Istilah
lain
yang
sering
digunakan
antara
lain distribution-free
statistics dan assumption-free test. Dari istilah-istilah ini, dengan mudah terlihat
bahwa metode statistik nonparametrik merupakan metode statistik yang dapat
digunakan dengan mengabaikan segala asumsi yang melandasi metode statistik
parametrik, terutama yang berkaitan dengan distribusi normal.
Kelebihan Uji Non Parametrik:
SUKSES tergantung dari apa yang ditanyakan (ingin diuji) dalam soal.
Jika yang ingin diuji sampel 1 > sampel 2 maka SUKSES adalah banyak
tanda (+)
Jika yang ingin diuji sampel 1 < sampel 2 maka SUKSES adalah banyak
tanda ()
Contoh :
Berikut adalah nilai preferensi konsumen
Dengan taraf nyata 1%, ujilah apakah proporsi preferensi konsumen pada kedua
merk bernilai sama?
Contoh :
C. Uji Mann-Whitney
Uji ini merupakan alternatif uji beda 2 rata-rata Parametrik dengan menggunakan
t (Sampel-sampel berukuran kecil).
Langkah pertama pengujian ini adalah pengurutan nilai mulai dari yang terkecil
hingga terbesar. Pengurutan dilakukan tanpa pemisahan kedua sampel.
Selanjutnya lakukan penetapan Rank (Peringkat) dengan aturan berikut:
Jika ada nilai yang sama, maka ranking dihitung dengan rumus :
Contoh :
Berdasarkan Tabel 2 (lihat Contoh 2a), ujilah dengan taraf nyata 5%, apakah
(peringkat) nilai mahasiswa Fak, Ekonomi lebih besar dibanding mahasiswa Ilmu
Komputer?
D. Uji Wilcoxon
Uji ini merupakan perbaikan dari uji tanda yang dijelaskan dalam bagian yang
lalu. Dalam uji Wilcoxon , bukan saja tanda yang diperhatikan tetapi juga nilai
selisih (X Y).
Caranya adalah sebagai berikut :
a. beri nomor urut untuk setiap harga mutlak selisih (Xi Yi). Harga mutlak
yang terkecil diberi nomor urut atau peringkat 1, harga mutlak selisih
berikutnya diberi nomor urut 2, dan akhirnya harga mutlak terbesar diberi
nomor urut n. Jika terdapat selisih yang harga mutlaknya sama besar,
untuk nomor urut diambil rata-ratanya.
b. Untuk nomor urut berikan pula tanda yang didapat dari selisih (X Y)
c. Hitunglah jumlah nomor urut yang bertanda positif
H1
Contoh :
Berikut adalah data pendapatan di 2 kelompok pekerja
10
11
Peringkat diberikan tergantung kategori penilaian. Jika ada item yang dinilai berperingkat sama, maka penetapan peringkat seperti dalam Mann-Whitney dapat
dilakukan (ambil rata-rata peringkatnya!)
12
Contoh :
Dua orang pakar (ahli) diminta memberikan peringkat kinerja pada 10 Bank di
Indonesia. Peringkat diberikan mulai dari bank terbaik = peringkat 1 sedang yang
terburuk diberi peringkat 10. Hasilnya disajikan dalam Tabel 4.
Tabel 4. Hasil peringkat 10 Bank oleh 2 Pakar
Dengan taraf nyata 5% ujilah apakah apa korelasi antara peringkat yang diberikan
kedua pakar?
13
14
spesifikasi :
Langkah-langkah pengujian :
Ho : p(I) = p(II)
H1 : uji satu arah atau dua arah
: Tarafnyata
Statistik uji :
15
sebagai berikut :
sebagai berikut :
Kriteria uji :
contoh soal :
berdasarkan standar badan telekomunikasi internasional, dengan menggunakan data ASR dari
panggilan SLJJ dari kota kecil (KK) dan kota besar (KB) diperoleh hasil sebagai berikut :
16
STANDAR
BADAN
TELEKOMUNIK
ASI
KOTA
JUMLAH
KB
KK
SangatBaik
12
19
Baik
12
18
Buruk
Jelek
JUMLAH
15
25
40
jawab :
Ho : p(KB) = p(KK)
H1 : p(KB)
p(KK)
: 5%
17
statistik uji :
kriteria uji :
db
= 5%
db = (b-1)(k-1)=(4-1)(2-1)=3
18
maka
/2
= 9,35
= 1,2255
a
<
/2
= 9,35
Contoh :
19
Kelompok A
Kelompok B
Arah Perbedaan
Tanda
42
37
38
34
36
32
45
42
42
41
39
39
43
41
40
37
34
45
43
41
34
45
43
41
40
40
35
40
39
33
41
40
43
50
43
49
39
47
34
50
49
31
39
47
51
40
39
47
51
40
38
38
A>B
A<B
A<B
A<B
A>B
A<B
A>B
A<B
A<B
A<B
A=B
A<B
A>B
A<B
A<B
A>B
A<B
A<B
A<B
A>B
A<B
A<B
A<B
A>B
A>B
A>B
+
+
+
0
+
+
+
+
+
+
Penyelesaian:
1) H0 = Tidak ada Perbedaan Pengaruh Penyuluhan antara Mahasiswa Kelompok A
dengan Kelompok B.
20
X2 =
= 1,44
Interpretasi: Untuk X dengan = 0,05, DF = K-1 nilai Xtabel = 3,841. Dari hasil
perhitungan X = 1,44. Artinya, X hitung < X tabel, dengan demikian Ho
diterima dan Ha ditolak.
5) Kesimpulan: Tidak ada Perbedaan Pengaruh Penyuluhan antara Mahasiswa
Kelompok A dengan Kelompok B.
21