Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengembangan jagung di Indonesia telah menjangkau hampir seluruh
provinsi, yang mana jagung merupakan sumber karbohidrat yang kedua setelah
padi yang telah di komsumsi oleh sebagai besar penduduk. Selain sebagai bahan
makan pokok masyarakat, jagung dapat diolah menjadi produk industry makan
yang variatif, di antaranya jagung dapat diolah menjadi makanan kecil, dan lainlain. Jagung juga dapat diperoses menjadi bahan campuran pakan ternak,
terkhusus pada unggas.
Pemipil jagung mudah dilakukan bila jagung keadan kering, dengan kadar
air yang minimal, sebab dalam keadaan demikian jagung mudah terlepas dari
tongkolnya dan kerusakan biji jagung dapat diperkecil. Pemipil jagung dengan
menggunakan mesin yang selama ini ada dipasaran, selain harga serta biaya
oprasional yang tinggi, tepat yang dibutuhkan harus luas, mengingat ukurannya
yang cukup besar, oleh karena itu pemipil model ini lebih banyak di gunakan
pada industry menengah keatas. Pemipil jagung pada industry rumah tangga dan
industry

kecil

sebagai

besar

dilakukan

dengan

cara

tradisional

dan

semitradisional, dimana dengan demikian waktu yang di gunakan cukup lama


dan tenaga yang digunakan cukup besar. Berdasarkan uraian tersebut, akan di

Fakultas Teknik

coba merancang sebuah mesin berteknologi tepat guna untuk mengembangkan


alat pemipil semitradisional,yang mampu meningkatkan kapasitas, efesiensi kerja
dalam pemipil jagung.
1.2 Perumusan Masalah
Dalam pengerjaan mesin ini terdapat poin yang saya analisa dalam
perancangan mesin ini, antra lain :
a) Bagaimana menghitung daya yang dibutuhkan oleh motor guna dapat
memproduksi pemipil jagung.
b) Berapakah kerugian saluran dalam rangkaian kelistrikan mesin perontok
/pemipil jagung ini.
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Perlu diberikan beberapa batasan dan asumsi penelitian dengan tujuan
adanya batas lingkup penelitian dan penyederhanaan atau simplifikasi dari
kondisi real yang akan dijadikan acuan penelitian. Adapun batasan permasalahan
dari sistem yang dirancang ini adalah :
a) Perhitungan daya yang dibutuhkan motor guna dapat memproduksi
pemipil jagung.
b) Perhitungan kerugian saluran dalam rangkaian kelistrikan mesin
perontok/ pemipil jagung ini.

Fakultas Teknik

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan dari perancangan mesin perontok/pemipil jagung ini adalah agar
kami

dapat

mengetahui

daya

yang

dibutuhkan

oleh

motor

mesin

perontok/pemipil jagung beserta penggunaan puli yang sesuai dengan kapasitas


produksi yang diharapkan dengan kerugian saluran yang ditimbulkan oleh
rangkaian kelistrikan dari mesin perontok/pemipil jagung tersebut.
1.5 Manfaat Penelitian
Dalam analisa perhitungan daya motor mesin perontok/pemipil jagung
dengan kapasitas dan manfaat yang akan diperoleh yaitu, adanya ilmu
pengetahuan tantang perencanaan perancangan mesin perontok/pemipil jagung
yang membahas secara khusus dan pasti tentang daya yang dibutuhkan oleh
motor mesin perontok/pemipil jagung tentunya dengan kapasitas produksi yang
diinginkan sehingga dapat ditentukan spesifikasi motor yang akan dipakai dalam
mesin tersebut, serta ilmu pengetahuan tentang kerugian saluran pada
rangkaian kelistrikan pada rancangan mesin tersebut.
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan Tugas Akhir terdapat penjelasan bab-bab
yang akan dibahas, antara lain :

Fakultas Teknik

a) BAB I : Pendahuluan. Latar belakang, perumusan masalah, ruang lingkup


penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penelitian.
b) BAB II : Tinjauan Pustaka. Pemipil jagung, perontok ( pemipilan ), bagian
bagian mesin, motor, bantalan, puli, poros, v- belt, mcb, saklar, pasak,
logam non korosif, baut dan mur, relay
c) BAB III : Metodologi Penelitian. Konsep pembahasan, penentuan misi,
flow chart, pemilihan jenis bahan dan material, analisa daya motor, kerja,
energi, daya mekanis, daya listrik, kerja listrik dan energi, kerugian
saluran, perbandinga puli, gambar teknik.
d) BAB IV : Pengumpulan , Pengolahan, dan Analisa Data. Perhitungan daya
motor, putaran Silinder perontok/pemipil, beban motor, analisa
penggunaan puli, Kerugian saluran.
e) BAB V : Kesimpulan Dan Saran.

Fakultas Teknik

BAB II
DASAR TEORI
2.1

Pemipil Jagung
Jagung merupakan salah satu tanaman pangan di dunia yang

terpenting, selain gandum dan padi. Jawa Timur mempunyai potensi untuk
pengembangan di bidang sektor agroindustri, karena selain sebagai salah satu
lumbung pangan nasional, Jawa Timur dikenal sebagai propinsi dengan sektor
industri yang berkembang cepat. Potensi sumber daya pertanian di Jawa Timur
tersebar di seluruh wilayah Timur pulau Jawa ini. Komoditas utama pertanian
yang potensial antara lain padi, jagung, kedelai, buah-buahan dan sayur-sayuran.
Dalam

rangka

upaya

peningkatan

pendapatan

petani

pengembangan

agroindustri merupakan alternatif yang dapat dilakukan. (Oktoviantini Hadi, V.


