Anda di halaman 1dari 8

Sebagai salah satu contoh kasus yang dapat diperbadingkan sebgai pendalaman mengenai

pemahaman mengenai fungsi dan pembuatan PROPER, pada studi ini tim penulis akan
membandingkan dengan salah satu penilaian PROPER yang telah dilakukan kepada PT.
Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang
Dalam penilaian beyond Compliance suatu perusahaan, kategori yang dijadikan penilaanya
adalah sebagai berikut
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Penerapan sistem manajemen lingkungan


Upaya efisiensi energi
Upaya penurunan emisi
Implementasi reduce, reuse, dan recycle limbah B3
Implementasi reduce, reuse, dan recycle limbah non-B3
Konservasi air dan penurunan beban pencemaran air limbah
Perlindungan keanekaragaman hayati
Program pengembangan masyarakat

Berdasarkan kriteria tersebut, tim penulis melakukan studi mengenai kriteria yang ada pada
PT Geothermal Energy Area Kamojang.
1. Penerapan sistem manajemen lingkungan
Sejalan dengan Misi perusahaan, PGE Area Kamojang sangat memperhatikan
sustainabilitas pasokan energi jangka panjang dengan mengaplikasikan prinsipprinsip pengembangan energi secara optimal yang berwawasan lingkungan. PGE
Area Kamojang mengimplementasikan GCG (Good Corporate Goverment) dan
aspek QHSE (Quality, Health, Safety And Environment) dalam kebijakan perusahaan
yang berwawasan lingkungan untuk memberikan nilai tambah bagi seluruh
stakeholder PGE Area Kamojang.
PGE Area Kamojang telah mendapatkan integrasi standar internasional Sistem
Manajemen Lingkungan Mutu, dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (ISO
14001, ISO 9001 dan OHSAS 18001) yang tersertifikasi oleh Badan Sertifikasi
Internasional Independen, TV Rheinland sejak tahun 2002. Akreditasi integrasi
sistem manajemen tersebut berlaku secara konsisten sampai 29 Juni 2015. Ruang
lingkup sertifikasi meliputi manajemen lingkungan, aspek produksi hulu hilir
dan keselamatan kerja, termasuk sebagai kegiatan yang dinilai
PROPER

Untuk penerapan secara konsisten QHSE Excelent PGE

Area Kamojang

menerapkan
Sistem Manajemen Lingkungan dengan proses seperti gambar di bawah. Untuk
menjamin

pelaksanaan SML secara konsisten, PGE Area Kamojang melaksanakan

berbagai

program

berdasarkan

TKO

B-015/ PGE2402011S0

tentang

Identifikasi & Evaluasi Aspek Dampak Lingkungan & Bahaya Risiko K3, meliputi
penetapan tujuan dan sasaran program lingkungan yang mencakup penanggung
jawab, metode dan tata waktu untuk mencapai tujuan.

2. Upaya efisiensi energi


PGE Area Kamojang memiliki komitmen dan kebijakan untuk melaksanakan
efisiensi energi dalam kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan energi panasbumi.

PGE Area Kamojang memasok daya listrik sebesar 200 MWe untuk jaringan
Jawa-Bali melalui PLTP Kamojang Unit IV. PGE Area Kamojang secara aktif
melakukan penghematan dan konservasi energy untuk proses produksi maupun
fasilitas pendukungnya yang dapat dilihat dari penurunan houseload total energi
listrik persatuan produk tahun 2011-2012 sebesar 3,48% menjadi 3,40% di tahun
2012-2013 setara dengan penghematan sebesar
422.621 kWh dari tahun sebelumnya.

Upaya upaya penghematan sumber daya yang dilakukan PGE Area Kamojang melalui
program

Continous

Improvement

telah

memperoleh

beberapa

penghargaan

diantaranya adalah:
Medali Gold Tingkat nasional
Medali Gold temu karya mutu dan produktivitas nasional TKMPN
Medali Gold tingkat Internasional Asia Pasific Quality Conference APQC
3. Upaya penurunan emisi
PGE Area Kamojang secara konsisten menerapkan perbaikan berkelanjutan kualitas
lingkungan hidup yang lebih baik dengan menetapkan RENSTRA pengendalian emisi
meliputi inventarisasi sumber emisi, implementasi, pemantauan, pelaporan dan
benchmarking data beban emisi meliputi bahan pencemar konvensional maupun
Gas Rumah Kaca. PGE Area Kamojang secara berkala melakukan pemantauan dan
evaluasi emisi 3 tahun terakhir dengan hasil sebagai berikut:

4. Implementasi reduce, reuse, dan recycle limbah B3

Penerapan kebijakan PGE Area Kamojang secara konsisten dalam pengurangan


dan pemanfaatkan limbah B3 dibuktikan sebagai berikut:
Dibentuknya Tim Limbah dengan kualifikasi personal yang kompeten

dan tersertifikasi ( SP 001/PGE240/2013-S8, tanggal 11 Januari 2013).


