PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengembangan jagung di Indonesia telah menjangkau hampir seluruh
provinsi, yang mana jagung merupakan sumber karbohidrat yang kedua setelah
padi yang telah di komsumsi oleh sebagai besar penduduk. Selain sebagai bahan
makan pokok masyarakat, jagung dapat diolah menjadi produk industry makan
yang variatif, di antaranya jagung dapat diolah menjadi makanan kecil, dan lainlain. Jagung juga dapat diperoses menjadi bahan campuran pakan ternak,
terkhusus pada unggas.
Pemipil jagung mudah dilakukan bila jagung keadan kering, dengan kadar
air yang minimal, sebab dalam keadaan demikian jagung mudah terlepas dari
tongkolnya dan kerusakan biji jagung dapat diperkecil. Pemipil jagung dengan
menggunakan mesin yang selama ini ada dipasaran, selain harga serta biaya
oprasional yang tinggi, tepat yang dibutuhkan harus luas, mengingat ukurannya
yang cukup besar, oleh karena itu pemipil model ini lebih banyak di gunakan
pada industry menengah keatas. Pemipil jagung pada industry rumah tangga dan
industry
kecil
sebagai
besar
dilakukan
dengan
cara
tradisional
dan
Fakultas Teknik
Fakultas Teknik
dapat
mengetahui
daya
yang
dibutuhkan
oleh
motor
mesin
Fakultas Teknik
Fakultas Teknik
BAB II
DASAR TEORI
2.1
Pemipil Jagung
Jagung merupakan salah satu tanaman pangan di dunia yang
terpenting, selain gandum dan padi. Jawa Timur mempunyai potensi untuk
pengembangan di bidang sektor agroindustri, karena selain sebagai salah satu
lumbung pangan nasional, Jawa Timur dikenal sebagai propinsi dengan sektor
industri yang berkembang cepat. Potensi sumber daya pertanian di Jawa Timur
tersebar di seluruh wilayah Timur pulau Jawa ini. Komoditas utama pertanian
yang potensial antara lain padi, jagung, kedelai, buah-buahan dan sayur-sayuran.
Dalam
rangka
upaya
peningkatan
pendapatan
petani
pengembangan
Fakultas Teknik
waktu yang cukup lama dan juga membutuhkan tenaga yang ekstra. Maka dari
itu kami mendesain sebuah alat yang berfungsi untuk merontokan/ pemipil
jagung.
2.2
Perontok (Pemipilan)
Perontok adalah proses pemipilan/pemisahan biji-biji jagung dari
Fakultas Teknik
2.3.1 Motor
Motor adalah mesin yang mengubah energi listrik menjadi energi
mekanis. Konstruksi motor DC sangat mirip dengan geneator DC. Kenytaannya,
mesin yang bekerja baik sebagai generator akan bekerja baik pula sebagai motor
. (Lister, 1993) Motor yang dipakai dalam mesin ini mempunyai spesifikasi,
antara lain :
Disp/Acement 210 L/Min
voltage
: 220 Volt
Putaran
: 2850 RPM
Daya
: 1 HP
Freguency
: 50 Hz
Curren
: 3,5 A
2.3.2 Bantalan
Gambar2.2 Bantalan
Fakultas Teknik
Bantalan luncur. Pada bantalan ini terjadi gesekan antara poros dan
bantalan karena permukaan bantalan dengan perantara lapisan
pelumas.
Fakultas Teknik
lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya akan bertambah besar. (Sularso dan
suga, 1994)
Jenis pemilihan sabuk v belt pada mesin ini dapat dilihat melalui tabel
standar sabuk V yang, dengan ini dapat ditentukan pemilihan sabuk yang sesuai
kriteria mesin adalah tipe A, dimana putaran motor pada mesin ini
membutuhkan putaran rendah dan daya motor yang rendah.
2.3.4
Puli
Fakultas Teknik
puli adalah suatu alat mekanis yang digunakan sebagai sabuk untuk
menjalankan sesuatu kekuatan alur yang berfungsi menghantarkan suatu daya.
