Disusun oleh :
RONNY JUNAIDY KASALANG
P2EA09066
I.
PENDAHULUAN
Sebagaimana telah menjadi karakter umum seorang sarjana di bidang-
bidang ilmu pengetahuan lainnya, ahli-ahli medis adalh merupakan salah satu juga
bidang ilmu yang di emban adalah suatu profesi yang sangat berhubungan
langsung dengan masyarakat. Ilmu pengetahuan medis adalah suatu ilmu yang
hampir sama tuanya dengan manusia memiliki prinsip-prinsip moral yang dalam
menjalankan tugasnya, dalam mempelajari pengembangan ilmu pengetahuan
medis di jaman modern ini secara kreatif sering juga bertentangan dengan nilainilai etika kemasyarakatan maupun agama.
Pada jaman yang kian berkembang ini telah banyak terjadi berbagai
macam kasus yang memperburuk nama tenaga medis/dokter. Beberapa
diantaranya mungkin dikarenakan oleh sikap dan perilaku seorang tenaga
medis/dokter dalam menghadapi atau melayani pasiennya. Oleh karena itu, dalam
bertugas dan bekerja, seorang tenaga medis/dokter memerlukan suatu etika untuk
menjalankan profesinya. Agar dapat tercapai suatu keserasian, kecocokan dan
komunikasi yang baik antara dokter dengan pasien dan lingkungannya.
Etika berasal dari bahasa Yunani Ethos yang berarti adat, budi pekerti
(bahasa Inggris = ethics). Di sini etika dapat dipahami sebagai ilmu mengenai
kesusilaan. Dalam filsafat pengertian etika adalah telaah dan penilaian kelakuan
manusia di tinjau dari kesusilaanya. Kesusilaan yang baik merupakan ukuran
kesusilaan yang disusun bagi diri seseorang atau merupakan kumpulan
keseharusan, kumpulan kewajiban yang dibutuhkan oleh masyarakat atau
golongan masyarakat tertentu bagi anggota-anggotanya. Dalam hal ini etika bagi
tumbuh
dan terjadinya
ketidak-seimbangan
antara
aspek
kepentingan, aspek manfaat dan aspek dampak yang menyertainya. Salah satu
cara pengendalian tersebut diantaranya adalah sudut pandang tatanan sosial dan
berupa kaidah hukum yang tumbuh dan berkembang secara dinamis.
Perkembangan ilmu pengetahuan di bidang hukum telah tumbuh dari
pola pikir konservatif tentang hukum berubah kearah pola pikir yang dinamik
tentang hukum untuk menyesuaikan dengan kemajuan zaman yang ditandai
dengan tumbuhnya berbagai ilmu pengetahuan terutama kemajuan ilmu-lmu
sosial dan humaniora. Pengaruh kemajuan ilmu-ilmu sosial dan humaniora
terhadap hukum semakin besar, dan dalam kepustakaan ilmu hukum dinyatakan
sebagai hubungan antar hukum dengan social behavioral sciences yang
menghasilkan pola pikir tentang sistem hukum terbuka.
Sebagai suatu pendidikan profesi, pendidikan kedokteran atau profesi apa
saja pada dasarnya harus memiliki etika yang diharapkan dapat mengatur
kehidupan setiap orang atau organisasi atau kelompok masyarakat yang
berkecimpung dalam dunianya. Dalam dunia kedokteran setiap orang wajib untuk
menguasai keilmuan yang di ajarkan sehingga dalam menjalankan tugasnya dalam
melayani masyarakat tidak seenaknya, hal ini tanpa adanya etika yang mengatur
maka seseorang dapat bertindak sekehendaknya. Sehingga setiap perkumpulan
II.
PERMASALAHAN
Dengan hadirnya bidang ilmu pengetahuan baru membawa khasanah
dalam dunia pendidikan terlebih khusus dari dua bidang ilmu pengetahuan tertua
di dunia. Hal ini menyebabkan penggabungan dua bidang ilmu pengetahuan yang
sama-sama mempunyai karakter tersendiri, sehingga menjadi permasalahan baru
dalam bidang ilmu tersebut, adapun yang menjadi permasalahan dalam penulisan
ini adalah Bagaimana Etika Kedokteran Dalam Pelayanan Kesehatan Pasien
terhadap Pandangan Hukum Kesehatan ?.
mengatur
kehidupan,
tingkah
laku
seorang
dokter
dalam
mengabadikan dirinya terhadap manusia baik yang sakit maupun yang sehat.
