Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Deh5 wasa ini perkembangan pencarian minyak bumi dan gas
lepas pantai atau yang terkenal dengan sebutan pengeboran lepas
pantai semakin marak, seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang berkembang semakin pesat. Dengan semakin
maraknya pengeboran minyak lepas pantai, pembangunan kapalkapal jenis supply, utiliiy dan anchor handling yang notabene
merupakan sarana transportasi laut yang paling vital dilokasi
pengeboran minyak lepas pantai, juga semakin marak.
Untuk memenuhi kebutuhan transportasi tersebut, perusahaan
pelayaran tidak cukup dengan menyediakan kapal-kapal dalam jumlah
yang banyak saja, tetapi kapal-kapal harus merupakan armada yang
tangguh yang dilengkapi dengan tenaga-tenaga pelaut yang potensial,
terampil
dan
bertanggung
jawab,
dalam
upaya
pencegahan
dalam upaya
pencegahan kecelakaan
dalam
kepedulian awak
makalah
ini
dengan
judul:
"MENINGKATKAN
dan
menganalisis
penyebab
dari
penulis
kepada
pembaca
dalam
meningkatkan
mengatasi
permasalahan
yang
terkait
dengan
awak
kapal,
ceroboh
di
dalam
menggunakan
alat
landasan
teori
untuk
dapat
memecahkan
permasalahan.
BAB II
FAKTA DAN PERMASALAHAN
A. Fakta
1. Obyek Penelitian
Yang menjadi obyek penelitian makalah ini adalah sewaktu penulis
bekerja di atas kapal MV Bestlink 8, periode 2013 sampai 2014.
: BESTLINK 8
Builders
Flag
: Indonesia
PortofRegistry
: Batam Indonesia
IMO/Call Sign
: 9640229 / YHRJ
Year Built
: 2013
VesselType
LengthOverall
: 42.75m
Beam
: 8.00m
Design Draft
: 2.0m
Main Engine
(Hp/Rpm)
2. Fakta Kondisi
a. Terjadinya Kecelakaan Kerja Pada ABK Saat Bongkar
Muat dari kapal ke platform di Lokasi Pengeboran Minyak
Lepas Pantai
Dalam keadaan sehari-hari di atas kapal sebagian anak
buah kapal dalam menjalankan pekerjaannya nampak kurang
bertanggung jawab atas tugas yang telah diberikan oleh
atasannya ataupun oleh perusahaan. Pelaksanaan kerja
dilakukan hanya untuk menghabiskan waktu tugas yang telah
ditentukan dan dilaksanakannya sehingga hasil yang dicapai
6
bongkar
muat
di
lokasi
PHE-5
tgl
pergerakan
tangannya terluka.
Akibat dari kejadian ini semua kegiatan bongkar muat ke
Platform PHE-5 dihentikan sementara.Tentunya ini membawa
dampak juga pada pekerjaan.Pekerjaan menjadi tertunda dan
tidak dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Efek lain dari
harus
ditindaklanjuti
dengan
membuat
laporan
tentunya
mempergunakanan
mereka
alat-alat
akan
bekerja
keselamatan
kerja
tanpa
untuk
keselamatan
kerja
Protection
Equipment)
setelah
di
kapal
PPE (Personal
digunakan
tidak
segera
rusaknya
peralatan
tersebut
tentunya
tanyakan
ternyata
ABK
tersebut
sudah
biasa
mempunyai
tanggung
jawab
dalam
10
Pengawasan
Terhadap
ABK
Dalam
perawatan
kapal,
diperlukan
suatu
11
pengawasan
dari
para
perwira
kapal
mengakibatkan ABK yang melakukan proses perawatan alatalat keselamatan tidak menggunakan kegiatan perawatan
yang telah ada namun ABK menggunakan caranya sendiri,
sehingga berakibat banyak alat-alat keselamatan yang tidak
terawat dengan baik. Ditambah dengan kelalaian dari perwira
dek yang tidak melakukan pengawasan terhadap ABK secara
terus menerus selama ABK melakukan pekerjaan. Guna
menghindari pengawasan secara terus menerus terhadap
ABK dek disaat bekerja, maka sebaiknya diadakan pelatihan
pelatihan secara berkala dan terencana agar mereka lebih
terampil dan profesional dalam melakukan tugas-tugasnya.
