Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH STUDI KASUS

KASUS KETIDAKPASTIAN VATIKAN DALAM PENERIMAAN DUTA


BESAR HOMOSEKSUAL DARI PERANCIS
Mata Kuliah : Hubungan Diplomatik dan Konsuler

Disusun oleh :
Hafsah Haries Aliansyah

135120400111003

Anis Bamarty A. P

135120400111023

Grace Stella Ariscca

135120400111057

Ade Swandana

135120401111005

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Hubungan

antar

negara

yang

mulai

dilakukan

melaui

pendelegasian ambasador dari tiap negara hingg kini sudah menjadi


hukum dan kebiasaan internasional yang diatur sebagai hubungan
diplomatik

dan

Perkembangan

konsuler

yang

memiliki

peran

hubungan

dan

konsuler

pun

yang

berbeda.

terlihat

dinamis

tergantung dengan bagaimana perilaku negara-negara terkait. Hal


tersebut dapat kita lihat semakin banyaknya kasus-kasus mengenai
hubungan diplomatik dan konsuler yang dalam penyelesaiannya
terbilang cukup berbeda satu dengan yang lainnya meski sudah
diatur pula dalam konvensi Wina tahun 1961untuk hubungan
diplomatik dan 1963 untuk hubungan konsuler.
Hubungan diplomatik sejatinya merupakan bentuk etikad baik
antar negara untuk melakukan kerjasama secara de jure. Meski sudah
ada hukum yang mengatur yakni konvensi Wina tahun 1961, masih
terdapat

banyak

situasi

dimana

negara

tidak

hanya

dapat

memutuskan untuk menerima atau mengirim perwakilannya. Hal


inilah yang saat ini dialami oleh Vatikan dan Perancis. Vatikan adalah
daerah khusus yang terletak di tengah kota Roma, Italia dan memiliki
wewenang khusus layaknya sebuah negara. Vatikan juga dapat
menerima dan mengirim perwakilan diplomatik seperti halnya sebuah
negara. Namun pada tahun 2015, Vatikan dirundung dilema dimana
negara tersebut harus menerima perwakilan diplomatik yang memiliki
status gay dari Perancis.
Vatikan

sebagai

negara

yang

memiliki

tanggungjawab

menegakkan nilai-nilai agama dan keagungan gereja katholik tentu


memikirkan bagaimana dampaknya jika Vatikan menerima diplomatik
yang gay. Hal ini menjadi permasalahan karena Vatikan biasanya

memberikan konfirmasi terhadap negara yang mengirimkan duta


besar tidak lebih dari enam minggu. Sedangkan untuk dubes perancis
sendiri, lebih dari enam minggu belum diberikan konfirmasi apakah
dubes tersebut ditolak atau diterima. Namun, menyikapi hal ini,
Perancis menyatakan akan bersikukuh untuk mengirimkan duta
besarnya tersebut untuk merepresentasikan negaranya di Vatikan.

BAB II
RUMUSAN MASALAH
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang terjadi mengenai
kasus pengiriman duta besar Perancis untuk Vatikan, penulis
merumuskan masalah untuk acuan pembahasan makalah ini
sebagai berikut :
1. Mengapa Vatikan tidak memberikan konfirmasi untuk
menerima Duta Besar Perancis?
2. Mengapa Perancis masih bersikukuh untuk mengirim Duta
Besarnya yang gay?
3. Bagaimanakah konvensi Wina tahun 1961 dan hukum
internasional memandang kasus ini?

BAB III
PEMBAHASAN

3.1.

Sejarah Singkat Vatikan Sebagai Negara

Vatikan merupakan sebuah negara terkecil di dunia terletak di kota Roma.


