Anda di halaman 1dari 23

III.

Teori Dasar
Mikrobiologi ialah telaah mengenai organisme hidup yang berukuran mikroskipis.
Dunia mikroorganisme terdiri dari lima kelompok organisme : bakteri, protozoa, virus, serta
algae dan cendawa mikroskropis. (michael,2006)
Dalam bidang mikrobiologi mempelajari banyak segi mengenai jasad-jasad renik ini
(juga dinamakan mikrobe atau protista) : dimana adanya, ciri-cirinya, kekerabatan antara
sesamanya seperti juga dengan kelompok organisme lainnya, pengendaliannya, dan
peranannya dalam kesehatan serta kesejahteraan. Mikroorganisme sangat erat kaitannya
dengan kehidupan, beberapa diantaranya bermanfaat dan yang lain merugikan. Banyak
diantaranya

menjadi

penghuni

dalam

tubuh

manusia.

Beberapa

mikroorganisme

menyebabkan penyakit dan yang lain terlibat dalam kegiatan manusia sehari-hari seperti
misalnya pembuatan anggur, keju, yoghurt, produksi penisilin, serta proses-proses perlakuan
yang berkaitan dengan pembuatan limbah. (michael,2006).
Mikrobiologi boleh dikata merupakan ilmu yang masih muda. Duni jasad renik
barulah ditemukan sekitar 300 tahun yang lalu, dan makna yang sesungguhnya mengenai
mikroorganisme itu barulah dipahami dan dihargai 200 tahun kemudian. Selama 40 tahun
terakhir, mikrobiologi muncul sebagai bidang biologi yang sangat berarti. Kini
mikroorganisme digunakan oleh para peneliti dalam penelaahan hampir semua gejala biologis
yang utama. (michael,2006).
Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari
semua bentuk kehidupan.(dweeja, 2010)
Tujuan dari sterilisasi adalah untuk menghancuran secara lengkap mikroba hidup dan
spora-sporanya.
Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji
sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses pembuatannya
harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada
media.
-

Nutrient Agar ( NA)


Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk
pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian
mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak
beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam
prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok

kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam
kultur murni.
Untuk komposisi nutrien adar adalah eksrak beef 10 g, pepton 10 g, NaCl 5 g, air desitilat
1.000 ml dan 15 g agar/L. Agar dilarutkan dengan komposisi lain dan disterilisasi dengan
autoklaf pada 121C selama 15 menit. Kemudian siapkan wadah sesuai yang dibutuhkan.
Nutrient Broth (NB)
Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang berbentuk cair. Intinya sama
dengan nutrient agar. Nutrient broth dibuat dengan cara sebagai berikut.
1.Larutkan 5 g pepton dalam 850 ml air distilasi/akuades.
2.Larutkan 3 g ekstrak daging dalam larutan yang dibuat pada langkah pertama.
3.Atur pH sampai 7,0.
4.Beri air distilasi sebanyak 1.000 ml.
5.Sterilisasi dengan autoklaf.
Bahan yang sering digunakan dalam pembuatan media :
Agar, agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan terbuat dari
beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah sebagai pemadat (gelling) yang pertama kali
digunakan oleh Fraw & Walther Hesse untuk membuat media. Jika dicampur dengan air
dingin, agar tidak akan larut. Untuk melarutkannya harus diasuk dan dipanasi, pencairan dan
pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama dapat menurunkan kekuatan agar,
terutama pada pH yang asam.
-

peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti otot, liver, darah, susu,
casein, lactalbumin, gelatin dan kedelai. Komposisinya tergantung pada bahan asalnya dan

bagaimana cara memperolehnya.


Meat extract mengandung basa organik terbuat dari otak, limpa, plasenta dan daging sapi.
Yeast extract terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat alcohol. Yeast extract

mengandung asam amino yang lengkap & vitamin (B complex).


Karbohidrat. Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan asam amino dan
gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya digunkan dalam amilum, glukosa,
fruktosa, galaktosa, sukrosa, manitol, dll. Konsentrasi yang ditambahkan untuk analisis
fermentasi adalah 0,5-1%.

Macam-macam sterilisasi :
A. Sterilisasi Secara Fisika

1. Pemanasan Kering
a. Udara Panas Oven
Bahan yang karena karakteristik fisikanya tidak dapat disterilisasi dengan uap
destilasi dalam udara panas-oven. Yang termasuk dalam bahan ini adalah minyak lemak,
paraffin, petrolatum cair, gliserin, propilen glikol. Serbuk steril seperti talk, kaolin dan ZnO,
dan beberapa obat yang lain. Sebagai tambahan sterilisasi panas kering adalah metode yang
paling efektif untuk alat-alat gelas dan banyak alat-alat bedah.
Ini harus ditekankan bahwa minyak lemak, petrolatum, serbuk kering dan bahan yang
sama tidak dapat disterilisasi dalam autoklaf. Salah satu elemen penting dalam sterilisasi
dengan menggunakan uap autoklaf. Atau dengan adanya lembab dan penembusannya ke
dalam bahan yang telah disterilkan. Sebagai contoh, organisme pembentuk spora dalam
medium anhidrat tidak dibunuh oleh suhu sampai 121o C (suhu yang biasanya digunakan
dalam autoklaf bahkan setelah pemanasan sampai 45 menit). Untik alasan ini, autoklaf
merupakan metode yang tidak cocok untuk mensterilkan minyak, produk yang dibuat dengan
basis minyak, atau bahan-bahan lain yang mempunyai sedikit lembab atau tidak sama sekali.
Selama pemanasan kering, mikroorganisme dibunuh oleh proses oksidasi. Ini
berlawanan dengan penyebab kematian oleh koagulasi protein pada sel bakteri yang terjadi
dengan sterilisasi uap panas. Pada umumnya suhu yang lebih tinggi dan waktu pemaparan
yang dibutuhkan saat proses dilakukan dengan uap di bawah tekanan. Saat sterilisasi di
bawah uap panas dipaparkan pada suhu 121C selama 12 menit adalah efektif. Sterilisasi
panas kering membutuhkan pemaparan pada suhu 150C sampai 170C selama 1-4 jam.
Suhu yang biasa digunakan pada sterilisasi panas kering 160C paling cepat 1 jam, tapi
lebih baik 2 jam. Suhu ini digunakan secara khusus untuk sterilisasi minyak lemak atau
cairan anhidrat lainnya. Bagaimanapun juga range 150-170C digunakan untuk streilisasi
panas kering dan lain-lain, sebagai contoh : bahan-bahan gelas, dapat disterilkan pada suhu
170oC. dimana beberapa serbuk seperti sulfonilamid harus disterilkan pada suhu rendah dan
waktu yang lebih lama.
Secara umum, panas kering digunakan untuk sterilisasi bahan bahan melalui proses
pengabuan dari mikroorganisme. Proses ini merupakan kelanjutan atau sekumpulan proses

