Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

PENDAHULUAN
PBL yang dilaksanakan pada semester II merupakan pembelajaran mahasiswa D III

kebidanan sebagai aplikasi dari proses belajar klinik mata kuliah asuhan Klinik Dasar
Kebidanan. Dalam praktik ini peserta didik diberikan pengalaman belajar langsung ditatanan
nyata dalam menerapkan dasar-dasar praktik kebidanan yang mengintergrasi, melengkapi dan
meningkatkan penguasaan seluruh kompetensi yang telah diperolehnya selama proses
pembelajaran.
Dalam PBL ini peserta didik telah dibekali konsep-konsep klinik dasar kebidanan
disamping itu peserta didik juga telah dibekali keterampilan praktik pada model. Dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran PBL ini, kami telah mendesain strategi praktik sedemikian rupa
dan pemilihan lahan praktik yang memadai serta bimbingan yang intensif, sehingga apa yang
ingin dicapai dalam program PBL ini dapat tercapai semaksimal mungkin.

1.2.

TUJUAN
1.2.1. Tujuan Umum
Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menerapkan klinik dasar
kebidanan yang mandiri dan menerapkan asuhan kehamilan dalam menangani kasus yang
normal, dan kasus pathologi/kegawatdaruratan dengan pengawasan atau kolaborasi sesuai
dengan kewenangan bidan/perawat dengan menggunakan proses manajemen dasar
kebidanan.

1.2.2. Tujuan Khusus


Setelah menyelesaikan PBL selam 4 Minggu diharapkan peserta didik mampu dan
memiliki :
a. Melakukan pengkajian terhadap klien
1) Mengumpulkan data yang meliputi data riwayat pasien, data pemeriksaan fisik
(inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi) perkusi, data psikososial, data hasil
pemeriksaan penunjang diagnostik.
2) Menganalisa data
3) Menetapkan diagnosa
b. Membuat rencana asuhan berdasarkan hasil pengkajian guna memenuhi kebutuhan
dasar klien.
c. Melaksanakan tindakan dengan bimbingan dari pembimbing Puskesmas Nagreg/
pendidikan untuk memenuhi kebutuhan dasar klien, yang meliputi :
1) Oksigenasi
2) Cairan dan elektrolit
3) Nutrisi
4) Eliminasi
5) Pemberian obat
6) Memandikan
7) Pencegahan infeksi
8) Pemeriksaan diagnostic
9) Partus pandang
10) Anternatal care
d. Melakukan evaluasi dan pedokumentasian terhadap tindakan yang dilakukan
e. Memberikan praktek bermutu yang meliputi pengakajian, menentukan diagnosa dan
kebutuhan, menyusun rencana asuhan pada kehamilan, melaksanakan asuhan pada
kehamilan dan mengaluasi serta membuat dokumentasi hasil asuhan kehamilan.
f. Melakukan deteksi dini maupun rujukan pada ibu hamil yang mengalami komplokasi
kehamilan .
g. Mengenali tanda-tanda persalinan dan mengetahui proses persalinan normal pada ibu
bersalin yang bermutu serta kompheresif.

1.3.

STRATEGI KEGIATAN

1. PBL rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 16 juni s/d 12 juli 2014 selama 4
minggu.
2

2. Masing-masing kelompok ditempatkan di masing-masing lahan yang telah ditunjuk


selama 4 minggu. Setiap kelompok akan di rolling sesuai dengan kebutuhan kompetensi
yang sudah di dapat.
3. Setiap mahasiswa kontak belajar sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
4. Kegiatan Pre Conference dan Post Conference dilaksanakan diruangan praktik
disesuaikan dengan kondisi ruangan/ instruktur/pembimbing.
5. Setiap mahasiswa melakukan kegiatan praktik klinik dasar kebidanan .
6. Setiap hari mahasiswa membuat kegiatan sehari-hari dilaporkan kepada pembimbing
klinik atau pembimbing lapangan .
7. Adanya ujian praktek di lahan langusng kepada pasien dan diujikan oleh pembimbing
lahan , perasat yang akan diujikan diantaranya pemasangan infus dan suntik .

1.4.

PENUGASAN
Selama PBL tugas yang harus di kumpulkan antara lain:

1. Setiap mahasiswa diharuskan untuk membuat laporan praktik


2. Kegiatan harian yang berisi laporan/pendokumentasi harus di kumpulkan setiap akhir
pekan (hari sabtu) kepada pembimbing akademik yang telah di tentukan
3. Mengumpulkan target pencapaian pada akhir pekan dan akhir praktik sesuai dengan
target

1.5.

LAHAN PRAKTIK YANG DIGUNAKAN


Selama praktek klinik lahan peraktek yang digunakan adalah RSUD Kota Bandung,

RSUD Majalaya, RSUD Soreang , RSUD Cililin, RSUD dr Slamet Garut , Puskesmas
Nagrek.

1.6.

SASARAN KEGIATAN
Mahasiswa DIII Kebidanan Reguler Tingkat 1 Semester II STIKes BHAKTI KENCANA

Bandung tahun 2013-2014 yang berjumlah 178 mahasiswa.

