TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemeriksaan
Tujuan diagnosa dan perawatan pendahuluan mempunyai arti yang penting
terhadap suksesnya pembuatan gigi tiruan untuk kebutuhan pasien. Diagnosa dan
perawatan pendahuluan pada
pembuatan
pertimbangan :
1. Membentuk kesehatan jaringan periodontal.
2. Pemulihan gigi pasien.
3. Pemulihan dan mengahrmoniskan hubungan oklusal.
4. Penggantian dari gigi yang hilang.
Jika pasien langsung dirawat tanpa melakukan diagnosa dan perawatan
pendahuluan, maka kegagalanlah yang akan dihadapi. Selain diagnosa dan
perawatan pendahuluan, ada hal-hal yang sama pentingnya, yaitu:
1
Pemeriksaan ekstra oral ini bertujuan untuk melihat penampakan secara umum
dari pasien misalnya, pembengkakan di muka dan leher, pola skeletal, kompetensi
bibir. Hal ini dapat dilakukan dengan cara palpasi limfonodi, otot-otot mastikasi
dan pemeriksaan TMJ (Temporo Mandibular Joint).
1. Pemeriksaan Limfonodi
Pemeriksaan limfonodi dengan palpasi dapat dilakukan pada bagian kepala
leher dengan area seperti terlihat pada gambar.
Limphonodi kepala dan leher
Submental
Submaxilary
Parotid
Preauriculer
Subdigastric
Nodi lymphaticy cervicales
Nodi lymphaticy supra claviculares
Nodi lymphatici post auriculares
Gambar 1.2. Limfonodi kepala dan leher
(Sumber : buku Oral And Maxilofacial Medicine, The Basis Of Diagnosis And
Treatment, Second Edition, Elsevier Churchill Livingstone,Scullly. C, 2008
")
2. Pemeriksaan Otot-Otot Mastikasi
Untuk melakukan palpasi pada otot/musculus, maka teknik palpasi yang
dilakukan tergantung dengan otot mastikasi (pengunyahan).
3. Pemeriksaan Temporo Mandibular Joint (TMJ)
Dalam melakukan pemeriksaan TMJ, seorang dokter gigi dapat melakukan
palpasi pada bagian pre aurikuler pasien dengan menggunakan jari telunjuk
atau menggunakan stetoskop untuk mendengarkan adanya kliking atau
krepitasi.
b. Pemeriksaan Intra Oral
Pemeriksaan intra oral merupakan pemeriksaan yang dilakukan dalam rongga
mulut. Pemeriksaan intra oral berkaitan dengan gigi dan jaringan sekitar (jaringan
lunak maupun jaringan keras). Beberapa gambaran yang dapat ditemukan pada
pemeriksaan intraoral ada dalam tabel berikut (Grosmman, 1995) :
Bagian
diperiksa
Bibir
Mukosa labial
Mukosa bukal
mucocele
Normalnya tampak lembab dan prominent.
Kaca mulut dapat digunakan untuk melihat mukosa
bukal dalam keadaan normal kaca mulut licin bila
ditempelkan dan diangkat. Bila menempel di
Dasar
mulut
dapat
dilakukan
keras dan palatum pula adanya benjolan atau tidak. Pada palatum
lunak)
Gingiva
Gigi Geligi
stipling.
Dilihat adanya ekstra teeth (supernumary teeth),
kurang gigi (hypodontia, oligodontia), atau tidak
ada gigi sama sekali (anodontia), karies, penyakit
periodontal, polip, impaksi, malformasi, hipoplasi,
staining, kalkulus, dan kelainan gigi lainnya
keadaan gigi secara utuh. Dalam mempelajari radiologi oral ada 2 hal yang perlu
diperhatikan, yakni :
1. Teknik atau cara untuk mendapatkan hasil yang optimal, dan
2. Interpretasi atau menafsirkan radiogram yang telah dibuat.
Ada dua macam radiografi yang digunakan dalam kedokteran gigi, yaitu:
1. Radiografi intraoral ; teknik periapikal, teknik bite wing atau sayap gigit,
teknik oklusal.
2. Radiografi ekstra oral ; panoramic, oblique lateral, posteroanterior (PA) jaw,
reverse towns projection.
b. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dibutuhkan untuk evaluasi pasien dengan sakit
atau tanda dan gejala pada orofasial yang menjurus ke arah penyakit otorinologik,
kelenjar saliva atau penyakit jaringan adneksa lainnya.