Vatikan sendiri merupakan pusat dari agama khatolik sekaligus tempat tinggal
dari Paus yang merupakan pimpinan tertinggi agama Katolik di seluruh dunia.
Vatikan merupakan negara yang menganut sistem pemerintahan teokrasi dimana
semua kaidah ataupun aturan yang ada berasal dari hukum-hukum agama.
Pada jaman dulu, ada sebuah tempat yang terletak di kota Roma yang tak
berhuni (ager vaticanus) yang dianggap suci oleh masyarakat Roma. Pada tahun
326, tempat ini sudah banyak dihuni terutama untuk tempat para paus yang
menjadi pemimpin agama katolik. Seiring dengan berlanjutnya waktu, para paus
kemudian memerintah di banyak tempat di Italia. Kemudian munculah sebuah
kerajaan di Italia pada abad ke-18, yang mana otoritas yang dimiliki berbeda
dengan otoritas yang dimiliki oleh para pemuka agama di Roma. Pada tahun
1870, kerajaan di Italia ini mulai menyatukan daerah-daerah di Italia, termasuk
daerah Roma. Akibat dari penyatuan ini, otoritas dan ruang gerak gereja mulai
semakin dipersempit oleh kerajaan.1
Ruang gerak gereja yang semakin dipersempit inilah yang membuat para
pemimpin gereja di Roma mulai merasa gerah. Gereja menolak di aneksasinya
Roma ke dalam kerajaan Italia. Sehingga munculah konflik antara gereja dan
kerajaan Itala. Kemudian konflik yang terjadi ini diselesaikan dengan perjanjian
Lateran (Corcondat).2 Perjanjian ini ditandatangani oleh Kardinal Gaspari yang
mewakili gereja dan Benito Mussolini yang menjadi perwakilan kerajaan
Italia.Kemudian munculah Vatikan sebagai sebuah negara berdaulat dengan Paus
sebagai pemimpinnya.

1 Vatican City in the Past http://www.vaticanstate.va/content/vaticanstate/en/stato egoverno/storia/lacittadelvaticanoneltempo.html

2Lateran Pacts of 1929

3.1.1.

Peran Paus dalam Menerima Kedutaan

Vatikan merupakan salah satu negara dengan bentuk pemerintahan yang


cukup unik. Kepala negara yaitu Paus yang memiliki tugas, wewenang dan
fungsi yang tidak diwariskan tetapi dipilih seumur hidup. Untuk itulah, politik
yang ada di dalam Vatikan, cenderung untuk menyoroti pergerakan maupun
kebijakan yang dikeluarkan oleh Paus.
Istilah takhta suci yang melekat di Vatikan merujuk pada otoritas, yuridiksi
dan kedaulatan Paus dan penasehatnya dalam memipin Gereja Katolik Roma.
Untuk itulah, tahkta suci memiliki hak yang sama seperti sebuah negara
berdaulat. Sehingga, Vatikan sebagai negara berdaulat juga memiliki hak untuk
mengirim dan menerima duta besar. Walaupun dalam kenyataannya, para
dutabesar ini tidak bertempat di Vatikan melainkan Roma.
Peran diplomatik yang diambil oleh Vatican sebenarnya sudah dari sejak
lama dilakukan. Hal ini terlihat dari peran missionaris yang dibawa oleh para
misioner agama katolik tidak melepaskan juga peran poltik Vatikan yang dibawa
oleh para misioner.
Tugas diplomatik Vatikan tidak hanya di jalankan oleh para diplomat yang
dikirim oleh Vatikan ke berbagai negara, tetapi ada juga kementrian luar negeri
Vatikan yang memegang semua fungsi politik dan diplomatik Vatikan
(Secretariat of State). Kesekretariatan ini dipimpin oleh seorang kardinal.Selain
itu, kesekretariat ini dibagi menjadi dua yaitu bagian pertama yang berhubungan
dengan urusan umum (General Affairs) dan bagian kedua yang berhubungan
dengan

hubungan

dengan

negara-negara.3Namun,

untuk

permasalahan

penerimaan duta besar, hak tersebut dikembalikan lagi kepada Paus sebagai
pemimpin kedaulatan Vatikan.