BAB II
HASIL PENCAPAIAN TARGET

2.1.

HASIL PENCAPAIAN TARGET


Setelah menyelesaikan PBL selama 4 Minggu kami telah mendapatkan hasil
pencapaian target kami di Puskesmas Nagreg yaitu sebagai berikut :

TOTAL
TARGET YANG DICAPAI

PENCAPAIAN

NAMA FRASAT

PEMERIKSAAN FISIK

TARGET
Shella

Shofa

Siti Tulus

Widya

Yuni

Budiana
5

Rizkia
5

Tursina
5

Sulistyani
5

Apriani
5

100%
4

PEMASANGAN O2
PEMASANGAN NGT
PEMASANGAN INFUS
PEMASANGAN
KATETER
PEMBERIAN OBAT
SECARA IC
PEMBERIAN OBAT
SECARA IM
PEMBERIAN OBAT
SECARA IV
PEMBERIAN OBAT
SECARA SC
PENCEGAHAN
INFEKSI
PARTUS PANDANG
PERAWATAN LUKA

1
2

1
1

1
2

1
1

1
1

20%
0%
28%

40%

64%

100%

24%

60%

100%

2
5

2
5

2
5

2
5

2
5

40%
100%

Kesimpulan hasil pencapaian target :


1. Target yang dapat di capai dengan sempurna bahkan melebihi target di Puskesmas
Nagreg ialah Pemeriksaan Fisik, Pemberian Obat Secara IM, Pemberiam Obat Secara SC,
Pencegahan Infeksi, dan Perawatan Luka.
2. Target yang tidak dapat dicapai di Puskesmas Nagreg ialah Pemasangan NGT
dikarenakan tidak adanya fasilitas rawat inap sehingga tindakan pemasangan NGT tidak
dapat dilaksanakan.
3. Keseluruhan target yang dapat kami capai di Puskesmas Nagreg ialah 52%.

BAB III
PEMBAHASAN DAN SARAN

3.1. PEMBAHASAN
3.1.1. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik adalah sebuah proses dari seorang ahli medis
memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Pemeriksaan
dilakukan secara sistematis mulai dari bagian kepala dan berakhir pada anggota
gerak, setelah pemeriksaan organ utama diperiksa dengan cara inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi.
Kejanggalan yang ditemukan antara teori dan pelaksanaannya dalam
praktek di lapangan adalah tidak semua anamnesa pada pemeriksaan fisik
dilaksanakan karena banyak faktor penghambat seperti keadaan pasien yang
terburu-buru, maupun waktu yang tersedia tidak banyak.
3.1.2. PEMASANGAN O2

Pemasangan Oksigen adalah suatu tatacara pemberi bantuan gas oksigen


pada penderita yang mengalami gangguan pernafasan kedalam paru-paru melalui
saluran pernafasan menggunakan alat khusus. Tujuannya memenuhi kekurangan
oksigen, membantu kelancaran metabolisme, tindakan pengobatan pencegahan
hipoksia, dan mengurangi beban kerja alat napas dan jantung.
Kejanggalan antara teori dan pelaksanaanya dalam praktek dilapangan
tidak ditemukan karena cara pemasangan oksigen dilapangan sesuai dengan teori
yang didapatkan.

3.1.3. PEMASANGAN NGT


NGT atau Naso Gastic Tube adalah suatu selang yang dimasukan melalui
hidung sampai kelambung guna memenihu kebutuhan nutrisi. Pemasangan NGT
dilakukan pada pasien yang tidak sadar/koma, masalah saluran pencernaan, pasca
operasi pada mulut atau faring atau[un esophagus juga bayi premature ataupun
bayi yang tidak bisa menghisap.
Karena tidak adanya tindakan Pemasangan NGT di Puskesmas Nagreg
maka tidak ditemukan kejanggalan antara teori dan pelaksaannya di lapangan.

3.1.4. PEMASANGAN INFUS


Pemasangan Infus adalah pemberian sejumlah cairan kedalam tubuh
melalui sebuah jarum ke dalam pembuluh vena untuk menggantikan cairan atau
zat-zat makanan dari tubuh. Tujuannya untuk mempertahankan atau mengganti
cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit, vitamin, protein lemak dan kalori
yang tidak dapat diperthankan secara adekuat.
Kejanggalan antara teori dan pelaksanaanya dalam praktek dilapangan
tidak ditemukan karena cara pemasangan infus dilapangan sesuai dengan teori
yang didapatkan.

3.1.5. PEMASANGAN KATETER


Kateter adalah pipa untuk memasukan atau mengeluarkan cairan.
Kateterisasi merupakan tindakan dimasukannya kateter melalui uretra kedalam
kandung kemih untuk mengeluarkan air seni atau urine. Tujuannya untuk
mengosongkan kandung kemih sebelum dan selama pembedahan.
Kejanggalan antara teori dan pelaksanaanya dalam praktek dilapangan
tidak ditemukan karena cara pemasangan kateter dilapangan sesuai dengan teori
yang didapatkan.

