Scribd Logo
Unggah

Selamat datang di Scribd!

  • KamarGelap

    Diunggah oleh

    Ino Da Conceicao
    115 tayangan1 halaman
    Puisi ini menceritakan tentang seseorang yang sengaja tidak menyalakan lampu kamarnya pada malam hari karena kegelapan mengingatkannya pada kesedihan dan kenangan akan sepasang mata seseorang. Dalam kegelapan yang sempurna, dia menulis bayangan kota tua namun lama kelamaan bayangan itu berubah menjadi bangunan kecemasan yang mengubur dirinya dalam keheningan.

    Deskripsi Asli:

    Judul Asli

    kamar-gelap.pdf

    Hak Cipta

    © © All Rights Reserved

    Format Tersedia

    PDF, TXT atau baca online dari Scribd

    Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

    Apakah konten ini tidak pantas?

    Laporkan Dokumen Ini
    Puisi ini menceritakan tentang seseorang yang sengaja tidak menyalakan lampu kamarnya pada malam hari karena kegelapan mengingatkannya pada kesedihan dan kenangan akan sepasang mata seseorang. Dalam kegelapan yang sempurna, dia menulis bayangan kota tua namun lama kelamaan bayangan itu berubah menjadi bangunan kecemasan yang mengubur dirinya dalam keheningan.

    Hak Cipta:

    © All Rights Reserved
    Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online dari Scribd
    Tandai sebagai konten tidak pantas
    115 tayangan1 halaman

    KamarGelap

    Diunggah oleh

    Ino Da Conceicao
    Puisi ini menceritakan tentang seseorang yang sengaja tidak menyalakan lampu kamarnya pada malam hari karena kegelapan mengingatkannya pada kesedihan dan kenangan akan sepasang mata seseorang. Dalam kegelapan yang sempurna, dia menulis bayangan kota tua namun lama kelamaan bayangan itu berubah menjadi bangunan kecemasan yang mengubur dirinya dalam keheningan.

    Hak Cipta:

    © All Rights Reserved
    Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online dari Scribd
    Tandai sebagai konten tidak pantas
    dari 1

    Kamar Gelap - Puisi - Horison Online

    Ditulis oleh Rozi Kembara

    sengaja tidak kunyalakan lampu ketika malam datang bergegas

    kamar yang gelap selalu mengingatkanku pada kesedihan

    yang membasahi lehermu

    aku menulis bayangbayang kota tua di kegelapan yang sempurna

    melengkapinya dengan ketiadaan dan kenangan akan sepasang matamu

    yang mengancam nadiku setiap kali gerimis turun sore hari

    dua belas jam. kamar gelap dan lampu yang tidak kunjung dinyalakan

    bayangbayang kota tua yang tadi kutulis

    telah berubah menjadi bangunan kecemasan yang mengubur usiaku


    sekaligus menanam tubuhku dalam keheningan yang beku Joomla SEO by AceSEF

    1/1

    Anda mungkin juga menyukai