Deret Takhingga
Deret Takhingga
Pendahuluan
Pembahasan tentang deret takhingga sebagai bentuk penjumlahan suku-suku takhingga
memegang peranan penting dalam fisika. Kita dapat memperoleh nilai-nilai numerik untuk
bilangan e, ,
integral, menyelesaikan persamaan diferensial (baik biasa maupun parsial), deret Fourier, dan
sebagainya.
Barisan dan Deret
Barisan adalah urutan suku-suku yang dibentuk mengikuti aturan atau kaidah yang telah
ditetapkan. Sebagai contoh,
2
1 , 2 ,3 ,
1 2 3
, , ,
3 3 2 33
Suku ke-n sebuah barisan dinyatakan dengan
an .
pembentukan suku-suku deret itu. Pada contoh di atas, suku ke-n berturut-turut adalah
dan
n/3n .
Deret adalah pernyataan penjumlahan yang ditunjukkan oleh suku-suku barisan. Berdasarkan
barisan di atas diperoleh deret
12+22+3 2+ dan
1 2 3
+ + + .
3 32 33
Jika jumlah suku-sukunya terbatas, barisan atau deret disebut berhingga. Sebaliknya, jika jumlah
suku-sukunya tak terbatas, barisan atau deret itu dinamakan barisan atau deret takhingga.
Penulisan deret takhingga biasanya digunakan notasi sigma, misalnya:
1 + 2 +3 + = n2 .
2
n =1
S n=a1+ a2 +a3 + + an .
Besaran
Sn
disebut jumlah per bagian, yaitu jumlah n suku pertama deret. Harga limit dari
S n adalah
lim S n=S .
Jika jumlah per bagian S n dari deret takhingga cenderung menuju harga tertentu, yaitu
Deret Geometri
Deret geometri didefinisikan sebagai
a+ar+a r + .= a r n1 .
2
n=1
a(1r )
.
1r
Uji Konvergensi
Uji Awal (preliminary test) menyatakan, jika
1. Uji Banding
Jika suku demi suku dari deret
deret
un
un an , dengan
an
v n bn , dengan
bn
3. Uji Nisbah
a
= lim n=lim n+1
n
n a n
Jika <1, deret konvergen
Jika >1, deret divergen
Jika =1, uji nisbah tidak memberi kesimpulan
4. Uji Banding Khusus
| |
an
n=1
bn
konvergen dan
n=1
lim
an
< , deret
bn
an
n=1
konvergen.
dn
n=1
an
divergen dan lim >0 , deret
n dn
an
divergen.
n=1
(1)
1 1 1
1 + + +
2 3 4
n
Deret bolak-balik
(1)n+1 an
n=1
berikut:
, dengan an
i.
Setiap suku-suku deret ini secara numerik kurang dari suku-suku sebelumnya,
|a n+1|<|a n| .
lim |an|=0.
n
ii.
Deret Pangkat
Secara umum, deret pangkat dapat dituliskan sebagai
dengan a adalah tetapan yang (boleh) bernilai nol dan an disebut koefisien deret pangkat.
Sebagai contoh,
n
(x )
x x2
1 + + n
2 4
2
x1
(x1)
1
+
2
Sebuah fungsi f ( x ) dapat dikembangkan ke dalam deret Taylor dengan menggunakan rumus
f ( x )=
n=0
f (n )(a)
( xa)n .
n!
f ( x )=
n=0
f (n )(0) n
x .
n!
Beberapa deret Maclaurin dari fungsi dasar yang sering digunakan dalam fisika adalah
x 3 x 5 x7
1) sin x=x + +
3! 5 ! 7 !
x2 x4 x6
2) cos x=1 + +
2! 4! 6!
2
3
4
x x x
x
3) e =1+ x + + + +
2! 3 ! 4 !
4)
5)
x x x
ln ( 1+ x )=x + +
2 3 4
p ( p1) 2 p ( p1 ) ( p2) 3
(1+ x) p=1+ px +
x+
x + (deret binomial Newton)
2!
3!
Dengan menggunakan beberapa deret fungsi dasar di atas, kita dapat memperoleh deret dengan
mudah. Perhatikan beberapa contoh berikut:
1)
2)
x2 x3 x4
x2 x4 x6
x3
+ + + 1 + + =1+ x
2! 3! 4!
2! 4 ! 6 !
3
3
5
7
x x
x
x + +
3
5
sin x
3! 5 ! 7 !
x 2x
f ( x )=tan x =
=
=x + +
+ .
cos x
3 15
x2 x4 x6
1 + +
2! 4 ! 6 !
f ( x )=e x cos x= 1+ x+
)(