Anda di halaman 1dari 20

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN FINITE ELEMENT ANALYSIS

Pemodelan dan Simulasi Tumpuan pada Plat Tipis Menggunakan Penggaris


Besi dan Beban Menggunakan Botol Isi Air 1,5 L

Oleh :
Reza Dianofitra
1106067854

FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
DEPOK
2014

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Elemen mesin bagi kita sebagai manusia sangat erat kaitannya. Dapat dilihat disekeliling kita
bahwa bertebaran elemen mesin dimana-mana, termasuk benda statik pun dapat dikategorikan
sebagai elemen mesin karena dapat menahan gaya dan sebagainya. Dalam ilmu elemen hingga,
kita dapat melihat bagaimana perilaku suatu elemen mesin jika diberikan suatu kondisi, yaitu
seperti gaya, tekanan, ataupun peralihan. Oleh karena itu dalam makalah ini, disusun sebuah
pembebana gaya pada suatu kasus, yaitu pembebanan pada batang.
1.2 Tujuan
Tujuan penulis menulis makalah ini agar dapat memprediksi sikap dari benda uji terhadap
kondisi yang diberikan. Penulis juga diharapkan menjadi lebih paham untuk menggunakan
elemen hingga dan terciptanya sense of engineering dari penulis dalam melihat suatu kasus.
1.3 Batasan Masalah
Penulis membatasi masalah kasus, yaitu khusus untuk pembebanan pada batang dengan
memodelkannya benda uji menggunakan penggaris besi diberi beban sebesar 1,5 kg dan
melakukan simulasi agar dapat membandingkan hasil benda uji dan simulasi.

BAB 2
DASAR TEORI
2.1 FINITE ELEMENT ANALYSIS METHOD
Metode elemen hingga (FEM) dengan cepat tumbuh sebagai alat analisis numerik yang paling
berguna. Keuntungan utama adalah bahwa hal itu dapat diterapkan pada segala bentuk dalam
sejumlah dimensi. Bentuknya dapat dibuat dari sejumlah bahan. Sifat material dapat nonhomogen (tergantung lokasi) dan / atau anisotropik (tergantung pada arah). Cara yang bentuknya
didukung (juga disebut perlengkapan atau pembatasan) bisa sangat umum, demikian juga sumber
diterapkan (kekuatan, tekanan, fluks panas, dll). FEM menyediakan standar proses untuk
mengubah prinsip-prinsip energi yang mengatur atau mengatur persamaan diferensial ke dalam
suatu sistem persamaan matriks yang harus diselesaikan dengan memperkirakan solusinya.
Untuk masalah linear, solusi tersebut bisa sangat akurat dan cepat diperoleh. Setelah memperoleh
solusi perkiraan, FEM menyediakan prosedur tambahan standar untuk menindaklanjuti
perhitungan (post-processing), seperti menentukan integral dari solusi, atau turunannya pada
berbagai titik dalam bentuk. The post-processing juga menghasilkan menampilkan mengesankan
warna, atau grafik, solusi dan informasi yang terkait. Sekarang, post-processing kedua derivatif
dapat menghasilkan perkiraan kesalahan yang menunjukkan di mana penelitian perlu perbaikan.
Memang, prosedur adaptif memungkinkan koreksi otomatis dan re-solusi untuk mencapai tingkat
yang ditentukan pengguna akurasi. Namun, solusi yang sangat tepat pada model yang didasarkan
pada kesalahan atau asumsi yang salah masih salah. Ketika FEM diterapkan untuk bidang
tertentu dari analisis (seperti analisis tegangan, analisis termal, atau analisis getaran) itu sering
disebut analisis elemen sebagai terbatas (FEA). Sebuah FEA adalah alat yang paling umum
untuk stres dan analisis struktural. Berbagai bidang studi sering berhubungan. Misalnya,
distribusi suhu non-seragam menginduksi kondisi pembebanan non-jelas pada anggota struktural
yang solid. Dengan demikian, itu adalah umum untuk melakukan FEA termal untuk
mendapatkan hasil suhu yang pada gilirannya menjadi input data untuk FEA stress.
2.2 VARIABEL PENTING DALAM FEM
Dalam mempelajari elemen hingga, hal utama yang paling penting untuk diketahui adalah
parameter-parameter yang berperan dalam perhitungan elemnen hingga, dalam hal ini elastisitas.
Dalam elastisitas, yang harus diketahui adalah tegangan, renggangan, dan juga peralihan.
Tegangan dalam mekanika kontinuum adalah besaran yang menunjukan gaya internal antar
partikel dari suatu bahan terhadap partikel lainnya. Seperti contoh, batang padat vertikal yang
menyokong beban, setiap partikel dari batang mendorong partikel lainnya yang berada di atas
dan dibawahnya. Gaya makroskopik yang terukur sebenarnya merupakan rata-rata dari sejumlah
besar tumbukan dan gaya antarmolekul di dalam batang tersebut.

