Asap kendaraan bermotor atau pabrik menjadi sumber polusi udara yang akan menjadi
ancaman besar bagi kelestarian lingkungan hidup. Asap tersebut tidak hanya beracun
bagi manusia,tetapi juga bagi hewan dan tumbuhan. Jika suatu kota dipenuhi oleh asap
kendaraan dan polusi udara, bisa dipastikan kota tersebut menjadi tempat yang tidak
nyaman untuk ditempati. Emisi CO2 seharusnya dikurangi untuk membuat udara bersih
terbebas dari polusi dan limbah berbahaya. CO2 adalah salah satu limbah gas yang
berbahaya. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengendalikan dan
mengurangi emisi gas CO2. Namun, mencegah polusi berlebihan bisa lebih mudah
karena tidak memakan biaya dalam jumlah besar.
Tindakan pencegahan memang lebih efektif untuk mengurangi emisi gas CO2. Namun,
tindakan pencegahan ini tidak membutuhkan perubahan drastis yang justru akan
membawa efek negatif. Kita tidak mungkin mengendalikan CO2 dengan menghentikan
semua kegiatan industri, termasuk pemboran minyak gas, proses produksi, atau
transportasi yang sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Namun, kita
bisa mengurangi penggunaan bahan bakar fosil yang menghasilkan polusi udara.
Gunakanlah kendaraan bermotor seperlunya. Kita tidak perlu mengendarai sepeda
motor untuk pergi ke tempat yang tidak jauh dari rumah. Kita bisa berjalan kaki atau
menggunakan sepeda. Biasakanlah untuk naik transportasi umum jika bepergian.
Transportasi umum bisa menghemat bahan bakar dalam jumlah besar. Selain itu,
kendaraan ini bisa mengurangi kemacetan di kota besar yang sulit dikendalikan. Bisa
kita bayangkan betapa banyak energi yang terbuang sia-sia ketika banyak kendaraan
bermotor macet di tengah jalan. Polusi udara dan pemborosan energi semakin
meningkat. Selain itu, kita bisa mematikan perangkat elektronik (TV, AC, atau lampu)
saat tidak diperlukan. Cara tersebut memang sederhana, tetapi dampaknya bisa
dirasakan ketika banyak orang mau menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Ada banyak teknologi yang bisa digunakan untuk mengendalikan emisi CO2. Negaranegara maju telah menerapkan teknologi ini dan memanfaatkannya untuk
menyelamatkan lingkungan hidup. Emisi CO2 bisa dipisahkan dan limbah tersebut bisa
dikubur untuk menghindari polusi yang berlebihan. Teknologi CCS (Carbon Capture &
Storage) sudah digunakan Jepang untuk mengontrol emisi CO2 yang menjadi
penyebab utama polusi udara. Sekitar 150 miliar ton CO2 dapat dikubur di bawah tanah
dan mampu mengurangi polusi udara di Jepang. Polusi yang tersebar bisa dikubur di
tempat tertentu sehinga tidak membahayakan makhluk hidup. Namun, penerapan
teknologi ini memang belum bisa diadaptasi di Indonesia. Salah satu kendala
penggunaan teknologi ini adalah biayanya yang sangat mahal.
Gerakan penghijauan juga bisa menjadi solusi efektif untuk mengendalikan emisi CO2.
Pohon mampu mengubah CO2 yang beracun menjadi O2 yang diperlukan manusia dan
hewan untuk bernafas. Setiap kota membutuhkan pohon untuk mengurangi CO2 yang
diperlukan sehingga taman kota menjadi salah satu tempat yang paling penting di
perkotaan. Tidak seperti CCS, pohon tidak membutuhkan biaya yang besar. Kita hanya
membutuhkan alat sederhana untuk menanamnya dan sedikit kesabaran (karena pohon
membutuhkan waktu lama untuk tumbuh). Reboisasi juga harus diimbangi dengan
penggunaan sumber daya alam secara proporsional. Sumber daya harus diperbarui dan
digunakan dengan bijak.
Menggunakan sumber energi alternatif yang lebih ramah lingkungan juga bisa menjadi
solusi tepat untuk mengurangi emisi CO2 yang berlebihan. Pembangkit listrik dengan
tenaga surya atau panas bumi bisa menghasilkan energi yang lebih besar tanpa
merusak lingkungan.