Disusun oleh :
Hafsah Haries Aliansyah
135120400111003
Anis Bamarty A. P
135120400111023
135120400111057
Ade Swandana
135120401111005
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Hubungan
antar
negara
yang
mulai
dilakukan
melaui
dan
Perkembangan
konsuler
yang
memiliki
peran
hubungan
dan
konsuler
pun
yang
berbeda.
terlihat
dinamis
banyak
situasi
dimana
negara
tidak
hanya
dapat
sebagai
negara
yang
memiliki
tanggungjawab
BAB II
RUMUSAN MASALAH
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang terjadi mengenai
kasus pengiriman duta besar Perancis untuk Vatikan, penulis
merumuskan masalah untuk acuan pembahasan makalah ini
sebagai berikut :
1. Mengapa Vatikan tidak memberikan konfirmasi untuk
menerima Duta Besar Perancis?
2. Mengapa Perancis masih bersikukuh untuk mengirim Duta
Besarnya yang gay?
3. Bagaimanakah konvensi Wina tahun 1961 dan hukum
internasional memandang kasus ini?
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.
3.1.1.
hubungan
dengan
negara-negara.3Namun,
untuk
permasalahan
penerimaan duta besar, hak tersebut dikembalikan lagi kepada Paus sebagai
pemimpin kedaulatan Vatikan.
3 The Secretary of State. http://www.vatican.va/roman_curia/secretariat_state/documents/rc_segst_12101998_profile_en.htlm diakses pada tanggal 19 Mei 2015 pukul 13.00
3.1.2.
Alasan Vatikan Belum Memberikan Konfirmasi
terhadap Pengiriman Duta Besar Perancis untuk
Vatikan
Beberapa minggu terakhir ini, Vatikan, khususnya kebijakan yang
dikeluarkan oleh Paus sedang hangat-hangatnya dibicarakan. Penolakan akan
pengiriman duta besar negara Prancis oleh Paus, yang mana duta besar tersebut
memiliki orientasi seksual yang menyimpang. Hal ini kemudian menjadi
polemik tersendiri bagi Vatikan dimana banyak sekali tanggapan, terutama dari
berbagai media di Prancis yang menyesalkan tindakan Vatikan. Namun diluar
dari itu, Vatikan tetap ingin menajaga hubungan baik dengan negara Prancis
dengan tetap meminta pencalonan duta besar yang lain.
Alasan yang dikemukakan adalah para petinggi gereja katolik tidak setuju
dengan adanya hukum pernikahan yang sah di Prancis. Mereka menolak karena
tidak sesuai dengan kaidah agama yang berlaku. Keberatan yang diungkapakan
oleh Paus ini merupakan salah satu alasa menagapa Paus belum mengkonfirmasi
penerimaan duta besar Laurent Stefanini menjadi duta besar untuk Vatikan.4
Menurut Paus Prancis dia sangat meneysalkan tindakan yang dilakukan oleh
pemerintah Prancis dalam memberikan tekanan kepada Vatikan. Menurut
Borgoglio, isu LGBT merupakan isu yang sangat ditentang oleh gereja. Oleh
karena itu beliau setuju untuk tidak memberikan persetujuan dalam menerima
duta besar dengan orientasi yang berbeda. Menurutnya, menerima apa yang
tidak sesuai dengan kaidah yang telah ada hanya akan merusak kesucian dari
hukum gereja yang ada. Walaupun demikian, banyak sekali orang yang
menentang pernyataan yang dikeluarkan oleh Paus Prancis ini. 5
4 Paper claims pope rejected gay French diplomar as ambassador to Holy See.
http://www.theguardian.com/world/2015/apr/22/pope-gay-french-diplomat-paper-claim-rejected-ambassador diakses
pada tanggal 20 Mei 2015 pukul 08.00
5 How Pope Francis fooled us all on LGBT issues http://www.theguardian.com/commentisfree/2015/mar/13/popefrancis-lgbt-issues-rightsdiakses pada tanggal 20 Mei 2015 pukul 08.00
Dengan kualifikasi yang telah dimiliki oleh Laurent Stefanini sebagai seorang
perwakilan diplomat, seharusnya bukan menjadi masalah untuk Vatikan menerimanya
sebagai Diplomat perancis. Namun, karena alasan perbedaan orientasi seksual membuat
Stefanini terkendala. Padahal pemimpin tertinggi Vatikan Paus Fransiskus dikenal
sebagai paus yang memiliki sikap lebih toleran terhadap kaum homoseksual dengan
pernyataanya "If someone is gay and he searches for the Lord and has good will, who
am I to judge?" (jika ada seorang gay dan ia mencari Tuhan dengan keinginanya sendiri,
Siapa
saya
ini
sehingga
menghakimi
homoseksualitas?"9.
