Anda di halaman 1dari 18

LUMUT (BRYOPHYTA)

Oleh:
Kelompok 11
M. Mubin Ardiansyah

(12222064)

Muchammad Sangkut

(12222065)

Dosen Pembimbing
Fitratul aini, M. Si

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2015 M/1436 H

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat beriring salam penyusun sampaikan kepada
Nabi Muhammad SAW yang diutus untuk menjadi rahmat bagi umat-Nya. Seiring
dengan itu, tidak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
yang telah memberikan motivasi dalam menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
menjelaskan secara ringkas mengenai Lumut (Bryophyta). Penyusun menyadari
akan kekurangan dari makalah ini. Karena Tak ada gading yang tak retak.Oleh
karena itu, saran dan masukan dari berbagai pihak sangat penyusun harapkan
untuk penyempurnaan makalah ini dan semoga dengan selesainya makalah ini
dapat berguna bagi pembaca.

Palembang, Mei 2015

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lumut merupakan kelompok tumbuhan kecil yang tumbuh menempel
pada berbagai jenis substrat. Substrat yang umum dapat di tumbuhi lumut adalah
pada pohon, kayu mati, kayu lapuk, serasah, tanah dan batuan dengan kondisi
lingkungan lembab dan penyinaran yang cukup. Kehidupan lumut dipengaruhi
oleh faktor lingkungan seperti, suhu, kelembaban dan cahaya. Lumut yang hidup
seperti pada pohon akan dipengaruhi oleh struktur permukaan kulit kayu atau
tempat tersebut harus lembab dengan intensitas cahaya yang cukup (Ariyanti,
2008).
Lumut merupakan salah satu kelompok tumbuhan rendah dan bagian dari
keanekaragaman hayati yang belum banyak mendapat perhatian (Windadri, 2009).
Ada 24.000 spesies Bryophyta yang dikenal, dan semua tumbuhan lumut
membutuhkan kondisi lingkungan yang lembab yang masuk kedalam siklus
kehidupan tumbuhan tersebut. Divisi Bryophyta dibagi menjadi tiga kelas, yaitu
lumut hati (Hepatophyta) dengan 9000 spesies dan 240 genus; lumut tanduk
(Anthocerotopyhta) hanya 500 spesies; dan lumut daun (Bryopsida) memiliki
12.000-14.500spesies dan 670 genus (Semple,1999).
Bryophyta termasuk salah satubagian kecil dari flora yang belumbanyak
tergali juga merupakan salahsatu penyokong keanekaragamanflora. Tumbuhan
lumut tersebar luasdan merupakan kelompok tumbuhanyang menarik. Mereka
hidup di atastanah, batuan, kayu, dan kadang kadang di dalam air. Lumut hati
dan lumut daun yang hidup menyendiri biasanya tidak menarik. Namun dapat
tampak bahkan menarik jikatumbuh berkelompok. Padaumumnya jenis tumbuhan
ini kurang beradaptasi pada kondisi kehidupan daratan, dan sebagian
besarmerupakan tumbuhan yang hidup pada lingkungan lembab dan terlindung.
Meskipun demikian, lumut tertentu khususnya lumut sejati (Bryopsida), dapat
bertahan hidup pada musim kering. Pertumbuhannya mengalami peremajaan jika
air tersedia kembali (Tjitrosomo, 1984).

Kelas Bryopsida terdiri dari ordo Archidiales, Polytrichales, Fissidentales,


Dicranales,Funariales, Eubryales, Isobryales, Buxbaumiales, Hyponobryales dan
Tetraphidales (Eddy,1988). Polytrichales merupakan lumut yang memiliki
penyebaran yang luas di dunia beberapa yang telah dikenali sebanyak 19 genus
dan lebih kurang 370 spesies (Schofield, 1927).
Secara ekologis lumut berperan penting di dalam fungsi ekosistem. Seperti
lahangambut sangat tergantung pada lapisan atau tutupan lumut. Sehingga
keberadaan lumut sebagai penutup permukaan tanah juga mempengaruhi
produktifitas, dekomposisi sertapertumbuhan komunitas di hutan (Saw dan
Goffinet, 2000).
Richardson (1981 cit. Windadri dan Siti, 2005) melaporkan bahwa
beberapa jenis anggota dari marga Polytrichum dimanfaatkan untuk memperindah
taman di sekitar pura Saihoji di kaki Gunung Koinzan di sebelah barat Kyoto.
Selain itu Polytrichum digunakan sebagai indikator terhadap kondisi asam serta
memiliki mineral dan unsur hara yang kaya (Glime dan Saxene, 1991).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1.
2.
3.
4.