2010).
Namun kenyataan selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga di olah
sebagai jajan yang sangat di gemari oleh masyarakat luas sebagai cemilan saat
santai serta ngobrol. Namun demikian, tidak sedikit orang merasa repot bahkan
kesulitan ketika cemilan tersebut tidak dijual di tokoh-tokoh maupun di warung
kopi sekalipun. Hal ini dikarenakan proses pengolahan jagung yang sangat rumit
sebelum diolah ketahap selanjutnya. Tahap yaitu tahap perontokan jagung.
Dimana setiap bongkol biji jagung dirontokkan satu per satu. Proses ini memakan

Fakultas Teknik

waktu yang cukup lama dan juga membutuhkan tenaga yang ekstra. Maka dari
itu kami mendesain sebuah alat yang berfungsi untuk merontokan/ pemipil
jagung.
2.2

Perontok (Pemipilan)
Perontok adalah proses pemipilan/pemisahan biji-biji jagung dari

bongkol jagung itu sendiri (Situmorang, 2011). Selanjutnya diolah sehingga


menjadi camilan atau emping jagung. Pemipil jagung pada industry rumah
tangga dan industry kecil sebagai besar dilakukan dengan cara tradisional dan
semitradisional, dimana dengan demikian waktu yang di gunakan cukup lama
dan tenaga yang digunakan cukup besar. Contohnya Manusia dapat memipil
jagung dengan menggunakan tangan(Luru) 2-9 kg per jam.
Dalam perancangan mesin ini, Perontok adalah proses pemipilan biji-biji
jagung dari bongkolnya yang telah diolah untuk mendapatkan jagung dalam
bentuk pemipilan.Perontok/pemipilan disini dengan menggunakan Silinder
perontok dengan bahan stainless steel.
2.3 Bagian Bagian Mesin
Dalam perancangan mesin ini kami membuat rancangan demi
rancangan dan akhirnya pembuatan mesin ini memiliki bagian - bagian mesin,
antara lain :

Fakultas Teknik

2.3.1 Motor
Motor adalah mesin yang mengubah energi listrik menjadi energi
mekanis. Konstruksi motor DC sangat mirip dengan geneator DC. Kenytaannya,
mesin yang bekerja baik sebagai generator akan bekerja baik pula sebagai motor
. (Lister, 1993) Motor yang dipakai dalam mesin ini mempunyai spesifikasi,
antara lain :
Disp/Acement 210 L/Min
voltage

: 220 Volt

Putaran

: 2850 RPM

Daya

: 1 HP

Freguency

: 50 Hz

Curren

: 3,5 A

Gambar 2.1 Motor brustel

2.3.2 Bantalan

Gambar2.2 Bantalan

Fakultas Teknik

Bantalan adalah Elemen mesin yang menumpu poros berbeban,


sehingga putaran atau gerakan bolak baliknya dapat berlangsung secara halus,
aman, dan panjang umur.Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan
poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jadi, bantalan dalam
permesinan dapat disamakan peranannya dengan pondasi pada gedung.(Sularso
dan Suga, 2004)
Bantalan dapat diklasifikasikan atas dasar gerakan bantalan terhadap
poros, yaitu :
a.

Bantalan luncur. Pada bantalan ini terjadi gesekan antara poros dan
bantalan karena permukaan bantalan dengan perantara lapisan
pelumas.

b. Bantalan gelinding. Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara


bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding.
2.3.3 V-Belt
V-belt digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros yang satu ke
poros yang lain melalui pulley yang berputar dengan kecepatan yang sama atau
berbeda. Sabuk (belt) merupakan alat transmisi daya dan putaran pada poros
yang berjauhan. Cara transmisi ini disebut tak langsung.
Sabuk-V terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium.
Tenunan tetoron atau semacamnya dipergunakan sebagai inti sabuk untuk
membawa tarikan yang besar. Sabuk-V dibelitkan di keliling alur puli yang
berbentuk V pula. Bagian sabuk yang sedang membelit pada puli ini mengalami

Fakultas Teknik

lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya akan bertambah besar. (Sularso dan
suga, 1994)
Jenis pemilihan sabuk v belt pada mesin ini dapat dilihat melalui tabel
standar sabuk V yang, dengan ini dapat ditentukan pemilihan sabuk yang sesuai
kriteria mesin adalah tipe A, dimana putaran motor pada mesin ini
membutuhkan putaran rendah dan daya motor yang rendah.

Gambar 2.3 Diagram Karpet

2.3.4

Puli

Gambar 2.4 Puli

Fakultas Teknik

puli adalah suatu alat mekanis yang digunakan sebagai sabuk untuk
menjalankan sesuatu kekuatan alur yang berfungsi menghantarkan suatu daya.
Cara kerja puli sering digunakan untuk mengubah arah dari gaya yang diberikan,
mengirimkan gerak rotasi, memberikan keuntungan mekanis apabila digunakan
pada kendaraan.Fungsi dari puli sebenarnya hanya sebagai penghubung mekanis
ke AC, alternator, power steering, dll. Puli sabuk dibuat dari besi cor atau dari
baja.Puli kayu tidak banyak lagi dijumpai,Untuk konstruksi ringan diterapkan puli
dari paduan alumunium. Puli sabuk baja terutama cocok untuk kecepatan sabuk
yang tinggi diatas 35 m/det. (Stolk dan kros, 1994)
2.3.5 Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin.
Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran.
Peranan utama dalam transmisi seperti ini dipegang oleh poros. (Sularso dan
Suga, 1994)
Poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan menurut pembebanannya
sebagai berikut.
a. Poros transmisi : Poros macam ini mendapatkan beban puntir murni atau
puntir dan lentur. Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling,
roda gigi, puli sabuk atau sproket rantai, dll.
b. Spindle : Poros transmisi yang relatif pendek seperti poros utama mesin
perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindle.

Fakultas Teknik

10

Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil dan
bentuk serta ukurannya harus teliti.
c. Gardar : Poros seperti ini dipasang di antara roda-roda kereta barang,
dimana tidak mendapat beban puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh
berputar, disebut gardar. Gardar ini hanya mendapat beban lentur,
kecuali jika degerakkan oleh penggerak mula dimana akan mengalami
beban puntir juga.
2.3.6 Mcb
Adalah alat listrik yang berfungsi sebagai pengaman aliran arus listrik
yang memiliki nilai tersendiri.

Gambar 2.5 Mcb

MCB bekerja dengan cara pemutusan hubungan yang disebabkan oleh


aliran listrik lebih dengan menggunakan electromagnet/bimetal. Cara kerja dari
MCB ini adalah memanfaatkan pemuaian dari bimetal yang panas akibat arus
yang mengalir untuk memutuskan arus listrik. Kapasitas MCB menggunakan
satuan Ampere (A), Kapasitas MCB mulai dari 1A, 2A, 4A, 6A, 10A, 16A, 20A,
25A, 32A dll. (Instalasi Listrik Dasar, 2004)

