Anda di halaman 1dari 4

A.

Gangguan Psikofisiologis
1. Pengertian gangguan psikofisiologis
Psikofisiologi adalah studi mengenai hubungan dari fenomena mental atau behavioral
dengan proses-proses jasmani, khususnya studi mengenai aktivitas spontan dari bermacammacam oragan jasmaniah seperti dari otak, jantung, dan otot-otot ketika berlangsung perilaku.
Gangguan psikofisiologis merupakan gangguan kesehatan yang umum dijumpai di populasi,
namun seringkali menimbulkan kesalah pahaman dibidang medis.
Gangguan psikofisiologis itu sendiri tidak tercantum dalam DSM-IV-TR, meskipun
sebelumnya tercantum dalam versi-versi DSM terdahulu. Implikasi penempatan ini adalah
gangguan psikofisiologis bukan merupakan gangguan mental.

2. Macam-macam gangguan psikofisiologis


a. Gangguan Kardiovaskular
Gangguan kardiovaskular adalah penyakit pada jantung dan sistem sirkulasi darah.
Dua macam penyakit kardiovakular yang dipengaruhi oleh stres adalah hipertensi dan
penyakit jantung koroner
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi, memicu seseorang mengalami atherosclerosis
(penyumbatan pembulu darah arteri, serangan jantung, dan stroke, juga dapat menyebabkan
kematian melalui gagal ginjal). Faktor pemicu hipertensi diantaranya yaitu kemarahan
Jantung koroner, jantung koroner terdiri dari dua tipe utama. Pertama anggguna pektoris
dan infraksi miokardial atau serangan jantung
Anggina pektoris adalah rasa sakit di dada secara berkala, biasanya dibelakang
tulang dada dan seringkali menyebar ke punggung dan kadang bahu dan lengan
kiri. Penyebab utama serangan rasa sakit yang parah ini adalah kurangnya pasokan
oksigen ke jantung.
Infraksi miokardial adalah penyakit yang jauh lebih serius. Sama halnya dengan anggina
pektoris penyakit ini disebabkan karena kurangnya psokan oksigen ke jantung.
a. Asma
Serangan asma terjadi secara mendadak. Penderita asma mengalami penyempitan saluran
udara pada paru-paru, yang mana saluran udara tersebut bersifat hipersensitive.
1. Terapi untuk gangguan psikofisiologis

Terapis yang berorientasi psikoanalisis menggunakan teknik-teknik seperti asosiasi bebas dan
analisis mimpi untuk penderita kecemasan. Sedangkan para terapis behavioral dan kognitif,
menggunakan serangkaian prosedur untuk mengurangi kecemasan dan kemarahan, contohnya
latihan relaksasi

B. Gangguan Somatofrom
1. Pengertian gangguan somatoform
Kata somatoform ini di ambil dari bahasa Yunani soma, yang berarti tubuh. Dalam
gangguan somatoform, orang memiliki simtom fisik yang mengingatkan pada gangguan fisik,
namun tidak ada abnormalitas organik yang dapat ditemukan penyebabnya.
Gangguan somatoform adalah suatu kelompok gangguan yang memiliki gejala fisik (sebagai
contohnya, nyeri, mual, dan pusing) di mana tidak dapat ditemukan penjelasan medis
Macam-macam Gangguan Somatoform
1. Gangguan somatisasi
Gangguan somatisasi adalah gangguan dengan karakteristik berbagai keluhan atau gejala
somatik yang tidak dapat dijelaskan secara adekuat dengan menggunakan hasil pemeriksaan
fisik maupun laboratorium. Diagnosis gangguan somatisasi digunakan untuk individuindividu yang banyak menagalami keluhan-keluhan somatic, berulang-ulang dan berlangsung
lama, yang jelas bukan karena suatu penyebab fisik yang actual. Individu-individu dengan
gangguan ini menolak pandangan bahwa penyebab dari keluhan-keluhan mereka adalah
factor psikologis dan mereka tetap mencari pengobatan.
1. Hipokondriasis
Hipokondriasis merupakan kondisi kecemasan yang kronis dimana pendrita selalu merasa
ketakutan yang patologik terhadap kesehatannya sendiri. Penderita merasa yakin sekali
bahwa dirinya mengidap penyakit yang parah (serius).
1. Gangguan konversi
Menurut DSM IV, gangguan konversi adalah gangguan dengan karakteristik munculnya satu
atau beberapa simtom neurologis (misal: buta, lumpuh, dll) yang tidak dapat dijelaskan secara
medis dan diduga faktor psikologis memiliki peranan penting dengan awal dan keparahan
gangguan