Apakah yang dimaksud dengan lumut ?


Bagaimana siklus pertumbuhan dan perkembangan lumut (Bryophyta) ?
Apa saja macam macam dari lumut (Bryophyta) ?
Apakah lumut dapat dimanfaakan dalam kehidupan sehari hari ?

1.3 Tujuan

1.
2.
3.
4.

Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:


Mengetahui apa yang dimaksud dengan lumut.
Mengetahui siklus pertumbuhan dan perkembanganlumut (Bryophyta)
Mengetahui macam-macam lumut (Bryophyta)
Mengetahui macam macam manfaat lumut dalam kehidupan sehari
hari.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian lumut


Secara ilmu tumbuhan, lumut termasuk Bryophyta, atau
tumbuhan

non

vaskuler. Lumut dapat dibedakan dari yang serupa liverworts


(Marchantiophyta

atau

Hepaticae)

dengan

multisellular

mereka rhizoid. Lain perbedaan bukanlah universal untuk


semua lumut dan semua liverworts, yang membedakan
batang

dan

daun-daun,

ketiadaan

daun-daun

yang

terbagi-bagi atau berlekuk, dan ketidakhadiran daun-daun


diatur dalam tiga golongan, semua menunjuk tumbuhan
lumut. Sebagai tambahan terhadap kekurangan suatu sistem
vaskuler,

lumut

mempunyai

gametophyte-dominant

siklus hidup, yaitu.sel haploid untuk kebanyakan siklus hidup


nya. Sporophyta (diploid) berumur pendek dan dependen
pada atas gametophyta.
Adapun ciri ciri dari lumut ialah sebagai berikut :
a) Lumut mempunyai klorofil sehingga sifatnya autotrof.
Lumut tumbuh di berbagai tempat, yang hidup pada
daun-daun disebut sebagai epifit. Jika pada hutan
banyak pohon dijumpai epifit maka hutan demikian
disebut hutan lumut.
b) Akar dan batang pada

lumut

tidak

mempunyai

pembuluh angkut (xilem dan floem). Pada tumbuhan


lumut terdapat Gametangia (alat-alat kelamin) yaitu:
Alat

kelamin

menghasilkan

jantan

disebut

Spermatozoid.

Anteridium

Alat

kelamin

yang
betina

disebut Arkegonium yang menghasilkan Ovum


c) Jika kedua gametangia terdapat dalam satu individu
disebut berumah satu (Monoesius). Jika terpisah pada
dua individu disebut berumah dua (Dioesius). Gerakan
spermatozoid

ke

arah

ovum

berupakan

Gerak

Kemotaksis, karena adanya rangsangan zat kimia


berupa lendir yang dihasilkna oleh sel telur.
d) Sporogonium adalah badan penghasil spora, dengan
bagian - bagian :Vaginula (kaki), Seta (tangkai), Apofisis
(ujung seta yang melebar), Kotak Spora : Kaliptra
(tudung) dan Kolumela (jaringan dalam kotak spora
yang tidak

ikut membentuk

spora). Spora

lumut

bersifat haploid.
e) Lumut mengalami keturunan (metagenesis). Dalam daur hidupnya,
lumut mengalami duafase kehidupan, yaitu fase gametofit (haploid)
dan fase sporofit (diploid).Alatperkembangbiakan jantan berupa
antheridium dan alat perkembangbiakan betina berupaarkegonium.
2.2. Siklus Hidup Lumut
Lumut (dan Bryophyta lain) memiliki satu set kromosom
(haploid, beberapa kromosom hidup dalam sebuah salinan
sel yang unik). Periode siklus hidup lumut secara lengkap,
merusak kromosom, tetapi hal ini hanya pada sporofit.
Lumut hidup diawali dari sebuah spora haploid, yang
bertunas

untuk

memproduksi

sebuah

protonema,

yang

menumpuk filamen atau thalloid (flat dan seperti thallus ). Ini


merupakan tingkatan sementara dalam hidup lumut. Dari
protonema tumbuh gametophore yang dideferensiasi menjadi
tangkai dan akar/ leaves (mikrofil). Dari tangkai atau cabang
berkembang

organ

sex

lumut.

