Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

EKSPERIMEN N.7.

DARK SYNCHRONIZING CIRCUITS


Dosen Pembimbing
Djodi Antono, B.Tech., M.Eng.

Dhimas Rizky F.
LT 2D 04
3.39.13.3.04

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2015

I.

JUDUL
Dark Synchronizing Circuits

II.

NOMOR PERCOBAAN
Eksperimen N.7.

III.

WAKTU DAN TEMPAT PERCOBAAN


Hari

: Jumat

Tanggal : 22 Mei 2015


Pukul

: 10.00 s/d 11.45 WIB

Tempat : Laboraturium Elektrikal Barat Ruang Khusus Politeknik Negeri Semarang


IV.

PENDAHULUAN

Sinkronisasi adalah salah satu cara untuk menghubungkan dua sumber atau beban
arus bolak- balik (AC). Sumber AC tersebut antara lain generator dan beban adalah
transformer yang akan diparalel dengan tujuan meningkatkan kendala dan kapasitas
sistem tenaga listrik. Salah satu aplikasi daripada sinkronisasi ini adalah pengoperasian
generator set (genset). Pada dunia hiburan misalnya, genset menjadi bagian yang
sangat penting karena sangat membantu proses konser musik untuk menambah daya
apabila terjadi kekurangan daya listrik, yaitu dengan cara memparalelkan genset dengan
tegangan PLN.
V.

DASAR TEORI

Menyusun paralel generator dapat diartikan menggabungkan dua buah generator


atau lebih dan kemudian dioperasikan secara bersama sama dengan tujuan
1.

Mendapatkan daya yang lebih besar

2. Untuk efisiensi dengan menghemat biaya pemakaian operasional dan biaya


pembelian
3.

Untuk memudahkan penentuan kapasitas generator

4.

Untuk menjamin kontinuitas ketersediaan daya listrik


Jika kita hendak menyusun paralel dua generator atau lebih tentunya harus

memperhatikan beberapa persyaratan paralel generator tersebut. Beberapa persyaratan


yang harus dipenuhi adalah
1.

Tegangan kedua generator harus mempunyai amplitudo yang sama

2. Polaritas dari generator harus sama dan tidak bertentangan setiap saat terhadap satu
sama lainnya
3.

Nilai efektif tegangan harus sama

4.

Tegangan Generator yang diparalelkan mempunyai bentuk gelombang yang sama

5.

Frekuensi kedua generator atau frekuensi generator dengan jala-jala harus sama

6.

Urutan fasa dari kedua generator harus sama.


Metode sederhana yang dipergunakan untuk mensikronkan dua generator atau

lebih adalah dengan mempergunakan sinkroskop lampu. Hal-hal yang perlu


diperhatikan dalam metode sederhana ini adalah lampulampu indikator harus sanggup
menahan dua kali tegangan antar fasa. Berikut adalah beberapa metode untuk
melakukan sinkronisasi.
A. Sinkronoskop Lampu Gelap
Jenis sinkronoskop lampu gelap pada prinsipnya menghubungkan antara
ketiga fasa, yaitu U dengan U, V dengan V dan W dengan W. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 5.1.
Skema Sinkronoskop Lampu Gelap
Pada hubungan ini jika tegangan antar fasa adalah sama maka ketiga lampu
akan gelap yang disebabkan oleh beda tegangan yang ada adalah nol. Demikian
juga sebaliknya, jika lampu menyala maka diantara fasa terdapat beda tegangan. Ini
dapat dijelaskan pada gambar berikut.

Gambar 5.2.
Beda Tegangan Antara Fasa pada Sinkronoskop Lampu Gelap
B. Sinkronoskop Lampu Terang
Jenis sinkronoskop lampu terang pada prinsipnya menghubungkan antara
ketiga fasa, yaitu U dengan V, V dengan W dan W dengan U. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 5.3.
Skema Sinkronoskop Lampu Terang
Sinkronoskop jenis ini merupakan kebalikan dari sinkronoskop lampu gelap.
Jika antara fasa terdapat beda tegangan maka ketiga lampu akan menyala sama
terang dan generator siap untuk diparalel. Kelemahan dari sinkronoskop ini adalah
kita tidak mengetahui seberapa terang lampu tersebut sampai generator siap
diparalel. Ini dapat dijelaskan dengan gambar dibawah ini.

Gambar 5.4.
Beda Tegangan Antar Fasa Lampu Terang
C. Sinkronoskop Lampu Terang Gelap
Sinkronoskop jenis ini dapat dikatakan merupakan perpaduan antara
sinkronoskop lampu gelap dan terang. Prinsip dari sinkronoskop ini adalah dengan
menghubungkan satu fasa sama dan dua fasa yang berlainan, yaitu fasa U dengan
fasa U, fasa V dengan fasa W dan fasa W dengan fasa V. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada skema dibawah ini.