3 The Secretary of State. http://www.vatican.va/roman_curia/secretariat_state/documents/rc_segst_12101998_profile_en.htlm diakses pada tanggal 19 Mei 2015 pukul 13.00

3.1.2.
Alasan Vatikan Belum Memberikan Konfirmasi
terhadap Pengiriman Duta Besar Perancis untuk
Vatikan
Beberapa minggu terakhir ini, Vatikan, khususnya kebijakan yang
dikeluarkan oleh Paus sedang hangat-hangatnya dibicarakan. Penolakan akan
pengiriman duta besar negara Prancis oleh Paus, yang mana duta besar tersebut
memiliki orientasi seksual yang menyimpang. Hal ini kemudian menjadi
polemik tersendiri bagi Vatikan dimana banyak sekali tanggapan, terutama dari
berbagai media di Prancis yang menyesalkan tindakan Vatikan. Namun diluar
dari itu, Vatikan tetap ingin menajaga hubungan baik dengan negara Prancis
dengan tetap meminta pencalonan duta besar yang lain.
Alasan yang dikemukakan adalah para petinggi gereja katolik tidak setuju
dengan adanya hukum pernikahan yang sah di Prancis. Mereka menolak karena
tidak sesuai dengan kaidah agama yang berlaku. Keberatan yang diungkapakan
oleh Paus ini merupakan salah satu alasa menagapa Paus belum mengkonfirmasi
penerimaan duta besar Laurent Stefanini menjadi duta besar untuk Vatikan.4
Menurut Paus Prancis dia sangat meneysalkan tindakan yang dilakukan oleh
pemerintah Prancis dalam memberikan tekanan kepada Vatikan. Menurut
Borgoglio, isu LGBT merupakan isu yang sangat ditentang oleh gereja. Oleh
karena itu beliau setuju untuk tidak memberikan persetujuan dalam menerima
duta besar dengan orientasi yang berbeda. Menurutnya, menerima apa yang
tidak sesuai dengan kaidah yang telah ada hanya akan merusak kesucian dari
hukum gereja yang ada. Walaupun demikian, banyak sekali orang yang
menentang pernyataan yang dikeluarkan oleh Paus Prancis ini. 5

4 Paper claims pope rejected gay French diplomar as ambassador to Holy See.
http://www.theguardian.com/world/2015/apr/22/pope-gay-french-diplomat-paper-claim-rejected-ambassador diakses
pada tanggal 20 Mei 2015 pukul 08.00

5 How Pope Francis fooled us all on LGBT issues http://www.theguardian.com/commentisfree/2015/mar/13/popefrancis-lgbt-issues-rightsdiakses pada tanggal 20 Mei 2015 pukul 08.00

3.2. Alasan Perancis Tetap Ingin Mencalonkan Laurent


Stefanini Sebagai Duta Besar Perancis di Vatikan
Akbiat dari ketidakjelasan dari pihak Vatikan perihal penerimaan calon duta
besar Perancis, kementrian luar negeri perancis tetap mempertahankan pencalonan
Laurent Stefanini seorang diplomat senior. Laurent Stefanini telah dicalonkan sejak
Bulan Januari silang yang hingga sekarang masih belum mendapatkan konfirmasi
tentang statusnya sebagai diplomat Vatikan.
Salah satu alasan Kementerian Luar Negeri Perancis tetap ingin mencalonkan
Laurent Stefanini sebagai duta besar perancis di Vatikan adalah mereka menganggap
Stefanini sebagai "salah satu diplomat terbaik negeri itu". Laurent Stefanini mendapat
peringkat ke-2 sebagai diplomat terbaik di perancis menurut surat kabar harian Le
Monde6.
Secara pengalaman stefanini memang adalah kandidat calon diplomat yang
ideal, stefanini sebelumnya pernah menjabat di organisasi PBB, selain itu ia juga pernah
Stefanin menjabat sebagai wakil duta besar Perancis di Vatikan dari 2001 sampai 2005 7.
Hal ini mengkin menjadi poin lebih bagi menteri luar negeri Perancis untuk tetap
mempertahankan pencalonan Stefanini sebagai dubes Vatikan untuk periode mendatang
karenda dianggap telah memiliki pengalaman di lapangan. Laourent Stefanini juga
pernah menduduki jabatan sebagai kepala protokoler pada masa pemerintahan Persiden
Franois Hollande. Secara Agama Stefanini juga dilaporkan telah mendaptakan
dukungan dari kardinal perancis Andr Vingt-Trois8.

