Anda di halaman 1dari 11

SEMINAR AKUNTANSI MANAJEMEN

Teori Agensi (Agency Theory)

KELOMPOK 12:

ANINDYTA TRIKUSUMA DEWI

A1C012009

ASTITI NINGRUM

A1C212015

MUHAMMAD ANWAR IMADUDDIN

A1C212091

RIYANI CHAIRUNNISA

A1C012127

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur tercurahkan kepada Allah SWT, karena atas


limpahan karunia-Nya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada
Rasulullah Shalallahualaihi wa sallam. Manusia istimewa yang seluruh
perilakunya layak untuk diteladani, yang seluruh ucapannya adalah kebenaran,
yang seluruh getar hatinya kebaikan. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
kelompok ini yaitu mengenai Teori Keagenan (Agency Theory)
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan bermanfaat
kepada pembacanya. Mohon maaf jika makalah yang kami buat banyak
mengalami kekurangan. Terima kasih

Mataram,

Maret 2015

Kelompok 12

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................
i
DAFTAR ISI.................................................................................................

ii

BAB I

PENDAHULUAN..........................................................................

A. Latar belakang.........................................................................
B. Rumusan masalah....................................................................

1
2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................

A. Penjelasan Teori Keagenan......................................................


B. Pendekatan-pendekatan dalam Agency Theory....................

3
5

BAB III KESIMPULAN..............................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori keagenan (agency theory) dikembangkan di tahun 1970-an terutama pada tulisan
Jensen dan Meckling (1976) pada tulisan yang berjudul Theory of the firm: Managerial
behavior, agency costs, and ownership structure. Konsep-konsep teori keagenan di
latarbelakangi oleh berbagai teori sebelumnya seperti teori konsep biaya transaksi (Coase, 1937),
teori property right (Berle dan Means, 1932), dan filsafat utilitarisme (Ross, 1973). Teori
keagenan dibangun sebagai upaya untuk memecahkan memahami dan memecahkan masalah
yang muncul manakala ada ketidaklengkapan informasi pada saat melakukan kontrak
(perikatan).
Teori keagenan (agency theory) mengimplikasikan adanya informasi asimetri antara
manajer sebagai agen dan pemilik sebagai prinsipal. Prinsipal yaitu para pemegang saham
menyediakan fasilitas dan dana untuk menjalankan perusahaan, dilain pihak agen yaitu
manajemen mempunyai kewajiban untuk mengelola apa yang amanahkan oleh para pemegang
saham kepadanya. Namun manajemen selaku pihak intern perusahaan atau manajer perusahaan
sering mempunyai tujuan lain yang bertentangan dengan tujuan utama tersebut, sehingga timbul
konflik perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang saham. Konflik yang terjadi salah
satunya timbul karena adanya ketidak seimbangan informasi (information asymmetry).
Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas kepentingan mereka
sendiri. Pemegang saham sebagai principal diasumsikan hanya tertarik kepada hasil keuangan
yang bertambah atau investasi mereka di dalam perusahaan. Sedang para agen disumsikan
menerima kepuasan berupa kompensasi keuangan dan syarat-syarat yang menyertai dalam
hubungan tersebut. Karena perbedaan kepentingan ini masing-masing pihak berusaha
memperbesar keuntungan bagi diri sendiri. Principal menginginkan pengembalian yang sebesarbesarnya dan secepatnya atas investasi, yang salah satunya dicerminkan dengan kenaikan porsi
deviden dari tiap saham yang dimiliki. Agen menginginkan kepentingannya diakomodir dengan
pemberian kompensasi/ bonus/ insentif/ remunerasi yang memadai dan sebesar-besarnya atas
kinerjanya. Principal menilai prestasi Agen berdasarkan kemampuannya memperbesar laba untuk