Perusahaan menyusun rencana strategis (RENSTRA) jangka panjang 5

tahunan didukung oleh anggaran yang memadai.


Pengurangan dan pemanfaatan limbah B3 dominan dan non-dominan

dilakukan secara
kuantitatif
Dilakukannya konsultasi serta diverifikasi oleh Ahli B3 dan TUV Rheinland

setiap tahun.
Perusahaan memberikan penghargaan kepada pekerja yang melakukan
inovasi dalam pengurangan dan pemanfaatan limbah B3 dominan maupun
non-dominan melalui program CIP.

Program pengurangan, pengelolaan, dan pemanfaatan limbah B3 dilakukan oleh


tim limbah dan petugas yang memiliki latar belakang pendidikan yang relevan
dengan kegiatan pemanfaatan limbah B3 berikut alokasi pendanaan kegiatan
tersebut. Program ini dimulai dengan melakukan identifikasi aspek penting
terkait timbulan Limbah B3 yang dilanjutkan identifikasi peraturan yang terkait.
Langkah berikutnya dengan melakukan inventarisasi limbah B3 secara berkelanjutan,
sehingga program ini dapat dilakukan secara sistematis dan terencana, sesuai dengan
siklus program pengurangan dan pemanfaatan limbah B3.

5. Implementasi reduce, reuse, dan recycle limbah non-B3


Sejalan dengan kebijakan 3R limbah padat Non B3 yang tertuang dalam
kebijakan manajemen Pertamina,

PT

PGE

Area

Kamojang

telah

menyelenggarakan usaha pengurangan dan pemanfaatan Limbah padat Non B3


melalui komitmen kebijakan pemanfaatan limbah dan sampah yang teah di
perbaharui pada 1 Mei 2012 dan di tandatangani oleh Pimpinan tertinggi di Area
Kamojang.
Program pemanfaatan limbah dan sampah dilakukan oleh petugas yang memiliki
latar belakang pendidikan yang relevan dan pelatihan terkait termasuk alokasi
pendanaan kegiatan dimaksud.Kampanye pengurangan dan pemanfaatan limbah
padat Non B3 terus dilakukan melalui kegiatan
sosialisasi secara berkala dan intens kepada seluruh karyawan, pekerja outsourcing
dan stakeholder PGE Area Kamojang. Program kampanye tersebut berperan dalam
menggugah kesadaran yang pada akhirnya akan berhasil mengurangi limbah padat
Non B3 dan pada sisi lain akan meningkatkan pemanfaatan limbah padat Non B3
yang menghasilkan nilai tambah.
Program Pengurangan dan Pemanfaatan Limbah padat Non B3, dimulai dengan
melakukan identifikasi jenis-jenis sampah yang ada, kemudian dilanjutkan dengan
melakukan inventarisasi limbah padat Non B3. Setelah itu dilakukan kajian untuk
program 3R disertai dengan verifikasi oleh pihak ketiga yangkompeten. Program
pengurangan sampah terus dilakukan oleh seluruh pekerja, outsourcing serta
melibatkan warga sekitar . Diawali dengan sosialisasi dan pemberian pemahaman
pentingnya melakukan pengurangan timbulan sampah.

Tabel

di bawah ini

menunjukan data timbulan sampah selama empat tahun terakhir.

