Anda di halaman 1dari 1

Maukah Kau Mencoba Menjadi Angin?

Kamu pernah menghitung berapa tetes air yang ada di lautan? Mengapa ia
menjadi asin padahal sumbernya semuanya sama berasal dari sungai yang
mengalir dari daratan?
Kau tahu bagaimana rasanya hujan diatas lautan? Air beradu air. Membuat riakriak yang mengerikan. Kau tahu bagaimana rasanya menjadi angin,
menghempaskan setiap tetes air. Seperti menghempaskan perasaan-perasaannya
sendiri.
Aku pernah menjadi angin. Mengalir dari ketinggian. Menghempaskan tubuhnya
sendiri. Tidak tahu hendak kemana. Tidak tahu kapan berhentinya. Tidak tahu
kapan akan tiada. Bertemu hujan, mengempaskannya. Bertemu daun gugur,
menerbangkannya. Bertemu pepohonan, membuatnya gemerisik.
Aku memenuhi seluruh hidupmu, tapi tidak pernah kau sadari keberadaannya.
Aku berusaha menyejukkanmu, kamu hanya memejamkan mata. Tidak pernah
tahu keberadaanku.
Kau tahu bagaimana rasanya menjadi angin? Mungkin seperti aku saat ini, terus
menerus berada di sekitarmu, tapi jarang tidak pernah kamu pedulikan.
Menghempaskan dirinya sendiri agar kamu merasa nyaman dengan udara di
sekitarmu. Menjadikan semilir angin menyejukkanmu. Membuatmu nyaman
menjalani hari-harimu.
Jika kau tahu dimana aku berada. Aku selalu ada di dekatmu, baik dalam jarak
maupun dalam doa. Maukah kau mencoba menjadi angin? Dan bersama-sama kita
bisa menghempaskan tetes hujan, membuatnya menari-nari indah sebelum jatuh
ke bumi. Menghempaskan dedaunan dan membuatnya bergetar, membuat irama
yang merdu, seperti pada rumpun ilalang atau dedaunan pohon. Meniup lautan
dan membuatnya menjadi gelombang yang mengantarkan bahtera ke tujuannya.
Mengisi atmosfer dan menahan sayap burung-burung agar bisa terbang.
Maukah kau mencoba menjadi angin?

Anda mungkin juga menyukai