yang dilakukan dalam sebuah oven dengan temperatur sekelilingnya 170C untuk sterilisasi
atau 250C untuk depirogenisasi. Panas kering digunakan untuk sterilisasi/depirogenisasi
alat-alat gelas yang akan digunakan untuk proses produksi secara aseptik. Suhu yang
digunakan ini, terlalu tinggi untuk wadah-wadah plastik. Sama seperti sterilisasi uap air,
prosesnya dapat diprediksi dan hasilnya dapat dikontrol. Sterilisasi panas kering biasa
digunakan untuk depirogenisasi alat-alat gelas dan bahan-bahan lain yang memiliki
kemampuan bertahan pada suhu yang digunakan. Secara umum, validasi untuk alur
depirogenisasi untuk proses panas kering selalu termasuk proses sterilisasinya.
Panas kering pada temperatur lebih 160oC efektif menghancurkan mikroorganisme
hidup dengan sebuah proses kehilangan kelembaban secara inversible. Proses ini berjalan
relatif lambat, mengisyaratkan sedikitnya 1 jam pada suhu 160 oC tetapi lebih cepat pada
temperatur yang tinggi. Panas kering ini sering merugikan beberapa produk.
Penerapan panas dengan keberadaan lembab lebih fektif untuk pembunuhan
mikroorganisme diisyaratkan 15 menit pada suhu 121oC.
Beberapa bahan yang tidak dapat disterilkan dengan uap, paling baik disterilkan dengan
panas kering,. Misalnya petrolatum jelly, minyak mineral, lilin, wax, serbuk talk. Karena
panas kering kurang efisien dibanding panas lembab, pemaparan lama dan temperatur tinggi
dibutuhkan. Range luas waktu inaktivasi dalam temperatur bervariasi telah diterapkan
berdasarkan tipe indikator steril yang digunakan, kondisi kelembaban dan faktor lain. Jumlah
air dalam sel mikroba diketahui mempengaruhi resistensinya terhadap destruksi panas kering.
Umumnya, ini diterima bahwa sel mikroba dalam daerah yang betul-betul kering
menunjukkan resistensi terhadap inaktivasi panas kering. Ini jelas bahwa perhatian harus
diberi untuk mendisain siklus sterilisasi panas kering untuk produk-produk rumah sakit dan
validasi sistematis sterilisasi dengan metode sterilisasi standar.
Oven digunakan untuk sterilisasi panas kering biasanya secara panas dikontrol dan
mungkin gas atau elektrik gas.

Beberapa waktu dan suhu yang umum digunakan pada oven :

170C (340 F) sampai 1 jam

160C (320 F) sampai 2 jam

150C (300 F) sampai 2,5 jam

140C (285 F) sampai 3 jam

b. Minyak dan penangas lain


Bahan kimia yang stabil dalam ampul bersegel dapat disterilisasi dengan
mencelupkannya, dalam penangas yang berisi minyak mineral pada suhu 162 0C. larutan
jenuh panas dari natrium atau ammonia klorida dapat juga digunakan sebagai pensterilisasi.
Ini merupakan metode yang mensterilisasi alat-alat bedah. Minyak dikatakan bereaksi
sebagai lubrikan, untuk menjaga alat tetap tajam, dan untuk memelihara cat penutup.
c. Pemijaran langsung
Pemijaran langsung digunakan untuk mensterilkan spatula logam, batang gelas, filter
logam bekerfield dan filter bakteri lainnya. Mulut botol, vial, dan labu ukur, gunting, jarum
logam dan kawat, dan alat-alat lain yang tidak hancur dengan pemijaran langsung. Papan
salep, lumping dan alu dapat disterilisasi dengan metode ini. Dalam semua kasus bagian yang
paling kuat 20 detik. Dalam keadaan darurat ampul dapat disterilisasi dengan memposisikan
bagian leher ampul kearah bawah lubang kawat keranjang dan dipijarkan langsung dengan
api dengan hati-hati. Setelah pendinginan, ampul harus segera diisi dan disegel.
2. Panas lembab
a) Uap bertekanan
Stelisisasi termal menggunakan tekanan uap jenuh dalam sebuah autoklaf. Ini merupakan
metode sterilisasi yang biasa digunakan dalam industri farmasi, karena dapat diprediksi dan
menghasilkan efek dekstruksi bakteri, dan parameter-parameter sterilisasi seperti waktu dan
suhu dapat dengan mudah dikontrol dan monitoring dilakukan sekali dalam satu siklus yang
divalidasi. Secara umum, sterilisasi panas lembab dilakukan pada suhu 121C dibawah
tekanan 15 psig. Pada suhu ini konsep letal dilakukan dengan F 0 yang juga dilakukan bila
suhu sterilisasi berbeda dari 121C. F 0 dari proses ini tidak jauh pada 121C dengan waktu

yang dibutuhkan, dalam menit, untuk menghasilkan kematian yang setara dengan hasil pada
121C pada waktu tertentu.
Penggunanaan uap bertekanan atau metode sterilisasi yang paling umum memuaskan dan
efektif yang ada. Ini adalah metode yang diinginkan untuk sterilisasi larutan yang ditujukan
untuk infeksi pada tubuh, pembawa pada sediaan mata, bahan-bahan gelas. Untuk
penggunaan darurat, pakaian dan alat kesehatan dan benda-benda karet. Kerugian yang paling
prinsip dan penggunaan uap ini adalah ketidaksesuaiannya untuk penggunaan pada bahan
sensitif terhadap panas dan kelembaban. Metode ini tidak dapat digunakan untuk sterilisasi
misalnya, produk yang dibuat dari basis minyak dan serbuk. Uap jenih pada 120C mampu
membunuh secara cepat semua bentuk vegetatif mikroorganisme hidup dalam waktu menit.
Uap jenuh ini dapat menghancurkan spora vegetatif yang tahan terhadap pemanasan tinggi.
Keefektifan sterilisasi uap bertekanan tergantung pada 4 sifat dari uap jenuh kering yaitu :
Suhu
Panas tersembunyi yang berlimpah
Kemapuan untuk membentuk kondensasi air
Kontraksi volume yang timbul selama kondensasi
Waktu yang dibutuhkan untuk mensterilkan larutan saat suhu 121 oC selama 12 menit,
ditambah waktu tambahan untuk larutan dalam wadah untuk mencapai 121C setelah
termometer pensteril menunjukkan suhu ini. Secara umum larutan dalam botol 100-200 ml
akan membutuhkan kurang 5 menit botol 500 ml antara 10-15 menit.
Panas lembab merupakan bentuk uap jenuh di bawah tekanan yang merupakan cara
sterilisasi yang paling banyak digunakan. Penyebab kematian dengan cara sterilisasi panas
terhadap lembab berbeda dengan cara panas kering, kematian mikroorganisme oleh panas
lembab adalah hasil koagulasi protein sel, berbeda dengan cara panas kering, kematian
mikroorganisme yang paling penting adalah proses oksidasi.
USP menentukan sterilisasi uap sebagai penerapan uap jenuh di bawah tekanan paling kurang
15 menit dengan temperatur minimal 121oC dalam jaringan tekanan. Bentuk yang paling
sederhana dari autoklaf adalah home pressure cooker.