Organ

betina

disebut

archegonia (archegonium) dan terlindungi oleh kumpulan


tangkai yang termodifikasi yang disebut perichaetum (plural,
perichaeta). Archegonia memiliki leher disebut venter dimana
sperma

jantan

turun.

Organ

jantan

disebut

antheridia

(singular antheredium) dan tertutup oleh modifikasi tangkai


disebut perigonium (plural, perigonia). Lumut bisa menjadi
dioicous atau monoicous. Pada lumut dioicous, kedua organ
sex, jantan dan betina terlahir pada gametofit tanaman. Pada

monoicous (juga disebut autoicous) lumut, mereka terlahir


pada tanaman yang sama. Pada pengairan, sperma dari
antheridia berjalan ke archegonia dan terjadi fertilisasi,
mengawali produksi sporofit diploid. Sperma lumut adalah
biflagellate, mereka memiliki dua flagella yang membantu
sebagai daya pendorong. Tanpa air, fertilisasi tidak dapat
terjadi. Setelah fertilisasi, sporofit mandul didorong keluar
dari

archegonial

venter.Ini

membutuhkan

kira-kira

seperempat sampai setengah tahun untuk sporofit untuk


matang. Badan sporofit terdiri dari gagang panjang, disebut
seta, dan capsule disebut operculum. Kapsul dan operculum
terlapisi oleh kaliptra yang merupakan sisa archegonial
venter.Kaliptra biasanya mengecil/berkurang ketika kapsul
matang. Di

dalam

kapsul,

sel-sel

pereproduksi

spora

mengalami meiosis untuk membentuk spora haploid, dimana


siklus dapat berjalan lagi. Mulut capsule biasanya dikelilingi
oleh set gigi disebut peristome. Ini mungkin tidak terjadi
pada

beberapa

lumut.Pada

beberapa

lumut,

struktur

vegetatif hijau disebut gemmae yang diproduksi pada tangkai


atau cabang, yang bisa merusak dan membentuk kembali
tanaman tanpa perlu melalui fertilisasi.Ini disebut dengan
reproduksi asexual.

2.3. Perkembangan Lumut


Perkembangan

lumut

secara

singkat

berlangsung

sebagai berikut : spora yang kecil dan haploid, berkecambah


menjadi

suatu

protalium

yang

pada

lumut

dinamakan

protonema. Protonema pada lumut ada yang menjadi besar,


adapula yang tetap kecil. Pada protonema ini terdapat
kuncup-kuncup yang tumbuh dan berkembang menjadi
tumbuhan lumutnya. Tubuh tumbuhan lumut berupa tallus
seperti lembaran-lembaran daun (hepaticae), atau telah
mempunyai habitus seperti pohon kecil dengan batang dan
daun-daunnya (pada musci), tetapi padanya belum terdapat
akar yang sesungguhnya, melainkan hanya rizoid-rizoid yang
berbentuk benang-benang atau kadang-kadang memang
telah menyerupai akar. Pada tumbuhan inilah dibentuk
gametangium. Setelah sel telur dibuahi oleh spermatozoid
yang bentuknya seperti spiral atau alat pembuka gabus tutup
botol dengan dua bulu cambuk itu, maka zigot tidak
memerlukan waktu istirahat dulu tetapi terus berkembang
menjdi embrio yang diploid.Bagian bawah embrio dinamakan
kakinya. Kaki masuk ke jaringan lumut yang lebih dalam dan