Cara kerja puli sering digunakan untuk mengubah arah dari gaya yang diberikan,
mengirimkan gerak rotasi, memberikan keuntungan mekanis apabila digunakan
pada kendaraan.Fungsi dari puli sebenarnya hanya sebagai penghubung mekanis
ke AC, alternator, power steering, dll. Puli sabuk dibuat dari besi cor atau dari
baja.Puli kayu tidak banyak lagi dijumpai,Untuk konstruksi ringan diterapkan puli
dari paduan alumunium. Puli sabuk baja terutama cocok untuk kecepatan sabuk
yang tinggi diatas 35 m/det. (Stolk dan kros, 1994)
2.3.5 Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin.
Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran.
Peranan utama dalam transmisi seperti ini dipegang oleh poros. (Sularso dan
Suga, 1994)
Poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan menurut pembebanannya
sebagai berikut.
a. Poros transmisi : Poros macam ini mendapatkan beban puntir murni atau
puntir dan lentur. Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling,
roda gigi, puli sabuk atau sproket rantai, dll.
b. Spindle : Poros transmisi yang relatif pendek seperti poros utama mesin
perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindle.
Fakultas Teknik
10
Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil dan
bentuk serta ukurannya harus teliti.
c. Gardar : Poros seperti ini dipasang di antara roda-roda kereta barang,
dimana tidak mendapat beban puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh
berputar, disebut gardar. Gardar ini hanya mendapat beban lentur,
kecuali jika degerakkan oleh penggerak mula dimana akan mengalami
beban puntir juga.
2.3.6 Mcb
Adalah alat listrik yang berfungsi sebagai pengaman aliran arus listrik
yang memiliki nilai tersendiri.
Fakultas Teknik
11
Fakultas Teknik
12
dalam pembuatan mesin ini kami menggunakan logam non korosif agar tidak
terjadi kontaminasi pada produk, logam yang di guanakan yaitu stainless steel.
Baja tahan karat atau lebih dikenal dengan Stainless Steel adalah Baja
paduan dengan kadar Ni dan Cr yang tinggi, dengan sifat istimewa yaitu tahan
terhadap korosi dan temperatur yang tinggi. Sifat tahan korosinya didapat dari
lapisan Chromium Oksida yang sangat stabil yang melekat pada permukaan dan
melindungi baja terhadap lingkungan yang korosif. Pada beberapa jenis baja
tahan karat juga terjadi lapisan Nickel Oksida yang juga bersifat melindungi dari
media yang korosif. Efek perlindungan Chromium Oksida ini tidak efektif pada
baja paduan dengan kadar Chromium rendah, efek ini mulai tampak nyata pada
Chromium lebih dari 10%. (Suherman, Wahid, Ir. 1999)
Keberadaan lapisan korosi yang tipis ini mencegah proses korosi
berikutnya dengan berlaku sebagai tembok yang menghalangi oksigen dan air
bersentuhan dengan permukaan logam. Hanya beberapa lapisan atom saja
cukup untuk mengurangi kecepatan proses karat selambat mungkin karena
lapisan korosi tersebut terbentuk dengan sangat rapat. Lapisan korosi ini lebih
tipis dari panjang gelombang cahaya sehingga tidak mungkin untuk melihatnya
tanpa bantuan instrumen modern.
Besi biasa, berbeda dengan stainless steel, permukaannya tidak
dilindungi apapun sehingga mudah bereaksi dengan oksigen dan membentuk
lapisan Fe2O3 atau hidroksida yang terus menerus bertambah seiring dengan
Fakultas Teknik
13
berjalannya waktu. Lapisan korosi ini makin lama makin menebal dan kita kenal
sebagai karat. Stainless steel, dapat bertahan stainless atau tidak bernoda
justru karena dilindungi oleh lapisan karat dalam skala atomik.