Fakultas Teknik

11

Cara mengetahui daya maximum dari MCB adalah dengan mengalikan


kapasitas dari MCB tersebut dengan 220v ( tegangan umum di Indonesia ).
Contoh :
Untuk MCB 6A mempunyai kapasitas menahan daya listrik sebesar :
6A x 220v = 1.200 Watt
Beberapa kegunaan MCB :
1. Membatasi Penggunaan Listrik
2. Mematikan listrik apabila terjadi hubungan singkat ( Korslet )
3. Mengamankan Instalasi Listrik
4. Membagi rumah menjadi beberapa bagian listrik, sehingga lebih mudah
untuk mendeteksi kerusakan instalasi listrik
2.3.7 Pasak
Pasak adalah suatu elemen yang dipakai untuk menetapkan bagianbagian mesin seperti roda gigi, sproket, puli, kopling, dll. Pada poros.
Momen diteruskan dari poros ke naf atau naf ke poros. (Sularso dan Suga,
2004)
2.3.8 Logam Non korosif
Mesin ini adalah mesin yang langsung bersentuhan dengan makanan
dan berupa hasil akhir minuman yang dapat langsung kita nikmati, untuk itu

Fakultas Teknik

12

dalam pembuatan mesin ini kami menggunakan logam non korosif agar tidak
terjadi kontaminasi pada produk, logam yang di guanakan yaitu stainless steel.
Baja tahan karat atau lebih dikenal dengan Stainless Steel adalah Baja
paduan dengan kadar Ni dan Cr yang tinggi, dengan sifat istimewa yaitu tahan
terhadap korosi dan temperatur yang tinggi. Sifat tahan korosinya didapat dari
lapisan Chromium Oksida yang sangat stabil yang melekat pada permukaan dan
melindungi baja terhadap lingkungan yang korosif. Pada beberapa jenis baja
tahan karat juga terjadi lapisan Nickel Oksida yang juga bersifat melindungi dari
media yang korosif. Efek perlindungan Chromium Oksida ini tidak efektif pada
baja paduan dengan kadar Chromium rendah, efek ini mulai tampak nyata pada
Chromium lebih dari 10%. (Suherman, Wahid, Ir. 1999)
Keberadaan lapisan korosi yang tipis ini mencegah proses korosi
berikutnya dengan berlaku sebagai tembok yang menghalangi oksigen dan air
bersentuhan dengan permukaan logam. Hanya beberapa lapisan atom saja
cukup untuk mengurangi kecepatan proses karat selambat mungkin karena
lapisan korosi tersebut terbentuk dengan sangat rapat. Lapisan korosi ini lebih
tipis dari panjang gelombang cahaya sehingga tidak mungkin untuk melihatnya
tanpa bantuan instrumen modern.
Besi biasa, berbeda dengan stainless steel, permukaannya tidak
dilindungi apapun sehingga mudah bereaksi dengan oksigen dan membentuk
lapisan Fe2O3 atau hidroksida yang terus menerus bertambah seiring dengan

Fakultas Teknik

13

berjalannya waktu. Lapisan korosi ini makin lama makin menebal dan kita kenal
sebagai karat. Stainless steel, dapat bertahan stainless atau tidak bernoda
justru karena dilindungi oleh lapisan karat dalam skala atomik.
2.3.9 Baut dan Mur
Baut dan Mur merupakan alat pengikat yang sangat penting. Untuk
mencegah kecelakaan, atau kerusakanpada mesin, pemilihan baut dan mur
sebagai alat pengikat harus dilakukan dengan saksama untuk mendapatkan
ukuran yang sesuai. Untuk menentukan ukuran baut dan mur, berbagai faktor
harus diperhatikan seperti gaya yang bekerja pada baut, syarat kerja, kekuatan
bahan, kelas ketelitian. (Sularso dan Suga, 2004)
2.3.10 Relay
Relay adalah sebuah saklar elekronis yang dapat dikendalikan dari
rangkaian elektronik lainnya. Relay terdiri dari 3 bagian utama, yaitu:
a. Koil : lilitan dari relay
b. Command : bagian yang tersambung dengan Normally Closes (dalam
keadaan normal)
c. Kontak : terdiri dari Normally Closedan Normally Open
NC ( Normally Closed ) merupakan saklar dari relay yang dalam
keadaan normal (relay tidak diberi tegangan ) terhubung dengan

command.

Sedangkan NO (Normally Open )merupakan dalam keadaan normal.


(Instalasi Listrik Dasar, 2004)

Fakultas Teknik

14

2.3.11 Saklar
Saklar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memutuskan
jaringan listrik, atau untuk menghubungkannya. Jadi saklar pada dasarnya adalah
alat penyambung atau pemutus aliran listrik. Selain untuk jaringan listrik arus
kuat, saklar berbentuk kecil juga dipakai untuk alat komponen elektronika arus
lemah.

Gambar 2.6 Tiga macam saklar tekan/tombol

Secara sederhana, saklar terdiri dari dua bilah logam yang menempel
pada suatu rangkaian, dan bisa terhubung atau terpisah sesuai dengan keadaan
sambung (on) atau putus (off) dalam rangkaian itu. Material kontak sambungan
umumnya dipilih agar supaya tahan terhadap korosi. Kalau logam yang dipakai
terbuat dari bahan oksida biasa, maka saklar akan sering tidak bekerja. Untuk
mengurangi efek korosi ini, paling tidak logam kontaknya harus disepuh dengan
logam anti korosi dan anti karat. Pada dasarnya saklar tombol bisa diaplikasikan
untuk sensor mekanik, karena alat ini bisa dipakai pada mikrokontroller untuk
pengaturan rangkaian pengontrolan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Saklar)

Fakultas Teknik

15

BAB III
METODOGI PENELITIAN
Metodologi penelitan yang kami gunakan berupa metode obyektif, yaitu
kami melakukan penelitian dari contoh-contoh mesin yang ada dipasaran dan
data data yang kami kumpulkan kemudian kami modifikasi dengan proses yang
ingin kami kerjakan.
3.1 Konsep Pembahasan
Mengulas kembali pembahasan kami dalam bab I tentang konsep awal
kami yaitu, bagaimana menghitung daya yang dibutuhkan oleh motor guna
dapat memproduksi Pemipilan jagung serta menghitung kerugian saluran yang
terjadi dalam rangkaian kelistrikan mesin perontok/Pemipil jagung tersebut.
3.2 Penentuan Misi
Dalam rangka pembuatan tugas akhir ini kami menentukan misi dari
awal, yaitu penyempurnaan perancangan mesin penggiling emping jagung
dengan

desain

yang

lebih

simpel

dan

higienis.

Perbedaan

mesin

perontok/pemipil jagung ini terletak pada jarak Silinder perontok dengan


casingnya yang jarak yang sama dengan mesin sesungguhnya dengan kapasitas
yang lebih besar dan penggunaan motor listrik sebagai penggeraknya.

