
s
3
1
2
2
25 s 1 25 s 1

1
s 2

1
s 2

4
s
3
1
2
2
25 s 1 25 s 1

Gunakan inverse transform untuk mendapatkan solusi akhir


1
14
Y (s) 29
25 s 2 15

1
s 2

4
s
3
1
2
2
25 s 1 25 s 1

1
14
29
25 s 2 15

L 1 Y (s)

L1

L 1 Y (s)

29 1 1
L
s 2
25

1
s 2

14 1
L
15

4
s
3
1
2
2
25 s 1 25 s 1

1
s 2

4 1
s
L
2
25
s 1

3 1
1
L
2
25
s 1

29 2t 14 2t 4
3
e
te
cos(t)
sin(t)
25
15
25
25

Soal-soal Petunjuk pengerjaan: Untuk soal no. 1, carilah A dan B, kemudian carilah
nilai y(t) menggunakan invers laplace. Untuk soal no. 2 dan 3, carilah fungsi laplace
Y(s), tentukan pecahan parsialnya, kemudian carilah solusi persamaan diferensial /
nilai y(t) menggunakan invers laplace.
1.

s 1
(s 2) (s 3)
2

d y
2
dt

dy
dt

8y

A
s 2

B
s 3

2 y(0)

y '(0)

BAB III
Penutup

Kesimpulan

Pada Transformasi Laplace ini merupakan bentuk transformasi yang


eksponensial yang relatif cukup sulit untuk dikerjakan oleh sebab itu
Transformasi Laplace m e m i l i k i k e l e b i h a n ya i t u dapat digunakan
untuk mengubah persamaan diferensial menjadi bentuk persamaan aljabar,
sehingga mengurangi kerumitan penggunaan bentuk eksponensial menjadi
bentuk ekspresi persamaan aljabar
Transformasi Laplace juga dapat ditulis sebagai penjumlahan tiap- tiap
komponennya dengan tiap komponen merupakan Transformasi Laplace dari
bentuk eksponensial.

Saran

Demikian makalah yang dapat kami buat semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan silahkan
sampaikan kepada kami. Dan bilamana ada kesalahan-kesalahan dalam
pembuatan makalah ini kami mohon maaf sebesar-besarnya , karena kami adalah
hamba Alloh yang tak luput dari salah khilaf dan lupa.

Anda mungkin juga menyukai