6 Le pape bloque la nomination dun ambassadeur de france gay,


http://www.lemonde.fr/religions/article/2015/04/09/le-pape-bloque-lanomination-d-un-ambassadeur-de-france-gay_4612443_1653130.html
diakses pada 24 Mei 2015
7Perancis teteap ngotot tunjuk diplomat gay
http://internasional.kompas.com/read/2015/04/16/15190091/Perancis.Tetap.
Ngotot.Tunjuk.Diplomat.Gay.untuk.Dubes.di.Vatikan?
utm_campaign=related&utm_medium=bp-kompas&utm_source=news&
diakses pada 24 Mei 2015

Dengan kualifikasi yang telah dimiliki oleh Laurent Stefanini sebagai seorang
perwakilan diplomat, seharusnya bukan menjadi masalah untuk Vatikan menerimanya
sebagai Diplomat perancis. Namun, karena alasan perbedaan orientasi seksual membuat
Stefanini terkendala. Padahal pemimpin tertinggi Vatikan Paus Fransiskus dikenal
sebagai paus yang memiliki sikap lebih toleran terhadap kaum homoseksual dengan
pernyataanya "If someone is gay and he searches for the Lord and has good will, who
am I to judge?" (jika ada seorang gay dan ia mencari Tuhan dengan keinginanya sendiri,
Siapa

saya

ini

sehingga

menghakimi

homoseksualitas?"9.

seharusnya

tidak

mempermasalahkan orientasi seksual untuk urusan perwakilan diplomatik. Terlebih lagi


tahun 2001 hingga 2005 Stefanini juga pernah menjadi wakil kepala diplomatik
perancis untuk vatikan walaupun ia adalah gay.
Perancis sendiri baru melegalkan perkawinan sejenis tertanggal mulai 18 Mei
2013 ditandai dengan penandatanganan hukum perkawinan sejenis oleh persiden
Hollande10. Semenjak saat itu semua pasangan sejenis dapat secara legal mendapat
pengakuan di mata hukum juga mereka telah mendapat pengakuan terhadap status
orientasi seksual mereka. Sejak itu termasuk di dalamnya diplomat senior Laurent
Stefanini juga secara sah diakui sebagai seorang gay. Hal ini membuat Vatikan juga
harus mempertimbangkan baik dampak secara politik yaitu mungkin kedepanya makin
banyak perwakilan diplomatik dari negara lain untuk Vatikan yang juga merupakan
seorang dengan kelainan sekusal. Juga secara agama Vatikan yang dianggap sebagai
simbol tertinggi agama Katolik akan dipertanyakan jika mereka menerima Stefanini
sebagai perwakilan diplomatik di Vatikan.

8France Vatican Diplomat row,


http://edition.cnn.com/2015/05/13/europe/france-vatican-diplomat-row/
diakses pada 24 Mei 2015
9Pope met french vatican ambassador,
http://www.religionnews.com/2015/04/23/pope-met-french-vaticanambassador-nominee-considered-gay/ diakses pada 24 Mei 2015
10Woeld Europe http://www.bbc.com/news/world-europe-22579093 diakses
dari 24 Mei 2015

3.3. Perspektif Konvensi Wina 1961 dan Hukum


Internasional Terhadap Kasus ini
Apabila ada kebingungan mengenai posisi The Holy See (Takhta Suci)
dalam Konvensi Wina 1961 tentang Hubungan Diplomatik, maka Takhta Suci adalah
subjek dari konvensi ini dan telah menjalani kebiasaan dalam diplomatik sejak lama.
Kata-kata state dalam konvensi ini applicable terhadap Takhta Suci.
Konvensi Wina 1961 tentang Hubungan Diplomatik tidak mencantumkan
persyaratan-persyaratan tertentu untuk menjadi duta besar suatu negara. Tiap-tiap
negara mempunyai ketentuan dan standar masing-masing dalam menentukan siapa yang
dianggap pantas menjadi kepala perwakilan suatu negara di negara penerima. Hal ini
berarti suatu negara mempunyai hak untuk mengangkat duta besar yang dianggap
pantas dan memenuhi kualifikasi.
Jika negara pengirim telah menentukan calon duta besar, maka negara
pengirim harus meminta persetujuan (agreement) dari negara penerima untuk menerima
calon tersebut menjadi duta besar perwakilan negara pengirim. Jawaban penerimaan
atau penolakan negara penerima dapat disampaikan melalui tulisan atau lisan kepada
negara pengirim, khususnya kepada calon duta besar tersebut. Hal ini telah diatur di
dalam Konvensi Wina 1961 tentang Hubungan Diplomatik pasal 4 (1) :
The sending State must make certain that the agrment of the receiving
State has been given for the person it proposes to accredit as head of the
mission to that State.
Ketika negara penerima belum memberikan jawaban atau mengalami
penundaan dalam waktu yang cukup lama, hal ini memungkinkan sebagai isyarat negara
penerima menolak calon yang diangkat oleh negara pengirim. 11 Seperti yang telah
dikemukakan sebelumnya, pihak Vatikan sebagai penerima belum memberikan
konfirmasi penerimaan, baik secara lisan maupun tulisan, Laurent Stefanini selama 6
minggu. Hal ini bisa saja diartikan sebagai penolakan dari pihak Vatikan. Hal ini wajar
saja karena memang Vatikan mempunyai hak untuk menolak dan tidak memberikan
alasan penolakan kepada pihak Perancis.