berfungsi sebagai alat penghisap (haustorium). Embrio itu


lalu tumbuh merupakan suatu badan yang bulat atau jorong
dengan tangkai pendek atau panjang dan seperti telah telah
disebut di atas disebut sporogonium.
Di dalam bagian yang bulat itu dibentuk spora, oleh
sebab itu bagian tersebut juga disebut kapsul spora. Kapsul
spora juga dianggap sinonim dengan sporogonium karena
leher arkegonium amat sempit, maka sporogonium tidak
dapat menembusnya dan bekas dinding arkegonium ikut
terangkat dan merupakan tudung capsule spora. Mengingat
bentuknya seperti tudung akar, pada ujung akar dan mungkin
juga mempunyai fungsi yang sama sebagai pelindung, maka
bekas dinding arkegonium itu juga dinamakan kaliptra.
Jaringan dalam Kapsul spora dinamakan arkespora.Arkespora
membentuk sel induk spora, dan dari satu sel induk spora
dengan

pembelahan

berkelompok

reduksi

merupakan

terjadilah

spora

tetrade.Seringkali

yang
pada

pembentukan spora itu ditentukan pula jenis kelaminnya.


Dari spora itu, bergantung pada macam sporanya, akan
utmbuh lumut yang berumah satu atau berumah dua. Spora
itu membulat sebelum terpisah-pidah dan terlepas dari
capsule spora.
Reproduksi lumut bergantian antara seksual dengan
aseksualnya, reproduksi aseksualnya dengan spora haploid
yang

dibentuk

dalam

sporofit,

sedangkan

reproduksi

seksualnya dengan membentuk gamet gamet, baik gamet


jantan maupun gamet betina yang dibentuk dalam gametofit.

Ada 2 macam gametangium, yaitu sebagai berikut:


1. Arkegonium adalah gametangium betina yang
bentuknya seperti botol dengan bagian lebar yang
disebut perut, bagian yang sempit disebut leher.
2. Anteredium adalah gametangium jantan yang
berbentuk bulat seperti gada. Dinding anteredium
terdiri dari selapis sel sel yang mandul dan
didalamnya

terdapat

sejumlah

sel

induk

spermatozoid.

2.4. Macam Macam Lumut


2.4.1. Lumut hati (Hepaticeae)
Lumut hati tubuhnya berbentuk lembaran, menempel
di atas permukaan tanah, pohon atau tebing. Bentuk
tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak
lekukan. Tubuhnya memiliki struktur yang menyerupai
akar, batang, dan daun. Hal ini menyebabkan banyak
yang

menganggap

kelompok

lumut

hati

merupakan

kelompok peralihan dari tumbuhan Thallophyta menuju


Cormophyta.Lumut

hati

beranggota

lebih

dari

6000

spesies. Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan


menyerap zat-zat makanan.Tidak memiliki batang dan
daun.Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk

gemma (kuncup), secara generatif dengan membentuk


gamet

jantan

dan

betina.

Contohnya:

Ricciocarpus,

Marchantia dan Lunulari.


Tubuhnya

terbagi

menjadi

dua

lobus

sehingga

tampak seperti lobus pada hati.Siklus hiduplumut ini mirip


dengan lumut daun.Di dalam spongaria terdapat sel yang
berbentuk gulungan disebutalatera. Elatera akan terlepas
saat kapsul terbuka, sehingga membantu memencarkan
spora. Lumut ini juga dapat melakukan reproduksi dengan
cara aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang
merupakan

struktur

seperti

mangkok

dipermukaan

gametofit. Contoh lumut hati lainnya adalah Marchantia


polymorpha dan Porella.
Adapun ciri ciri dari lumut hati, yaitu : tubuhnya
masih berupa talus dan mempunyai rhizoid, gametofitnya
membentuk anteredium dan arkegonium yang berbentuk
seperti
karena

payung,
tidak

sporofit

pertumbuhannnya

mempunyai

jaringan

terbatas

meristematik,

berkembangbiak secara generatif dengan oogami, dan


secara vegetatif dengan fragmentasi, tunas, dan kuncup,
habitatnya ditempat lembab.
Berdasarkan bentuk talusnya, lumut hati terbagi dua
jenis, yaitu lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun.
Menyerupai

talus

(dorsiventral),

bagian

atas

dorsal

berbeda dengan bagian bawah ventral. Daun bila ada


tampak rusak dan tersusun pada tiga deret pada batang
sumbu. Alat kelamin terletak pada bagian dorsal talus
pada