6. Konservasi air dan penurunan beban pencemaran air limbah


Untuk menjamin konservasi sumber daya air dan penurunan beban pencemaran
air di lingkungan operasional, perusahaan menerapkan kebijakan dan Rencana
Strategis (RENSTRA) Program 5 Tahunan Konservasi Air. PGE Area Kamojang
melakukan pemantauan dan evaluasi program konservasi sumber daya air secara
berkala baik untuk proses dan fasilitas pendukung dengan hasil seperti table berikut :

Selain itu program tambahan konservasi PGE area kamojang sebagai berikut
Pembuatan lubang resapan berpori
Direct Injection System condensate by natural gravity
Penggunaan kondensat saat start up PLTP
Penggunaan kondensat untuk aktifitas pengeboran
Penggunaan kran air otomatis
Pemanfaatan air hujan untuk pemakaian domestic
Sosialisasi dan kampanye penghematan air
Penurunan beban pencemaran air
7. Perlindungan keanekaragaman hayati
Program Perlindungan fauna yang dilakukan di PGE Area Kamojang selain dengan
menciptakan habitat bagi tempat hunian satwa, juga dengan melakukan sosialisasi
ke

warga

sekitar

agar

tidak

melakukan aktifitas

mengancam keanekaragaman hayati.

di

dalam

hutan

yang

Sosialisasi tersebut dengan melibatkan

instansi dari BBKSDA dan pihak ahli dan juga dipasang beberapa tulisan laranganlarangan berburu di beberapa titik. Monitoring perlindungan Fauna dilakukan secara
rutin setiap setahun sekali. Dari hasil Pengamatan yang dilakukan di 15 titik
pengamatan dijumpai 95 jenis burung yang tercatat
sejak tahun 2006-2013, dimana tidak semua jenis tersebut selalu ditemukan
pada

setiap

monitoring tahunan . Terdapat 21 jenis

burung yang selalu

ditemukan di setiap monitoring antara lain Alcippe pyrrhoptera, Cacomantis


sepulclaris,

Collocalia

linchi,

Cynniris

jugularis,

Diaeum

sanguinolentum,Ficedula westernmanni, Halcyon chloris, Halcyon cyanoventris, dll

Dalam

memiliki

monitoring

status

ini

konservasi

hewan

yang

yang

telah

berbeda-beda, berdasarkan

diinventaris

data

IUCN

(International Union for Conservation of Nature), CITES (Convention On


International Trade In Endangered Species), dan Peraturan Pemerintah no.7.
tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Selain itu
endimisitas jenis pun dicantumkan untuk memperlihatkan kekhasan lokasi jenis
tertentu. Diantara fauna-fauna yang dilindungi adalah: 10 jenis burung berstatus
dilindungi berdasarkan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia, 2
jenis burung masuk katagori IUCN, 4 jenis burung masuk dalam daftar CITES dan 10
jenis burung endemic Jawa,

Sedangkan mamalia yang dilindungi sebanyak 10

Jenis, Jenis Amphibia yang dilindungi sebanyak 4 jenis dan Reptilia 1 jenis yaitu
Phyton reticulatus (ular sanca)

8. Program pengembangan masyarakat


PGE Area Kamojang telah mengimplementasikan Kebijakan CSR dengan prinsip
mengedepankan partisipasi aktif masyarakat baik dalam proses perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program sehingga keberlanjutan program
terjamin,

serta

teralokasinya

dana

khusus

CSR dengan tujuan pemenuhan

kebutuhan kelompok rentan melalui strategi pemberdayaan masyarakat sehingga


terciptakemandirian dan kesejahteraan masyarakat di bidang ekonomi, pendidikan,
kesehatan, infrastruktur dan lingkungan. Untuk mewujudkan kebijakan tersebut,
dilaksanakan kegiatan social mapping yang dilakukan secara periodik selama 4
tahun sekali. Output dari kegiatan ini antara lain, teridentifikasinya jaringan

sosial yang ada di masyarakat baik individu maupun institusi, teridentifikasinya


masalah sosial, teridentifikasinya potensi sosial, serta teridentifikasinya kelompok
rentan yang menjadi sasaran utama pelaksanaan program.

Beberapa agenda yang dilakukan PGE terkait program pengemabangan masyarakat


yang lainnya adalah sebagai berikut
PKBM AN-Nur- Pengembangan Pusat Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan perempuan melalui budaya tanaman herbal
Pengembangan usaha makanan ringan tradisonal Borondong- pemberdayaan

masyarakt berbasis tradisi


Pemberdayaan peterenak domba terpadu
Program green school
Program sehat bersama pertamina
Program dusun bersih kamojang
Pembangunan infrastruktur pendukung kegiatan masyarakat

Anda mungkin juga menyukai