Gambar 5.5.
Skema sinkronoskop lampu terang gelap
Pada sinkronoskop ini generator siap diparalel, jika satu lampu gelap dan dua
lampu lainnya terang. Pada kejadian ini dapat diterangkan pada gambar berikut
ini.

Gambar 5.6.
Beda tegangan antara fasa sinkronoskop lampu terang gelap
D. Paralel Otomatis
Paralel generator secara otomatis biasanya menggunakan alat yang secara
otomatis memonitor perbedaan fasa, tegangan, frekuensi, dan urutan fasa. Apabila
semua kondisi telah tercapai alat memberi suatu sinyal bahwa saklar untuk paralel
dapat dimasukkan.

Gambar 5.7. Sinkronoskop


Pengaruh dan akibat yang ditimbulkan bila syarat syarat paralel generator tidak
dipenuhi :
a.

Pada generator yang diparalel dengan PLN , maka apabila generator yang akan
diparalel mempunyai tegangan lebih tinggi maka begitu breaker close
generator tersebut mempunyai power factor yang rendah, namun tidak
membahayakan karena power factor di PLN masih induktif dan berdaya
besar.Dan apabila jika generator itu mempunyai tegangan yang lebih rendah

maka power factor akan bersifat kapasitif dan mempunyai kecenderungan akan
terjadi reverse power. Reverse power dibatasi pada level 5 % dari daya
nominal. Pada generator yang diparalel dengan generator pada saat sama sama
belum berbeban, maka apabila tegangan lebih tinggi power factor akan rendah
( induktif) namun sebaliknya power factor genset yang lain akan juga rendah
namun bersifat kapasitif. Hingga genset yang lain mempunyai kecenderungan
reverse power.
b. Jika urutan phase tidak sama system ABC di parallel dengan system CBA,
maka akan terjadi selisih tegangan sebesar 2 kali tegangan nominal ,hal itu
bisa dideteksi dengan diukur secara manual menggunakan voltmeter, pada saat
sinkronoskop menunjuk 0 derajat, terdapat selisih sebesar 2 x 400 V.
c.

Jika frekuensi tidak sama diparalelkan maka akan terjadi beberapa


kemungkinan yaitu dari yang paling ringan sampai yang paling berat. Sebagai
contoh generator I mempunyai frekuensi 49 Hz sedangkan generator II
mempunyai frekuensi 50 Hz. Dengan melihat sinkronoskop maka jarum akan
berputar dengan kecepatan sudut 2 phi r/detik atau 1 putaran/detik. Jika pada
saat masuk pas pada sudut nol maka generator yang memiliki frekuensi lebih
rendah akan mengalami reverse power dimana pada saat terhubung sinkron
fekuensi ada pada 49,5 Hz. Sedangkan proteksi reverse power akan bekerja
mengamankan, namun jika pada saat masuk sinkron pas posisi sinkronoskop di
sudut 180 itu berarti terjadi selisih tegangan yang sangat besar disamping
kemungkinan reverse juga terjadi kerusakan yang fatal terhadap generator, di
breaker akan muncul arus yang besar dan menimbulkan percikan api yang
besar dan pada mesin akan terjadi hunting sesaat, padahal hal tersebut dapat
mengakibatkan kerusakan mekanis sampai patah pada cransaft. Karena
tekanan beban besar yang tiba tiba.

d. Jika sudut fase tidak sama namun kecenderungan frekuensi sama hanya akan
menyebabkan hunting sesaat tanpa ada kemungkinan reverse power, namun
juga sangat berbahaya jika berbeda sudutnya terlalu besar, engine akan
mengalami tekanan sesaat hingga hunting.

VI.