dialokasikan pada pembagian deviden. Makin tinggi laba, harga saham dan makin besar deviden,
maka Agen dianggap berhasil/berkinerja baik sehingga layak mendapat insentif yang tinggi.
Sebaliknya Agen pun memenuhi tuntutan Principal agar mendapatkan kompensasi yang
tinggi. Sehingga bila tidak ada pengawasan yang memadai maka sang Agen dapat memainkan
beberapa kondisi perusahan agar seolah2 target tercapai. Permainan tersebut bisa atas prakarsa
dari Principal ataupun inisiatif Agen sendiri. Maka terjadilah Creative Accounting yang
menyalahi aturan, misal: adanya piutang yang tidak mungkin tertagih yang tidak dihapuskan;
Capitalisasi expense yang tidak semestinya; Pengakuan penjualan yang tidak semestinya; yang
kesemuanya berdampak pada besarnya nilai aktiva dalam Neraca yang mempercantik laporan
keuangan walaupun bukan nilai yang sebenarnya. Atau bisa juga dengan melakukan income
smoothing (membagi keuntungan ke periode lain) agar setiap tahun kelihatan perusahaan meraih
keuntungan, padahal kenyataannya merugi atau laba turun.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penyusun merumuskan rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Teori Keagenan (Agency Theory)?
2. Apa saja pendekatan-pendekatan Teori keagenan?

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENJELASAN TEORI KEAGENAN (AGENCY THEORY)


Teori keagenan merupakan basis teori yang mendasari praktik bisnis perusahaan yang
dipakai selama ini. Teori tersebut berakar dari sinergi teori ekonomi, teori keputusan, sosiologi,
dan teori organisasi. Prinsip utama teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak
yang memberi wewenang yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang (agensi) yaitu
manajer.
Teori keagenan berkaitan dengan penyelesaian dua masalah yang dapat terjadi dalam
hubungan keagenan. Yang pertama adalah masalah keagenan yang muncul ketika (a) keinginan
atau tujuan dari prinsipal dan konflik agen dan (b) sulit atau mahal untuk prinsipal untuk
memverifikasi apa yang agen yang kakukan. Masalahnya di sini adalah bahwa prinsipal tidak
dapat memverifikasi bahwa agen telah berperilaku tepat. Yang kedua adalah masalah pembagian
risiko yang muncul ketika prinsipal dan agen memiliki sikap yang berbeda terhadap risiko.
Masalahnya di sini adalah bahwa prinsip dan agen dapat memilih tindakan yang berbeda karena
preferensi risiko yang berbeda.
Aplikasi agency theory dapat terwujud dalam kontrak kerja yang akan mengatur proporsi
hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan tetap memperhitungkan kemanfaatan secara
keseluruhan. Kontrak kerja merupakan seperangkat aturan yang mengatur mengenai mekanisme
bagi hasil, baik yang berupa keuntungan,return maupun resiko-resiko yang disetujui oleh
prinsipal dan agen. Kontrak kerja akan menjadi optimal bila kontrak dapat fairness yaitu mampu
menyeimbangkan antara prinsipal dan agen yang secara matematis memperlihatkan pelaksanaan
kewajiban yang optimal oleh agen dan pemberian insentif/imbalan khusus yang memuaskan dari
prinsipal ke agen. Inti dari Agency Theory atau teori keagenan adalah pendesainan kontrak yang
tepat untuk menyelaraskan kepentingan prinsipal dan agen dalam hal terjadi konflik kepentingan
(Scott, 1997).
Adanya posisi, fungsi, kepentingan dan latar belakang prinsipal dan agen yang berbeda
saling bertolak belakang namun saling membutuhkan ini, mau tidak mau dalam praktiknya akan
3