A. Uap panas pada 100oC


Uap panas pada suhu 100oC dapat digunakan dalam bentuk uap mengalir atau air mendidih.
Metode ini mempunyai keterbatasan penggunaan uap mengalir dilakukan dengan proses
sterilisasi bertingkat untuk mensterilkan media kultur. Metode ini jarang memuaskan untuk
larutan yang mengandung bahan-bahan karena spora sering gagal tumbuh dibawah kondisi
ini, bentuk vegetatif dari kebanyakan bakteri yang tidak membentuk spora. Temperatur suhu
titik mati bervariasi, tetapi tidak ada bentuk non spora yang bertahan.
Dalam prakteknya, 2 metode uap mengalir digunakan, suatu perpanjangan pemaparan
uap selama 20-60 menit akan membunuh semua bentuk vegetatif bakteri tapi tidak akan
menghancurkan spora. Untuk meyakinkan penghancuran spora, sterilisasi berjeda yang juga
disebut sterilisasi tidak berlanjut. Penjedahan dan bertahap adalah tindalisasi digunakan.
Dengan metode ini bahkan dipaparkan pada uap mengalir pada periode waktu bervariasi dari
20-60 menit setiap hari selama 3 menit. Antara pemaparan bahan terhadap uap yang disimpan
pada suhu kamar atau pada inkubator pada 37oC. prinsip dari metode ini adalah pada saat
waktu pertama kali pemaparan pada uap membunuh bakteri vegetatif tapi tidak sporanya.
Tapi pada saat bahan disimpan pada inkubator atau pada suhu ruangan selam 24 jam, banyak
spora akan tumbuh ke dalam bentuk vegetatif bentuk spora yang telah tumbuh ini akan
dimatikan pada pemanasan hari ke dua. Kesuksesan dari proses ini tergantung pada spora
yang berkembang ke bentuk vegetatif selama masa istirahat.
B. Pemanasan dengan bakterisida
Ini menghadirkan aplikasi khusus dari pada uap pans pada 100 oC. adanya bakterisida sangat
meningkatkan efektifitas metode ini. Metode ini digunakan untuk larutan berair atau suspensi
obat yang tidak stabil pada temperatur yang biasa diterapkan pada autoklaf. Larutan yang
ditumbuhkan bakterisida ini dpanaskan dalam wadah bersegel pada suhu 100oC selama 20
menit dalam pensterilisasi uap atau penangas air. Bakterisida yang dapat digunakan termasuk
0,5%, fenol, 0,5% klorbutanol, 0,2% kresol atau 0.002% fenil merkuri nitrat saat larutan dosis
tunggal lebih dari 15 ml larutan obat untuk injeksi intratekal atau gastro intestinal sehingga
tidak dibuat dengan metode ini.
C. Air mendidih

Penangas air mendidih mempunyai kegunaan yang sangat banyak dalam sterilisasi jarum
spoit, penutup karet, penutup dan alat-alat bedah. Bahan-bahan ini harus benar-benar tertutupi
oleh air mendidih dan harus mendidih paling kurang 20 menit. Setelah sterilisasi bahan-bahan
dipindahkan dan air dengan pinset yang telah disterilisasi menggunakan pemijaran. Untuk
menigkatkan efisiensi pensterilan dari air, 5 % fenol, 1-2% Na-carbonat atau 2-3% larutan
kresol tersaponifikasi yang menghambat kondisi bahan-bahan logam.
3. Cara Bukan Panas
Sinar ultraviolet
Teori dan Praktek Farmasi Industri : 1272
Sinar ultraviolet umumnya digunakan untuk membantu mengurangi kontaminasi di
udara dan pemusnahan selama proses di lingkungan. Sinar yang bersifat membunuh
mikroorganisme (germisida) diproduksi oleh lampu kabut merkuri yang dipancarkan secara
eksklusif pada 253,7 nm . Sinar UV menembus udara bersih dan air murni dengan baik, tetapi
suatu penambahan garam atau bahan tersuspensi dalam air atau udara menyebabakan
penurunan derajat penetrasi dengan cepat. Untuk kebanyakan pemakaian lama penetrasi
dihindarkan dan setiap tindakan membunuh mikroorganisme dibatasi pada permukaan yang
dipaparkan.
Aksi letal
Teori dan Praktek Farmasi Industri : 1272
Ketika sinar UV melewati bahan, energi bebas ke elektron orbital dalam atom-atom dan
mengubah kereaktivannya. Absorpsi energi ini menyebabkan meningginya keadaan tertinggi
atom-atom dan mengubah kereaktivannya. Ketika eksitasi dan perubahan aktivitas atom-atom
utama terjadi dalam molekul-molekul mikroorganisme atau metabolit utamnya, organisme itu
mati atau tidak dapat berproduksi. Pengaruh utamanya mungkin pada asam nukleat sel, yang
diperhatikan untuk menunjukkan lapisan absorpsi kuat dalam rentang gelombang UV yang
panjang.
Radiasi pengion

Radiasi pengion adalah energi tinggi yang terpancar dari radiasi isotop radioaktif seperti
kobalt-60 (sinar gamma) atau yang dihasilkan oleh percepatan mekanis elektron sampai ke
kecepatan den energi tinggi (sinar katode, sinar beta). Sinar gamma mempunyai keuntungan
mutlak karena tidak menyebabkan kerusakan mekanik, namun demikian, kekurangan sinar ini
adalah di hentikan dari, mekanik elektron akselerasi (yang dipercepat) keuntungan elektron
yang dipercepat adalah kemampuannya memberikan output laju doisis yang lebih seragam.
Aksi letal radiasi pengionan menghacurkan mikroorganisme dengan menghentikan reproduksi sebagai hasil mutasi letal. Mutasi ini disebabkan karena transformasi radiasi menjadi
molekul penerima pada sinar x, menurut teori langsung. Mutasi ini dapat disebabkan oleh
tindakan tidak langsung, dimana molekul-molekul air diubah menjadi kesatuan yang
berenergi tinggi seperti hidrogen dan ion hidroksil. Semua ini pada akhirnya, menyebabkan
perubahan energi pada asam nukleat dan molekul lain sehingga hilangnya keberadaannya
bagi metabolisme molekul sel bakteri.
Dekstruksi bakteri untuk menghasilkan kondisi steril dapat dilakukan dengan
menggunakan radiasi pengion, dengan efek pada asam nukleat dari mikroorganisme yang
nonreversibel. Pembentukan radikal bebas dan peroksida yang merupakan senyawa reaktif
juga memberikan kontribusi pada letalitas dari proses sterilisasi ini. Dua tipe radiasi pengion
yang dapat digunakan yaitu radiasi sinar gamma dan radiasi electron. Sterilisasi dengan
radiasi digunakan untuk alat-alat medis yang sensitive terhadap panas dan jika residu etilen
oksida tidak diharapkan. Pengukuran presisi dari dosis radiasi, yang tidak berhubungan
dengan suhu, adalah merupakan faktor kontrol dalam sterilisasi radiasi selama dengan waktu
iradiasi. Monitoring dan kotrol proses sangat sederhana, tetapi kehati-hatian akan keamanan
harus dilakukan oleh operator sterilisasi.
Radiasi pengion juga digunakan untuk sterilisasi bahan-bahan obat dan bahan-bahan
formulasi. Kompabilitas dari bahan yang disterilkan dengan radiasi adalah factor yang harus
diperhatikan sejak bahan-bahan dan alat-alat dipengaruhi oleh radiasi, mungkin tidak dengan
segera dilakukan penanganan tetapi setelah stabilitas produk dapat dipengaruhi. Untuk bahanbahan medis dan plastik, perubahan dari sterilisasi etilen oksida ke sterilisasi radiasi
membutuhkan penentuan efek radiasi jangka pendek dan jangka panjang, dan kadang
membutuhkan modifikasi produksi bahan plastik dan karet untuk membuatnya sesuai dengan
sterilisasi radiasi.
Penerapan untuk sterilisasi ini :