Regangan adalah bagian dari deformasi, yang dideskripsikan sebagai perubahan relatif dari
partikel-partikel di dalam benda yang bukan merupakan benda kaku. Definisi lain dari regangan
bisa berbeda-beda tergantung pada bidang apa istilah tersebut digunakan atau dari dan ke titik
mana regangan terjadi.

Peralihan dalam mekanika kontinuum adalah transformasi sebuah benda dari kondisi semula ke
kondisi terkini. Makna dari "kondisi" dapat diartikan sebagai serangkaian posisi dari semua
partikel yang ada di dalam benda tersebut. Sebuah deformasi dapat disebabkan oleh gaya
eksternal, gaya internal (seperti gravitasi atau gaya elektromagnetik) atau perubahan temperatur
di dalam benda (pemuaian).

2.3 FEM DALAM ANALISIS STRUKTUR


Prosedur :

Bagi struktur menjadi potongan-potongan (elemen-elemen dengan node-node)

Gambarkan kelakuan kuantitas fisik pada tiap elemen

Hubungkan elemen-elemen pada node-node untuk membentuk sistem persamaan


perkiraan untuk seluruh struktur.

Pecahkan sistem persamaan yang melibatkan kuantitas yang tidak diketahui pada
node

Hitung jumlah yang diinginkan pada elemen-elemen yang teleh terseleksi

Implementasi - implementasi Komputer

Preprocessing (bangun model Fe, beban-beban, konstrain-konstrain)

Pemecah FEA (sistem persamaan pemecah dan penghubung)

Postprocessing (mendisplay dan men-sort hasil-hasil)

2.4 TIPE-TIPE ELEMEN HINGGA


Elemen hingga dibagi menjadi 3, yaitu
1. Elemen 1-D (Garis)

(Pegas, truss, beam, pipa, dll)


2. Elemen 2-D (Bidang)

(piring, shell, dll)


3. Elemen 3-D (Solid)

(temperatur-bidang 3-D, displacemen, tegangan, kecepatan aliran)

4.5 ELEMEN PEGAS


Elemen Pegas

Dua node :

i, j

Nodal displacemen :

ui, uj (in, m, mm)

Gaya nodal :

fi, fj (lb, Newton)

Konstanta Pegas (kekakuan) :

k (lb/in, N/m, N/mm)

Hubungan displacemen-gaya pegas:

F = k

k = F/

dengan = uj- ui

(>0) adalah gaya yang diperlukan untuk menghasilkan stretch unit.

Kita hanya mempertimbangkan masalah-masalah linier dalam pendahuluan ini.


Pertimbangkan keseimbangan gaya untuk pegas. Pada node I, kita peroleh
fi = -F = -k(uj ui) = kui - kuj
dan pada node j,
fi = F = k(uj ui) = -kui + kuj

dalam bentuk matriks,


atau,
ku = f
dimana
k = kekakuan matriks (elemen)
u = vektor displacemen (elemen nodal)
f = vektor gaya (elemen nodal) Elemen Batang

2.5 ELEMEN BATANG

Dengan

: panjang

: area cross sectional

: modulus elastis

U = u (x)

: perpindahan

= (x)

: regangan

= (x)

: tegangan

Hubungan antara perpindahan dan regangan

Hubungan antara tegangan dan regangan

Matriks Kekakuan- Metode langsung

Anggap bahwa perpindahan u adalah bervariasi secara linier disepanjang sumbu dari batang,
sebagai contoh:

Kita memiliki

Kita juga memiliki

Kemudian, apabila (5) dan (6) digabungkan, maka akan menjadi

dimana

adalah kekakuan dari batang


Dalam hal ini batang bertindak seperti pegas dan dapat disimpulkan bahwa matriks elemen
kekakuannya adalah

atau

Dengan mempertimbangkan kesetimbangan gaya pada kedua nodal, maka persamaan eleen
kesetimbangan adalah

Derajat Kebebasan / Degree of Freedom


Derajat kebebasan / Degree of Freedom adalah jumlah komponen yang mengalami perpindahan
vector pada suatu nodal. Untuk 1 dimensi elemen pada batang adalah satu dof pada setiap nodal.
Pengertian dari koefisien k
Kolom j dari k (j = 1 atau 2) menunjukkan gaya-gaya yang dikenakan kepada batang untuk
memperoleh tingkat deformasi yang kecil dengan perpindahan unit pada nodal j dan tidak ada
perpindahan pada nodal lainnya.
Matriks Kekakuan-Metode Pendekatan Langsung
Kita mengumpamakan bahwa matriks kekakuan yang sama digunakan untuk metode pendekatan
formal yang dapat diaplikasikan kepada situasi yang rumit lainnya.
Definisikan dua fungsi linier sebagai berikut :

dimana

Dari (3) kita dapat menuliskan perpindahan sebagai berikut

atau

Regangan yang diberikan (1) dan (12), maka

dimana B adalah matriks elemen perpindahan regangan, dan B adalah

sebagai contoh,

Tegangan dapat dituliskan sebagai

Dengan mempertimbangkan bahwa energi regangan yang disimpan didalam batang,

dimana (13) dan (15) telah digunakan.