menimbulkan pertentangan dengan saling tarik menarik pengaruh dan kepentingan antara satu
sama lain. Apabila agen (yang berperan sebagai penyedia informasi bagi prinsipal dalam
pengambilan keputusan) melakukan upaya sistematis yang dapat menghambat prisipal dalam
pengambilan keputusan. Asumsi tentang sifat manusia menekankan bahwa manusia memiliki
asumsi keorganisasian adalah adanya konflik antar anggota Asumsi tentang informasi adalah
bahwa informasi dipandang sebagai strategis melalui penyediaan informasi yang tidak
transparan, sedang di lain pihak prinsipal selaku pemilik modal bertindak semaunya atau
sewenang-wenang karena ia merasa sebagai pihak yang paling berkuasa dan penentu keputusan
dengan wewenang yang tak terbatas, maka kemudian yang terjadi adalah pertentangan yang
semakin tajam yang akan menyebabkan konflik yang berkepanjangan yang pada akhirnya
merugikan semua pihak. Baik prinsipal maupun agen diasumsikan sebagai orang ekonomik
(homo economicsus) yang berperilaku ingin memaksimalkan kepentingannya masing-masing.
Dalam konsep Agency Theory, manajemen sebagai agen semestinya on behalf the best
interest of the shareholders, akan tetapi tidak tertutup kemungkinan manajemen hanya
mementingkan kepentingannya sendiri untuk memaksimalkan utililitas. Manajemen bisaa
melakukan tindakan-tindakan yang tidak menguntungkan perusahaan secara keseluruhan yang
dalam jangka panjang bisa merugikan kepentingan perusahaan. Bahkan untuk mencapai
kepentingannya sendiri, manajemen bisa bertindak menggunakan akuntansi sebagai alat untuk
melakukan rekayasa.
Menurut Scott (2000), terdapat dua macam asimetri informasi yaitu:
1) Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam lainnya biasanya
mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek perusahaan dibandingkan investor
pihak luar. Dan fakta yang mungkin dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh
pemegang saham tersebut tidak disampaikan informasinya kepada pemegang saham.
2) Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer tidak seluruhnya
diketahui oleh pemegang saham maupun pemberi pinjaman. Sehingga manajer dapat
melakukan tindakan diluar pengetahuan pemegang saham yang melanggar kontrak dan
sebenarnya secara etika atau norma mungkin tidak layak dilakukan.
Informasi asimetri dapat terjadi di pasar modal ketika salah satu pelaku pasar modal
memiliki informasi yang lebih dibandingkan pelaku pasar yang lainnya. Adanya asimetri
informasi menciptakan permasalahan seleksi yang merugikan dalam pasar ketika investor yang

memiliki informasi yang bersifat privat melakukan perdagangan atas dasar informasi yang
bersifat privat tersebut. Dikaitkan dengan peningkatan nilai perusahaan, ketika terdapat asimetri
informasi, manajer dapat memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepadainvestor guna
memaksimisasi nilai saham perusahaan.
B. PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM AGENCY THEORY
1. Pendekatan Deduktif
Dalam metode ini perumusan teori dimulai dari perumusan dalil dasar akuntansi (postulat
dan prinsip akuntansi) dan selanjutnya dari rumusan dasar ini diambil kesimpulan logis tentang
teori akuntansi mengenai hal yang dipersoalkan. Jadi perumusan dimulai dari dalil umum kepada
dalil khusus. Pendekatan ini dilakukan dalam penyusunan struktur akuntansi dimana dirumuskan
dahulu tujuan laporan keuangan, rumuskan postulat, kemudian prinsip, dan akhirnya lebih
khusus menyusun teknik akuntansi.Dalam hai ini, teori diuji dari posisinya dalam menampung
keinginan praktik. Jika pemakai dalam praktik diterima, dianggap teori ini diterima atau verified,
sebaliknya jika teori ini tidak diterima disebut falsified. Beberapa pendukung metode ini adalah:
Paton, Caaning, Sweeney, Macneal, Alexander, Edward and Bell, Moonitz, dan Sprouse and
Moonitz
2. Pendekatan Induktif
Dalam metode ini, penyusunan teori akuntansi didasarkan pada beberapa observasi dan
pengukuran khusus dan akhirnya dari berbagai sample dirumuskan fenomena yang seragam atau
berulang (informasi akuntansi) dan diambil kesimpulan umum (postulat dan prinsip akuntansi).
Tahap yang dilaluimadalah:
a. Mengumpulkan semua observasi
b. Analisis dan golongkan observasi berdasrkan hubungan yang berulang-ulang dan sejenis,
seragam, mirip.
c. Ditarik kesimpulan umum dan prinsip akuntansi yang menggambarkan hubungan yang
d.