Elektron dipercepat atau sinar gamma dapat digunakan untuk mensterilkan produk-produk
pilahan dengan suatu proses berkesinambungan. Kebanyakan prosedur sterilisasi produk lain
harus diselenggarakan dalam batch setrilisasi dengan proses berkesinambungan memerlukan
pengendalian yang tepat, sehingga tidak ada bagian yang lepas dari keefektifan sterilisasi.
Radiasi ionisasi digunakan untuk sterilisasi industri untuk alat-alat rumah sakit, vitamin,
antibiotik, steroid hormon dan transplantasi tulang dan jaringan dan alat pengobatan seperti
alat untuk suntik plastik, jarum, alat beda, tube palstik, katter, benang bedah dan cawan Petri.
Radiasi ioniasasi dapat menghasilkan perubahan dalam molekul organik yang dapat
mempengaruhi kemujaraban sediaan atau dapat menginduksi toksisitas. Radiasi produk juga
dapat menghasilakn perubahan warna dan kerapuhan beberapa wadah gelas dan bahan
plastik.
Sterilisasi radiasi dapat dilakukan baik dengan radiasi elektromagnetik dan radiasi
partikel. Radiasi elektromagnetik dan energi foton, termasuk ultra dari bahan radioaktif
seperti kobalt 60 atau sesium 137 adalah yang paling sering digunakan sebagai sumber energi
sterilisasi adhesi elektromagnetik. Radiasi partikel atau molekul termasuk daftar partikel yang
steril. Satu-satunya sekarang yang digunakan untuk sterilisasi radiasi pada obat-obat rumah
sakit dan laboratorium. Bagaimanapun banyak prosedur sterilisasi industri manggunakan
radiasi, termasuk penjelasan singkatnya. Beberapa informasi mengenai efek sterilisasi
ultraviolet juga dihadirkan.
Prinsip bermuatan negatif sepeti elektron yang berinteraksi langsung dengan bahan
menyebabkan ionisasi seperti elektron elektromagnetik menyebabkan ionisasi pada
mekanisme yang bervariasi yang menghasilkan perpindahan suatu orbital elektron dengan
mekanisme jumlah tertentu dari energi yang ditransfer dalam insiden sinar gamma.
Perpindahan elektron ini kemudian bentindak sebagai partikel beta dalam reduksi. Oleh sebab
itu baik partikel maupun elektromagnetik, dipertimbangkan sebagai radiasi ionisasi yang
berbeda dengan radiasi sinar ultraviolet.
Kerugian penggunaan germisida radiasi sinar UV adalah penetrasinya terbatas, pada
panjang gelombang 253,7 nm, diserap oleh banyak bahan dan membuat penggumpalan
organisme dan hal tersebut dilindungi oleh debu dan puing-puing. Untuk menghindari aksi
letal panggunaan radiasi sinar UV sebagai cara sterilisasi tidak direkomendasikan lemak jika
bahan-bahan yang diradiasi sangat bersih dan bebas yang dapat melindungi mikroorganisme.

B. Sterilisasi Secara Kimia


Sterilisasi Gas
Sterilisasi gas digunakan dalam pemaparan gas atau uap untuk membunuh
mikroorganisme dan sporanya. Meskipun gas dengan cepat berpenetrasi ke dalam pori dan
serbuk padat, sterilisasi adalah fenomena permukaan dan mikroorganisme yang terkristal
akan dibunuh. Sterilisasi yang digunakan dalam bidang farmasi untuk mensterilkan bahanbahan dan menghilangkan dari bahan yang disterilkan pada akhir jalur sterilisasi, gas ini tidak
inert, dan kereaktifannya terhadap bahan yang disterilkan harus dipertimbangkan misalnya
thiamin, riboflavin, dan streptomisin kehilangan protein ketika disterilkan dengan etilen
oksida.
Etilen oksida bereaksi sebagai bakterisida dengan alkalis asam amino, hidroksi atau
gugus sulfur dari enzim seluler atau protein. Beberapa lembab dibutuhkan untuk etilen oksida
berpenetrasi dan menghancurkan sel. Kelembaban rendah misalnya minimal 20%, angka
kematian tidak logaritmik (tidak nyata). Tetapi mikroorganisme muncul peningkatan
resistensinya dengan penurunan kelembaban. Dalam prakteknya, kelembaban dalam chamber
pensteril ditingkatkan dari 50-60% dan dipegang untuk suatu waktu pada permukaan dan
kelembaban membran sel sebelum penggunaan etilen oksida.
Etilen oksida bersifat eksplosif ketika dicampur dengan udara. Penghilangan sifat
eksplosif dengan menggunakan campuran etilen oksida dan karbondioksida. Seperti
Carboxide, Oxyfume 20, campuran etilen oksida dengan hidrokarbon terflouronasi seperti
Storoxide 12. keduanya diluent inert yang mempunyai tekanan uap yang tinggi dan bereaksi
sebagai pembakar etilen oksida keluar dari silinder masuk ke dalam chamber steril.
Komponen terfloronasi mempunyai keuntungan over karbondioksida yang disimpan dalam
wadah yang ringan dan campuran mengizinkan tekanan parsial tinggi dari etilen oksida pada
chamber pensteril pada tekanan total yang sama.
Sterilisasi gas berjalan lambat waktu sterilisasi tergantung pada keberadaan kontaminasi
kelembaban, temperatur dan konsentrasi etilen oksida. Konsentrasi minimum etilen oksida
dalam 450 mg/L, 271 Psi, konsentrasi ini 85C dan 50% kelembaban relativ dibutuhkan 4-5
jam pemaparan. Di bawah kondisi sama 1000 mg/L membutuhkan sterilisasi 2-3 jam. Dalam
partikel 6 jam pemaparan etilen oksida digunakan untuk menyiapkan tepi yang aman dan

