Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
INDISCHE PARTIJ
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok
Pada
Mata Kuliah Sejarah Pergerakan Indonesia
DISUSUN OLEH :
1. FISA DIANTIKA
( 11220048 )
2. RINI ANGGRAINI
( 11220063 )
3. MELLYA SARFINA
( 11220055 )
( 11220068 )
Prodi
Pendidikan Sejarah
Semester/ kelas
V/B
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa
keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan
akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai
menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya penulis ucapkan kepada Dosen serta
teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun
materil, sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Penulis menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa
maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian,
yang kadangkala hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami
jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan lagi
makalah-makalah di masa mendatang.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudahmudahan apa yang penulis susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, temanteman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau
mengambil hikmah dari judul ini (INDISCHE PARTIJ) sebagai tambahan untuk
melengkapi referensi yang telah ada
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat menginjak abad 20 ,sistem kolonial di Indonesia banyak sekali
mengalami perkembangan baik di bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya.
Hal ini juga secara langsung mempengaruhi bangsa Indonesia. Sejak adanya
politik etis pada awal tahun 1900 yang dicetuskan oleh Conrad Theodore Van
Deventer, banyak sekali lahir golongan elit terpelajar di Indonesia. Politik etis
merupakan bentuk politik balas budi pemerintah Belanda terhadap bangsa
Indonesia yang telah dipolitisasi. Berkat politik etis, bangsa Indonesia dapat
memperoleh pendidikan / edukasi sehingga dicapai kesadaran emansipasif
bangsa.Karena banyaknya kaum terpelajar yang ada ,maka seiring waktu
lahirlah organisasi-organisasi yang bergerak di berbagai bidang, baik politik
maupun bidang lainnya yang mengarah kepada kemerdekaan negara
Indonesia. Hal-hal tersebut adalah waktu di mana perjuangan mencapai
Indonesia merdeka dimulai.
Pergerakan nasionalisme Indonesia dipengaruhi oleh adanya kaum
terpelajar yang telah banyak bergaul dengan bangsa luar sehingga membuka
mata mereka tentang kesadaran akan perasaan senasib sepenanggungan
sebagai satu bangsa yang memiliki hak untuk menentukan arah hidupnya
sendiri (self-determination).
Budi Utomo adalah organisasi pertama yang berdiri di Indonesia.
Namun, keanggotaan dalam Budi Utomo masihlah terbatas dan belum ada
tanda-tanda perjuangan kemerdekaan.
25 Desember 1912, berdirilah sebuah partai politik pertama di Indonesia.
Partai ini adalah partai yang secara terang-terangan memiliki tujuan untuk
mencapai kemerdekaan bagi Indonesia. Ini adalah salah satu perwujudan dari
adanya rasa nasionalisme anak-anak bangsa untuk menuntun ke arah
kemerdekaan dan juga menggerakan bangsa agar sadar untuk bersatu demi
kemerdekaan. Partai inilah yang mengawali politik anak bangsa meski salah
satu pendirinya adalah seorang Indo.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka rumusan masalah penyusunan makalah ini
adalah :
1. Apakah Indische Partij ?
2. Bagaimanakah tujuan Indische Partij?
3. Bagaimanakah keanggotaan ?
4. Bagaimanakah perjuangan Indische Partij untuk memperoleh Badan
Hukum ?
5. Bagaimanakah Penangkapan dan Pengasingan ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk :
1. Mengetahui Indische Partij
2. Mengetahui tujuan Indische Partij
3. Mengetahui keanggotaan
4. Mengetahui perjuangan Indische Partij untuk memperoleh Badan Hukum
5. Mengetahui Penangkapan dan Pengasingan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Indische Partij
Indische Partij adalah organisasi modern ketiga yang berdiri setelah Budi
Utomo dan Sarekat Islam. Organisasi ini merupakan organisasi pertama yang
secara tegas menyatakan berpolitik. Dengan demikian Indische Partij adalah
partai politik pertama di Indonesia. Indische Partich ingin menggantikan
Indische Bond yang berdiri pada tahun 1899. Indische Bond adalah organisasi
kaum Belanda peranakan (Indo) dengan pimpinan K. Zaalberg, seorang indo.
Tujuan organisasi ini adalah untuk memperbaiki kaum Indo. Pada masa itu
kaum Indo menaruh dendam yang tak ada hingganya kepada bangsa Belanda
dan segala sesuatu yang bercorak Belanda. Hal ini disebabkan kaum Indo
seolah-olah menjadi "golongan yang dilupakan" oleh bangsa Belanda.
Douwes Dekker, seorang Indo, berusaha mempengaruhi Indische Bond.