Fakultas Teknik

16

3.3 Flow Chart


Start

Menentukan konsep
pembahasan

Menentukan posisi
setiap komponen
Menentukan desain

Penyusunan misi mesin

Silinder Perontok

Pengamatan kebutuhan

Menghitung putaran

masyarakat

Silinder sesuai rate


produksi

Menentukan desain

Perhitungan beban putaran mesin

Apakah desain bisa


diterapkan

Analisa daya motor


dan kerugian saluran

Mencari bahan & material


yang sesuai

Fakultas Teknik

Sketsa mesin

Finish

17

Berdasarkan gambar Flow Chart sebelumnya, dapat dijelaskan bahwa


dalam penelitian Tugas Akhir terdapat tahap-tahap yang dilakukan guna hasil
yang didapatkan dalam pembuatan mesin ini tepat sasaran dan sesuai yang
diharapkan. Antara lain :
Menentukan konsep pembahasan
Konsep pembahasan dilakukan guna menentukan tujuan awal dalam
perancangan mesin yang akan dibuat. Sehingga dalam pembuatan mesin
tersebut mempunyai tujuan yang jelas.
Penyusunan misi mesin
Setelah mempunyai konsep mesin yang akan dibuat, maka dalam tahap
selanjutnya menyusun misi mesin yang akan dibuat sehingga mempunyai nilai
tambah dari mesin yang sudah ada.
Pengamatan kebutuhan masyarakat
Pengambilan data-data penunjang dalam pembuatan mesin sesuai kebutuhan
masyarakat, akan sangat bermanfaat guna terciptanya mesin teknologi terbaru
yang mengedepankan kebutuhan masyarakat.
Menentukan desain mesin
Desain mesin yang dimaksud adalah menentukan desain mesin sesuai dengan
konsep awal mesin dengan kebutuhan masyarakat yang disatukan.

Fakultas Teknik

18

Apakah desain bisa diterapkan


Merupakan suatu motifasi sekaligus tantangan yang timbul dari diri sendiri guna
dapat menciptakan karya mesin terbaru dengan desain karya sendiri.
Mencari bahan dan material yang sesuai
Dalam tahap ini, pemilihan bahan dan material sangat penting guna terciptanya
mesin yang sempurna.
Menentukan posisi setiap komponen
Komponen-komponen yang dibutuhkan dalam pembuatan mesin perlu
diperhitungkan sehingga dimensi mesin tidak terlalu besar serta tarciptanya
mesin yang efektif dan efisien
Menentukan desain Silinder Perontok
Silinder Perontok merupakan komponen yang paling penting dalam mesin ini,
sehingga perlu adanya perlakuan khusus mengenai jenis dan bahan materialnya.
Menghitung putaran Silinder sesuai rate produksi
Tahap ini sangat penting. Karena putaran yang dihasilkan motor akan diubah
sesuai kebutuhan rate produksi yang akan diinginkan.

Fakultas Teknik

19

Perhitungan beban putaran mesin


Setelah diketahui putaran Silinder sesuai rate produksi, maka dapat diketahui
beban putaran mesin yang akan diputar oleh motor sehingga dapat diketahui
kapasitas motor yang akan digunakan dalam masin tersebut.
Analisa daya motor dan kerugian saluran
Dalam tahap ini dilakukan perhitungan daya motor yang akan digunakan sesuai
beban yang didapat serta kerugian saluran dari kelistrikan mesin tersebut.
Sketsa mesin
Menggambar desain yang sudah ada sehingga dalam pengerjaan sangat jelas
hasil akhir yang akan dibuat.
3.4 Pemilihan Jenis Bahan dan Material
Dalam bab sebelumnya telah di jelaskan tentang penggunaan logam non
corrosive atau tidak berkarat yang kami gunakan dalam mesin kami, berikut
spesifikasi stainless yang kami ketahui :

Stainless steel jenis feritic


Penggunaan khususnya pada aplikasi korosi atmosfer, temperature tinggi,
dan sebagai dekoratif. Tipe yang umum adalah 405, 439, 430F, dan 446

Stainless steel jenis martensitic

Fakultas Teknik

20

Penggunaan khusus pada aplikasi komponen struktur, peralatan cutting


tools. Tipe yang umum adalah 403, 410,414, 416, 420, 431, 440B, 440

Stainless steel jenis C PH


Penggunaan khusus pada aplikasi struktur, spring.Tipe yang umum adalah
17.4, 1.55, 13.8, 17.7, 15.7

Stainless steel jenis Austenitic


Penggunaan khusus untuk ketahanan kimia dan perpipaan tangki, Tipe
yang umum adalah 201, 202, 301, 302, 303, 304, 305, 308, 309, 310, 314,
316, 317, 321, 347, 304L, 316L, 304N.
Baja tahan karat austenetik ( Stainless steel austenetic ) banyak

digunakan pada beberapa peralatan industri antara lain : peralatan-peralatan


makan, heat exchanger, combustion chamber serta peralatan proses kimia dan
bagian furnace. (Kurnia adi, Witantra, 2006)
Maka dari itu, dalam penerapannya kami memilih menggunakan tipe
316, karena tipe ini cocok untuk bahan pangan dan memiliki ketahanan paling
kuat pada korosi.
3.5 Analisa Daya Motor
Dalam perancangan mesin perontok/pemipil jagung ini, titik berat
analisa yang saya lakukan dalam Tugas Akhir ini yaitu tentang analisa daya motor
yang meliputi pengertian kerja, energi, daya mekanis, daya listrik, kerja listrik dan

Fakultas Teknik

21

energi. Selain itu terdapat pula analisa kerugian saluran dalam rangkaian
kelistrikan mesin Perontok/Pemipil jagung ini. (Lister, 1993)
3.5.1 Kerja
Kerja dilakukan jika gaya menatasi tahanan/hambatan. Dari segi
mekanis, kerja diukur dengan perkalian gaya dan jarak yang ditempuh. Jika gaya
1 pon bekerja melalui jarak 1 kaki, berarti dilakukan kerja sebesar 1 pon kaki (
foot pound ). Jika diperlukan gaya 10 pon untuk mengangkat benda 6 kaki,
kerjanya adalah 10 x 6 atau 60 ft-lb ( pon-kaki ) jadi,
Kerja = gaya x jarak
Dalam satuan SI, satuan kerja adalah joule ( J ), yang didefinisikan
sebagai kerja yang dilakukan jika gaya 1 newton dikerakan melalui jarak 1 meter.
Sebagai contoh, jika gaya 20 N dikerahkan untuk memindahkan benda 30 meter,
kerja yang dilakukan adalah 20 x 30 atau 600 J. Satuan joule = 0,737 pon kaki.
(Lister, 1993)
3.5.2 Energi
Energi adalah kemampuan melakukan kerja. Energi dapat berada dalam
berbagai bentuk : mekanis, listrik, kimia, kalor, dan cahaya. Bentuknya dapat
diubah. Sebagai contoh, generator listrik mengubah energi energi mekanis
menjadi energi listrik ; aki mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Jika batu
bara dibakar energi kimia diubah menjadi energi kalor dan seterusnya sesuai

