EKSPERIMEN N.7.
Dhimas Rizky F.
LT 2D 04
3.39.13.3.04
I.
JUDUL
Dark Synchronizing Circuits
II.
NOMOR PERCOBAAN
Eksperimen N.7.
III.
: Jumat
PENDAHULUAN
Sinkronisasi adalah salah satu cara untuk menghubungkan dua sumber atau beban
arus bolak- balik (AC). Sumber AC tersebut antara lain generator dan beban adalah
transformer yang akan diparalel dengan tujuan meningkatkan kendala dan kapasitas
sistem tenaga listrik. Salah satu aplikasi daripada sinkronisasi ini adalah pengoperasian
generator set (genset). Pada dunia hiburan misalnya, genset menjadi bagian yang
sangat penting karena sangat membantu proses konser musik untuk menambah daya
apabila terjadi kekurangan daya listrik, yaitu dengan cara memparalelkan genset dengan
tegangan PLN.
V.
DASAR TEORI
4.
2. Polaritas dari generator harus sama dan tidak bertentangan setiap saat terhadap satu
sama lainnya
3.
4.
5.
Frekuensi kedua generator atau frekuensi generator dengan jala-jala harus sama
6.
Gambar 5.1.
Skema Sinkronoskop Lampu Gelap
Pada hubungan ini jika tegangan antar fasa adalah sama maka ketiga lampu
akan gelap yang disebabkan oleh beda tegangan yang ada adalah nol. Demikian
juga sebaliknya, jika lampu menyala maka diantara fasa terdapat beda tegangan. Ini
dapat dijelaskan pada gambar berikut.
Gambar 5.2.
Beda Tegangan Antara Fasa pada Sinkronoskop Lampu Gelap
B. Sinkronoskop Lampu Terang
Jenis sinkronoskop lampu terang pada prinsipnya menghubungkan antara
ketiga fasa, yaitu U dengan V, V dengan W dan W dengan U. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 5.3.
Skema Sinkronoskop Lampu Terang
Sinkronoskop jenis ini merupakan kebalikan dari sinkronoskop lampu gelap.
Jika antara fasa terdapat beda tegangan maka ketiga lampu akan menyala sama
terang dan generator siap untuk diparalel. Kelemahan dari sinkronoskop ini adalah
kita tidak mengetahui seberapa terang lampu tersebut sampai generator siap
diparalel. Ini dapat dijelaskan dengan gambar dibawah ini.
Gambar 5.4.
Beda Tegangan Antar Fasa Lampu Terang
C. Sinkronoskop Lampu Terang Gelap
Sinkronoskop jenis ini dapat dikatakan merupakan perpaduan antara
sinkronoskop lampu gelap dan terang. Prinsip dari sinkronoskop ini adalah dengan
menghubungkan satu fasa sama dan dua fasa yang berlainan, yaitu fasa U dengan
fasa U, fasa V dengan fasa W dan fasa W dengan fasa V. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada skema dibawah ini.
Gambar 5.5.
Skema sinkronoskop lampu terang gelap
Pada sinkronoskop ini generator siap diparalel, jika satu lampu gelap dan dua
lampu lainnya terang. Pada kejadian ini dapat diterangkan pada gambar berikut
ini.
Gambar 5.6.
Beda tegangan antara fasa sinkronoskop lampu terang gelap
D. Paralel Otomatis
Paralel generator secara otomatis biasanya menggunakan alat yang secara
otomatis memonitor perbedaan fasa, tegangan, frekuensi, dan urutan fasa. Apabila
semua kondisi telah tercapai alat memberi suatu sinyal bahwa saklar untuk paralel
dapat dimasukkan.
Pada generator yang diparalel dengan PLN , maka apabila generator yang akan
diparalel mempunyai tegangan lebih tinggi maka begitu breaker close
generator tersebut mempunyai power factor yang rendah, namun tidak
membahayakan karena power factor di PLN masih induktif dan berdaya
besar.Dan apabila jika generator itu mempunyai tegangan yang lebih rendah
maka power factor akan bersifat kapasitif dan mempunyai kecenderungan akan
terjadi reverse power. Reverse power dibatasi pada level 5 % dari daya
nominal. Pada generator yang diparalel dengan generator pada saat sama sama
belum berbeban, maka apabila tegangan lebih tinggi power factor akan rendah
( induktif) namun sebaliknya power factor genset yang lain akan juga rendah
namun bersifat kapasitif. Hingga genset yang lain mempunyai kecenderungan
reverse power.
b. Jika urutan phase tidak sama system ABC di parallel dengan system CBA,
maka akan terjadi selisih tegangan sebesar 2 kali tegangan nominal ,hal itu
bisa dideteksi dengan diukur secara manual menggunakan voltmeter, pada saat
sinkronoskop menunjuk 0 derajat, terdapat selisih sebesar 2 x 400 V.
c.
d. Jika sudut fase tidak sama namun kecenderungan frekuensi sama hanya akan
menyebabkan hunting sesaat tanpa ada kemungkinan reverse power, namun
juga sangat berbahaya jika berbeda sudutnya terlalu besar, engine akan
mengalami tekanan sesaat hingga hunting.
VI.
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 set
1 buah
1 buah
2 buah
2 buah
20 buah
telah selesai.
14. Jika telah selesai, maka matikan tombol sinkronisasi (berwarna merah).
15. Menurunkan arus eksitasi dengan mengurangkan kecepatan motor DC hingga
0 perlahan- lahan.
16. Mematikan suplai daya motor DC dan sumber jala-jala PLN
IX.
DATA PERCOBAAN
A. Jala-Jala PLN
Kecepatan Motor
(Rpm)
F PLN
V PLN
(Hz)
(Volt)
3000
49.7
365
B. Generator
Kecepatan Motor
(Rpm)
3000
X.
Tegangan Generator
(Volt)
Frekuensi Generator
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
365
49.7
(Hz)
PEMBAHASAN
Volt. Maka dari itu, perlu disamakan tegangan dengan menaikkan arus eksitasi,
sehingga dihasilkan tegangan yang sama sebesar 345 Volt.
XI.
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
[1] Delorenzo,Electrical Power Enginering (Alternator and Parallel Operation DL GTU1011)
[2] http://www.slideshare.net/rahmatdani180/motor-ac-sinkron-17092518
[3] http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/04/metode-paralel-generator-sinkron.html