2.3.9 Baut dan Mur
Baut dan Mur merupakan alat pengikat yang sangat penting. Untuk
mencegah kecelakaan, atau kerusakanpada mesin, pemilihan baut dan mur
sebagai alat pengikat harus dilakukan dengan saksama untuk mendapatkan
ukuran yang sesuai. Untuk menentukan ukuran baut dan mur, berbagai faktor
harus diperhatikan seperti gaya yang bekerja pada baut, syarat kerja, kekuatan
bahan, kelas ketelitian. (Sularso dan Suga, 2004)
2.3.10 Relay
Relay adalah sebuah saklar elekronis yang dapat dikendalikan dari
rangkaian elektronik lainnya. Relay terdiri dari 3 bagian utama, yaitu:
a. Koil : lilitan dari relay
b. Command : bagian yang tersambung dengan Normally Closes (dalam
keadaan normal)
c. Kontak : terdiri dari Normally Closedan Normally Open
NC ( Normally Closed ) merupakan saklar dari relay yang dalam
keadaan normal (relay tidak diberi tegangan ) terhubung dengan
command.
Fakultas Teknik
14
2.3.11 Saklar
Saklar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memutuskan
jaringan listrik, atau untuk menghubungkannya. Jadi saklar pada dasarnya adalah
alat penyambung atau pemutus aliran listrik. Selain untuk jaringan listrik arus
kuat, saklar berbentuk kecil juga dipakai untuk alat komponen elektronika arus
lemah.
Secara sederhana, saklar terdiri dari dua bilah logam yang menempel
pada suatu rangkaian, dan bisa terhubung atau terpisah sesuai dengan keadaan
sambung (on) atau putus (off) dalam rangkaian itu. Material kontak sambungan
umumnya dipilih agar supaya tahan terhadap korosi. Kalau logam yang dipakai
terbuat dari bahan oksida biasa, maka saklar akan sering tidak bekerja. Untuk
mengurangi efek korosi ini, paling tidak logam kontaknya harus disepuh dengan
logam anti korosi dan anti karat. Pada dasarnya saklar tombol bisa diaplikasikan
untuk sensor mekanik, karena alat ini bisa dipakai pada mikrokontroller untuk
pengaturan rangkaian pengontrolan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Saklar)
Fakultas Teknik
15
BAB III
METODOGI PENELITIAN
Metodologi penelitan yang kami gunakan berupa metode obyektif, yaitu
kami melakukan penelitian dari contoh-contoh mesin yang ada dipasaran dan
data data yang kami kumpulkan kemudian kami modifikasi dengan proses yang
ingin kami kerjakan.
3.1 Konsep Pembahasan
Mengulas kembali pembahasan kami dalam bab I tentang konsep awal
kami yaitu, bagaimana menghitung daya yang dibutuhkan oleh motor guna
dapat memproduksi Pemipilan jagung serta menghitung kerugian saluran yang
terjadi dalam rangkaian kelistrikan mesin perontok/Pemipil jagung tersebut.
3.2 Penentuan Misi
Dalam rangka pembuatan tugas akhir ini kami menentukan misi dari
awal, yaitu penyempurnaan perancangan mesin penggiling emping jagung
dengan
desain
yang
lebih
simpel
dan
higienis.
Perbedaan
mesin
Fakultas Teknik
16
Menentukan konsep
pembahasan
Menentukan posisi
setiap komponen
Menentukan desain
Silinder Perontok
Pengamatan kebutuhan
Menghitung putaran
masyarakat
Menentukan desain
Fakultas Teknik
Sketsa mesin
Finish
17
Fakultas Teknik
18
Fakultas Teknik
19
Fakultas Teknik
20
Fakultas Teknik
21
energi. Selain itu terdapat pula analisa kerugian saluran dalam rangkaian
kelistrikan mesin Perontok/Pemipil jagung ini. (Lister, 1993)
3.5.1 Kerja
Kerja dilakukan jika gaya menatasi tahanan/hambatan. Dari segi
mekanis, kerja diukur dengan perkalian gaya dan jarak yang ditempuh. Jika gaya
1 pon bekerja melalui jarak 1 kaki, berarti dilakukan kerja sebesar 1 pon kaki (
foot pound ). Jika diperlukan gaya 10 pon untuk mengangkat benda 6 kaki,
kerjanya adalah 10 x 6 atau 60 ft-lb ( pon-kaki ) jadi,
Kerja = gaya x jarak
Dalam satuan SI, satuan kerja adalah joule ( J ), yang didefinisikan
sebagai kerja yang dilakukan jika gaya 1 newton dikerakan melalui jarak 1 meter.