. Franz Magnis Suseno, Etika Dasar Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral Pustaka Filsafat Kanisius,
Yogyakarta, 1987, hal. 101.
2
. Alexandra Indriyanti D., Etika dan Hukum Kesehatan, Pinus Book Publisher, Yogyakarta, 2008,
hal. 20.
3
. Samsi Jacobalis, Pengantar Tentang Perkembangan Ilmu Kedokteran, Etika Medis dan Bioetika,
CV. Sagung Seto, Jakarta, 2005, hal. 77.
IV.
PEMBAHASAN
Pelayanan kesehatan (health care services) merupakan salah satu upaya
hukum dan palayanan hukum jika harus sedemikian rupa sesuai dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi hukum, agar tidak menghambat sistem kesehatan dan
pelayanan kesehatan. Untuk itu perlu diperluas jaminan atau perlindungan bagi
profesi kesehatan beserta sarana kesehatannya agar tidak muncul defensive
medicen yang dapat merugikan masyarakat dari akibat kelemahan hukum yang
kurang memadai terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.
Hubungan antara dokter dengan pasien adalah hubungan antar manusia
dan manusia. Dalam hubungan ini mungkin timbul pertentangan antara dokter dan
pasien, karena masing-masing mempunyai nilai yang berbeda. Masalah semacam
ini akan dihadapi oleh dokter yang bekerja di lingkungan dengan suatu sistem
yang berbeda dengan kebudayaan profesinya. Untuk melaksanakan tugasnya
sebagai pelayanan kesehatan dokter harus bekerja dengan sebaik-baiknya, tidak
jarang dokter harus berjuang lebih dulu melawan tradisi yang telah tertanam
dengan kuat. Dalam hal ini, seorang dokter tidak mungkin memaksakan
kebudayaan profesi yang selama ini dianutnya. Mengenai etika kedokteran
terhadap orang sakit antara lain disebutkan bahwa seorang dokter wajib :
Memperlihatkan jenis penyakit, sebab musabab timbulnya penyakit, kekuatan
tubuh orang sakit, keadaan resam tubuh yang tidak sewajarnya, umur si sakit
dan obat yang cocok deangan musim itu, keadaan iklim dan daya
penyembuhan obat itu.
Di samping itu dokter harus memperhatikan mengenai tujuan pengobatan, obat
yang dapat melawan penyakit itu, cara yang mudah dalam pengobatan
penyakit.
V.
KESIMPULAN
Dari penjelasan kasus diatas maka dapat di tarik kesimpulan bahwa etika
bisa dapat saja dilanggar demi kepentingan sesuatu akan tetapi apabila terjadi hal
yang berakibat merugikan bagi orang lain, hal ini sangat berpengaruh dalam suatu
tugas profesi, terlebih khusus dalam bidang medis/kedokteran, oleh karena itu
dalam etika profesi perlu ditegaskan hal-hal mana yang dapat dipertahankan dan
mana yang dapat diperbaharui.
Dari contoh kasus diatas itu menggambarkan bagaimana seorang tenaga
kesehatan/dokter dapat mengambil tindakan yang bertentangan dengan etika
profesinya maupun dengan peraturan perundang-undangan yang ada.
VI.
KEPUSTAKAAN
Dewi, Alexandra Indriyanti, 2008., Etika dan Hukum Kesehatan, Pinus Book
Publisher, Yogyakarta.
Jacobalis, Samsi., 2005., Pengantar Tentang Perkembangan Ilmu Kedokteran,
Etika Medis dan Bioetika, CV. Sagung Seto, Jakarta.
Poernomo, Bambang., 2007., Hukum Kesehatan Pertumbuhan Hukum
Eksepsional di Bidang Pelayanan Kesehatan, Aditya Media, Yogyakarta.
Suseno, Franz Magnis., 1987., Etika Dasar Masalah-Masalah Pokok Filsafat
Moral, Pustaka Filsafat Kanisius, Yogyakarta.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, Nuha Medika,
Yogyakarta
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran, Nuha
Medika, Yogyakarta.
DAFTAR ISI
I.
PENDAHULUAN.....................................................................................
V. PENUTUP ..............................................................................................
VI. KEPUSTAKAAN......................................................................................
Email : tprihatinah@yahoo.com
i
10