FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
STATUS PASIEN
STATUS PASIEN
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny.S
Umur
: 35 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Suku
: Bugis
Status Pernikahan
: Sudah Menikah
Pendidikan Terakhir
: SMA
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Datang ke Poliklinik Psikiatri RSWS Provinsi Sulawesi Selatan untuk
pertama kalinya pada tanggal 4 Juni 2015 seorang diri.
A. Keluhan Utama
Mudah cemas
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Mudah cemas dialami sejak sekitar 10 tahun yang lalu dan
memberat kurang lebih 10 hari yang lalu. Pasien juga mengalami sulit
tidur. Pasien sering terbangun saat tidur pada malam hari. Pasien sering
merasa cemas dan gelisah. Pasien mudah merasa cemas saat
memikirkan penyakitnya yang tidak kunjung sembuh dan juga pasien
sering memikirkan pendidikan anaknya padahal pasien tergolong orang
yang mampu secara finansial. Pasien sering merasakan jantungnya
berdebar-debar, keringat dingin saat merasa cemas, nafsu makan
pasien menurun. pasien juga mengeluhkan rasa sakit di daerah leher
belakang yang menjalar ke punggung bawah dan pasien terus menerus
memikirkan
sakitnya
tersebut.
Pasien
sudah
beberapa
kali
abdomen dalam batas normal, ekstremitas atas dan bawah tidak ada
kelainan.
B. Status Neurologis
Kesadaran saat datang berada pada GCS 15 (E4M6V5). Gejala
rangsang selaput otak: kaku kuduk (-), kernigs sign (-)/(-), pupil bulat
dan isokor 2,5 mm/2,5 mm, refleks cahaya (+)/(+), fungsi motorik dan
sensorik keempat ekstremitas dalam batas normal, tidak ditemukan
refleks patologis.
III.
cukup.
Kesadaran
Baik
Perilaku dan aktivitas psikomotor
Pasien duduk, tenang
Pembicaraan
Spontan, lancar, intonasi sedang
Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif
: Baik
: Baik
: Baik
: Baik
Jangka pendek
: Baik
Jangka segera
: Baik
5. Pikiran abstrak
: Baik
6. Bakat kreatif
: Tidak ditemukan
7. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
2. Ilusi
3. Depersonalisasi
4. Derealisasi
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
E. Proses Berpikir
1. Arus Pikiran
Produktivitas
Kontuinitas
Hendaya berbahasa
2. Isi Pikiran
Preokupasi
Gangguan isi pikiran
: baik
: Relevan, koheren
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
F. Pengendalian Impuls
Tidak terganggu
G. Daya Nilai
1. Norma sosial
2. Uji daya nilai
3. Penilaian realitas
: Tidak terganggu
: Tidak terganggu
: Tidak terganggu
H. Tilikan (Insight)
Derajat 6 (pasien menyadari dirinya sakit dan butuh pengobatan).
I. Taraf Dapat Dipercaya
Dapat dipercaya
IV.
Aksis II
Informasi yang didapatkan belum cukup untuk mengarahkan pasien ke
salah satu ciri kepribadian
Aksis III
Tidak ditemukan adanya diagnosis fisis lain.
Aksis IV
Faktor stressor pasien ialah masalah dalam pekerjaan dan di keluarganya
(merasa belum bisa membahagiakan orang tuanya)
Aksis V
GAF (Global Assesment Functioning) Scale 70-61 beberapa gejala ringan
dan menetap disabilitas ringan dalam fungsi secara umum masih baik.
VI.
DAFTAR MASALAH
1. Organobiologik
:
Tidak terdapat kelainan yang spesifik, namun diduga terdapat
ketidakseimbangan antara neurotransmitter maka pasien memerlukan
farmakoterapi.
2. Psikologi
:
Ditemukan adanya faktor stressor psikososial yaitu tidak terlalu suka
bergaul dengan temannya karena pasien merasa kurang percaya diri
sehingga pasien memerlukan psikoterapi.
3. Sosiologik
:
8
RENCANA TERAPI
1. Psikofarmakoterapi
Fluoxetine 20 mg tab (1-0-0).
Alprazolam 0,5 mg tab (0-0-1).
2. Psikoterapi
Ventilasi
Memberikan
kesempatan
kepada
pasien
untuk
VIII.
PROGNOSIS
Baik
Faktor Pendukung :
Faktor penghambat:
IX.
FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien serta perkembangan penyakitnya, selain
itu menilai efektifitas dan kemungkinan efek samping.
X.
DISKUSI/ TAMBAHAN
Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa
edisi ke-III (PPDGJ-III), pedoman diagnostik Episode Depresif (F32)
yaitu dengan memenuhi kriteria berikut:
aktivitas.
Gejala lainnya:
a)
Konsentrasi dan perhatian berkurang,
b)
Harga diri dan kepercayaan diri berkurang,
c)
Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna,
d)
Pandangan masa depan suram dan pesimistis,
e)
Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri,
f)
Tidur terganggu,
g)
Nafsu makan berkurang.
Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan
masa sekurang-kurangnyaa 2 minggu untuk penegakan diagnosis, akan tetapi
periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan
berlangsung cepat.
Kategori diagnosis episode depresif ringan (F32.0), sedang (F32.1), dan berat
(F32.2) hanya digunakan untuk episode depresif tunggal (yang pertama).
Episode depresif berikutnya harus diklasifikasikan ke salah satu diagnosis
gangguan episode depresif berulang (F33)
Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa
edisi ke-III (PPDGJ-III), Pedoman diagnostik Episode Depresif Berat tanpa
Gejala Psikotik (F32.2).
Untuk diagnosis pasti harus memenuhi :
a) Semua 3 gejala utama depresi harus ada.
b) Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan beberapa
diantaranya harus berintensitas berat.
c) Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor)
yang mencolok, maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu
untuk melaporkan banyak gejalanya secara rinci.
10
11