11 Sumaryo Suryokusumo, Hukum Diplomatik dan Konsuler: Jilid I, 2013,


hal. 87

Negara penerima mempunyai hak untuk menolak calon yang dipilih negara
pengirim dan tidak mempunyai kewajiban untuk memberitahukan alasannya kepada
negara pengirim. Hal ini tercantum jelas dalam Konvensi Wina 1961 tentang Hubungan
Diplomatik pasal 4 (2) :
The receiving State is not obliged to give reasons to the sending State for a
refusal of agrment.
Negara penerima pun berhak memberikan penolakan kapan saja. Penolakan
calon atau duta besar yang telah resmi diangkat atau anggota misi dapat dilakukan oleh
negara penerima sebelum atau sesudah orang tersebut berada di wilayah negara
penerima. Hal ini ada tercantum dalam Konvensi Wina 1961 tentang Hubungan
Diplomatik pasal 9 (1) :
The receiving State may at any time and without having to explain its
decision, notify the sending State that the head of the mission or any
member of the diplomatic staff of the mission is persona non grata or that
any other member of the staff of the mission is not acceptable. In any such
case, the sending State shall, as appropriate, either recall the person
concerned or terminate his functions with the mission. A person may be
declared non grata or not acceptable before arriving in the territory of the
receiving State.
Laurent Stefanini sendiri belum ada di Vatikan saat itu. Menurut konvensi,
sah-sah saja jika Vatikan memutuskan untuk menolak dengan sikap diamnya dengan
posisi Stefanini yang masih bertempat di Perancis, atau mengeluarkan statement
penolakan resmi nantinya jika Stefanini telah berada di Vatikan mengingat sikap
Perancis yang tetap bersikukuh mengirim Stefanini ke Vatikan.
Menurut Narider Mehta dalam International Organizations and Diplomacy,
ada beberapa alasan yang bisa mendasari negara penerima menolak calon duta besar
yang diajukan negara pengirim12, yaitu :
1. Calon tersebut dianggap dapat mengganggu hak kedaulatan negara penerima
karena sifat pribadinya;
2. Calon tersebut menunjukkan sikap permusuhan (hostile act) terhadap rakyat atau
lembaga negara penerima;
12 Ibid., hal. 107-108

