Disusun Oleh :
Ima Safitri Puji Utami
NIM. 105070201111001
1.
Pengertian
pembesaran jinak
menyebabkan penyumbatan
uretra
pars
progresif
( secara
umum
menyebabkan
pembatasan
pada
pria
berbagai
lebih
derajat
tua
dari
obstruksi
50
tahun
uretral
dan
2. Etiologi
Penyebab yang pasti dari terjadinya BPH sampai sekarang
belum
diketahui.
Namun
yang
pasti
kelenjar
prostat
sangat
BPH
adalah
proses
penuaan
dan
penurunan
testosteron
yang
mengakibatkan
hiperplasi stroma.
3). Interaksi stroma - epitel
Peningkatan epidermal gorwth factor atau fibroblast
factor
dan
penurunan
transforming
growth
factor
growth
beta
intravesikal
guna
mengatasi
adanya
tekanan
dalam
uretra
kencing
yang
destrussor
dalam
prostatika.
b.
Intermitency
yaitu
terputus-putusnya
disebabkan
karena
ketidakmampuan
aliran
otot
d.
e.
Rasa tidak puas setelah berakhirnya buang air kecil dan terasa
belum puas.
Urgency yaitu perasaan ingin buang air kecil yang sulit ditahan.
b.
c.
Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis BPH dilakukan beberapa cara antara
lain
1). Anamnesa
Kumpulan gejala pada BPH dikenal dengan LUTS (Lower
Urinary Tract Symptoms) antara lain: hesitansi, pancaran urin
lemah, intermittensi, terminal dribbling, terasa ada sisa setelah
miksi disebut gejala obstruksi dan gejala iritatif dapat berupa
urgensi, frekuensi serta disuria.
2) Pemeriksaan Fisik
stenose
dan
meatus,
uretra
untuk
striktur
mendeteksi
uretra,
batu
kemungkinan
uretra,
karsinoma
maupun fimosis.
Pemeriksaan
skrotum
untuk
menentukan
adanya
epididimitis
Rectal touch / pemeriksaan colok dubur bertujuan untuk
Pemeriksaan Laboratorium
(Prostatik
Spesific
Antigen)
penting diperiksa
= non obstruktif.
= obstruktif.
b).
USG
(Ultrasonografi), digunakan
untuk
memeriksa
d) Pemeriksaan Panendoskop
Untuk
5. Penatalaksanaan
Modalitas terapi BPH adalah :
1). Observasi
Yaitu pengawasan berkala pada klien setiap 3 6
bulan
dan
digunakan
berat
tanpa
berasal
dari:
dll),
disertai
penyulit. Obat
phitoterapi
gelombang
yang
(misalnya: Hipoxis
alfa
blocker
dan
b).
c).
d).
e).
b).
c).
Perianal Prostatectomy
d).
B. Diagnosa keperawatan.
Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul adalah
sebagai berikut :
Pre Operasi :
1). Obstruksi akut / kronis berhubungan dengan obstruksi mekanik,
pembesaran prostat,dekompensasi otot destrusor dan ketidakmapuan
kandung kemih unmtuk berkontraksi secara adekuat.
2). Nyeri ( akut ) berhubungan dengan iritasi mukosa buli buli, distensi
kandung kemih, kolik ginjal, infeksi urinaria.
3). Resiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan pasca obstruksi
diuresis..
4). Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan atau
menghadapi prosedur bedah
5). Kurang
pengetahuan
tentang
kondisi
,prognosis
dan
kebutuhan
dengan
spasmus
Nyeri
berhubungan
3)
Resiko
tinggi
cidera:
perdarahan
Resiko
tinggi
disfungsi
seksual
Kurang
pengetahuan:
tentang
TUR-P
C. Perencanaan
1.
a.
Sebelum Operasi
Obstruksi akut / kronis berhubungan dengan obstruksi
mekanik, pembesaran prostat,dekompensasi otot destrusor dan
Kriteria hasil :
Berkemih dalam jumlah yang cukup, tidak teraba distensi kandung
kemih
4)
2.
Observasi
aliran
urina
perhatian
ukuran
dan
4.
5.
mengurangi
spasme
kandung
kemih
dan
mempercepat
penyembuhan
b.
melaporkan
nyeri
hilang
terkontrol,
menunjukkan
Kaji nyeri,
perhatikan
lokasi,
intensitas
( skala 0 - 10 ).
R / Nyeri tajam, intermitten dengan dorongan berkemih /
masase urin sekitar kateter menunjukkan spasme buli-buli,
yang
cenderung
lebih berat
pada
pendekatan
TURP
Pertahankan patensi
drainase.
Pertahankan
selang
kateter
bebas
dari
dan
sistem
lekukan
dan
bekuan.
R/ Mempertahankan
fungsi
kateter
dan
drainase
sistem,
tindakan
kenyamanan
( sentuhan
terapeutik,
Menurunkan
tegangan
otot,
memfokusksn
kembali
( pendekatan perineal ).
tanda-tanda
vital,
perhatikan
peningkatan
nadi dan
dalam
penggantian.
evaluasi
Serta
dapat
kehilangan
darah
mengindikasikan
kebutuhan
terjadinya
b).
tindakan.
c).
e.
perubahan
pola
hidup
atau
prilasku
ysng
perlu,
II.
Sesudah operasi
1. Nyeri berhubungan dengan spasmus kandung kemih dan insisi
sekunder pada TUR-P
Tujuan: Nyeri berkurang atau hilang.
Kriteria hasil :
-
Rencana tindakan :
1.
2.
3.
Jelaskan
pada
klien
bahwa
intensitas
dan
5.
6.
7.
distensi
kandung
kemih
dengan
peningkatan
spasme.
8.
9.
Tanda tanda vital dalam batas normal dan tidak ada tanda tanda
shock.
Rencana tindakan:
1.
3.
4.
Observasi
urine:
warna,
Kolaborasi
dengan
dokter
jumlah, bau.
R/ Mengidentifikasi adanya infeksi.
6.
untuk memberi obat antibiotik.
R/ Untuk mencegah infeksi dan membantu proses penyembuhan.
3. Resiko tinggi cidera: perdarahan berhubungan dengan tindakan
pembedahan .
Tujuan: Tidak terjadi perdarahan.
Kriteria hasil:
-
Rencana tindakan:
1.
Irigasi
aliran
kateter
jika
Gumpalan
dapat
menyumbat
kateter,
menyebabkan
Sediakan
diet
makanan
Mencegah
pemakaian
Rencana tindakan :
1 . Beri kesempatan pada klien untuk memperbincangkan tentang
pengaruh TUR P terhadap seksual .
R/ Untuk mengetahui masalah klien .
2 . Jelaskan tentang : kemungkinan kembali ketingkat tinggi seperti
semula dan kejadian ejakulasi retrograd (air kemih seperti susu)
R/ Kurang pengetahuan dapat membangkitkan cemas dan berdampak
disfungsi seksual
Rencana tindakan:
1.
2.
3.
4.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, M.E., Marry, F..M
and
Asuhan