/pada

jenis

terletak

pada

bagian

terminal,

sporogonium sederhana tersusun atas bagian kaki dan


kapsul

atau

merakahnya
teratur.Seperti

kaki

tangkai

kapsul
pita

tidak

dan

kapsul.

menentu

bercabang

Mekanisme
dan

menggarpu

tidak
dan

menyerupai rusuk ditengah mempunyai rizoid. Pada rusuk


tengah, terdapat badan seperti piala dengan tepi yang
bergigi, yang disebut piala eram atau keranjang eram
kepala atau mangkok. Kemudian puncup-puncup eram
atau tunas yang disebut gema mudah terlepas oleh air
hujan.
Perkembangbiakan
Secara aseksual, menggunakan spora dan tunas,
secara seksual, ex: Maechantia. Anteridium terpancang
pada permukaaan atas, bentuknya seperti cakram. Dasar
bunga betina agak melebar dan membentuk payung,
dengan cuping berbentuk jari, umumnya berjumlah 9.
Arkegonium tumbuh pada alur-alur diantara cuping-cuping
dengan leher menekuk ke bawah. Anteridium merekah
mengeluarkan sperma menuju ke arkegonium. Generasi
sporofit dari telur yang sudah dibuahi (zigot). Zigot
membelah membentuk embrio (bentuk bola), bagian
pangkal dari embrio membentuk kaki masuk kejaringan
reseptakel.

Bagian

terbesar

dari

janin

membentuk

kapsulyang dipisahkan dari bagian kaki zona yang terdiri


dari sel-sel yang disebut tangkai. Kapsul berisi sel induk
spora yang berkelompok (elater) yaitu benang-benang
memanjang dengan dinding bagian dalam terpilin.Setelah
miosis

terbentuklah

tetraspora,

tangkainya

yang

memanjang arkegonium yang melebar jadi pecah dan


kapsul jadi terdorong ke bawah.Kapsul lalu mongering dan
terbuka memancarkan spora, lepasnya spora dari kapsul
dibantu

dengan

higroskopik.Akibat

adanya

elater

mengeringnya

yang
kapsul

sifatnya
elater

menggulung, menjadi kering dan mengadakan gerakan


sentakan yang melempar spora ke udara.

2.2.2. Lumut Daun/Musci


Lumut daun dapat tumbuh di atas tanah-tanah
gundul yang periodik mengalami masa kekeringan, bahkan
di atas pasir yang bergerak pun dapat tumbuh. Selanjutnya
lumut-lumut itu dapat kita jumpai di antara rumputrumput, di atas batu-batu cadas, pada batang dan cabangcabang pohon, di rawa-rawa tetapi jarang di air. Bryopsida
merupakan class lumut terbesar, terdiri 95% dari seluruh
spesies

lumut,

kira-kira

9.500 spesies. Kelompok

ini

terkenal dengan memilikinya spore capsules dengan gigi


yaitu

Arthrodontous;

tergabung

di

dasar

yang

terpisah dari

dimana

mereka

lainnya

mengikat

dan
untuk

membuka capsule. Gigi ini mengemuka saat penutup


operculum jatuh. Pada kelompok lumut lain, capsule adalah
nematodontous dengan operculum terikat, atau lainnya
membuka tanpa operculum atau gigi.
Susunan tubuh lumut daun pada substrat dengan
menggunakan

rizoid

yang

multiseluler

yang

dapat

bercabang-cabang. Mempunyai daun yang berusuk dan


tersusun dalam 3-8 deret pada sumbunya. Sumbu (batang)
pada lumut daun biasanya menunjukkan deferensiasi
menjadi epidermis, korteks, dan silinder pusat. Lumut daun
banyak terdapat di tempat-tempat yang lembab, yang
mempunyai struktur seperti akar yang disebut dengan
rizoid dan struktur seperti daun. Siklus hidup lumut
mengalami pergantian antara generasi haploid dengan
diploid. Sporofit pada umumnya lebih kecil, berumur
pendek dan hidup tergantung pada gametofit.
Perkembangbiakan, alat-alat kelamin terkumpul pada
ujung batang atau pada ujung cabang-cabangnya, dan
dikelilingi oleh daun yang letaknya paling atas.Daun-daun
itu kadang-kadang mempunyai bentuk dan susunan yang