seharusnya
tidak
Negara penerima mempunyai hak untuk menolak calon yang dipilih negara
pengirim dan tidak mempunyai kewajiban untuk memberitahukan alasannya kepada
negara pengirim. Hal ini tercantum jelas dalam Konvensi Wina 1961 tentang Hubungan
Diplomatik pasal 4 (2) :
The receiving State is not obliged to give reasons to the sending State for a
refusal of agrment.
Negara penerima pun berhak memberikan penolakan kapan saja. Penolakan
calon atau duta besar yang telah resmi diangkat atau anggota misi dapat dilakukan oleh
negara penerima sebelum atau sesudah orang tersebut berada di wilayah negara
penerima. Hal ini ada tercantum dalam Konvensi Wina 1961 tentang Hubungan
Diplomatik pasal 9 (1) :
The receiving State may at any time and without having to explain its
decision, notify the sending State that the head of the mission or any
member of the diplomatic staff of the mission is persona non grata or that
any other member of the staff of the mission is not acceptable. In any such
case, the sending State shall, as appropriate, either recall the person
concerned or terminate his functions with the mission. A person may be
declared non grata or not acceptable before arriving in the territory of the
receiving State.
Laurent Stefanini sendiri belum ada di Vatikan saat itu. Menurut konvensi,
sah-sah saja jika Vatikan memutuskan untuk menolak dengan sikap diamnya dengan
posisi Stefanini yang masih bertempat di Perancis, atau mengeluarkan statement
penolakan resmi nantinya jika Stefanini telah berada di Vatikan mengingat sikap
Perancis yang tetap bersikukuh mengirim Stefanini ke Vatikan.
Menurut Narider Mehta dalam International Organizations and Diplomacy,
ada beberapa alasan yang bisa mendasari negara penerima menolak calon duta besar
yang diajukan negara pengirim12, yaitu :
1. Calon tersebut dianggap dapat mengganggu hak kedaulatan negara penerima
karena sifat pribadinya;
2. Calon tersebut menunjukkan sikap permusuhan (hostile act) terhadap rakyat atau
lembaga negara penerima;
12 Ibid., hal. 107-108
sebenarnya dapat menyelesaikan permasalahan ini dengan mengajukan calon lain yang
bukan gay.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan
Polemik yang terjadi antara Vatikan dan Prancis, dalam hubungan
diplomatiknya sampai saat ini belum menemukan kejelasan tentang
status Stefanini sebagai calon duta besar di Vatikan. Hal inu tidak
terlepas dari kepentingan masing-masing negara, khusunya negara
Vatikan di dalam hubungan diplomatiknya.
Alasan mengapa Vatikan belum memeberikan konfirmasi atas status
duta besar Prancis adalah, bahwa Vatikan belum menyetujui duta
besar dengan orientasi seksual yang berbeda. vatikan yang
merupakan negara teokrasi, berpendapat bahwa dengan diterimanya
diplomat maupun duta besar yang memiliki orientasi seksual yang
berbeda, akan mencoreng kesucian hukum agama. Selain itu, para
petinggi di Vatikan, belum secara resmi menyatakan persetujuan
mereka akan pernikahan sesama jenis, yang mana pernikahan telah
resmi di Prancis. Di lain sisi, Tahta Suci juga mengalami dilema
dengan permasalah ini. Jika dibandingkan dengan pemerintahan
Vatikan sebelumnya, pemerintah Vatikan saat ini tidak terlalu kaku.
Namun, hal ini tetap tidak menjadi sebuah legitimasi untuk Vatikan
dalam menerima diplomat atau duta besar yang memiliki orientasi
seksual yang berbeda.
Sedangkan alasan Prancis masih bersikeras untuk mempertahankan
Laurent Stefanini untuk menjadi duta besar di Vatikan adalah karena
calon dubes tersebut memiliki kualifikasi sebagai dubes terbaik
dengan berbagai prestasi. Kemudian calon dubes tersebut juga
pernah menjabat sebagai wakil dubes untuk Vatikan seak tahun 2001
hingga 2005. Melihat pengalaman yang dimilikinya, pemerintah
Prancis beranggapan bahwa Laurent Stefanini memiliki kapabilitas
yang baik mengenai dinamika politik di vatikan sendiri.