Fakultas Teknik

22

dengan prinsip tentang konservasi energi, energi dapat diubah tetapi tidak dapat
diciptakan maupun dimusnahkan. Generator listrik tidak menciptakan energi
listrik, ia semata mata mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi
yang diberikan pada lampu listrik juga bukan dimusnahkan melainkan semata
mata diubah m enjadi energi cahaya atau energi kalor. (Lister, 1993)
3.5.3 Daya Mekanis
Sesuai dengan definisi kerja, jika muatan 3000 pon diangkat ke
ketinggian 40 kaki, diperlukan kerja 3000 x 40 atau 120 pon-kaki. Disini tidak
dikatakan mengenai waktu yang diperlukan untuk mengankat muatan, tetapi
hanya diperlukan kerja 120 pon-kaki.
Sebuah motor yang menggerakkan kerekan muatan memerlukan 2
menit untuk menaikkan beban, sedangkan motor kedua dapat melakukan hal
yang sama dalam menit. Kerja yang dilakukan motor kedua empat kali lebih
cepat dari motor pertama atau dikatakan bahwa motor kedua menghasilkan
daya ( power ) empat kali motor pertama. Maka, daya adalah laju melakukan
kerja atau
Daya = kerja / waktu
Sama halnya dala satuan SI, jika kerja dilakukan pada laju 1 joule /
sekon, dayanya adalah 1 watt ( W ) yang merupakan satuan SI untuk daya
mekanis maupun listrik. (Lister,1993)

Fakultas Teknik

23

Perbedaan antara kerja, energi dan daya adalah penting. Kerja adalah
yang mengatasi tahanan. Energi adalah kemampuan melakukan kerja. Daya
adalah laju melakukan kerja atau laju pengeluaran energi. (Lister, 1993)
Satuan mekanis yang biasa digunakan untuk energi, kerja, dan daya
disimpulkan sebagai berikut :
Satuan USCS untuk kerja atau energi = pon-kaki ( ft-lb )
Satuan SI untuk kerja atau energi = joule ( J )
1 joule = 0,737 pon-kaki
Satuan USCS untuk daya = daya kuda = horsepower ( hp )
Satuan SI untuk daya = watt ( W )
1 daya kuda = 746 watt.
Perhitungan daya dengan beban dan putaran dapat diketahui dengan
mengabaikan gesekan antar sumbu dan transmisi.
Kecepatan sudut beban

: w = putaran x radian / 60

Dimana : 1 putaran = 2 ( 2 x 3.14 )

Fakultas Teknik

24

Momen inersia

: I = 0.5 x m x r

Dimana : I = momen inersia ( Kg.m )


m = Beban ( Kg )
r = jari-jari ( m )
Energi kinetik

: E = 0.5 x I x w

Dimana : E = energi kinetik ( joule ) atau daya motor minimum ( watt )


3.5.4

Daya Listrik
Satuan daya listrik dalam USCS dalam sistem metrik adalah watt. Dalam

satuan SI, satu watt didefinisikan sebagain sesuatu yang sama dengan kerja yang
dilakukan pada laju satu joule setiap sekon. Watt juga didefinisikan sebagai
energi yang dikeluarkan atau kerja yang dilakukan setiap sekon oleh arus 1 A
yang tidak berubah yang mengalir pada tegangan 1 volt, atau
P = IV
Dimana

P = daya, watt
I = arus, ampere
V = tegangan, volt
Kenyataan bahwa watt adalah satuan daya atau satuan laju melakukan

kerja tidak terlalu ditekankan. Perlu diingat bahwa arus dalam ampere adalah
laju aliran listrik atau sama dengan jumlah coulomb setiap sekon. Oleh sebab itu,
rumus daya dapat ditulis sebagai berikut :

Fakultas Teknik

25

Daya dalam watt = coulomb / sekon x volt


Dalam perkataan lain, watt adalah ukuran laju muatan listrik bergerak melalui
suatu perbedaan potensial.
Dari hukum Ohm V = IR, harga V ini dapat disubstitusikan kedalam
persamaan P = IV sehingga diperoleh rumus daya lainnya yang bermanfaat :
P = IV = I x IR
P = I R
Rumus daya ketiga dapat diturunkan dari kenyataan bahwa I = V / R oleh
hukum Ohm. Substitusikan kedalam persamaan P = IV
P = IV = V x V / R
P = V / R
Oleh karena watt adalah satuan yang kecil, kerapkali digunakan satuan
yang lebih besar yaitu kilowatt ( kW ). Satu kilowatt = 1000 watt. Perhitungan
yang berkaitan dengan mesin listrik kerapkali melibatkan satuan daya listrik (
watt ) dan satuan mekanis (horsepower). Satu horsepower ( daya kuda ) = 746
watt. Maka untuk mengubah daya dalam watt menjadi daya dalam daya kuda,
perlu membagi jumlah watt dengan 746. (Lister, 1993)
3.5.5

Kerja Listrik dan Energi


Daya adalah ukuran kecepatan kerja dilakukan atau kecepatan energi

dikeluarkan, sehingga :
Daya = Kerja atau Energi / Waktu

Fakultas Teknik

26

Maka energi yang digunakan oleh alat listrik adalah laju penggunaan
energi ( daya ) dikalikan dengan waktu selama alat tersebut digunakan. Bila daya

diukur dalam watt dan waktu dalam jam, maka


Daya x Waktu = Energi
Watt x Jam = Wattjam
Wattjam ( watthour = Wh ) merupkan energi yang dikeluarkan jika 1 watt
digunakan selama 1 jam.
Wattjam relatif merupakan satuan yang kecil, kilowattjam digunakan
lebih luas dalam pengukuran komersial. 1 kilowattjam = 1000 wattjam. Jika daya
diukur dalam watt dan waktu dalam sekon maka
Daya x Waktu = Energi
Watt x Sekon = Watt/sekon
Watt-sekon disebut joule, yang merupakan satuan SI ntuk energi listrik maupun
mekanis. Karena 1 jam adalah 3600 sekon dan 1 kW adalah 1000 watt, maka 1
kWh = 3.600.000 joule atau 3,6 megajoule ( 3,6 MJ ).
Daya adalah laju pengeluaran energi sama halnya dengan kepesatan
adalah laju dari gerak. Jika kepesatan rata-rata mobil dalam sewaktu-waktu
tertentu diketahui, maka jarak yang ditempuh adalah kepesatan rata-rata