berulang-ulang tadi.
Kesimpulan umum diuji kebenarannya.
Tidak seperti pendekatan deduktif, dalam pendekatan induktif ini kebenaran dan

kepalsuan dalil tidak tergantung pada dalil lainnya, tetapi harus melalui pengujian empiris.
Dalam pendekatan induktif, kebenaran suatu dalil tergantung pada pengamatan terhadap contoh

yang cukup dari hubungan kasus yang berulang-ulang dan seragam. Para teoritisi yang
menggunakan pendekatan ini adalah Hatfield, Gilman, Littlelton, Paton and Littlelton, dan Ijiri.
3. Pendekatan Sosiologis
Dalam pendekatan ini, yang menjadi perhatian utama dalam perumusan teori akuntansi
adalah dampak social dari teknik akuntansi. Jadi yang menjadi perhatian bukan pemakai
langsung akuntansi tetapi juga masyarakat secara keseluruhan. Pendekatan inilah sebagai embrio
socio economic accounting atau social responsibility accounting. Pendekatan ini seolah
merupakan perluasan dari konsep etik dimana yang menjadi fokus perhatian adalah
kesejahteraan seluruh masyarakat bukan saja pemilik. Menurut konsep ini, prinsip akuntansi
dinilai dari penerimaan dari seluruh pihak terhadap laporan keuangan, khususnya yang
melaporkan tentang damapak perusahaan terhadap masyarakat. Akuntansi dalam model ini harus
dapat memberikan pertimbangan dalam mengambil kesimpulan terhadap kesejahteraan
masyarakat. Para penulis yang mengkaji isu ini adalah Belkaoji dan Beams dan Fertig, Ladd,
Littlelton, dan Zimmerman.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
6

Agency theory merupakan salah satu teori yang muncul dalam perkembangan riset
akuntansi yang merupakan modifikasi dari perkembangan model akuntansi keuangan dengan
menambahkan aspek perilaku manusia dalam model ekonomi. Dalam Agency Theory mengenal
adanya Asymmetric Information (AI) yaitu informasi yang tidak seimbang yang disebabkan
karena adanya distribusi informasi yang tidak sama antara prinsipal dan agen.
Agency Theory mendasarkan hubungan kontrak antar anggota-anggota dalam perusahaan
dimana prinsipal dan agen sebagai pelaku utama. Prinsipal merupakan pihak yang memberikan
mandat kepada agen untuk bertindak atas nama prisipal, sedangkan agen merupakan pihak yang
diberi amanat oleh prinsipal untuk menjalankan perusahaan. Agen berkewajiban untuk
mempertanggungjawabkan apa yang telah diamanat oleh prinsipal kepadanya. Inti dari Agency
Theory (Teori Keagenan) adalah pendesainan kotrak yang tepat untuk menyelaraskan
kepentingan prinsipal dan agen dalam hal terjadi konflik kepentingan.
Agency Theory memiliki 3 landasan asumsi :
a. Asumsi tentang sifat manusia
b. Asumsi tentang keorganisasian
c. Asumsi tentang informasi.

DAFTAR PUSTAKA

http://gdeeka01.blogspot.com/2012/06/agency-theory.html
http://teorionline.net/agency-theory/
7

http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=30&cad=rja&uact=8&ved=0CGcQFjAJOBQ
&url=http%3A%2F%2Fe-journal.uajy.ac.id
https://docs.google.com/file/d/0B6aC4A7EcCajNjhheFo1cmVnbVE/edit?pli=1
http://ekonomi.untag-smd.ac.id/?p=145
http://taskseekers.blogspot.com/2013/12/teori-keagenan.html

Anda mungkin juga menyukai