memperbolehkan waktu untuk penetrasi gas ke dalam bahan sterilisasi. Sisa gas dihilangkan
dengan terminal vakum dilanjutkan oleh pembersihan udara yang difiltrasi. Cara ini
digunakan untuk mensterilkan obat serbuk seperti penisilin, juga telah digunakan untuk
sterilisasi benang, plastik tube. Penggunaan etilen oksida untuk sterilisasi akhir peralatan
parenteral tertentu seperti kertas karf dan lapisan tipis polietilen. Semprot aerosol etilen
oksida telah digunakan untuk mensterilkan daerah sempit dimana dilakukan teknik aseptis.
Gas yang biasa digunakan adalah etilen oksida dalam bentuk murni atau campuran
dengan gas inert lainnya. Gas ini sangat mudah menguap dan sangat mudah terbakar.
Merupakan agen alkilasi yang menyebabkan dekstruksi mikroorganisme termasuk sel-sel
spora dan vegetatif. Sterilisasi dilakukan dalam ruang/chamber sterilisasi.
Sterilisasi menghasilkan bahan toksik seperti etilen klorohidrin yang menghasilkan ion
klorida dalam bahan-bahan. Residu etilen oksida adalah bahan yang toksik yang harus
dihilangkan dari bahan bahan yang disterilkan setelah proses sterilisasi, yang dapat
dilakukan dengan mengubah suhu lebih tinggi dari suhu kamar. Juga perlu dilakukan
perlindungan terhadap personil dari efek berbahaya gas ini.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi ini termasuk kelembaban, konsentrasi gas,
suhu dan distribusi gas dalam chamber pengsterilan. Penghancuran bakteri tergantung pada
adanya kelembaban, gas dan suhu dalam bahan pengemas, penetrasi melalui bahan
pengemas, pada pengemas pertama atau kedua, harus dilakukan, persyaratan desain khusus
pada bahan pengemas.
Mekanisme aksi etilen oksida :
Etilen oksida dianggap menghasilkan efek letal terhadap mikroorganisme dengan
mengalkilasi metabolit esensial yang terutama mempengaruhi proses reproduksi. Alkilasi ini
barangkali terjadi dengan menghilangkan hidrogen aktif pada gugus sulfhidril, amina,
karboksil atau hidroksil dengan suatu radikal hidroksi etil metabolit yang tidak diubah dengan
tidak tersedia bagi mikroorganisme sehingga mikroorganisme ini mati tanpa reproduksi.
C. Sterilisasi Secara Mekanik
Filter Bakteri

Cara kerja dari sterilisasi ini berbeda dari metode lainnya karena sterilisasi ini menghilangkan
mikroorganisme melalui penyaringan dan tidak menghancurkan mikroorganisme tersebut.
Penghilangan mikroorganisme secara fisik melalui penyaring dengan matriks pori ukuran
kecil yang tidak membiarkan mikroorganisme untuk dapat melaluinya.
Cara sterilisasi ini untuk produk berupa cairan yang dapat disaring atau bahan yang
tidak tahan terhadap panas dan tidak dapat disterilkan dengan cara sterilisasi lain. Teknologi
tinggi membran filtrasi meningkatkan penggunaan sterilisasi filtrasi, khusunya jika digunakan
berpasangan dengan sistem proses aseptik.
Keefektifan sterilisasi filtrasi dapat merupakan fungsi magnitude dari beban
mikroorganisme, selama tersumbat pada penyaring dapt terjadi pada konsentrasi yang tinggi
dari mikroorganisme. Tekanan, laju aliran, dan karakteristik dari peenyaring adalah parameter
yang harus dikontrol untuk mencapai sterilisasi pada produk yang dapat diprediksi dan
reproduksibel. Ukuran nominal pori penyaring 0,2 m atau kurang dan penyaring dibuat dari
berbagai jenis bahan seperti selulosa asetat, selulosa nitrat, florokarbonat, polimer akrilik,
polikarbonat, poliester, polivinil klorida, vinil, nilon, politef, dan berbagai tipe bahan lain
termasuk memban logam.
Larutan dapat dibebaskan dari organisme vegetatif dan spora bakteri dengan melalui filter
bakteri, filter bakteri tidak membebaskan larutan dari virus. Bagaimanapun alat ini tidak
mengurangi jumlah dan adanya virus, secara prinsip oleh adsorbsi pada dinding filter dan
penghilangan partikel besar dari bahan yang mengandung virus.
Sterilisasi dengan filter bakteri digunakan untuk larutan farmasetik atau bahan biologi
yang tidak diefektifkan oleh panas. Berbeda dengan metode filtrasi lain, filter bakteri
ditujukan untuk filtrasi bebas bakteri. Metode sterilisasi ini membutuhkan penggunaan teknik
aseptik yang benar. Sediaan obat yang disterilkan dengan metode ini dibutuhkan yang
mengandung bahan, bakteristatik, kecuali dinyatakan lain. Larutan yang ditujukan untuk
injeksi intratekal atau merupakan larutan dosis tunggal intravena dengan volume lebih dari 15
ml, tidak boleh ditambahkan bahan bakterisida. Paraffin cair dan minyak lain, tidak
disterilkan dengan metode ini karena dapat meningkatkan permeabilitas dari filter bakteri.
Untuk membuat larutan bebas dari bakteri dan steril, filter dengan berbagai tipe digunakan.
Tipe ini termasuk filter yang terbuat dari silikon murni (diatomaccus atau klesegurh),

porcelin, asbes dan gelas fritled. Karena alat-alat ini mudah dibersihkan filter seitz yang
menggunakan lapisan asbes dan filter-glass mungkin lebih berguna untuk farmasis.
Filter dengan pori yang lebih kecil menghilangkan bakteri tetapi beberapa filtrasi sangat
lambat untuk tujuan praktis. Dengan meningkatnya kekentalan dari lilin filter sangat
menghasilkan filtrasi yang efektif, tetapi kekurangannya adalah banyak dari bahan aktif
larutan dihilangkan oleh adsorbsi pada lilin. Bagaimanapun, dengan mengatur ukuran pori
dan kekentalan dari filter sampai optimum. Filter dapat menjadi sangat efisien dan sangat
cepat. Faktor lain dari filter bakteri yaitu keseimbangan permukaan antara bahan dari filter
dengan bakteri dari larutan, tekanan yang digunakan, waktu filtrasi, muatan listrik dan filter,
pH dari bahan yang disaring dan absorpsi dari protein dan bahan lain.
Filter seitz
Bagian dari filter ini dibuat dari bahan asbestos yang dijepit pada dasar wadah besi.
Keuntungan utama dari filter seitz adalah lapisan filter dapat dibuang setelah digunakan dan
untuk masalah ini pembersihannya berkurang. Efisiensi dari filter ini tergantung pada
pengembangan serat dan lapisan filter oleh air. Karena larutan alkohol pekat tidak
mengembang, filter ini tidak digunakan untuk mensterilkan larutan yang mengandung alcohol
dengan jumlah besar. Filter ini mampu dengan kapasitas volume dari 30 ml hingga lebih 100
ml.
Kerugian pertama dari filter ini cenderung memberikan komponen magnesium pada
filtrat. Bahan alkalin ini dapat menyebabkan pengendapan dari alkaloid bebas dari garamnya
dan dapat menginaktifkan bahwa yang sensitiv seperti insulin, ekstrak pituitary, epinefrin,
dan apomorphin. Hal ini dapat diatasi dengan perawatan pertama dengan filter dengan
dibasahkan dengan HCl dan kemudian dibilas dengan air.
Kerugian kedua dari seitz adalah permukaan serat dari lapisan filtrat, membuat larutan
tidak cocok untuk injeksi. Ini dapat diatasi dengan menempatkan ayakan dari nilon atau sutra,
di bawah lapisan filter sebelum menempatkan lapisan di dalam filter atau sebuah fritted glass
dapat ditempelkan pada saluran. Kedua untuk menghilangkan serat. Filter seitz juga
cenderung menghilangkan substrat dari filtrate dengan absorpsi.
Filter Swinny