d. Perlengkapan Alat Keselamatan Tidak Terawat Dengan
Baik
Dilain pihak dalam mengoperasikan kapal dengan jam
kerja yang padat dimana untuk melakukan suatu perawatan
terhadap kapal itu sendiri beserta peralatannya sering timbul
kendala-kendala. Dengan suatu sistim kerja yang sangat sibuk
dan memerlukan suatu konsentrasi yang tinggi dari semua
para ABK di kapal dapat mengakibatkan tidak jalannya sistem
manajemen keselamatan (SMS).
Bestlink 8 adalah kapal yang melayani Oil Field (daerah
pengeboran minyak lepas pantai) dan mempunyai jenis kerja
yang beraneka ragam.Dari mengangkut pekerja Rig atupun
Platform, juga mengantar muatan peralatan kebutuhan Rig
12
kerja
menjadi
lebih
serius
dan
harus
dilaksanakan berkesinambungan.
e. Kurangnya Koordinasi Sebelum Bekerja
Kecelakaan kerja yang pemah terjadi di atas kapal sering
disebabkan oleh faktor dari kesalahan manusia yang bisa
disebabkan oleh tidak adanya koordinasi kerja yang tidak
berjalan karena berbagai masalah yang di hadapi oleh para
pekerja atau ABK itu sendiri yang mungkin karena lamanya
masa kerja yang sudah dijalani atau karena tekanan dari
pekerjaan yang dilakukannya.Dimana dari pengamatan yang
penulis lakukan para ABK tersebut menghadapi tekanan kerja
dari atasannya yang dapat menyebabkan ABK tersebut
kehilangan kontrol dan konsentrasinya dalam melakukan
pekerjaannya. Dan juga lingkungan kerja yang tidak kondusif,
Ini terkadang timbul di kapal itu sendiri karena tidak
harmonisnya atau ada suatu ketidak cocokkan antar sesama
ABK yang dapat berpengaruh pada kinerja mereka sehingga
tidak dapat tercapai hasil yang optimal.
pengenalan
atau
familiarisasi
alat-alat
diperlukan
suatu
kerjasama
yang
baik
untuk
14
arahan
dan
pandangan
kepada
ABK
akan
BAB III
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
ABK yang peduli di dalam menggunakan alat-alat keselamatan
kerja di atas kapal merupakan suatu keharusan. Dengan memiliki ABK
15
16
sesuai
harus
disiapkan
sebelum
berlayar,
harus
dikenal,
digunakan
disetiap
pekerjaan
sesuai
dengan
jenis
perannya
dalam
17
telah
penulis
kemukakan
pada
Bab
III,
kepedulian
ABK
dalam
menggunakan
alat
alat
Penggunaan
Alat-Alat
Keselamatan
tidak
tentang
prosedur
kerja
perlu
sering
18
kebingungan
pada
ABK
ketika
akan
rendahnya
kesadaran
ABK
tentang
alat
briefing
cara
untuk
meningkatkan
kesadaran
ABK
dalam
dilaksanakannya
Familiarisasi
Kepada
ABK
peralatan
keselamatan
sehingga
19
uraian
pada
bab
sebelumnya
diketahui
bahwa
permasalahan utama yang akan dibahas lebih lanjut pada bab ini
adalah: "Kurangnya kepedulian ABK dalam menggunakan alat alat
keselamatan
kerja"
yang
disebabkan
oleh
kurangnya
upaya
meningkatkan
potensi
kerja
ABK
menambah
percaya
diri ABK
dalam
melakukan
training
adalah
dimaksudkan
untuk
suatu kegiatan
dari
memperbaiki
dan
20
mengembangkan
pengetahuan
sikap,
tingkah
karyawanya
laku,
sesuai
kepedulian
dengan
dan
keinginan
penggunaan
alat-alat
keselarnatan
perlu
alat-alat
keselamatan
yang
buruk
akan
jaminan.
Kurangnya
pemeliharaan
alat-alat
21
tentang
keamanan
dan
keselamatan kerja).