Prosedur laboratorium biasanya dikelompokkan menurut divisi dari
pelayanan laboratorium yang melakukan satu kelompok tes tertentu, yaitu
hematologi, kimia darah, urinalisis, histopatologi dan sitologi, mikrobiologi dan
imunologi.
1. Pengambilan specimen darah
Specimen darah kapiler, vena, dan arteri semuanya segera digunakan
untuk melakukan pemeriksaan hematologi dan kimia darah. Pemilihannya
tergantung pada nilai apa yang dibutuhkan. Berikut ini adalah tabel yang
menunjukkan nilai normal dari pemeriksaan yang dilakukan.
2. Pemeriksaan Biopsi
Dalam rongga mulut, pemeriksaan biopsi digunakan untuk mengukuhkan
suatu diagnosis dari keganasan kelainan klinis yang dicurigai dan sebagai
penunjang diagnosa dalam mengevaluasi kelainan.
2.2 Prostodonsia
Adalah
cabang
penanggulangan
ilmu
kedokteran
masalah
fungsi
gigi
yang
sistem
berhubungan
stomatognatik
dengan
akibat
yaitu miring atau berputarnya gigi sehingga tidak kuat menahan beban misalnya,
beban penguyahan, hal ini dapat merusak struktur periodontal dan gigi mudah
karies.
2 Erupsi berlebih dari gigi antagonis
Pada gigi yang tertinggal akan mengalami erupsi berlebih kearah daerah gigi
yang hilang.
3 Ganguan pada TMJ
Kehilangan gigi terutama pada posterior dapat menyebabakan berubahnya
4
kondisi TMJ.
Terganggunya kebersihan mulut
Pada kehilangan gigi terdapat celah antar gigi sehingga makanan dapat
tersebut kehilangan gigi secara menyeluruh dan berakibat pada menurunya realsi
mandibula dan maksila serta terlipatnya daerah commisura yang menyebabkan
mudahnya bakteri dan jamur melakukan infeksi dan mengakibatkan terjadinya
angular cheilitis
2.3 Gigi Tiruan Cekat (GTC)
Gigi tiruan cekat merupakan piranti prostetik permanen yang melekat pada
gigi yang masih tersisa, yang menggantikan satu atau lebih kehilangan gigi. Jenis
restorasi ini telah lama disebut dengan gigi tiruan jembatan (Arifin, 2000).
2.3.1 Komponen GTC
Gigi tiruan cekat terdiri dari beberapa komponen, yaitu pontik, retainer,
konektor, dan abutment, yang dapat diuraikan sebagai berikut :
a
Pontik
Merupakan bagian dari gigi tiruan jembatan yang menggantikan gigi asli yang
hilang dan berfungsi untuk mengembalikan:
Fungsi kunyah dan bicara
Estetis
Comfort (rasa nyaman)
Mempertahankan hubungan antar gigi tetangga mencegah migrasi /
hubungan dengan gigi lawan ektrusi
3) Pontik Conical
Pontik conical
Root
root
biasanya
diindikasikan untuk jembatan imediat yang dibuatkan atas permintaan
pasien yang sangat mengutamakan estetis dalam kegiatan sehari-hari.
Pontik ini dibuat dengan cara bagian dasar pontik masuk ke dalam
soket gigi yang baru dicabut kira-kira 2 mm. pontik ini dipasang segera
setelah dilakukannya pencabutan dan pada pembuatan ini tidak
menggunakan restorasi provisional.4
B Retainer
Adalah restorasi tempat pontik dicekatkan. Retainer direkatkan dengan semen
pada gigi penyangga yang telah dipersiapkan dan berfungsi sebagai stabilisasi dan
retensi (Arifin, 2000).
10
11
Retainer dowel crown : retainer yang retensinya berupa pasak yang telah
12
13
Fixed-fixed bridge
Semua komponen digabungkan secara rigid, dengan cara penyolderan setiap
unit individual bersama atau menggunakan satu kali pengecoran. Memiliki
dua atau lebih gigi penyangga. GTC tipe ini menghasilkan kekuatan dan
stabilitas yang sangat baik dan juga mendistribusikan tekanan lebih merata
pada restorasi. Serta memberikan efek splinting yang sangat baik.