Fakultas Teknik

27

dikalikan dengan waktu tempuh. Sama halnya, jika daya rata-rata yang diperluan
oleh motor listrik dalam waktu tertentu diketahui, maka energi yang digunakan
motor adalah daya rata-rata dikalikan dengan waktu yang digunakan motor.
Daya adalah laju dari pengeluaran energi atau kerja yang dilakukan, sama halnya
dengan kecepatan adalah laju dari gerak. (Lister, 1993)
Satuan listrik yang umum digunakan untuk energi, kerja dan daya
disimpulkan sebagai berikut :
Satuan USCS untuk kerja atau energi = wattjamm ( Wh )
Satuan SI untuk kerja atau energi = joule ( J )
1 wattjam = 3600 joule
1 kilowattjam = 3,6 megajoule ( MJ )
Satuan USCS untuk daya = watt ( W)
Satuan SI untuk daya = watt ( W ).
3.6

Kerugian Saluran
Ketika arus mengalir melalui tahanan, tahanan tersebut menjadi panas

atau dikatakan bahwa energi listrik diubah kedalam energi kalor. Laju perubahan
energi listrik menjadi panas disebut daya dan cara yang biasa untuk menentukan
daya ini adalah dengan rumus P = I R. Dengan perkataan lain, laju pengeluaran
energi dalam tahanan adalah sebanding dengan kuadrat arus.

Fakultas Teknik

28

Oleh karena konduktor dari rangkaian transmisi atau distribusi mempunyai


tahanan, konduktor menjadi panas ketika arus melaluinya. Karena kalor ini hilang
ke udara sekeliling, ini disebut kerugian saluran. Kerugian daya ini sebanding
dengan kuadrat arus sekecil mungkin agar kerugian dayanya sedikit. Karena daya
yang dicatukan ke beban merupakan perkalian arus dan tegangan, maka arus
yang diperlukan untuk mengirimkan sejumlah daya tertentu dapat diperkecil
dengan menggunakan tegangan yang lebih tinggi ; sehingga makin tinggi
tegangan, makin kecil arus untuk sejumlah daya tertentu. (Lister, 1993)
Berikut ini merupakan rumus untuk mencari besarnya tahanan pada kabel,
R

. L
A

R = Tahanan dalam ohm

. mm2
= Tahanan jenis
m
L = Panjang penghantar dalam m
A = Luas penampang dalam mm2
Keterangan :
Tahanan jenis suatu penghantar ditentukan pada panjang 1 m, penampang 1
mm2 dan pada temperatur 200 C.

Fakultas Teknik

29

Tahanan jenis pada 200 C


Bahan penghantar

Perak

0,0164

Tembaga

0,0178

Campuran aluminium

0,03

Wolfram

0,0550

Nikel

0,0780

Besi, baja

0,12 0,16

Konstantan

0,10

. mm2
)
m

Gambar 3.1 Tabel tahanan jenis

3.6 Perbandingan Puli


Diameter efektif untuk puli kecil (puli penggerak) dan puli besar (puli yang
digerakkan) berturut turut disimbolkan dengan D1 dan D2. Selama beroperasi,
sabuk-V membelit kedua puli dan bergerak dengan kecepatan tertentu. Dengan
mengasumsikan tidak terjadi slip ataupun mulur pada sabuk maka. (Sonawan,
heri, Ir. 2010)

Fakultas Teknik

30

Gambar 3.2 Putaran puli

v = D1 x n1 = D2 x n2
Dimana ,
v = kecepatan (m/s)
D1 = diameter puli penggerak
n1 = putaran puli penggerak
D2 = diameter puli yang digerakkan
n2 = putaran puli yang digerakkan

Fakultas Teknik

31

3.7 Gambar Teknik


berikut adalah gambar teknik dari mesin perontok/pemipil jagung.

1
2
3
7

6
4

86
8
c

Gambar 3.3 Gambar sketsa mesin Perontok/ pemipil jagung

Keterangan:
a.Panjang keseluruhan mesin
b . lebar keseluruhan mesin
c.tinggi keseluruhan mesin
1.bagian pengumpanan
2.silinder pemipil
3.gigi pemipil
4.pengeluaran biji jagung
5.pengeluaran tongkol

Fakultas Teknik

32

6.pengeluaran kotoran
7.saringan
8.kipas penghembus.

Cara kerja mesin.


Cara kerja mesin sangatlah sederhana, yaitu :
a) jagung yang sudah dikeringkan ditempatkan pada wadah saluran masuk
(corong masuk)
b) Tombol power ditekan, maka motor akan berputar sehingga secara
otomatis akan memutar Silinder pemipil, dan proses ini di sebut
perontok.
c)

jagung akan tertarik secara otomatis karena gerutan yang telah dibuat
pada masing-masing Silinder. Maka biji jagung dan Bongkolnya yang telah
memipil akan keluar melalui saluran keluarnya masing-masing ( chute
outlet ).

Fakultas Teknik

33

BAB IV
PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

4.1 Perhitungan Daya Motor


Dalam penelitian ini, motor listrik mempunyai peranan yang sangat vital
dalam proses produksi. Sehingga perlu adanya suatu perhitungan yang sangat
detail menyangkut beban daya yang akan diterima oleh motor pada saat proses
produksi berlangsung. Dengan demikian, dapat ditentukan pula kapasitas motor
yang akan dipakai pada mesin perontok/pemipil jagung. Dalam perhitungan daya
motor ini terdapat point-point yang perlu didapatkan terlebih dahulu. Misalnya,
penggunaan diameter puli motor dan diameter puli Silinder Perontok/pemipil,
perhitungan putaran Silinder perontok sehingga dapat memproduksi Pemipil
Jagung sesuai yang diinginkan.
4.1.1

Putaran Silinder Perontok/Pemipilan


Untuk mengetahui putaran Silinder pada mesin ini, dapat diketahui

dengan melakukan perhitungan pada puli penggerak dengan puli yang


digerakkan. Hal itu dikarenakan, putaran Silinder Pemipil pada mesin ini
terhubung pada puli yang digerakkan oleh puli motor.
Untuk mengetahui putaran Silinder Pemipilan, maka dapat dihitung
melalui putaran puli yang digerakkan dengan cara sebagai berikut :