Sebagai contoh, jika gaya 20 N dikerahkan untuk memindahkan benda 30 meter,
kerja yang dilakukan adalah 20 x 30 atau 600 J. Satuan joule = 0,737 pon kaki.
(Lister, 1993)
3.5.2 Energi
Energi adalah kemampuan melakukan kerja. Energi dapat berada dalam
berbagai bentuk : mekanis, listrik, kimia, kalor, dan cahaya. Bentuknya dapat
diubah. Sebagai contoh, generator listrik mengubah energi energi mekanis
menjadi energi listrik ; aki mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Jika batu
bara dibakar energi kimia diubah menjadi energi kalor dan seterusnya sesuai
Fakultas Teknik
22
dengan prinsip tentang konservasi energi, energi dapat diubah tetapi tidak dapat
diciptakan maupun dimusnahkan. Generator listrik tidak menciptakan energi
listrik, ia semata mata mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi
yang diberikan pada lampu listrik juga bukan dimusnahkan melainkan semata
mata diubah m enjadi energi cahaya atau energi kalor. (Lister, 1993)
3.5.3 Daya Mekanis
Sesuai dengan definisi kerja, jika muatan 3000 pon diangkat ke
ketinggian 40 kaki, diperlukan kerja 3000 x 40 atau 120 pon-kaki. Disini tidak
dikatakan mengenai waktu yang diperlukan untuk mengankat muatan, tetapi
hanya diperlukan kerja 120 pon-kaki.
Sebuah motor yang menggerakkan kerekan muatan memerlukan 2
menit untuk menaikkan beban, sedangkan motor kedua dapat melakukan hal
yang sama dalam menit. Kerja yang dilakukan motor kedua empat kali lebih
cepat dari motor pertama atau dikatakan bahwa motor kedua menghasilkan
daya ( power ) empat kali motor pertama. Maka, daya adalah laju melakukan
kerja atau
Daya = kerja / waktu
Sama halnya dala satuan SI, jika kerja dilakukan pada laju 1 joule /
sekon, dayanya adalah 1 watt ( W ) yang merupakan satuan SI untuk daya
mekanis maupun listrik. (Lister,1993)
Fakultas Teknik
23
Perbedaan antara kerja, energi dan daya adalah penting. Kerja adalah
yang mengatasi tahanan. Energi adalah kemampuan melakukan kerja. Daya
adalah laju melakukan kerja atau laju pengeluaran energi. (Lister, 1993)
Satuan mekanis yang biasa digunakan untuk energi, kerja, dan daya
disimpulkan sebagai berikut :
Satuan USCS untuk kerja atau energi = pon-kaki ( ft-lb )
Satuan SI untuk kerja atau energi = joule ( J )
1 joule = 0,737 pon-kaki
Satuan USCS untuk daya = daya kuda = horsepower ( hp )
Satuan SI untuk daya = watt ( W )
1 daya kuda = 746 watt.
Perhitungan daya dengan beban dan putaran dapat diketahui dengan
mengabaikan gesekan antar sumbu dan transmisi.
Kecepatan sudut beban
: w = putaran x radian / 60
Fakultas Teknik
24
Momen inersia
: I = 0.5 x m x r
: E = 0.5 x I x w
Daya Listrik
Satuan daya listrik dalam USCS dalam sistem metrik adalah watt. Dalam
satuan SI, satu watt didefinisikan sebagain sesuatu yang sama dengan kerja yang
dilakukan pada laju satu joule setiap sekon. Watt juga didefinisikan sebagai
energi yang dikeluarkan atau kerja yang dilakukan setiap sekon oleh arus 1 A
yang tidak berubah yang mengalir pada tegangan 1 volt, atau
P = IV
Dimana
P = daya, watt
I = arus, ampere
V = tegangan, volt
Kenyataan bahwa watt adalah satuan daya atau satuan laju melakukan
kerja tidak terlalu ditekankan. Perlu diingat bahwa arus dalam ampere adalah
laju aliran listrik atau sama dengan jumlah coulomb setiap sekon. Oleh sebab itu,
rumus daya dapat ditulis sebagai berikut :
Fakultas Teknik
25
dikeluarkan, sehingga :
Daya = Kerja atau Energi / Waktu
Fakultas Teknik
26
Maka energi yang digunakan oleh alat listrik adalah laju penggunaan
energi ( daya ) dikalikan dengan waktu selama alat tersebut digunakan. Bila daya
Fakultas Teknik
27
dikalikan dengan waktu tempuh. Sama halnya, jika daya rata-rata yang diperluan
oleh motor listrik dalam waktu tertentu diketahui, maka energi yang digunakan
motor adalah daya rata-rata dikalikan dengan waktu yang digunakan motor.