3. Calon tersebut menjadi pokok permasalahan di negara penerima dan negara


tersebut tidak mau memberikan kekebalan-kekebalan sebagai duta besar kepada
calon.
Negara penerima juga bisa menolak dengan pertimbangan kondisi politik
negara pengirim seperti kondisi hak asasi manusia, kondisi lingkungan, atau kondisi
demokrasi. Namun, hal ini dianggap bertentangan dengan hukum internasional tentang
hubungan antarnegara untuk tidak ikut campur masalah domestik suatu negara. Hal ini
dapat dilihat dalam UN General Assembly Resolution No. 2625 (XXV) 1970
Declaration on Principles of International Law concerning Friendly Relations and Cooperation among States in accordance with the Charter of the United Nations (A/8147) :
No State or group of States has the right to intervene, directly or indirectly,
for any reason whatever, in the internal or external affairs of any other State.
Misalnya, jika negara penerima menolak calon duta besar negara pengirim
karena negara penerima tidak menyukai atau tidak menyetujui pelaksanaan aturan atau
hukum tertentu yang berlaku di negara pengirim, negara penerima secara tidak langsung
ikut campur masalah domestik negara pengirim yang sudah jelas melanggar hukum
internasional.
Melihat dari pembahasan sebelumnya, pernyataan yang diberikan oleh
petinggi Gereja Katolik memberikan indikasi alasan pihak Vatikan menolak adalah
disebabkan Laurent Stefanini adalah seorang gay dan Perancis sendiri telah melegalkan
pernikahan sesama jenis. Hal ini berkaitan dengan alasan sifat pribadi si calon duta
besar dan kondisi hak asasi manusia di negara pengirim sendiri.
Penolakan pihak Vatikan sendiri mengindikasikan adanya pelanggaran resolusi
PBB di atas. Penolakan dengan alasan tersebut menunjukkan bahwa pihak Vatikan tidak
menyutujui pelaksanaan aturan atau undang-undang pernikahan tersebut di Perancis.
Secara tidak langsung, pihak Vatikan ikut campur masalah domestik Perancis. Hal ini
juga didukung pernyataan lain dari resolusi PBB di atas:
Every State has an inalienable right to choose its political, economic, social
and cultural systems, without interference in any form by another State.
Jika masalah ini tetap berlangsung dan Perancis masih bersikukuh akan
mengirimkan Laurent Stefanini sebagai Duta Besar Perancis untuk Takhta Suci Vatikan,
hal ini dapat menimbulkan kerenggangan antara Perancis-Vatikan. Perancis pun

sebenarnya dapat menyelesaikan permasalahan ini dengan mengajukan calon lain yang
bukan gay.

BAB IV
KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan
Polemik yang terjadi antara Vatikan dan Prancis, dalam hubungan
diplomatiknya sampai saat ini belum menemukan kejelasan tentang
status Stefanini sebagai calon duta besar di Vatikan. Hal inu tidak
terlepas dari kepentingan masing-masing negara, khusunya negara
Vatikan di dalam hubungan diplomatiknya.
Alasan mengapa Vatikan belum memeberikan konfirmasi atas status
duta besar Prancis adalah, bahwa Vatikan belum menyetujui duta
besar dengan orientasi seksual yang berbeda. vatikan yang
merupakan negara teokrasi, berpendapat bahwa dengan diterimanya
diplomat maupun duta besar yang memiliki orientasi seksual yang
berbeda, akan mencoreng kesucian hukum agama. Selain itu, para
petinggi di Vatikan, belum secara resmi menyatakan persetujuan
mereka akan pernikahan sesama jenis, yang mana pernikahan telah
resmi di Prancis. Di lain sisi, Tahta Suci juga mengalami dilema
dengan permasalah ini. Jika dibandingkan dengan pemerintahan
Vatikan sebelumnya, pemerintah Vatikan saat ini tidak terlalu kaku.
Namun, hal ini tetap tidak menjadi sebuah legitimasi untuk Vatikan
dalam menerima diplomat atau duta besar yang memiliki orientasi
seksual yang berbeda.
Sedangkan alasan Prancis masih bersikeras untuk mempertahankan
Laurent Stefanini untuk menjadi duta besar di Vatikan adalah karena
calon dubes tersebut memiliki kualifikasi sebagai dubes terbaik
dengan berbagai prestasi. Kemudian calon dubes tersebut juga

pernah menjabat sebagai wakil dubes untuk Vatikan seak tahun 2001
hingga 2005. Melihat pengalaman yang dimilikinya, pemerintah
Prancis beranggapan bahwa Laurent Stefanini memiliki kapabilitas
yang baik mengenai dinamika politik di vatikan sendiri.
Berdasarkan Konvensi Wina tahun 1961 pasal 4 dan 9 yang dapat
disimpulkan bahwa setiap negara penerima memiliki hak untuk
menolak calon duta besar tanpa memberikan alasannya. Bagi Vatikan
menolak duta besar yang gay tidak melanggar konvensi Wina, namun
memang seharunya Vatikan memberikan konfirmasi tersebut
sesegera mungkin agar tidak menimbulkan prasangka yang melebar
bagi pihak Prancis. Sedangkan bagi pihak Prancis sendiri terlihat tidak
adanya upaya untuk mencari alternatif lain untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut.