Berdasarkan Konvensi Wina tahun 1961 pasal 4 dan 9 yang dapat
disimpulkan bahwa setiap negara penerima memiliki hak untuk
menolak calon duta besar tanpa memberikan alasannya. Bagi Vatikan
menolak duta besar yang gay tidak melanggar konvensi Wina, namun
memang seharunya Vatikan memberikan konfirmasi tersebut
sesegera mungkin agar tidak menimbulkan prasangka yang melebar
bagi pihak Prancis. Sedangkan bagi pihak Prancis sendiri terlihat tidak
adanya upaya untuk mencari alternatif lain untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut.
4.2. Saran
Berdasarkan pembahasan diatas, penulis memberikan saran untuk
kedua negara. Sebagai receiving state :
Vatikan seharusnya memberikan statement resmi terhadap
status calon duta besar Prancis.
Pernyataan resmi akan status Stefanini sebagi duta besar di
Vatikan sangat penting untuk Prancis. Hal ini berkaitan dengan
status hubungan diplomatik yang di jalankan antara Vatikan dan
Prancis. Selain itu, dengan pernyataan resmi juga, Prancis bisa
memikirkan langkah selanjutnya dalam menjaga hubungan
diplomatik dengan Vatikan.
Sebagai sending state:
Prancis seharusnya tidak melakukan pemaksaan kepada Vatikan
untuk menerima duta besar Laurent Stefanini sebagai duta
besar perancis di Vatikan.
Walaupun pernyataan resmi akan status Stefanini belum keluar,
Prancis seharusnya lebih peka dalam membaca situasi politik
yang ada di Vatikan. Sebagai negara pengirim, Prancis
seharusnya tidak boleh memaksakan kehendaknya kepada
DAFTAR PUSTAKA
Suryokusumo, Sumaryo. 2013. Hukum Diplomatik dan Konsuler Jilid I. PT Tatanusa.
Jakarta.
Vatican city. 1929. Lateran Pacts od 1929. Seretariat Vatikan
Vaticanstate. 2012. Vatican City in the Past,
http://www.vaticanstate.va/content/vaticanstate/en/statoegoverno/storia/lacittadelvaticanoneltempo.html (dikases 24 Mei 2015)
The Secretary of State. 2000,
http://www.vatican.va/roman_curia/secretariat_state/documents/rc_segst_12101998_profile_en.htlm (diakses 19 Mei 2015)
Theguardian, 2015. Paper claims pope rejected gay French diplomar as ambassador to
Holy See, http://www.theguardian.com/world/2015/apr/22/pope-gay-french-diplomatpaper-claim-rejected-ambassador (dikases 20 Mei 2015)
Theguardian, 2015 How Pope Francis fooled us all on LGBT issues,
http://www.theguardian.com/commentisfree/2015/mar/13/pope-francis-lgbt-issuesrights (dikases 20 Mei 2015)
Le mondre, 2015. Le pape bloque la nomination dun ambassadeur de france gay,
http://www.lemonde.fr/religions/article/2015/04/09/le-pape-bloque-la-nomination-d-unambassadeur-de-france-gay_4612443_1653130.html (dikases 24 Mei 2015)
Kompas, 2015. Perancis tetap ngotot tunjuk diplomat gay,
http://internasional.kompas.com/read/2015/04/16/15190091/Perancis.Tetap.Ngotot.Tunj
uk.Diplomat.Gay.untuk.Dubes.di.Vatikan?utm_campaign=related&utm_medium=bpkompas&utm_source=news& (dikases 24 Mei 2015)
CNN, 2015. France Vatican Diplomat row,
http://edition.cnn.com/2015/05/13/europe/france-vatican-diplomat-row/ (dikases 24 Mei
2015)
Religionnews, 2015. Pope met french vatican ambassador,
http://www.religionnews.com/2015/04/23/pope-met-french-vatican-ambassadornominee-considered-gay/ (dikases 24 Mei 2015)
BBC, 2015. World Europe http://www.bbc.com/news/world-europe-22579093 (dikases
24 Mei 2015)