Fakultas Teknik

34

Gambar 4.1 Puli yang digerakkan

Putaran puli penggerak (V1) = 2850 rpm ( sesuai putaran motor)


Diameter puli penggerak (D1) = 76.2 mm
Diameter puli yang digerakkan (D2) = 254 mm
Putaran puli yang digerakkan (V2).?
Maka dengan persamaan berikut akan dapat diketahui putaran silinder pemipil,
D1 x V1 = D2 x V2
Sehingga dapat disimpulkan,
V2 = D1 X V1 / D2
V2 = 76.2 X 2850 / 254
V2 = 855 rpm
jadi putaran silinder perontok/pemipil adalah 855 rpm

Fakultas Teknik

35

4.1.2

Beban Motor
Dalam pembahasan penelitian ini, kami menganalisa bagaimana

menghitung daya yang dibutuhkan guna dapat memproduksi perontok/pemipil


jagung. Sehingga dapat menentukan kapasitas motor yang akan dipakai dalam
pengoprasian mesin ini. Telah dibahas dalam bab 3 sebelumnya bahwa dalam
satuan daya mekanis,
Satuan USCS untuk daya = daya kuda = horsepower ( hp )
Satuan SI untuk daya = watt ( W )
1 daya kuda = 746 watt
Untuk dapat mengetahui daya yang dibutuhkan dalam memproduksi
pemipil jagung, kami melakukan percobaan pada mesin yang telah dirancang
dengan menggunakan motor dengan daya 1 Hp. Sehingga apabila menggunakan
persamaan diatas untuk untuk mengetahui daya dalam satuan watt dari motor
tersebut yaitu,
1 Hp = 746 watt,
Dengan demikian kami dapat menghitung beban maksimal yang dapat
diterima oleh motor dengan putaran yang telah diketahui oleh Silinder pemipil
melalui putaran perbandingan puli. Sehingga persamaan yang dapat kami
gunakan dari bab 3 tentang daya mekanis untuk mengetahui perhitungan daya

Fakultas Teknik

36

dengan beban dan putaran dapat diketahui dengan mengabaikan gesekan antar
sumbu dan transmisi.
Kecepatan sudut beban

: w = putaran x radian / 60

Dimana : 1 putaran = 2 ( 2 x 3.14 )


Momen inersia

: I = 0.5 x m x r

Dimana : I = momen inersia ( Kg.m )


m = Beban ( Kg )
r = jari-jari ( m )
Energi kinetik

: E = 0.5 x I x w

Dimana : E = energi kinetik ( joule ) atau daya motor minimum ( watt )


Berikut ini merupakan perhitungan analisa beban maksimal dari motor
yang digunakan. Dengan spesifikasi mesin perontok/pemipil jagung sebagai
berikut :

V1 = 2850 rpm (Putaran puli penggerak)

D1 = 76.2 mm (Diameter puli penggerak)

D2 = 254 mm (Diameter puli yang digerakkan)

V2 = 855 rpm (Putaran puli yang digerakkan)

E = 746 watt (daya motor dari 1 hp)

Fakultas Teknik

37

r = D2 / 2 >> 254 mm / 2 = 127 mm = 0.127 m

Maka,
Kecepatan sudut beban

: w = putaran x radian / 60

w = 855 x 2 x 3.14 / 60
= 89 radian / detik
Momen inersia

: I = 0.5 x m x r

I = 0.5 x m x 0.127
I = 0.008 x m
Energi kinetik

: E = 0.5 x I x w

746 = 0.5 x 0.8 x m x 89


746 = 39.6 x 0.008 x m
746 / 399 = 0.008 x m
187= 0.008 x m
m = 187 / 0.008
m = 23.1 Kg
Sehingga dari perhitungan di atas dapat disimpulkan beban maksimal
yang dapat diproduksi oleh mesin pemipil/perontok jagung dengan kapasitas

Fakultas Teknik

38

motor 1 hp, dengan ketentuan transmisi yang telah ditentukan yaitu 23.1
Kg/jam.
4.1.3

Analisa Penggunaan Puli


Berdasarkan perhitungan-perhitungan diatas maka dapat dibuat tabel

putaran Silinder pemipilan serta beban yang sanggup diterima berdasarkan


diameter puli yang akan digunakan. Untuk mempermudah dalam perhitungan,
dalam analisa ini kami menggunakan 2 puli yang masing-masing berdiameter 10
sebagai puli yang digerakkan dan 3 sebagai puli penggerak. Serta penggunaan
motor yang dipakai dengan kapasitas 1 hp. Sehingga dengan ketentuanketentuan yang sudah ditetapkan tersebut maka dapat disimpulkan,

NO

PULI (mm)

PENGGUNAA

DAYA

746

89.49

0.00806

23.1

1068.75

746

111.863

0.00516

23.1

2850

1425

746

149.15

0.0029

23.1

254

2850

570

746

59.66

0.00806

52

50.8

203.2

2850

712.5

746

74.575

0.00516

52

50.8

152.4

2850

950

746

99.4333

0.0029

52

N PULI

D1

D2

V1

V2

MOTOR

3"x10"

76.2

254

2850

855

3"x8"

76.2

203.2

2850

3x6"

76.2

152.4

2"x10"

50.8

2"x8"

2"x6"

Gambar 4.2 Tabel analisa penggunaan puli

Fakultas Teknik

39

Keterangan :
D1 : Diameter puli penggerak (mm)
D2 : Diameter puli yang digerakkan (mm)
V1 : Putaran motor (RPM)
V2 : Putaran Silinder Pemipil (RPM)
w : Kecepatan sudut beban (rad/det)
i

: Momen inersia

m : Beban yang diterima (Kg)


Daya motor 1 hp = 559,5 watt
Berdasarkan gambar 4.2, dapat disimpulkan bahwa :
Penggunaan puli penggerak yang tetap sedangkan puli yang digerakkan
diubah-ubah, tidak berpengaruh terhadap kekuatan beban maksimal
mesin perontok jagung. Namun demikian, berpengaruh pada putaran dari
silinder pemipil. Tetapi semakin tinggi putaran silinder pemipil, maka
akan perpengaruh pada getaran pada mesin itu sendiri.
Semakin kecil puli penggerak, maka semakin besar pula beban maksimal
yang akan didapatkan dari mesin perontok jagung. Dan sebaliknya.
Semakin kecil RPM putaran puli yang digerakkan, maka semakin kecil
pula pada dampak kerusakan akibat getaran yang berlebih yang akan
diperoleh mesin perontok jagung.
Berdasarkan tabel diatas, maka untuk memperoleh target produksi
perontok jagung dapat menggunakan motor dengan kapasitas 1 hp (746

Fakultas Teknik

40

watt) dengan perbandingan puli penggerak 2 dan 3 sedangkan puli


yang digerakkan 6, 8 dan 10.
4.2

Kerugian Saluran
Dalam distribusi arus listrik mesin ini melalui konduktor. Oleh karena

distribusi mempunya tahanan, konduktor menjadi panas ketika arus melaluinya.