Diindikasikan pada span pendek, atau untuk splinting pada gigi goyang
dengan kondisi periodontal kurang baik.
Indikasi Penggantian 1 3 gigi yang saling bersebelahan; Pasien yang
punya tekanan kunyah normal kuat; Gigi penyangga tidak terlalu besar.;
Gigi penyangga derajat goyangnya 1 (normal).
Kontra-Indikasi Pontics/span yang terlalu panjang; Gigi penyangga
memiliki kelainan periodontal atau karies esktensif; Pasien yang masih muda
dengan ruang pulpa besar.
Keuntungan Memiliki indikasi terluas dari semua jenis GTJ; Punya efek
splinting terbaik dan karenanya sering digunakan sebagai perawatan
penunjang periodontal.
Kerugian Jika span terlalu panjang terjadi resiko adanya gaya
ungkit/bent/efek flexural. Hal ini terjadi pada saat makan, bolus makanan
berada baik di gigi penyangga atau berada di tengah span/pontik.
14
Cantilever bridge
15
Suatu gigitiruan yang didukung hanya pada satu sisi oleh satu atau
lebih abutment. Pada cantilever bridge ini, gigi penyangga dapat mengatasi
beban oklusal dari gigitiruan. GTC tipe ini tidak diindikasikan untuk daerah
dengan beban oklusal besar. Apabila terkena gaya lateral, maka gigi
penyangga akan tipping, rotasi, atau drifting. Tidak diindikasikan pula pada
penggantian gigi dengan gigi penyangga nonvital sebagai terminal abutment.
GTC tipe ini diindikasikan untuk pengganti satu gigi yang hilang.
Syarat: tekanan kunyah ringan, abutment sehat, dukungan tulang baik.
Keuntungan Desain sederhana, pembuatannya mudah namun hasil
maksimal; Jaringan yang rusak tidak banyak; Estetika paling baik karena
kesederhanaan desainnya serta menggunakan full-porcelain crown.
Indikasi Regio anterior, khususnya gigi I2 yang beban oklusal kecil.
Kontra-Indikasi Regio posterior, kecuali pada P2 bawah yang beban
oklusalnya tidak terlalu besar.
Kerugian Punya daya mengungkit yang dapat merusak jaringan
periodonsium (baik tulang maupun mukosa); Terjadi rotasi palato-labial,
namun hal ini jarang terjadi karena adanya keseimbangan jaringan mukosa
bibir, pipi, dan lidah; Indikasi sangat terbatas.
d
adaptasi
pasien. Jenis gigitiriruan ini digunakan pada pasien yang kehilangan gigi
anterior dengan satu gigi yang hilang atau terdapat diastema di sekitar
anterior gigi yang hilang.
Indikasi Dimana estetika merupakan hal utama, GTJ jenis ini menjadi
pilihan terbaik karena letak gigi penyangga tidak tepat disebelah pontics
sehingga tidak terlalu terlihat jika menggunakan logam; Gigi dalam 1 regio
16
Compound bridge
Ini merupakan gabungan atau kombinasi dari dua macam gigitiruan cekat dan
bersatu menjadi suatu kesatuan. Diindikasikan pada pengganti gigi hilang
yang membutuhkan gabungan beberapa tipe GTC.
17
18
metal dipilih untuk penampilan yang sangat baik karena keestetikannya, ada
beberapa kelemahan utama yang terkait dengan logam menyatu di dalamnya.
Berikut adalah beberapa kelemahan dicatat oleh pengguna dan dokter gigi
mahkota ini:
Ketidaknyamanan-gigi mungkin sensitif setelah prosedur. Jika gigi
dimahkotai masih mengandung beberapa saraf, saraf yang akan sensitif
19
keperluan penting lainnya yang harus ada pada bahan cetak untuk menghasilkan
cetakan yang akurat.
2.3.5 Indikasi dan Kontraindikasi GTC
beberapa indikasi dan kontraindikasi dalam perawatan gigi tiruan jembatan
yaitu :
1. Usia penderita : 20 s/d 50 tahun
Kontra indikasi untuk usia dibawah 20 tahun karena:
Foramen apikal yang masih terbuka dan bisa fraktur
Saluran akar masih lebar sehingga preparasi terbatas
Proses pertumbuhan masih aktif dapat dilihat pertumbuhan gigi
dengan rontgen
- Dapat menghambat pertumbuhan tulang
Kontraindikasi untuk usia diatas 50 tahun karena:
- Sudah terjadi resesi gingiva dan terlihat servikal gigi
- Terjadi perubahan jaringan pendukung & resobsi tulang alveolar
2.
secara fisiologis
- Kelainan jaringan yang bersifat patologis
Sikap penderita dan kondisi fisiologis
Yang terpenting dalam menentuan dibuat tidaknya suatu jembatan pada
seorang penderita adalah sikapnya terhadap pearwatan gigi serta
motivasinya.