khusus dan seperti pada jungermaniales juga dinamakan


Periantum.Alat-alat kelamin itu dikatakan bersifat banci
atau berumah satu, jika dalam kelompok itu terdapat
kumpulan

arkegonium

dan

anteridium

terpisah

tempatnya.Diantara alat-alat kelamin dalam kelompok itu


biasanya terdapat sejumlah rambut-rambut yang terdiri
dari

banyak

sel

dan

dapat

mengeluarkan

suatu

cairan.Seperti pada tubuh buah fungi rambut-rambutsteril


itu dinamakan Parafisis.
2.4.3. Lumut tanduk (Anthocerotaceae)
Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa
talus, tetapi sporofitnya berupa kapsul memanjang. Sel
lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas.Hidup di
tepi sungai, danau, atau sepanjang selokan. Reproduksi
seperti lumut hati. Contohnya Anthocerros sp .Lumut
tanduk memiliki ciri-ciri: tubuhnya mirip lumut hati, tapi
berbeda pada sporofitnya, berdasarkan analisis asam
nukleat, ternyata lumut ini berkerabatan dekat dengan
tumbuhan berpembuluh dibanding dari kelas lain pada
tumbuhan lumut, gametofitnya berupa talus yg lebar dan
tipis dengan tepi yg berlekuk, rhizoid berada pada bagian
ventral, habitatnya didaerah yg mempunyai kelembaban
tinggi. Cotohnya Anthoceros leavis (Sinudin, 2013).
2.5. Manfaat lumut
Tumbuhan lumut tidak berperan langsung dalam kehidupan manusia,
tetapi ada spesies tertentu yang dimanfaatkan oleh penduduk untuk mengobati
hepatitis, yaitu Marchantia polymorpha. Selain itu jenis jenis lumut gambut dari
genus

Sphagnum

dapat

digunakan

sebagai

pembalut

atau

pengganti kapas.Tumbuhan lumut juga memiliki peran dalam ekosistem sebagai


penyedia oksigen, penyimpanair (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan

sebagai

penyerap

polutan.Tumbuhan

lumut

dapat

dimanfaatkan

antara

lain : Sphagnum sebagai komponen dalampembentukan tanah gambut yang


bermanfaat untuk mengemburkan medium pada tanaman pot dandapat digunakan
sebagai bahan bakar.
Manfaat lumut bagi kehidupan manusia sangat besar. Suatu penelitian
yang menyangkut kegunaan dan manfaat lumut (Bryophyta) diseluruh dunia telah
dilakukan. Berdasarkan data yang ada, lumut dapat digunakan sebagai bahan
untuk hiasan rumah tangga, obat-obatan, bahan untuk ilmu pengetahuan dan
sebagai indikator biologi untuk mengetahui degradasi lingkungan.
Beberapa contoh lumut yang dapat digunakan tersebut adalah Calymperes,
Campylopus dan Sphagnum (Glime & Saxena, 1991 dalam Tan, 2003). Selain
sebagai indikator lingkungan, keberadaan lumut di dalam hutan hujan tropis
sangat memegang peranan penting sebagai tempat tumbuh organisme seperti
serangga dan waduk air hujan (Gradstein, 2003).
Lumut sering juga digunakan untuk pertamanan dan rumah kaca. Hal lain
yang telah dilakukan dengan lumut ini adalah menggunakannya sebagai bahan
obat-obatan. Berdasarkan hasil penelitian di Cina, lebih dari 40 jenis lumut telah
digunakan oleh masyarakat Cina sebagai bahan obat-obatan terutama untuk
mengobati gatal-gatal dan penyakit lain yang disebabkan oleh bakteri dan jamur
(Ding, 1982 dalam Tan 2003).
Beberapa manfaat dari tumbuhan lumut antara lain sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.