Sebuah adaptasi dari filter seitz, filter swinny mempunyai adaptor khusus yaitu terdiri
dari lapisan asbes, bersama dengan layer dan pencuci. Keutamaan untuk digunakan filter
swinny di bungkus dengan kertas dan autoklaf. Bagian yang dipotong dihubungkan pada
spoit werlock dan cairan dimasukkan ke potongan asbes dengan menggunakan tekanan pada
sal spoit.
Filter Fritted-Glass
Filter Sintered Fritted-Glass dapat dihancurkan oleh kandungan dalam serbuk, tombol
bulat dari gelas digabungkan bersama dengan penggunaan panas untuk menempatkan ukuran
dari bentuk potongan. Permeabilitas dari filter berbanding lurus dengan berkembangnya
ukuran. Setelah potongan dibentuk, potongan disegel dengan pemanasan didalam gelas pirex
seperti corong Buchner.
Filter Berkefeld dan Mandler
Mandler terbuat dari tanah silika murni, asbestos dan kalsium sulfat. Berkefeld disusun juga
dari tanah silika murni. Masing-masing filter bermuatan negatif. Tersedia dalam beberapa
prioritas berdasarkan permeabilitasnya ke dalam air dalam Bekerfeld atau Mandler.
Filter Selas
Filter ini secara kimia, menjadi resistensi terhadap semua larutan yang tidak menyerang
silika. Karena masing-masing partikel meliputi filter semata-mata bersama selama proses
manufaktur, ada bahaya kecil partikel-partikel dari filter jauh dalam larutan.
Filter Candles-Pasteur-Chamberland
Ada pemanasan dengan Bekerfeld tetapi dibuat dari pori porselen tak berkaca dengan
pori kecil yang menghasilkan filtrasi lambat.
IV. Data pengamatan dan perhitungan
BAKTERI
1. Morfologi
Bentuk tubuh bakteri terpengaruh oleh keadaan medium dan oleh usia. Maka untuk
membandingkan bentuk serta ukuran bakteri perlu diperhatikan bahwa kondisi bakteri itu

harus sama, temperature dimana piaraan itu disimpan harus sama, penyinaran oleh sumber
cahaya apapun harus sama, dan usia piaraan pun harus sama. Pada bakteri umumnya dikenal
3 macam bentuk yaitu kokus, basil, dan spiral.
a. Kokus
Kokus berasal dari kata coccus yang berarti bola, jadi kokus adalah bakteri yang bentuknya
serupa bola-bola kecil. Beberapa kokus secara khas ada yang hidupnya sendiri-sendiri, ada
yang berpasangan, atau rantai panjang bergantung. Caranya membelah diri dan kemudian
melekat satu sama lain setelah pembelahan. Golongan kokus tidak sebanyak golongan basil.
Kokus ada yang berdiameter 0,5 m adapula yang diameternya sampai 2,5 m. Pada bentuk
kokus ada beberapa tipe morfologi diantaranya adalah:
1. Streptococcus
Kokus yang bergandeng-gandeng panjang serupa tali leher. Streptococcus dicirikan dengan
sel-sel yang membelah menjadi dua kokus, yang pada pembelahan berikutnya tidak
memisahkan diri, biasanya dengan meninggalkan dua kokkus yang melekat satu sama lain.
Kokus yang senantiasa membelah dalam satu bidang namun tidak memisahkan diri
membentuk rantai kokkus. Berdiameter 0,5 1,2 mikron
2. Sarcina
Kokus yang mengelompok serupa kubus,yaitu kokus membelah ke dalam tiga bidang yang
tegak lurus satu sama lain membentuk paket kubus Berdiameter 4,0 4,5 mikron..
3. Staphylococcus
Kokus yang mengelompok merupakan suatu untaian yaitu kokus yang membelah dalam dua
bidang yang membentuk dua gugusan yang tidak teratur bagaikan buah anggur. Berdimeter
0,8 1,0 mikron
4. Diplococcus
Kokus yang bergandengan dua-dua.
5. Tetracoccus
K okus yang mengelompokkan berempat.
b. Basil
Basil berasal dari kata bacillus yang artinya tongkat pendek atau batang kecil silindris.
Bakteri yang berbentuk basil adalah bakteri yang bentuknya menyerupai tongkat pendek atau
batang kecil silindris. Basil mempunyai bentuk dan ukuran yang beraneka ragam. Ujung
beberapa basillus di antaranya ada yang berupa batang rokok dan ada yang berbentuk seperti
cerutu. Basil juga sama seperti kokkus ada yang bergandeng-gandengan panjang yang disebut
Streptobasil, ada yang bergandengan dua-dua yang disebut diplobasil dan ada yang terlepas