Daya adalah laju dari pengeluaran energi atau kerja yang dilakukan, sama halnya
dengan kecepatan adalah laju dari gerak. (Lister, 1993)
Satuan listrik yang umum digunakan untuk energi, kerja dan daya
disimpulkan sebagai berikut :
Satuan USCS untuk kerja atau energi = wattjamm ( Wh )
Satuan SI untuk kerja atau energi = joule ( J )
1 wattjam = 3600 joule
1 kilowattjam = 3,6 megajoule ( MJ )
Satuan USCS untuk daya = watt ( W)
Satuan SI untuk daya = watt ( W ).
3.6
Kerugian Saluran
Ketika arus mengalir melalui tahanan, tahanan tersebut menjadi panas
atau dikatakan bahwa energi listrik diubah kedalam energi kalor. Laju perubahan
energi listrik menjadi panas disebut daya dan cara yang biasa untuk menentukan
daya ini adalah dengan rumus P = I R. Dengan perkataan lain, laju pengeluaran
energi dalam tahanan adalah sebanding dengan kuadrat arus.
Fakultas Teknik
28
. L
A
. mm2
= Tahanan jenis
m
L = Panjang penghantar dalam m
A = Luas penampang dalam mm2
Keterangan :
Tahanan jenis suatu penghantar ditentukan pada panjang 1 m, penampang 1
mm2 dan pada temperatur 200 C.
Fakultas Teknik
29
Perak
0,0164
Tembaga
0,0178
Campuran aluminium
0,03
Wolfram
0,0550
Nikel
0,0780
Besi, baja
0,12 0,16
Konstantan
0,10
. mm2
)
m
Fakultas Teknik
30
v = D1 x n1 = D2 x n2
Dimana ,
v = kecepatan (m/s)
D1 = diameter puli penggerak
n1 = putaran puli penggerak
D2 = diameter puli yang digerakkan
n2 = putaran puli yang digerakkan
Fakultas Teknik
31
1
2
3
7
6
4
86
8
c
Keterangan:
a.Panjang keseluruhan mesin
b . lebar keseluruhan mesin
c.tinggi keseluruhan mesin
1.bagian pengumpanan
2.silinder pemipil
3.gigi pemipil
4.pengeluaran biji jagung
5.pengeluaran tongkol
Fakultas Teknik
32
6.pengeluaran kotoran
7.saringan
8.kipas penghembus.
jagung akan tertarik secara otomatis karena gerutan yang telah dibuat
pada masing-masing Silinder. Maka biji jagung dan Bongkolnya yang telah
memipil akan keluar melalui saluran keluarnya masing-masing ( chute
outlet ).
Fakultas Teknik
33
BAB IV
PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA
Fakultas Teknik
34
Fakultas Teknik
35
4.1.2
Beban Motor
Dalam pembahasan penelitian ini, kami menganalisa bagaimana
Fakultas Teknik
36
dengan beban dan putaran dapat diketahui dengan mengabaikan gesekan antar
sumbu dan transmisi.
Kecepatan sudut beban
: w = putaran x radian / 60
: I = 0.5 x m x r
: E = 0.5 x I x w
Fakultas Teknik
37
Maka,
Kecepatan sudut beban
: w = putaran x radian / 60
w = 855 x 2 x 3.14 / 60
= 89 radian / detik
Momen inersia
: I = 0.5 x m x r
I = 0.5 x m x 0.127
I = 0.008 x m
Energi kinetik
: E = 0.5 x I x w
Fakultas Teknik
38
motor 1 hp, dengan ketentuan transmisi yang telah ditentukan yaitu 23.1
Kg/jam.