4.2. Saran
Berdasarkan pembahasan diatas, penulis memberikan saran untuk
kedua negara. Sebagai receiving state :
Vatikan seharusnya memberikan statement resmi terhadap
status calon duta besar Prancis.
Pernyataan resmi akan status Stefanini sebagi duta besar di
Vatikan sangat penting untuk Prancis. Hal ini berkaitan dengan
status hubungan diplomatik yang di jalankan antara Vatikan dan
Prancis. Selain itu, dengan pernyataan resmi juga, Prancis bisa
memikirkan langkah selanjutnya dalam menjaga hubungan
diplomatik dengan Vatikan.
Sebagai sending state:
Prancis seharusnya tidak melakukan pemaksaan kepada Vatikan
untuk menerima duta besar Laurent Stefanini sebagai duta
besar perancis di Vatikan.
Walaupun pernyataan resmi akan status Stefanini belum keluar,
Prancis seharusnya lebih peka dalam membaca situasi politik
yang ada di Vatikan. Sebagai negara pengirim, Prancis
seharusnya tidak boleh memaksakan kehendaknya kepada

pemerintah Vatikan untuk menerima calon duta besar yang


mereka ajukan.

Prancis seharusnya mengganti calon duta besar Perancis untuk


Vatikan yang tidak memicu kontroversi.
Dalam hukum yang telah disepakati, ketika calon duta besar
yang diajukan oleh negara pengirim ditolak, maka negara
pengirim seharusnya mengganti calon duta besar untuk
menjadi perwakilan negaranya. Prancis sebagai negara
pengirim, seharusnya mengganti Stefanini dengan calon duta
besar lainya. Diharapkan, calon duta besar pengganti Stefanini
ini tidak memicu munculnya kontroversi atau konflik baru
antara Vatikan dan Prancis.

DAFTAR PUSTAKA
Suryokusumo, Sumaryo. 2013. Hukum Diplomatik dan Konsuler Jilid I. PT Tatanusa.
Jakarta.
Vatican city. 1929. Lateran Pacts od 1929. Seretariat Vatikan
Vaticanstate. 2012. Vatican City in the Past,
http://www.vaticanstate.va/content/vaticanstate/en/statoegoverno/storia/lacittadelvaticanoneltempo.html (dikases 24 Mei 2015)
The Secretary of State. 2000,
http://www.vatican.va/roman_curia/secretariat_state/documents/rc_segst_12101998_profile_en.htlm (diakses 19 Mei 2015)

Theguardian, 2015. Paper claims pope rejected gay French diplomar as ambassador to
Holy See, http://www.theguardian.com/world/2015/apr/22/pope-gay-french-diplomatpaper-claim-rejected-ambassador (dikases 20 Mei 2015)
Theguardian, 2015 How Pope Francis fooled us all on LGBT issues,
http://www.theguardian.com/commentisfree/2015/mar/13/pope-francis-lgbt-issuesrights (dikases 20 Mei 2015)
Le mondre, 2015. Le pape bloque la nomination dun ambassadeur de france gay,
http://www.lemonde.fr/religions/article/2015/04/09/le-pape-bloque-la-nomination-d-unambassadeur-de-france-gay_4612443_1653130.html (dikases 24 Mei 2015)
Kompas, 2015. Perancis tetap ngotot tunjuk diplomat gay,
http://internasional.kompas.com/read/2015/04/16/15190091/Perancis.Tetap.Ngotot.Tunj
uk.Diplomat.Gay.untuk.Dubes.di.Vatikan?utm_campaign=related&utm_medium=bpkompas&utm_source=news& (dikases 24 Mei 2015)
CNN, 2015. France Vatican Diplomat row,
http://edition.cnn.com/2015/05/13/europe/france-vatican-diplomat-row/ (dikases 24 Mei
2015)
Religionnews, 2015. Pope met french vatican ambassador,
http://www.religionnews.com/2015/04/23/pope-met-french-vatican-ambassadornominee-considered-gay/ (dikases 24 Mei 2015)
BBC, 2015. World Europe http://www.bbc.com/news/world-europe-22579093 (dikases
24 Mei 2015)

Anda mungkin juga menyukai