satu sama lain. Ujung-ujung basil yang terlepasa satu sama lain itu tumpul, sedang ujungujung yang masih bergandengan itu tajam. Akan tetapi bila ditinjau dari segi pembelahan
basil membelah hanya dalam satu bidang sehingga disebut sebagai sel tunggal. Beberapa
basil ada yang bentuknya hampir sama dengan kokkus yaitu lebar dan panjangnya sama serta
bentuknya lonjong sehingga disebut koko basil. Basil ada yang lebarnya antara 0,2 sampai
2,0 , sedang panjangnya ada yang satu sampai 15 .
c. Spiral
Spiral adalah bakteri yang bengkok atau tidak lurus atau berbentuk silinder. Bakteri yang
berbentuk spiral itu tidak banyak terdapat. Spiral terbagi menjadi tiga bentuk diantaranya :
1. Vibrio atau bakteri koma
Batang melengkung seperti koma dan kadang membelit seperti huruf S. Mempunyai spiral
yang pendek.
2. Spiril
Bentuknya seperti spiral atau seperti lilitan. Individu-individu sel yang tidak saling melekat.
3. Spirocheta
Bentuknya seperti spiral tetapi pergerakannya sangat aktif yang dimungkinkan karena adanya
flagela yang membelit diketahui bentuk aslinya.
2. Anatomi bakteri
Struktur di luar dinding sel yang dapat dilihat pada mikroskop kekuatan tinggi dengan
memfokuskan satu sel bakteri tunggal maka struktur yang dapat dilihat adalah:
a. Flagellum atau Flagella
Falgella merupakan bentuk seperti rambut dan teramat tipis mencuat menembus dinding sel
dan bermula dari tubuh dasar suatu struktur granular tepat di bawah membran sel dalam
sitoplasma, disebut flagellum (jamak,flagella). Flagellum terdiri dari tiga bagian: tubuh dasar,
struktur seperti kait, dan sehelai filamen panjang di kluar dinding sel. Panjang flagellum
biasanya beberapa kali lebih panjang dari selnya, namun diameternya jauh lebih kecil
daripada diameter selnya, misalnya 10 sampai 20 nm. Flagel merupakan benang-benang
protoplasma yang berpangkal pada titik tepat dibawah membran sel. Flagellum di buat dari
subunit-subunit protein yang disebut untuk pergerakan (motilitas). Tidak semua bakteri punya
flagellum, banyak spesies basillus dan spirilum memilikinya tapi flagellum jarang dijumpai
pada kokus. Dari golongan kokus tidaklah banyak yang dapat bergerak (motil) karena
sebagian golongan kokkus adalah bakteri non motil (tidak bergerak), kalaupun bakteri kokkus
dapat bergerak biasanya hanya mempunyai satu sampai lima flagel saja. Sedangkan dari
golongan spiril banyak dapat bergerak karena mempunyai flagel pada salah satu atau kedua

ujung sel. Golongan basil yang dapat bergerak mempunyai flagel yang tersebar baik pada
ujung-ujung maupun pada sisi.
Berdasarkan tempat kedudukan flagel tersebut bakteri dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.

Jika flagel hanya satu dan flagel itu melekat pada ujung sel maka bakteri tersebut

monotrik
2.

Jika flagel yang melekat pada salah satu ujung itu banyak maka bakteri tersebut disebut

lofotrik
3.

Jika banyak flagel yang melekat pada kedua ujung sel maka bakteri tersebut disebut

amfitrik.
4.

Jika flagel tersebar dari ujung sampai pada semua sisi bakteri maka bakteri tersebut

disebut peritrik.
5.

Jika bakteri tersebut tidak memiliki flagel sama sekali maka bakteri tersebut disebut atrik

Akan tetapi flagela bukanlah satu-satunya sarana untuk bergerak bagi bakteri. Beberapa tipe
memperlihatkan gerakan melata. Bakteri-bakteri ini melata di atas permukaan dengan
gelombang-gelombang yang dihasilkan di dalam protoplasma. Banyak bakteri yang dapat
berenang dalam cairan dengan kecepatan yang mengagumkan mengingat ukuranukurannya
yang sangat kecil.
b. Pili atau Pilus dan Fimbria atau Fimbriae
Pili atau pilus ini banyak dimiliki oleh bakteri gram negatif. Apendiks ini yang disebut pilus
(jamak, pili) merupakan organ tambahan berbentuk benang yan berukuran lebih pendek, lebih
lurus, dan jauh lebih kecil daripada flagela. Pilus F berfungsi dalam pemindahan DNA pada
konjugasi bakteri atau sebagai pintu gerbang bagi masuknya bahan genetik, selama
berlangsungnya perkawinan antar bakteri. Susunan kimia phili terdiri sari protein yang
dinamakan pilia, yaitu heteropolimer dari 18 asam amino yang bersifat antigenic. Beberapa
pili berfungsi sebagai alat untuk melekat pada permukaan yaitu pada jaringan-jaringan hewan
atau tumbuhan yang merupakan sumber nutriennya fimbria ini termasuk golongan yang
disebut lektin.
c. Kapsul (lapisan lendir)
Kebanyakan bakteri mempunyai lapisan lendir yang menyelubungi dinding sel seluruhnya.
Jika lendir ini cukup tebal maka bungkus itu disebut kapsul atau lapisan lendir terdiri atas
hasil metabolisme yang disekresikan misalnya : karbohidrat dan pada species tertentu
mengandung ungsur N atau P. Lendir ini bukan suatu bagian integral dari sel melainkan suatu
hasil pertukaran zat. Kapsul bakteri sangat penting artinya baik bagi bakterinya maupun bagi
organisme lain Bagi bakteri, kapsul merupakan penutup lindung dan juga berfungsi sebagai

gudang cadangan makanan. Kapsul bakteri-bakteri penyebab penyakit tertentu menambah


kemampuan bakteri tersebut untuk menginfeksi. Bakteri yang mempunyai kapsul itu
termasuk bakteri ganas (virulent). Bila bakteri itu kehilangan kapsulnya sama sekali, maka ia
dapat kehilangan virulensinya dan dengan demikian kehilangan kemampuannya
menyebabkan infeksi.
Selain berfungsi sebagai penutup lindung atau melindungi sel dan lingkungan dan sebagai
gudang cadangan makanan, kapsul juga berfungsi sebagai antigen membantu mencegah
ragositosis dan sebagai hasil pembuangan dari sel.
d. Selongsong
Beberapa spesies bakteri, terutama dari lingkungan air tawar dan marin atau tempat yang
kotor atau tempat pembuangan limbah terbungkus di dalam selongsong atau tubul.
Selongsong tersebut terdiri dari senyawasenyawa logam tidak larut, seperti feri dan mangan
okside yang mengendap di sekeliling sel sebagai produk dari kegiatan metaboliknya.
Senyawasenyawa logam ini dibentuk oleh sel dari senyawa-senyawa besi dan mangan terlarut
yang ada di lingkungan tersebut. Selongsong itu dapat meluas di sekitar banyak sel yang
berjajar dari ujung ke ujung, sehingga memberikan kesan pertumbuhan seperti filamen.
Sesungguhnya sel-sel yang terbungkus selongsong itu terdapat tunggal secara berkala mereka
menyembul dari suatu ujung terbuka selongsongnya. Dan mengawali lagi proses baru
pembentukan selongsong. Selongsong bukanlah suatu bagian yang amat diperlukan sel.
Bakteri berselongsong membentuk suatu kelompok utama mikroorganisme. Mereka banyak
dijumpai di dalam habitat air tawar yang kaya akan bahan organic, juga di aliran air kotor dan
di tempat-tempat pembuangan limbah.
e. Tangkai
Spesies-spesies bakteri tertentu dicirikan oleh pembentukan suatu embel-embel setengah
kaku yang memanjang dari sel yang disebut tangkai. Diameter dari apendiks itu lebih kecil
daripada diameter sel yang menghasilkannya.Tangkai ini berfungsi untuk melekat pada
permukaan padat.karena memiliki suatu substansi yang lengket pada ujung yang jauh dari sel.
Bakteri bertangkai banyak di jumpai di lingkungan air tawar dan marin. Di lingkungan
semacam itu kemampuan untuk melekat pada permukaan padat amatlah penting bagi
pertumbuhan dan ketahanan hidupnya.
f. Dinding sel
Dinding sel terletak dibawah substansi ekstraseluler seperti kapsul atau lendir dan diluar
membran sitoplasma terletak di dinding sel adalah suatu struktur yang amat kaku yang
memberikan bentuk pada sel. Fungsi utama dari dinding sel adalah menyediakan komponen