Ia insyaf bahwa segala keluh kesah dan bantahan-bantahan tidak aka nada
gunanya. Sumber dari segala kesukaran itu terletak di dalam ketergantungan,
pada pemerintah kolonial. Kam Indo menderita dan dicampakannya kedalam
kubangan
kesengsaraan
sebagai
akibat
perbuatannya
Onderneming-
Zaalberg
bsebenarnya
ingin
mengekalkan
penjajahan.
terpisah
karena
ras
dan
ras
peralihan
masing-masing,
C. Keanggotaan
Keanggotaan Indische Partij terbuka untuk semua golongan bangsa
tanpa membedakan tingkatan kelas, seks atau kasta, golongan bangsa yang
menjadi anggota Indische Partij adalah golongan bumiputera, golongan Indo,
Cina dan Arab.
Keanggotaan Indische PArtij tersebar pada 30 cabang dengan jumlah
anggota seluruhnya 7.300 orang, sebagian besar golongan Indo. Sedangkan
jumlah anggota golongan bumiputera adalah 1.500 orang, kebanyakan
golongan terpelajar. Indische Partij Cabang antara lain adalah Semarang,
dengan jumlah anggota 1.300 orang, Surabaya dengan jumlah anggota 850
orang, Bandung dengan jumlah anggota 700 orang, Batavia dengan Jumlah
anggota 654 orang.
Jika dibandingkan dengan Budi Utomo dan Sarekat Islam, maka
keanggotaan Indische Partij lebih kecil jumlahnya. Mungkin hal ini
disebabkan karena adanya perasaan takut untuk memasuki suatu perkumpulan
politik. Adanya pasal 111 Regerings-Reglement (RR), yang berbunyi "Bahwa
perkumpulan-perkumpulan atau persidangan-persidangan yang membicarakn
soal pemerintahan (politik) atau membahayakan keamanan umum dilarang di
Hindia Belanda". Pasal ini merupakan tembok penghalang yang sukar
ditembus oleh Indische Partij dalam mengembangkan jumlah Anggotanya.
D. Perjuangan Indische Partij untuk memperoleh Badan Hukum
Di dalam rapat pendirian Indische Partij pada tanggal 25 Desember 1912
ditetapkan pula anggaran dasarnya. Kemudian anggaran dasar itu diberikan
kepada pemerintah untuk mendapatkan pengesahan untuk menjadikan
Indische Partij berbadan hukum. Sikap Gubernur jendral Idenberg terhadap
Indische Partij berbeda dengan sikapnya kepada Budi Utomo dan Sarekat
Islam. Sikapnya terhadap Budi Utomo dan Sarekat Islam sangat berhati-hati,
tetapi sikapnya terhadap Indische Partij sangat tegas. Gubernur Jendral
Idenberk menolak anggaran dasar Indische Partij dengan surat keputusan
tanggal 4 Maret 1913. Alas an penolakan disebutkan "Oleh karena
kalinya anggaran dasar agar dapat disahkan oleh pemerintah. Dengan surat
keputusan tanggal 11 Maret 1913 Gubernur Jendral menolak anggaran dasar
Indische Partij yang baru. Bunyi penolakan itu adalah sebagai berikut
"Menimbang bahwa perubahan yang diadakan pada pasal 2 anggaran dasar
itu, sekali-kali tidak bermaksud merubah dasar dan jiwa organisasi itu yang
sebenarnya, sebagai diterangkan di dalam surat keputusan tanggal 4 Maret
1913 No.1 maka kenyataan itu adalah jelas daripada keterangan ketua
organisasi, atas pertanyaan Cabang Indramayu yang tertulis di dalam notulen
persidangan tanggal 25 Desember 1912 dan dilampirkan di dalam surat
permohonan pcuk pimpinan Indische Partij tanggal 16 Maret 1913. Berhubung
dengan itu, pemerintah Hindia Belanda tetap menguatkan surat keputusan
tanggal 4 Maret 1913".
Walaupun kemdian pucuk pimpinan Indische Partij beraudiensi kepada
Gubernur Jendral Idenburg untuk mengulangi permohonan badan hukum itu,
tetapi pemerintah Hindia Belanda tetap pada pendiriannya.
Dengan adanya penolakan itu berarti Indische Partij menjadi parta
terlarang dan hanya berusia 6 Bulan. Meskipun usianya pendek tetapi
semangat dan jiwa Indische Partij tetap mendapatkan tempat pada para
pemimpin pergerakan saat itu.
satu
pemimpin
Komite
Boemi
Poetra,
R.M.
Soewardi
diasingkannya
ketiga
pimpinan
tersebut,
maka
secara
BAB III
KESIMPULAN
Dari pemaparan materi diatas maka penyusun memeberikan kesimpulan
sebagai berikut :
1.
2.
25
Desember
1912
dan
merupakan
organisasi
4.
DAFTAR PUSTAKA