Penanganan Gangguan Somatoform

Jika memang terindikasi bahwa kamu adalah penderita somatoform disorder


disarankan segara mendatangi psikolog untuk diberikan penanganan terapi agar gangguan
dapat berkurang. Pendekatan behavioral untuk menangani gangguan somatofom adalah
menghilangkan sumber dari reinforcement sekunder yang dapat di hubungkan dalam
keluhan-keluhan fisik. Terapis behavioral dapat bekerja secara lebih langsung dengan
penderita gangguan somatofom membantu orang tersebut mengani stres dan kecemassan
dengan cara yang lebih adaptif. Sedangkan terapi dalam teknik kognitif behavioral paling
sering pemaparan terhadap pencegahan respon anretrukturisasi kognitif. Secara sengaja
memunculkan kerusakan yang dipersepsikan didepan umum, dan bukan menutupinya melalui
penggunaan rias wajah dan pakaian.

C. GANGGUAN DISOSIATIF
1. Pengertian Gangguan Diasosiatif
Disosiasi psikologis adalah perubahan kesadaran mendadak yang mempengaruhi memori dan
identitas. Para individu yang menderita gangguan disosiatif tidak mampu mengingat berbagai
peristiwa pribadi penting atau selama beberapa saat lupa akan identitasnya atau bahkan
membentuk identitas baru.

2. Macam-Macam Gangguan Disosiatif


Amnesia Disosiatif

Amnesia disosiatif adalah hilangnya memori setelah kejadian yang penuh stres. Seseorang
yang menderita gangguan ini tidak mampu mengingat informasi pribadi yang penting,
biasanya setelah suatu episode yang penuh stres.

Fugue Disosiatif

Fugue disosiatif adalah hilangnya memori yang disertai dengan meninggalkan rumah dan
menciptakan identitas baru. Dalam fugue disosiatif, hilangnya memori lebih besar dibanding
dalam amnesia disosiatif.

Gangguan Depersonalisasi

Gangguan depersonalisasi adalah suatu kondisi dimana persepsi atau pengalaman seseorang
terhadap diri sendiri berubah. Dalam episode depersonalisasi, yang umumnya dipicu oleh
stres, individu secara mendadak kehilangan rasa diri mereka. Para penderita gangguan ini
mengalami pengalaman sensori yang tidak biasa, misalnya ukuran tangan dan kaki mereka
berubah secara drastis, atau suara mereka terdengar asing bagi mereka sendiri.

Gangguan Identitas Disosiatif

Gangguan identitas disosiatif suatu kondisi dimana seseorang memiliki minimal dua atau
lebih kondisi ego yang berganti-ganti, yang satu samalain bertindak bebas.
Penanganan Gangguan Disosiatif
Terapi psikoanalisis lebih banyak dipilih untuk gangguan disosiatif dibanding masalahmasalah psikologis lain. Tujuan untuk mengangkat represi menjadi hukum sehari-hari,
dicapai melalui penggunaan berbagai teknik psikoanalitik dasar. Terapi Hipnotis umum
digunakan dalam penanganan GID. Secara umum, pemikirannya adalah pemulihan kenangan
menyakitkan yang direpres akan difasilitasi dengan menciptakan kembali situasi penyiksaan
yang diasumsikan dialami oleh pasien. Umumnya seseorang dihipnotis dan didorong agar
mengembalikan pikiran mereka kembali ke peristiwa masa kecil.

Anda mungkin juga menyukai