PERALATAN DAN BAHAN

1. DL 1013T2 DC filtered power supply

1 buah

2. DL 1023PS Shunt DC drive motor

1 buah

3. DL 1026A Three phase alternator

1 buah

4. DL 2025DT Speed Indicator

1 buah

5. DL 2108T01 Excitation voltage controller

1 buah

6. DL 2109T1A Moving-iron ammeter (1000mA)

2 buah

7. DL 2109T17/2 Double voltmeter (250-500 V)

1 buah

8. DL 2031 Optical Electronic Generator

1 buah

9. DL 2108TAL Three-Phase Power Supply Unit

1 buah

10. DL 2108T02 Power Circuit Breaker

1 set

11. DL 2109TIT Synchronization Indicator

1 buah

12. DL 2109T2T Phase Sequence Indicator

1 buah

13. DL 2109T17/2 Double Voltmeter

2 buah

14. DL 2109T16/2 Double Frequencymeter

2 buah

15. Kabel Hubung

20 buah

VII. RANGKAIAN PERCOBAAN

Gambar 7.1. Rangkaian Sinkronisasi Gelap


VIII. LANGKAH PERCOBAAN
1. Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan.
2. Merangkai rangkaian sesuai pada Gambar 7.1.
3. Menghidupkan suplai daya dari PLN
4. Mengecek urutan fasa pada generator menggunakan dengan memperhatikan
arah lampu indikator.
5. Mengukur besar frekuensi tegangan dari suplai daya PLN menggunakan frekuensimeter.
6. Mengukur besar tegangan suplai PLN menggunakan voltmeter.
7. Mencatat besarnya frekuensi dengan tegangan pada lembar yang telah tersedia.
8. Menghidupkan suplai daya sebesar 3000 rpm untuk menghidupkan motor DC.
9. Memberikan arus eksitasi hingga arusnya sama seperti tegangan PLN.
10. Mengamati urutan fasa pada sequence polarity indicator dengan mengamati
arah lampu indikator tersebut. Apabila lampu indikator menyala dengan arah
yang sama dengan lampu indikator ketika jala-jala PLN dihubungkan, maka
urutan fasa antara generator dengan jala- jala PLN sudah sinkron.
11. Menghidupkan frekuensimeter untuk mengukur frekuensi pada generator.
12. Menghidupkan frekuensi dengan menambahkan kecepatan motor DC
pensuplai generator hingga lampu sinkronoskop berjalan sangat lambat.
13. Tunggu hingga lampu padam, selanjutnya menyalakan tombol sinkronisasi
(berwarna hijau), maka proses sinkronisasi generator dengan jala-jala PLN

telah selesai.
14. Jika telah selesai, maka matikan tombol sinkronisasi (berwarna merah).
15. Menurunkan arus eksitasi dengan mengurangkan kecepatan motor DC hingga
0 perlahan- lahan.
16. Mematikan suplai daya motor DC dan sumber jala-jala PLN
IX.

DATA PERCOBAAN

A. Jala-Jala PLN
Kecepatan Motor
(Rpm)

F PLN

V PLN

(Hz)

(Volt)

3000

49.7

365

B. Generator
Kecepatan Motor
(Rpm)
3000
X.

Tegangan Generator
(Volt)

Frekuensi Generator

Sebelum

Sesudah

Sebelum

Sesudah

365

49.7

(Hz)

PEMBAHASAN

Berdasarkan syarat sinkronisasi generator tegangan kerja harus sama,


mempunyai frekuensi kerja yang sama, mempunyai beda phase yang sama dan
mempunyai urutan phase yang sama.
Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa kecepatan menunjuk angka 3000
rpm. Untuk mensinkronisasikan generator dengan jala-jala PLN harus dipenuhi
syarat-syarat dari sinkronisasi generator. Frekuensi yang dihasilkan generator dan
frekuensi dari PLN harus sama, yaitu menunjuk angka 50 Hz. Pada saat percobaan,
frekuensi dari jala-jala PLN menunjukkan angka 50 Hz sedangkan frekuensi
generator menunjukkan angka 45
Hz. Maka dari itu, perlu disamakan frekuensinya dengan menaikkan kecepatan
Rpm dengan cara menambah tegangan sumber, sehingga dihasilkan frekuensi
yang sama sebesar 49 Hz.
Tegangan antara generator dan PLN juga harus menunjukkan angka yang
sama, yaitu sekitar 380 Volt. Pada saat percobaan, tegangan dari jala-jala PLN
menunjukkan angka 345 Volt sedangkan tegangan generator menunjukkan angka 0

Volt. Maka dari itu, perlu disamakan tegangan dengan menaikkan arus eksitasi,
sehingga dihasilkan tegangan yang sama sebesar 345 Volt.
XI.

SIMPULAN

Untuk mensinkronkan generator dengan jala-jala PLN terdapat empat syarat


yang harus dipenuhi yaitu
1. Tegangan antara generator dengan jala-jala PLN harus sama
2. Frekuensi antara generator dengan jala-jala PLN harus sama
3. Beda fasa antara generator dengan jala-jala PLN harus sama
4. Urutan fasa antara generator dengan jala-jala PLN harus sama
Frekuensi yang dihasilkan generator dan frekuensi dari PLN harus sama yaitu
menunjukkan 50 Hz pada kecepatan motor DC 3000 rpm dan tegangan antar fasa
380 Volt.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Delorenzo,Electrical Power Enginering (Alternator and Parallel Operation DL GTU1011)
[2] http://www.slideshare.net/rahmatdani180/motor-ac-sinkron-17092518
[3] http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/04/metode-paralel-generator-sinkron.html

Anda mungkin juga menyukai