Sebagai media tanaman (pengganti ijuk): Lumut daun


Dapat mencegah erosi: Lumut secara umum
Sebagai obat penyakit hati: Marchantia sp
Sebagai bahan pembalut, kapas dan sumber bahan bakar:
Sphagnum

5. Sebagai vegetasi perintis karena tumbuhan yang


paling awal terbentuk
6. Lumut tanduk dapat dimanfaatkan sebagai indikator
ekologi, indikator pencemaran air dan udara dan
indikator deposit mineral (Ahirra, 2014).

BAB III
PENUTUP
Dapat disimpulkan bahwa lumut merupakan kelompok tumbuhan
kecil yang tumbuh menempel pada berbagai jenis substrat. Substrat yang
umum dapat di tumbuhi lumut adalah pada pohon, kayu mati, kayu lapuk,

serasah, tanah dan batuan. Faktor lingkungan yang mempengaruhi


kehidupannya seperti, suhu, kelembaban dan cahaya.Macam-macam lumut
ialah lumut daun/musci, Lumut hati (Hepaticeae) dan Lumut
tanduk

(Anthocerotaceae).

Reproduksi

lumut

bergantian

antara seksual dengan aseksualnya, reproduksi aseksualnya


dengan

spora

sedangkan

haploid

reproduksi

yang

dibentuk

seksualnya

dalam

dengan

sporofit,

membentuk

gamet-gamet, baik gamet jantan maupun gamet betina yang


dibentuk dalam gametofit.

DAFTAR PUSTAKA
Ariyanti, Merjin M.B, Kuswata. K, Sri S.T, Guhardja, S. Robbert. G, 2008.
Bryophytes on tree trunks in natural forests, selectively logged Forests and

cacao agroforests in central sulawesi, Indonesia. Artical in Press


Biological Conservation.
Ahira,

Anne.

2014.

Lumut

Tanduk.

[http://www.anneahira.com/lumut-

tanduk.htm]. diakses 03 Desember 2014.


Aslam, M., Tan, C.K., Prayitno, A. (2003).Farmasi Klinis (Clinical Pharmacy),
Menuju Pengobatan Rasional dan Penghargaan Pilihan Pasien.Jakarta:
Elex Media Komputindo.
Gradstein, S.R. (2003).Ecology of Bryophuta. A Handout Lecture of Regional
Training Course On Biodeversity and Conservation of Bryophyta and
Lichens. Bogor. Indonesia.
Glime, J.M and Saxena, D.1991. Uses of Bryophytes. Jawahar Offset Press
Daryaganj.NewDelhi.
Sainudin, Muhammad. 2013. Metagenesis Tumbuhan Lumut dan Tumbuhan.
Dikutip dari [http://muhammadsainudinnoor.blogspot.com/2013/01/metag
enesis-tumbuhan-lumut-dan-tumbuhan.html] Diakses pada 30 Oktober
2014.
Saw, J.T and Goffinet, B. 2000. Bryophyte Biology. Cambridge University Press.

Schofield, W.B. 1927. Introduction to Bryology. Departemen of Botany University


of BritishColumbia.
Semple, J. C. 1999. An Introduction to Fungi, Algae, Plants, 2th edition, Pearson
Custom Publising. Halaman 76-83.
Tjitrosomo, S. S. 1984. Botani Umum 3, edisi ketiga. PenerbitAngkasa, Bandung.
Halaman75-101.
Windadri, F. I. 2009.Keanekaragaman Lumut di Resort Karang Rajang, Taman
Nasional Ujung Kulon Banten.Jurnal Teknik Lingkunganvol:10 no 1, hal :
19-25. BidangBotani, Pusat PenelitianBologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI), Jakarta.
Windadri, F.I dan Siti, S. 2005. Leucobryum dan Potensi Pemanfaatannya; Study
Kasus Masyarakat Lokal di Sekitar Cagar Alam Mandor Kalimantan
Barat dan Hutan Wisata Alam Bukit Bangkirai Kalimantan Timur.
ENVIRO 5 (1): 60-63.

Anda mungkin juga menyukai