4) Follow Established Procedures (Mengikuti aturan yang
sudah ditetapkan).
5) Performannce Monitoring (pengawasan basil kerja).
Plan Maintenance Programme (Program rencana kerja).
6) Good House Keeping (kebersihan/kerapian).
Dari unsur- unsur tersebut di atas maka setiap Anak
Buah Kapal (ABK) akan selalu mengingat: Think Safety, Act
Safety, Be Safety (Memikirkan Keselamatan, Bertindak
Keselamatan, Melakukan Keselamatan).
Latihan - latihan keselamatan harus dilaksanakan sesuai
prosedur dan pelaksanaan di dalam SMS.Latihan harus dalam
keadaan mencerminkan situasi darurat dan harss diarahkan
untuk memastikan bahwa anak buah kapal memenuhi standar
SMS perusahaan dan menambah kepercayaan diri dalam
mengendalikan
situasi
kecelakaan.Pembiasaan
yang
dengan
timbul
tugas
bila
SMS
terjadi
diperlukan
bagi
para
ABK,
untuk
meningkatkan
pengetahuan mereka.
b. Pengenalan Prosedur Kerja oleh Chief Officer
Pengenalan prosedur kerja di atas kapal sangat
diperlukan. Pengenalan prosedur kerja di sini dalam arti suatu
22
ABK
diharapkan
dapat
menggunakan
peralatan
dalam
kutipan
buku
sistem
manajemen
pelindung diri
23
2. Rendahnya
Kepedulian
ABK
Dalam
Penggunaan
Alat
Keselamatan Kerja
Pemecahannya adalah dengan cara:
a. Safety Breefing Tentang Pentingnya Dalam Penggunaan
Alat Keselamatan Oleh Chief Officer
Kecelakaan kerja merupakan hal yang tidak diinginkan
terjadi di atas kapal.Oleh karena itu ABK yang bekerja di atas
kapal perlu diberikan pelatihan dalam penggunaan alat-alat
keselamatan kerja.Untuk meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran ABK tentang peralatan keselamatan, maka perlu
diadakan pendidikan di atas kapal. Pendidikan di atas kapal
dapat dilakukan dengan memberikan buku-buku petunjuk
mengenai alat-alat keselamatan kerja yang ada di atas kapal
Buku-buku petunjuk mengenai peralatan keselamatan ini
sangat bermanfaat bagi ABK baik ABK baru maupun ABK
yang sudah lama bekerja di atas kapal agar dapat
meningkatkan
pengetahuan
ABK
tentang
alat-alat
breefing
secara
berkala
di
atas
kapal
untuk
pengetahuan
yang
memadai
tentang
alat-alat
25
1)
2)
3)
4)
awak
kapal
yang
ada
di
atas
kapal,
sudah
berpengalaman
pun
perlu
belajar
dan
mereka.
berpengalaman
Begitu
pula
memerlukan
ABK
juga
lama
yang
telah
latihan-latihan
untuk
26
jelek.
Sebelum
safety
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan
melakukan
identifikasi
masalah
dan
altematif
kepedulian
ABK
dalam
menggunakan
alat-alat
ceramah
dan
familiarisasi
tentang
27
sendiri.
3. Latihan penggunaan alat-alat keselamatan yang tidak terjadwal
mengakibatkan ABK kurang peduli dalam menggunakan alat-alat
keselamatan kerja.
4. Kurangnya kepedulian ABK terhadap penggunaan alat-alat
keselamatan kerja juga disebabkan oleh kurangnya pengenalan
prosedur kerja di atas kapal.
B. Saran
Untuk rnencegah terjadinya kecelakaan kerja di atas kapal maka
dapat disarankan sebagai berikut :
1. Chief Officer / Safety Officer di atas kapal hendaknya dapat
meningkatkan
keselamatan
kepedulian
kerja
kepada
dalam
ABK
penggunaan
agar
ABK
alat-alat
dapat
selalu
penggunaan
alat-alat
keselamatan
kerja
serta
28
DAFTAR PUSTAKA
29
Samudra Jakarta.
International Maritime Organization (1996), STCW 95, London.
30