3.1.6. PEMBERIAN OBAT SECARA IC


Pemberian obat secara IC merupakan cara memberikan atau memasukkan
obat kedalam jaringan kulit. IC biasanya digunakan untuk mengetahui sensitifitas
tubuh terhadap obat yang disuntikkan. Tujuannya untuk melakukan skin test atau
test tehadap reaksi alergi jenis obat yang akan digunakan pemberian obat ini
dilakukan dibawah dermis atau epidermis. Secara umum IC dilakukan pada
daerah lengan bagian ventral.
Kejanggalan yang ditemukan antara teori dan pelaksanaannya dalam
praktek di lapangan adalah dalam hal pencegahan infeksi, di lapangan saat
melakukan suntik IC para petugas rata-rata tidak memakai sarung tangan. Namun
untuk hal yang sudah sesuai dengan teori yang ada.

3.1.7. PEMBERIAN OBAT SECARA IM


Pemberian obat secara IM (intramuscular) merupakan cara memasukan
obat kedalam jaringan otot lokasi penyuntikan pada daerah paha, pada posisi
berbaring, tengkurap atau lengan atas. Tujuannya agar obat dapat diserrap tubuh
dengan cepat.
Kejanggalan yang ditemukan antara teori dan pelaksanaannya dalam
praktek di lapangan adalah dalam hal pencegahan infeksi, di lapangan saat
melakukan suntik IM para petugas rata-rata tidak memakai sarung tangan. Namun
untuk hal yang lain sudah sesuai dengan teori yang ada.

3.1.8. PEMBERIAN OBAT SECARA IV


Pemberian obat secara IV (IntraVena) merupakan cara pemberian obat
secara langsung, diantaranya : vena mediana, cubitti/vena cephalika (lengan),
vena cephanous (tungkai), vena jugularis (leher), vena frontalis atau temporalis
(kepala). Tujuannya agar obat dapat bereaksi langsung dan masuk pada pembuluh
darah.
Kejanggalan yang ditemukan antara teori dan pelaksanaannya dalam
praktek di lapangan adalah dalam hal pencegahan infeksi, di lapangan saat
melakukan suntik IV para petugas rata-rata tidak memakai sarung tangan. Namun
untuk hal yang lain sudah sesuai dengan teori yang ada.

3.1.9. PEMBERIAN OBAT SECARA SC


Pemberian obat secara SC (SubCutan) merupakan cara memberikan obat
melalui suntikan dibawah kulit yang dapat dilakukan pada saerah lengan bagian
atas sebelah luar atau sepertiga bagian dari bahu, paha luar, dan sekitar daerah
umbilicus (abdomen), pada umumnya tujuan pemberian obat melalui SC
dilakukan untuk program pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol
kadar gula darah.
Kejanggalan yang ditemukan antara teori dan pelaksanaannya dalam
praktek di lapangan adalah dalam hal pencegahan infeksi, di lapangan saat
melakukan suntik SC para petugas rata-rata tidak memakai sarung tangan. Namun
untuk hal yang lain sudah sesuai dengan teori yang ada.

3.1.10.

PENCEGAHAN INFEKSI
Pencegahan Infeksi merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk

mencegah terjadinya resiko penularan infeksi mikroorganisme dari lingkungan


klien dan tenaga kesehatan.
Kejanggalan yang ditemukan antara teori dan pelaksanaannya dalam
praktek di lapangan adalah penggunaan alat yang lebih canggih dan praktis
namun hal tersebut bukan merupakan suatu hambatan dalam pencegahan infeksi.

3.1.11.

ANTENATAL CARE (ANC)

Antental Care (ANC) adalah perapatan kehamilan yang merupakan


pelayangan kesehatan yang diberikan kepada ibu selam masa kehamilannya
sesuai dengan standar pelayanan antenatal care yang sudah ditetapkan.
Kejanggalan yang ditemukan antara teori dan pelaksanaannya dalam
praktek di lapangan adalah pada anamnesa. Pada teorinya anamnesa harus
ditanyakan secara lengkap, namun karena banyak faktor penghambat diantaranya
banyaknya pasien, sehingga waktu yang ada terbatas, maka anamnesa tidak
seluruhnya ditanyakan.

3.1.12.

PERAWATAN LUKA
Perawatan Luka adalah proses pembersihan luka, pertolongan pada luka

ataupun penyembuhan luka baik pada luka yang bersih maupun pada luka yang
kotor.
Kejanggalan antara teori dan pelaksanaanya dalam praktek dilapangan
tidak ditemukan karena cara Perawatan Luka dilapangan sesuai dengan teori yang
didapatkan.

3.2.

SARAN
Saran untuk pelayanan kesehatan di puskesmas Nagreg ialah untuk tetap
mempertahankan sikap professional dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dan
tetap mengutamakan kesehatan pasien. Juga untuk tetap meningkatkan mutu
pelayanan untuk masyarakat.

10

Anda mungkin juga menyukai