4.1.3
NO
PULI (mm)
PENGGUNAA
DAYA
746
89.49
0.00806
23.1
1068.75
746
111.863
0.00516
23.1
2850
1425
746
149.15
0.0029
23.1
254
2850
570
746
59.66
0.00806
52
50.8
203.2
2850
712.5
746
74.575
0.00516
52
50.8
152.4
2850
950
746
99.4333
0.0029
52
N PULI
D1
D2
V1
V2
MOTOR
3"x10"
76.2
254
2850
855
3"x8"
76.2
203.2
2850
3x6"
76.2
152.4
2"x10"
50.8
2"x8"
2"x6"
Fakultas Teknik
39
Keterangan :
D1 : Diameter puli penggerak (mm)
D2 : Diameter puli yang digerakkan (mm)
V1 : Putaran motor (RPM)
V2 : Putaran Silinder Pemipil (RPM)
w : Kecepatan sudut beban (rad/det)
i
: Momen inersia
Fakultas Teknik
40
Kerugian Saluran
Dalam distribusi arus listrik mesin ini melalui konduktor. Oleh karena
Penggunaan motor :
Type : Disp/Acement;2850 RPM
Daya : 0.55 Kw ; 1 hp ; class B
Fakultas Teknik
41
. L
A
. mm2
, ( Tahanan jenis tembaga : 0.0178 )
m
Maka,
R = 0.0178 x 5 / 2.5
= 0.04
Sehingga,
P = 3.52 A x 0.04
Fakultas Teknik
42
P = 12.25 A x 0.04
P = 0.49 watt
Jadi kerugian saluran yang terjadi pada mesin perontok jagung ini adalah
0.49 Watt. Maka dapat disimpulkan, penggunaan kabel dengan spesifikasi 2 x
2.52 mm sangat cocok digunakan pada penggunaan mesin ini kerena tidak
mengakibatkan drop tegangan pada saat motor dinyalakan.
Fakultas Teknik
43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Dengan melihat berbagai faktor untuk mendapatkan hasil akhir dengan
baik, sebenarnya kita bisa mengatasi suatu permasalahan dengan baik apabila
kita mempunyai perencanaan untuk menanggulangi keadaan yang kita inginkan.
perontok/pemipil jagung ini merupakan mesin dengan teknologi tepat guna bagi
masyarakat.
Dari hasil pembahasan di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Mesin pemipil jagung banyak memberikan manfaat yang besar pada para
pelaku pertanian dalam proses perontok/ pemipilan jagung.
2. Alat dan mesin pemipil jagung dapat meningkatkan produktifitas hasil pipilan.
3. Keunggulan mesin pemipil jagung adalah lebih efisien, cepat dalam
pengoperasian,Hemat biaya dan teruji kualitasnya.
4. Kapasitas kerja suatu alat pemipil jagung ditentukan oleh persentase kulit
pada jagung, kadar air, kecepatan pemberian (feeding), dan kecepatan
putaran alat.
Fakultas Teknik
44
5.2
Saran
Sebagai saran yang dapat dikemukakan berdasarkan pada hasil
Fakultas Teknik
45
DAFTAR PUSTAKA
1. Sularso dan Suga, Kiyokatsu. 2004. Dasar Perencanaan dan Pemilihan
Elemen Mesin. Jakarta : Penerbit PT. Pradnya Paramita.
2. Stolk, J. ir, dan
Penerbit Erlangga.
4. Achyanto, Djoko, Ir. 1997. Mesin-Mesin Listrik . Edisi terjemahan. Jakarta
: Penerbit Erlangga.
5. Kurnia Adi, Witantra. 2006. Tugas Akhir RL 1585 STUDI Perbandingan
Kendungan Delta Ferrit Terhadap Ketahanan Korosi Dan Sifat Mekanik
Pada Pengelasan Smaw Dan Tig Untuk Material Stainless Steel Tipe 304
Dan 316. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nobember.
6. Sonawan, Hery, Ir. 2010. Perancangan Elemen Mesin. Bandung : Penerbit
Alfabeta
7. Oktoviantini Hadi, V. 2010. Analisis kelayakan ekonomi agroindustri
emping jagung dalam rangka pengembangan usaha. Universitas
Brawijaya fakultas pertanian jurusan sosial ekonomi pertanian program
studi agribisnis malang.
Fakultas Teknik
46