Watak pasien terbagi dalam tahap-tahap psikologis saat anamnesa yaitu:
- Klas 1 : Filosofi (pasien kooperatif)
- Klas 2 : Pasien banyak bicara dan ingin tahu (exciting)
- Klas 3 : Histerical
- Klas 4
:
Indeferen (acuh tak acuh, pada
3.
4.
20
jantung.
Kondisi Periondisium
Harus dipastikan melalui hasil foto rontgen bahwa tidak ada kelainan
pada periodonsiumnya.
Indikasi khusus:
1. Gigi penyangga:
- Vital & non vital dengan perawatan saluran akar
- Jaringan periodontal sehat
- Bone support baik
- Bentuk akar yang panjang
- Posisi dan inklinasi yang baik dalam lengkung rahang
- Bentuk dan besar anatomis gigi normal
- Mahkota gigi punya jaringan email dan dentin yang sehat
2. Gigi antagonis:
- Oklusi normal
3. Gigi tetangga :
- Tidak mengalami rotasi, migrasi, miring
2.3.6 Hukum Ante
Dalam pembuatan gigi tiruan jembatan sebaiknya berpatokan pada hukum
Ante. Hukum ante adalah konsep yang dikemukakan pada tahun 1800an dan
masih digunakan sampai sekarang. Hukum ante menyatakan bahwa "Luas
permukaan jaringan periodontium gigi penyangga harus sama atau lebih besar dari
luas permukaan gigi yang hilang atau daerah anodonsia"
Dalam keadaan tertentu, kita tidak perlu mentaati hukum Ante dalam
keadaan:
1.
Akar
panjang,
2.
Tekanan
kunyah
kokoh
yang
dan
tertanam
ringan
atau
baik
tidak
dalam
proc.
berkontak
alveolaris
sama
sekali
21
Pembuatan galur
Untuk gigi anterior, galur proksimal dapat dibuat dengan baik bila gigi
bagian labiopalatal cukup tebal. Galur berguna untuk mencegah
pergeseran ke lingual atau labial dan berguna untuk mendapatkan
ketebalan preparasi di daerah tersebut. Galur pada gigi anterior dapat
dibuat dengan bur intan berbentuk silinder (Prajitno, 1994).
22
Mekanis (benang surgical silk 0,3 mm atau copper band atau MTS)
Kimia (larutan kimia hemostatik dan tidak ada vasokonstriktor)
Kombinasi (Benang yang mengandung larutan kimia)
Bedah elektrosurgikal
23
24
25
26
tetangganya dan harus mengikuti kontur, anatomi, dan bentuk normal gigi
tersebut.
c) Tahapan Klinik III (Sementasi dan Insersi)
Tahap pemasangan dilakukan dengan cara melakukan sementasi dari retainer
pada GTJ ke gigi penyangga menggunakan semen permanen yang tidak larut
dalam cairan mulut sehingga GTJ dapat berfungsi penuh. Pemasangan dapat
bersifat sementara ataupun permanen namun umumnya bahan yang digunakan
sama hanya berbeda tujuannya. Pemilihan bahan sementasi didasarkan pada:
jarum.
Hytrel : merupakan dental cleansing tape (bentuk pita) yang
berguna untuk membersihkan dasar pontik
27
28
artikulasi gigi tiruan dengan gerak sendi rahang. Perubahan posisi sendi
rahang akan menimbulkan sakit yang hebat pada otot kunyah dan sendi
rahang.
Keluhan yang Tidak Jelas Keluhan ini antara lain disebabkan oleh:
Rasa tidak enak karena adanya beban tambahan pada gigi penyangga
Ada kontak premature ringan
Adanya gigi tiruan pada daerah yang dulunya tidak ada
Tidak menerima gigi tiruan secara psikologis karena tidak ada
motivasi sejak awal (terpaksa)