Karena kalor ini hilang ke udara sekeliling, hal ini disebut kerugian saluran.
Dengan kata lain, ketika arus mengalir melalui tahanan, tahanan tersebut
menjadi panas atau dikatakan bahwa energi listrik diubah kedalam energi kalor.
Laju perubahan energi listrik menjadi panas disebut daya dan cara yang biasa
untuk menentukan daya ini adalah dengan rumus P = I R. Dengan perkataan
lain, laju pengeluaran energi dalam tahanan adalah sebanding dengan kuadrat
arus.
Sehingga pada mesin perontok jagung ini, kami mencari penggunaan
komponen kelistrikkan yang efisien sehingga dalam aplikasinya dapat
mengurangi kerugian saluran yang berlebihan.
Penggunaan kabel :
Luas penampang kabel : 2 x 2.5 mm
Panjang kabel : 5 m = 5000 mm

Penggunaan motor :
Type : Disp/Acement;2850 RPM
Daya : 0.55 Kw ; 1 hp ; class B

Fakultas Teknik

41

Ca : 20 F/450 V ; Cb : 100 F/220 V


Ip : 44 ; 3.5 A ; 50 Hz
Berdasarkan keterangan diatas, maka dapat dicari kerugian saluran yang terjadi
adalah :
P = I.R
Dimana,
P : Kerugian Saluran ( watt )
I : Arus ( A ), ( 3.5A )
R : Tahanan kabel ( )
R

. L
A

R = Tahanan dalam ohm


= Tahanan jenis

. mm2
, ( Tahanan jenis tembaga : 0.0178 )
m

L = Panjang penghantar dalam m, ( 5 m )


A = Luas penampang dalam mm2, ( 2,5 mm2 )

Maka,
R = 0.0178 x 5 / 2.5
= 0.04
Sehingga,
P = 3.52 A x 0.04

Fakultas Teknik

42

P = 12.25 A x 0.04
P = 0.49 watt
Jadi kerugian saluran yang terjadi pada mesin perontok jagung ini adalah
0.49 Watt. Maka dapat disimpulkan, penggunaan kabel dengan spesifikasi 2 x
2.52 mm sangat cocok digunakan pada penggunaan mesin ini kerena tidak
mengakibatkan drop tegangan pada saat motor dinyalakan.

Fakultas Teknik

43

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan
Dengan melihat berbagai faktor untuk mendapatkan hasil akhir dengan

baik, sebenarnya kita bisa mengatasi suatu permasalahan dengan baik apabila
kita mempunyai perencanaan untuk menanggulangi keadaan yang kita inginkan.
perontok/pemipil jagung ini merupakan mesin dengan teknologi tepat guna bagi
masyarakat.
Dari hasil pembahasan di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Mesin pemipil jagung banyak memberikan manfaat yang besar pada para
pelaku pertanian dalam proses perontok/ pemipilan jagung.
2. Alat dan mesin pemipil jagung dapat meningkatkan produktifitas hasil pipilan.
3. Keunggulan mesin pemipil jagung adalah lebih efisien, cepat dalam
pengoperasian,Hemat biaya dan teruji kualitasnya.
4. Kapasitas kerja suatu alat pemipil jagung ditentukan oleh persentase kulit
pada jagung, kadar air, kecepatan pemberian (feeding), dan kecepatan
putaran alat.

Fakultas Teknik

44

5.2

Saran
Sebagai saran yang dapat dikemukakan berdasarkan pada hasil

perancangan,pembuatan dan pengujian alat,sebagai berikut.


1. Untuk mengoptimalkan fungsi alat ini perlu di perhatikan bahwa jagung
yang akan dirontok/pemipil memiliki kadar air yang rendah (kering betul).
2. Perawatan senantiasa dilakukan setelah proses pemipilan dilakukan yaitu
pada poros,pembersihan dari sisa sisa hasil pemipilan yang terdapat pada
rangka untuk menghindarai terjadi kemacetan bila dilakukan proses
selasanjutnya.
3. Alat pemipil jagung sesuai dengan hasil perancangan bahwa kapasitas
produksi alat pemipil masih dapat di tingkatkan,salah satu caranya adalah
dengan pembesar ukuran alat,selain itu hasil pemipilan masih dapat di
tingkatkan dengan cara penyempurnaan sistim pemipilannya,sehingga
masih perlu penyempurnaan labih lanjut.

Fakultas Teknik

45

DAFTAR PUSTAKA
1. Sularso dan Suga, Kiyokatsu. 2004. Dasar Perencanaan dan Pemilihan
Elemen Mesin. Jakarta : Penerbit PT. Pradnya Paramita.
2. Stolk, J. ir, dan

Kros, C. ir. 1994. Elemen Mesin Elemen Konstruksi

Bangunan Mesin. Jakarta: Penerbit Erlangga


3. Lister. 1993.

Mesin dan Rangkaian Listrik . Edisi keenam. Jakarta :

Penerbit Erlangga.
4. Achyanto, Djoko, Ir. 1997. Mesin-Mesin Listrik . Edisi terjemahan. Jakarta
: Penerbit Erlangga.
5. Kurnia Adi, Witantra. 2006. Tugas Akhir RL 1585 STUDI Perbandingan
Kendungan Delta Ferrit Terhadap Ketahanan Korosi Dan Sifat Mekanik
Pada Pengelasan Smaw Dan Tig Untuk Material Stainless Steel Tipe 304
Dan 316. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nobember.
6. Sonawan, Hery, Ir. 2010. Perancangan Elemen Mesin. Bandung : Penerbit
Alfabeta
7. Oktoviantini Hadi, V. 2010. Analisis kelayakan ekonomi agroindustri
emping jagung dalam rangka pengembangan usaha. Universitas
Brawijaya fakultas pertanian jurusan sosial ekonomi pertanian program
studi agribisnis malang.

Fakultas Teknik

46

Anda mungkin juga menyukai