struktural yang kaku dan kuat yang dapat menahan tekanan osmosis yang tinggi disebabkan
kimia tinggi ion organik dalam sel. Tanpa adanya dinding sel, dalam kondisi normal bakteri
akan menyerap air dan pecah. Semua dinding sel, peptidoglikan atau meruein komponen ini
memberi kekakuan yang diperlukan untuk mempertahankan keutuhan sel. Peptidoglikan
adalah molekul yang sangat besar terbuat dari N-asetil muramat dikaitkan tetrapeptida yang
terdiri atas empat asam amino,yaitu : L-alanin, D-alanin, asam D-glutamat, dan lisin atau
asam diaminopimelat, untuk menyediakan tambahan yang diperlukan bagi jembatan molekul
asam amino yang dihubungkan secara menyilang tetrapeptida yang terkait pada asam N-asitil
muramat. Sebagian besar komponen struktur dinding sel berkaitan silang oleh ikatan kovalen,
dan setiap substansi yang menghalangi pembentukan atau pengangkutan masing-masing
komponen ke dinding sel akan melemahkan struktur dan mematikan sel.
Funsi dinding sel yang paling menonjol adalah : memberi perlindungan pada lapisan
protoplasma, berperan dalam reproduksi sel, turut mengatur pertukaran zat dari dalam dan
luar sel, mempengaruhi kegiatan metabolisme.
Bakteri dari komponen dan struktur dinding selnya dapat dibedakan menjadi dua kelompok
yaitu bakteri gram-positif dan bakteri gram-negatif pengelompokan ini didasari teknik
pewarnaan diferensial yang disebut pewarnaan gram.
1. Bakteri gram-positif
Bakteri gram-positif dinding selnya terdiri atas 60-100 persen peptodoglikan dan semua
bakteri gram-positif memiliki polimer iurus asam N-asetil muramat dan N-asetil glukosamin
dinding sel beberapa bakteri gram positif mengandung substansi asam teikoat yang dikaitkan
pada asam muramat dari lapisan peptidoglikan. Asam teikoat ini berwujud dalam dua bentuk
utama yaitu asam teikoat ribitoi dan asam teiokat gliserol fungsi dari asam teiokat adalah
mengatur pembelahan sel normal. Apabila diberi pewarna gram menghasilkan warna ungu
2. Bakteri gram-negatif
Dinding sel gram negatif mengandung 10-20 % peptidoglikan, diluar lapisan peptidoglikan
ada struktur membran yang tersusun dari protein fostolipida dan lipopolisakarida.

V. Pembahasan
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau
secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh
mikroorganisme patogen. Disinfektan yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat

digunakan dan bahan ini dinamakan antiseptik. Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat
atau menghancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada
benda mati. Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya tergantung
dari toksisitasnya. (ana,2011)
Desinfektan akan membantu mencegah infeksi terhadap pasien yang berasal dari peralatan
maupun dari staf medis yang ada di RS dan juga membantu mencegah tertularnya tenaga
medis oleh penyakit pasien. Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada
benda mati.
Kriteria desinfeksi yang ideal:
-

Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu kamar,


Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur dan kelembaban,
Tidak toksik pada hewan dan manusia,
Tidak bersifat korosif,
Tidak berwarna dan meninggalkan noda,
Tidak berbau/ baunya disenangi,
Bersifat biodegradable/ mudah diurai,
Larutan stabil,
Mudah digunakan dan ekonomis,
Aktivitas berspektrum luas.

Tujuan dari sterilisasi dan desinfeksi adalah:

Mencegah terjadinya infeksi,

Mencegah makanan menjadi rusak,

Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri,

Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam melakukan biakan


murni.

Denaturasi merupakan konformasi alamiah menjadi suatu konformasi yang tidak


menentu.(anna,2009).
Beberapa jenis protein sangat peka terhadap perubahan lingkungannya. Suatu protein
mempunyai arti bagi tubuh apabila protein tersebut di dalam tubuh dapat melakukan aktivitas
biokimiawi yang menunjang kebutuhan tubuh. Aktivitas ini banyak tergantung pada struktur
dan konformasi molekul protein yang tepat. Apabila konformasi molekul protein berubah,

misalnya oleh perubahan suhu, pH, atau karena terjadinya suatu reaksi dengan senyawa lain,
ion-ion logam, maka aktivitas biokimiawi nya akan berkurang. Enzim adalah suatu protein
yang mempunyai aktivitas biokimiawi sebagai katalis dalam tubuh. Oleh perubahan suhu atau
pH, aktivitas enzim akan mengalami perubahan. Karena itu tiap enzim mempunyai pH dan
suhu tertentu yang menyebabkan aktivitasnya mencapai keadaan optimum. Ion-ion logam
berat yang masuk kedalam tubuh akan bereaksi dengan sebagian protein, sehingga
menyebabkan koagulasi atau penggumpalan. Dengan demikian protein tersebut mengalami
perubahan konformasi serta posisi nya, sehingga aktivitasnya berkurang atau kemampuannya
menunjang aktivitas organ tubuh tertentu hilang dan dikatakan mengalami keracunan .
(ana,2006).
Proses denaturasi kadang-kadang dapat berlangsung secara reversibel, kadang-kadang
tidak. Penggumpalan protein biasanya didahului oleh proses denaturasi yang berlangsung
dengan baik pada titik isoelektrik protein tersebut.(ana,2006)
Protein akan mengalami koagulasi apabila dipanaskan pada suhu 50oC atau lebih.
Koagulasi ini hanya terjadi apabila larutan protein berada pada titik isoelektriknya. Protein
yang terdenaturasi pada titik isoliktriknya masih dapat larut pada pH diluar titik isoliktrik
tersebut. Air ternyata diperlukan untuk proses denaturasi oleh panas. (ana,2006)

VII. Daftar Pustaka


-

Pelczar, michael and chan, e.s.c.2006.Dasar-Dasar Mikrobiologi jilid 1.jakarta:UI-

Press
Poedjiadji, anna and supriyanti, titin.2009.Dasar-Dasar Biokimia.Jakarta:UIP
http://dweeja.wordpress.com/2010/05/21/laporan-sterilisasi
http://zaifbio.wordpress.com/category/mikrobiologi/

Anda mungkin juga menyukai