Usaha yang diselesaikan oleh kedua nodal tersebut adalah :

Untuk system yang konservatif, kita telah mengetahui bahwa

dimana telah diberikan bahwa

Maka dapat disimpulkan bahwa

atau

dimana

adalah matriks elemen kekakuan


Persamaan (20) adalah hasil umum yang dapat digunakan untuk suatu konstruksi dari elemen
tipe lainnya. Persamaan ini dapat juga dihasilkan dengan menggunakan pendekatan lainnya
seperti Prinsip Energi Potensial Minimum atau Metode Galerkins.
Kita dapat menghitung (20) untuk elemen batang dengan menggunakan persamaan (14)

hasil ini adalah samadengan yang didapatkan dengan menggunakan metode langsung.
Dari persamaan (16) dan (20), energi regangan didalam elemen dapat dituliskan sebagai berikut

BAB 3
ANALISIS PEMODELAN DAN SIMULASI
4.1 PEMODELAN
Penulis melakukan pemodelan terhadap kasus jembatan dengan menggunakan tumpuan
sederhana, yaitu pin dan roller support. Penulis melakukan pemodelan dengan penggaris besi,
tumpuan, dan beban. Berikut adalah peralatan uji penulis :
1. Meja Belajar sebagai Tumpuan
Dengan membalikkan meja belajar, penulis dapat menggunakan kaki-kaki meja sebagai
tumpuan yang disederhanakan.

2. Penggaris
Penggaris digunakan sebagai batang yang ditumpu oleh tumpuan, sehingga penggaris ini
adalah benda uji utama agar dapat dilihat sikapnya terhadap pembebanan.

3. Botol Isi Air 1,5 L


Botol isi air 1,5 L digunakan sebagai beban yang bekerja pada benda uji yaitu penggaris
besi

Dengan tiga benda diatas, didapat bahwa jarak antar tumpuan adalah 44 cm dengan berat
beban 1,5 kg. Dengan data tersebut dapat disederhanakan bahwa penggaris diberi gaya
pada titik tengahnya dengan gaya sebesar 15 N.
Berikut adalah hasil pembebanan :

Dapat dilihat dengan jelas terjadi peralihan sebesar 2,5 cm pada titik tengah penggaris
yang tadinya lurus menjadi melengkung disaat diberi beban 1,5 kg. Beban
mengakibatkan adanya peralihan dan peralihan menunjukkan bahwa ada tegangan
disetiap titiknya yang berbeda-beda. Oleh karena itu, untuk lebih lengkapnya penulis juga
melakukan simulasi terhadap apa yang telah penulis modelkan untuk perhitungan yang
lebih akurat.
Penulis juga melakukan analisis pembebanan dengan menampilkan diagram shear dan
moment dari pembebanan pada kasus.

3.2 SIMULASI
Setelah melakukan pemodelan, maka penulis melakukan simulasi menggunakan Autodesk
Inventor 2014 dalam simulasi elemen hingga. Penulis melakukan simulasi menggunakan benda
berupa plat 44 cm x 3 cm dengan tebal 1 cm. Beban diberi tumpuan fixed di kiri dan kanan plat.
Benda kemudian diberi beban 15 N sebagai interpretasi dari berat air 1,5 kg.

Hasil simulasi adalah sebagai berikut,

Beban diberikan 1,5 kg atau 15 N terkonsentrasi di tengah plat. Persebaran peralihan dari plat
adalah sebagai terlampir dalam gambar diatas. Namun displacement terbesar adalah sebesar 6,5
mm yang dimana agak berbeda dengan percobaan oleh benda uji yang diuji, yaitu 25 mm. Hal ini
terjadi mungkin karena beban yang diberikan tidak berada pada di satu titik karena penampang
bawah botol yang berbentuk lingkaran.

Persebaran tegangan pada batang adalah sebagai seperti terlampir di gambar diatas. Tegangan
terbesar ada pada tumpuan. Hal ini sesuai dengan besar momen yang terjadi pada benda, sesuai
dengan diagram shear dan moment yang terlampir sebelumnya.

BAB 4
KESIMPULAN

Sesuai dari hasil pemodelan dan simulasi didapat bahwa :


1. Tegangan terbesar berada pada masing-masing tumpuannya
2. Peralihan terbesar terjadi pada pusat pembebanan
3. Hasil simulasi dan model cukup berbeda dikarenakan luas penampang beban

Anda mungkin juga menyukai